CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: eltoro

INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]

   Close [Copy link]
Post time 1-11-2011 11:41 PM | Show all posts
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 1-11-2011 23:44

Reply 1220# audreyhepburn
ooii tanteeeeeeehhhh audrey... udah itu diatas,... sama persis...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-11-2011 11:48 PM | Show all posts

PT.PINDAD Kembangkan Panser Kanon dan IFV Kerja sama Dengan Korea Selatan

Jurnas.com | PT Pindad akan melakukan pengembangan Panser Canon 6x6. Pengembangan yang didasarkan pada Panser 6x6 Anoa ini, akan menghasilkan Kavaleri (Canon 90 mm) dan Infanteri Fighting Vehicle (Canon 20 mm). “Rencananya kami akan melakukan kerja sama dengan Korea Selatan pada 2012,” kata Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11).

Pengembangan panser ini, tambah dia, juga untuk mendukung satuan Korps Marinir TNI AL terhadap kebutu*an kebutu*an panser amfibi. Selain itu, PT Pindad akan melakukan peremajaan medium tank dengan perkiraan harga per unit mencapai Rp 35 miliar. “Pengembangannya memakan waktu 1,5-2 tahun,” kata Tri.

Dia berharap, pada 2014 nanti, medium tank ini sudah bisa unjuk kemampuan di hadapan masyarakat. Tri juga mengatakan, perusahaan BUMN Industri Pertahanan itu akan menjalankan program retrofit tank AMX-13 beroda rantai untuk peningkatan daya gerak, daya gempur, fungsi optik, dan komunikasi.

Menurutnya, program ini akan memakan anggaran Rp400 miliar selama lima tahun. “Ini kami lakukan dalam rangka proses penguasaan rancang bangun dan industrialisasi ranpur kanon Indonesia,” katanya.

sumber: http://www.jurnas.com/news/43799 ... 1/Nasional/Keamanan

===================================

kita doakan agar berjalan lancar
Reply

Use magic Report

Post time 1-11-2011 11:54 PM | Show all posts
Reply  audreyhepburn
ooii tanteeeeeeehhhh audrey... udah itu diatas,... sama persis...
wongedandotcom2 Post at 1-11-2011 23:41



    uuuuuuuuh..sorry my bad...gak liat..hixxx..
Reply

Use magic Report

Post time 2-11-2011 12:01 AM | Show all posts
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 2-11-2011 11:10

Reply

Use magic Report

Post time 2-11-2011 01:11 PM | Show all posts
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 2-11-2011 13:12

PT DI Nyatakan Mampu Remajakan F-16



2 November 2011, Bandung (Jurnas.com): PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan kemampuannya untuk melakukan retrofit (peremajaan) pesawat, termasuk pesawat tempur F-16 yang akan dihibahkan Amerika Serikat pada Indonesia melalui TNI AU.

Direktur Teknik Teknologi dan Pengembangan PT DI Dita Ardonni Jafri mengatakan, yang dibutu*kan PT DI hanya kepercayaan dan penghargaan.

“Jika tak sesuai dengan penghargaan yang kami terima, buat apa,”kata Ardoni di Bandung Jawabarat, Selasa (1/11).

Menurut Donni, lebih baik PT DI tidak dilibatkan jika nilai proyek retrofit pesawat tersebut tidak sesuai. “Kalau nilainya signifikan kita kerjakan tapi jika tidak PT DI tidak perlu dilibat," imbuhnya.

Soal kemampuan, Donni meyakinkan PT DI mampu mengerjakan proyek tersebut. Dia katakan, PT DI sudah terbiasa melakukan integrasi untuk avionik. Untul hal seperti ini, PT DI sudah memiliki pengalaman saat mengintegrasikan pesawat di Turki.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat berdalih retrofit F-16 hibah dari Amerika Serikat tidak dilakukan di Indonesia karena beban biaya membawa pesawat ke tanah air dan ketidaklengkapan alat serta sumber daya PT DI.

Lisensi Habis, PT DI butu* Proyek Pengembangan Pesawat

Akibat krisis keuangan yang sempat menimpa PT Dirgantara Indonesia, perusahaan pesawat terbang nasional ini kehilangan lisensi beberapa pesawat yang sebelumnya bisa diproduksi.

Direktur Teknik Teknologi dan Pengembangan PT. DI Dita Ardonni Jafri berharap, pemerintah dapat memberi bantuan agar PT DI bisa terus hidup.

"Lisensi produksi helikopter kita telah habis,"kata Ardonni di kantor PT DI di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11).

Menurut dia, habisnya lisensi pembuatan pesawat ini dikarenakan PT DI telah mencapai kapasitas produksi yang ditentukan. Untuk mengatasi persoalan ini, Ardonni berharap pemerintah dapat membantu dengan memberikan proyek pembuatan pesawat agar PT DI dapat terus hidup.

Namun, menurut Ardonni, akan lebih baik jika pemerintah memberikan proyek jangka panjang agar pengembangan pesawat baru bisa terus dilakukan.

“Selama ini pemerintah memberikan proyek setahun, setahun. Ini membuat kami kesulitan. Lebih baik jangka panjang, dengan jumlah yang besar,”kata Ardonni.

Lisensi milik PT DI yang saat ini telah habis diantaranya lisensi untuk helikopter Super Puma dan NBell-412.

Selain itu, ada beberapa pesawat yang akan dikembangkan PT DI. CN-235 Next G, Pesawat Twin Outer N-219 yang difungsikan untuk pengamanan wilayah Indonesia bagian timur, IF-X / KF-X yang merupakan Joint Production dengan Korea Selatan, Roket RHan 122 yang sekarang sudah dipesan Kemhan sebanyak 1000 buah, dan helikopter tempur Bumblebee. “Tapi kalau tak ada proyek, kami tak bisa melakukan pengembangan ini,”kata Ardonni.

Pemerintah Komitmen Bangun Industri Pertahanan

Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskomblik) Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk menggunakan alutsista dalam negeri. Komitmen ini turut didukung DPR yang meminta TNI/Polri untuk menggunakan produk alutsista dalam negeri.

Menurut Kapuskomblik, komitmen pemerintah terlihat dari pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang bertujuan mencapai kemandirian alutsista.

“Dengan adanya komitmen ini, ke depan industri pertahanan akan lebih maju,” katanya di Bandung, Jawa Barat (1/11).

Selain itu, saat kunjungannya untuk melihat prototipe pesawat C-295 26 Oktober lalu, presiden telah menginstruksikan untuk menghidupkan PT DI.

Hartind menambahkan, sebagai salah satu komitmen pengembangan PT DI, industri pesawat terbang ini telah menandatangani kontrak untuk permodalan senilai 2 triliun rupiah dengan Bank Rakyat Indonesia.

“Pengucuran dana akan dimulai pada 2012, sebesar Rp 1 triliun,” katanya.

http://www.jurnas.com/news/43821/PT_DI_Nyatakan_Mampu_Remajakan_F-16/1/Ekonomi/Ekonomi
Reply

Use magic Report

Post time 2-11-2011 06:48 PM | Show all posts
Lisensi Produksi Helikopter Habis, PT DI butu* Proyek Pengembangan Pesawat

Jurnas.com | AKIBAT krisis keuangan yang sempat menimpa PT Dirgantara Indonesia, perusahaan pesawat terbang nasional ini kehilangan lisensi beberapa pesawat yang sebelumnya bisa diproduksi.

Direktur Teknik Teknologi dan Pengembangan PT. DI Dita Ardonni Jafri berharap, pemerintah dapat memberi bantuan agar PT DI bisa terus hidup.

"Lisensi produksi helikopter kita telah habis,"kata Ardonni di kantor PT DI di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11).

Menurut dia, habisnya lisensi pembuatan pesawat ini dikarenakan PT DI telah mencapai kapasitas produksi yang ditentukan. Untuk mengatasi persoalan ini, Ardonni berharap pemerintah dapat membantu dengan memberikan proyek pembuatan pesawat agar PT DI dapat terus hidup.

Namun, menurut Ardonni, akan lebih baik jika pemerintah memberikan proyek jangka panjang agar pengembangan pesawat baru bisa terus dilakukan.

“Selama ini pemerintah memberikan proyek setahun, setahun. Ini membuat kami kesulitan. Lebih baik jangka panjang, dengan jumlah yang besar,”kata Ardonni.

Lisensi milik PT DI yang saat ini telah habis diantaranya lisensi untuk helikopter Super Puma dan NBell-412.

Selain itu, ada beberapa pesawat yang akan dikembangkan PT DI. CN-235 Next G, Pesawat Twin Outer N-219 yang difungsikan untuk pengamanan wilayah Indonesia bagian timur, IF-X / KF-X yang merupakan Joint Production dengan Korea Selatan, Roket RHan 122 yang sekarang sudah dipesan Kemhan sebanyak 1000 buah, dan helikopter tempur Bumblebee. “Tapi kalau tak ada proyek, kami tak bisa melakukan pengembangan ini,”kata Ardonni.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 2-11-2011 06:50 PM | Show all posts
PT DI Nyatakan Mampu Remajakan F-16

2 November 2011, Bandung (Jurnas.com): PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan kemampuannya untuk melakukan retrofit (peremajaan) pesawat, termasuk pesawat tempur F-16 yang akan dihibahkan Amerika Serikat pada Indonesia melalui TNI AU.

Direktur Teknik Teknologi dan Pengembangan PT DI Dita Ardonni Jafri mengatakan, yang dibutu*kan PT DI hanya kepercayaan dan penghargaan.

“Jika tak sesuai dengan penghargaan yang kami terima, buat apa,”kata Ardoni di Bandung Jawabarat, Selasa (1/11).

Menurut Donni, lebih baik PT DI tidak dilibatkan jika nilai proyek retrofit pesawat tersebut tidak sesuai. “Kalau nilainya signifikan kita kerjakan tapi jika tidak PT DI tidak perlu dilibat," imbuhnya.

Soal kemampuan, Donni meyakinkan PT DI mampu mengerjakan proyek tersebut. Dia katakan, PT DI sudah terbiasa melakukan integrasi untuk avionik. Untul hal seperti ini, PT DI sudah memiliki pengalaman saat mengintegrasikan pesawat di Turki.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat berdalih retrofit F-16 hibah dari Amerika Serikat tidak dilakukan di Indonesia karena beban biaya membawa pesawat ke tanah air dan ketidaklengkapan alat serta sumber daya PT DI.
Reply

Use magic Report

Post time 2-11-2011 06:55 PM | Show all posts
PT PAL: Filipina Sudah Pesan Satu Buah LPD

[SURABAYA] Indonesia sudah saatnya membangun kapal sendiri baik untuk kapal perang maupun kapal sipil.

"PT PAL Indonesia mampu untuk bangun kapal sendiri," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum, PT PAL Indonesia, Soewoko Kartanegara, kepada rombongan wartawan dari Kementerian Pertahanan di Surabaya, Rabu (2/11).

Menurut Soewoko, sampai saat ini sebanyak 70 persen komponen kapal yang dibuat PT PAL Indonesia diimpor. "Memang disayangkan negara maritim kok tapi sepertinya perusahaan kapal-nya tak didukung," kata dia.

Soewoko mengharapkan, ke depan semua kebutu*an kapal dalam negeri baik kapal perang maupun kapal niaga (sipil) dibuat di PT PAL Indonesia. "Saya sangat mendukung dengan adanya Komite Kebijakan Industri Strategis Pertahanan (KKISP) yang dibentuk pemerintah," kata Soewoko.

KKISP intinya semua peralatan pertahanan harus menggunakan produksi dalam negeri.

Menurut Soewoko, permasalahan yang dialami sehingga PT PAL Indonesia sampai saat ini mati suri adalah tidak adanya keberlanjutan order kapal dari pemerintah termasuk konsumen lainnya.

Untuk itu, ia mengusulkan agar pemerintah dan DPR membuat UU untuk kelanjutan order kapal atau peralatan perang untuk pertahanan negara. "Kita butu* order yang lama, dengan ini industri pertahanan seperti PT PAL Indonesia bisa hidup secara ekonomi," kata dia.

Permasalahan lain, kata dia, adalah saat ini jumlah sumber daya manusia (SDM) PT PAL Indonesia jumlahnya terbatas dan sudah berusia 47 tahun ke atas. Pada tahun 1980 jumlah karyawan PT PAL Indonesia sebanyak 6.000 orang. Sekarang tinggal 1.600 orang dan 80 orang diantaranya tenaga ahli. "Tidak adanya regenerasi SDM karena kurang dana. Namun, sekarang kita mulai rekrut SDM baru lagi," kata dia.

Menurut Soewoko, harga sebuah kapal yang dibuat PT PAL Indonesia minimal US$ 220 juta per unit.

Ia mengatakan, Filipina sudah memesan satu kapal perang jenis Landing Platform Dog (LPD) ke PT PAL Indonesia. "Namun pembangunan kapal ini nanti, 70 persen komponennya tetap diimpor," kata dia.

Kapal jenis LDP digunakan untuk angkut peralatan perang seperti senjata, amunisi dan tank dan panser.

Soewoko meminta TNI dan Polri agar percayakan kepada PT PAL Indonesia untuk membuat kapal untuk kepentingan pertahanan. "Pihak swasta juga kita minta pesanlah kapal ke PT PAL Indonesia," kata dia.

Menurut Soewoko, sejak berdiri tahun 1980, PT PAL Indonesia bertugas bangun kapal TNI termasuk Polri, bangun kapal sipil, perawatan umum dan perawatan kapal. [E-8]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 2-11-2011 07:12 PM | Show all posts
PT Pindad Kembangkan Panser Kanon Dan IFV Kerjasama Dengan Korsel

Jurnas.com | PT Pindad akan melakukan pengembangan Panser Canon 6x6. Pengembangan yang didasarkan pada Panser 6x6 Anoa ini, akan menghasilkan Kavaleri (Canon 90 mm) dan Infanteri Fighting Vehicle (Canon 20 mm). “Rencananya kami akan melakukan kerja sama dengan Korea Selatan pada 2012,” kata Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11).

Pengembangan panser ini, tambah dia, juga untuk mendukung satuan Korps Marinir TNI AL terhadap kebutu*an kebutu*an panser amfibi. Selain itu, PT Pindad akan melakukan peremajaan medium tank dengan perkiraan harga per unit mencapai Rp 35 miliar. “Pengembangannya memakan waktu 1,5-2 tahun,” kata Tri.

Dia berharap, pada 2014 nanti, medium tank ini sudah bisa unjuk kemampuan di hadapan masyarakat. Tri juga mengatakan, perusahaan BUMN Industri Pertahanan itu akan menjalankan program retrofit tank AMX-13 beroda rantai untuk peningkatan daya gerak, daya gempur, fungsi optik, dan komunikasi.

Menurutnya, program ini akan memakan anggaran Rp400 miliar selama lima tahun. “Ini kami lakukan dalam rangka proses penguasaan rancang bangun dan industrialisasi ranpur kanon Indonesia,” katanya.
Reply

Use magic Report

Post time 2-11-2011 07:14 PM | Show all posts
PT. PINDAD butu* Dukungan Pemerintah

Indonesia yang tengah gencar melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk mengejar minimum essential forces membuka pasar industri pertahanan semakin lebar. Namun begitu, BUMN Industri Pertahanan Indonesia, masih kesulitan menyesuaikan tantangan ini. “Kebutu*an alutsista 2010-2014 ini cukup besar, munisi untuk pemenuhan MEF juga besar, tapi kami masih terkendala dalam pemenuhannya,” kata Direktur Produk Manufaktur PT Pindad Tri Hardjono di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11).

Tri menjabarkan, kondisi PT Pindad saat ini memerlukan dukungan untuk bangkit. Mesin produksi yang dimiliki PT Pindad saat ini, kata dia, kurang optimal sehingga berdampak pada hasil produksi. SDM yang dimiliki rata-rata memasuki usia tak produktif yaitu 43 tahun. Selain itu, beban fixed cost yang tinggi, dan modal kerja yang sangat terbatas membuat PT Pindad tak bisa bekerja secara optimal.

Padahal, menurut Tri, peluang pasar kebutu*an alutsista pada 2010-2014 cukup besar. Dia mencontohkan, kebutu*an senjata ringan (jatri) dan senjata pokok (jatpok) pada periode tersebut mencapai 126.248 pucuk atau senilai Rp1,315 miliar. Kendaraan taktis mencapai 693 unit atau senilai Rp339 miliar, dan kendaraan tempur 424 unit atau senilai Rp. 10,782 milyar. “Keseluruhan peluang pasar mencapai Rp13,664 miliar,” kata Tri.

Untuk memenuhi MEF, lanjut Tri, kebutu*an terhadap munisi juga besar. Dia mencontohkan, kebutu*an munisi kaliber kecil mencapai 675.623.042 butir atau senilai Rp2,649 miliar. Granat meriam sekitar 1.546.617 buah atau bernilai Rp5,954 miliar. “Keseluruhan nilainya mencapai Rp12,781 miliar,” katanya.

Sumber: Jurnas
Reply

Use magic Report

Post time 2-11-2011 10:35 PM | Show all posts


Reply

Use magic Report

 Author| Post time 2-11-2011 11:15 PM | Show all posts
ni cerita intel lagi ngapain pak ?

nyelundupin sabu2
Reply

Use magic Report

Post time 3-11-2011 05:17 PM | Show all posts
RI-Sri Lanka Jajaki Kerjasama Militer

TNI-AL dan Angkatan Laut Sri Lanka sepakat untuk meningkatkan dan memperluas kerja sama kedua pihak, antara lain kerja sama latihan bersama antiteror. Sri Lanka masih digelayuti masalah laten Macan Tamil Eelam yang cara beroperasi sering mengandalkan teror.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, dengan Kepala Staf Angkatan Laut Sri Lanka, Laksamana Madya DWAS Dissanayake, di Markas Besar TNI-AL di Cilangkap, Jakarta Rabu.

Juru Bicara TNI-AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, mengatakan, secara umum kerja sama angkatan laut kedua negara telah berjalan baik. Dalam pertemuan itu dibahas beberapa kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan kedua pihak seperti pendidikan dan latihan, serta pertukaran perwira.

"Pada kesempatan itu kedua angkatan laut juga sepakat untuk menjajaki kemungkinan latihan bersama antiteror," katanya. Korban Macan Tamil Eelam itu juga termasuk Perdana Menteri (saat itu) Rajiv Gandhi, yang tewas bersama perempuan relawan bom bunuh diri, di India.

Pemerintah Sri Lanka sebelumnya harus menghadapi pemberontak Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE). Sejak 1980, melalui perang berkepanjangan ruang gerak Macan Tamil menyempit menjadi satu daerah seluas 21 kilometer persegi di Mullaitivu Tengah.

Semula area yang mereka kuasai lebih dari 15.000 kilometer persegi dan semakin menyempit ketika serangan militer saat ini dilancarkan pada 2006. Lebih dari 70.000 orang telah tewas dalam salah satu perang saudara terlama di dunia itu.

Selain kerja sama untuk peningkatan profesionalisme prajurit matra laut kedua negara, pada pertemuan tertutup itu Kasal Sri Lanka juga menawarkan salah satu produk industri pertahanannya yakni kapal perang ukuran sedang.

Selain mempererat kerja sama pendidikan, pihak militer Sri Lanka juga membuka kesempatan peluang bagi pengusaha Indonesia di bidang peralatan pendukung militer non-tempur, seperti pakaian seragam, sepatu, dan ransum.
Reply

Use magic Report

Post time 3-11-2011 05:22 PM | Show all posts
PT PAL butu* mitra Bangun Kapal Selam

Jurnas.com | DIREKTUR SDM dan Umum PT Pal Sewoko Kartanegara mengatakan, pihaknya mampu membuat kapal selam. Namun begitu, dirinya mengakui masih membutu*kan mitra dalam pembangunan kapal selam tersebut. Karena kami belum punya pengalaman, kami masih butu* mitra. Tapi kami yakin bisa melakukannya,” katanya di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (2/11).

Menurut Sewoko, pada prinsipnya, pengujian pembuatan kapal selam sama dengan kapal atas air. Jadi, kemampuan tersebut sudah bisa dikuasai. “Keterampilan mengelas, pengujiannya, ditarik dan tekan sama dengan kapal atas air,” katanya.

Sewoko mengungkapkan, selama ini, kemampuan PT PAL sudah diakui di mancanegara. Kapal buatan PT PAL lebih dipilih oleh Italia dan Korea Selatan dibanding produk buatan China.

Selain itu, 80 persen kapal niaga buatan PT PAL telah diakui di mancanegara dan diprioritaskan untuk memenuhi kebutu*an ekspor. “Buyer Eropa, Hong Kong, Thailand, justru percaya,” kata dia.
[quote]
Reply

Use magic Report

Post time 3-11-2011 07:08 PM | Show all posts
Pindad butu* US$ 34 juta untuk Mesin Peluru


                                          Anggota TNI mencoba salah satu senjata api buatan PT. Pindad pada acara Pameran Peralatan Pertahanan (Static Show) di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (28/1). Pameran ini memperlihatkan berbagai produk peralatan pertahanan buatan industri dalam negeri.                                                                     


MALANG, KOMPAS.com - PT Pindad, produsen senjata dan amunisi, membutu*kan dana Rp 300 miliar untuk mesin peluru baru.

Direktur Sistem Senjata PT Pindad Irianto yang ditemui rombongan wartawan Kementerian Pertahanan di pabrik peluru dan bahan peledak Pindad di Turen, Kabupaten Malang, Kamis (3/11/2011) menjelaskan, pihaknya membutu*kan sekurangnya dua unit mesin baru.

"Itu baru mesin amunisi 5,56 milimeter dan 9 milimeter. Kebutu*an untuk mesin lain masih banyak," kata Irianto.

Menurut dia, usia mesin yang ada saat ini 25 tahun hingga 30 tahun. Usia normal penggunaan mesin adalah 15 tahun. Selain memasok kebutu*an TNI-Polri dan sejumlah instansi lain, Pindad juga mengeskpor ke Singapura, Thailand, Amerika Serikat.

Kebutu*an peluru TNI-Polri setahun mencapai 120 juta butir untuk kaliber kecil.  


sumber: http://nasional.kompas.com/read/2011...k.Mesin.Peluru
Reply

Use magic Report

Post time 3-11-2011 08:06 PM | Show all posts
Post Last Edit by rifa at 4-11-2011 17:39

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 3-11-2011 08:08 PM | Show all posts
Singapura dan Thailand Beli 9 Juta Munisi dari PT Pindad


[MALANG] Singapura dan Thailand setiap tahun membeli munisi (peluru dan bom) di PT Pindad (Persero) yang berada di Turen, Malang, Jawa Timur. Masing-masing dua negara itu membeli sembilan juta butir peluru setiap tahun.

Demikian dikatakan Direktur Sistem Senjata PT Pindad di Turen, Irianto, kepada wartawan, di Turen, Malang, Kamis (3/11).

Menurut Irianto, dua negara tersebut di atas sebenarnya meminta munisi dalam jumlah besar setiap tahun namun karena PT Pindad mengutamakan kebutu*an dalam negeri sehingga permintaan dua negera itu dibatasi. "Kita utamakan kebutu*an TNI, Polri dan lembaga lain seperti Kementerian Kehakiman," kata dia.

Irianto mengatakan, kebutu*an munisi TNI seharusnya 120 juta butir peluru setiap tahun namun PT Pindad hanya memenuhi 70 juta butir peluru saja setiap tahun. Sedangkan Polri, kata dia, membutu*kan sekitar 40 juta butir peluru setiap tahun.
Reply

Use magic Report

Post time 3-11-2011 08:12 PM | Show all posts
TNI-AL latihan perang di Kutai Timur

Sangata (ANTARA News) - Sebanyak 60 kapal perang Republik Indonesia berbagai jenis terlibat dalam latihan TNI-AL yang akan digelar di kawasan pantai Sekerat, Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur pada 10 November .

"Latihan TNI-AL sebagai ajang peningkatan kualitas perang TNI dengan sandi Armada Jaya XXXI-11 akan melibatkan banyak kapal perang Republik Indonesia," kata Komandan Pangkalan TNI AL Sangata, Letkol Laut Yudhi Bramantyo, di Sangata, Kamis.

Letkol Laut Yudhi Bramantyo, menjelaskan 60 kapal peran milik TNI AL seperti, kapal fregat, kapal selam, kapal penyapu ranjau. Marinir juga akan mengerahkan berbagai macam peralatan tempurnya, diantaranya tank amfibi, kendaraan amfibi pengangkut artileri (Kapal), artileri roket dan howitzer.

Selain akan melibatkan 60 kapal perang, dalam latihan nanti, juga terlibat pesawat udara jenis Cassa, Nomad, helikopter Bell, dan helikopter Bolcow serta 1 Batalyon Tim Pendarat Amfibi Marinir dari Pasukan Marinir 1 Surabaya, khusus didatangkan dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya Jawa Timur.

"Yang jelas karena ini latihan Amfibi, kita melibatkan kapal LST, jenis kapal yang digunakan untuk mengangkut personel dan tank pendarat," kata Letkol Yudhi Bramanto.

"Kapal-kapal perang tersebut berasal dari unsur Komando Armada Timur (Koarmatim) dan Komando Armada Timur Barat (Koarmabar) dan Komando Lintas Laut Militer," katanya
(KR-ADI)
Reply

Use magic Report

Post time 3-11-2011 09:03 PM | Show all posts
Reply 1237# rifa


    ripeeh dopost lagi kan .. jejer lagi.. ahh sutra lah...
Reply

Use magic Report

Post time 4-11-2011 12:16 AM | Show all posts
Post Last Edit by fleurzsa at 5-11-2011 22:14
Alasan TNI Sulit Berantas OPM


"endukungnya rakyat, meski mereka tidak mau berterus terang sebagai pendukung."
Kamis, 3 November 2011


VIVAnews - Pangdam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Erfi Triasunu mengatakan jumlah Organisasi Papua Merdeka (OPM) tergolong kecil. Namun, kelompok separatis ini sangat sulit dibasmi. Mengapa?

"endukungnya rakyat, meski mereka tidak mau berterus terang sebagai pendukung. Posisi mereka ada, dan tidak tersebar dalam satu komando," kata Erfi di Jakarta, Kamis 3 November 2011.

Selain itu, mereka lebih menguasai medan jika dibandingkan aparat Polri maupun TNI yang bertugas di Papua. Untuk itu, TNI dan Kemenhan menyarankan adanya dialog internal untuk menyelesaikan permasalahan di Papua. "erlu adanya saling pengertian apa sih sebenarnya duduk perkaranya sehingga bisa kita selesaikan," kata dia.

Dia menambahkan, anggota OPM yang memegang senjata tak lebih dari 100 orang. Senjata-senjata itu merupakan hasil rakitan mereka dan hasil jarahan milik aparat. "Kan ada pos-pos kita yang sejak tahun 2004 diserang, dan diambil senjatanya," ujarnya.

Efri membantah tak ada senjata OPM yang dipasok dari luar negeri. Polisi belum menemukan indikasi pasokan senjata dari luar negeri itu. "Nggak, kita belum bisa mencarikan fakta yang benar, yang jelas merebut senjata," dia menambahkan.

• VIVAnews





sorry, deleted - mengaibkan individu

fleurzsa
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

8-5-2024 01:00 AM GMT+8 , Processed in 1.148899 second(s), 41 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list