View: 4200|Reply: 14
|
...EKSISTENSIALISME...
[Copy link]
|
|
Pandangan falsafah yang menyatakan bhw manusia BEBAS kalau ia menyedari akan kedudukannya yg tidak logik:eek: dalam dunia yang tidak bererti ini... :kant:
Setuju:re: |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
dlm kebebasan itu pun kita masih HAMBA pd NYA....jadi kebebasan yg berbatas...
falsafah tu free thinker ke? |
|
|
|
|
|
|
|
dlm kebebasan itu pun kita masih HAMBA pd NYA....jadi kebebasan yg berbatas...
falsafah tu free thinker ke? |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by seribulan at 5-11-2007 05:01 PM
Pandangan falsafah yang menyatakan bhw manusia BEBAS kalau ia menyedari akan kedudukannya yg tidak logik:eek: dalam dunia yang tidak bererti ini... :kant:
Setuju:re:
falsafah apa ini? siapa yang cakap?? |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #4 wei_loon5063's post
lorrr...kan ada kat tajuk......EKSISTENSIALISME... |
|
|
|
|
|
|
|
i know....
but who said it? |
|
|
|
|
|
|
|
Eksistensialisme
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri.
Dalam studi sekolahan filsafat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free", manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.
Namun, menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi seorang yang lain-daripada-yang-lain, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang berada diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh, mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas keinginan orangtua, atau keinginan sendiri.
[sunting] Lihat pula
S鴕en Kierkegaard
Albert Camus
Jean-Paul Sartre |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by seribulan at 7-11-2007 11:43 AM
Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free", manusia dikutuk untuk bebas,
Ralat Wiki nih...
condemned here is SENTENCED, so the translation is wrong, not DIKUTUK... |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by seribulan at 7-11-2007 12:07 PM
Ralat Wiki nih...
condemned here is SENTENCED, so the translation is wrong, not DIKUTUK...
don't you think the word 'condemned' can translate to both 'sentenced and 'dikutuk''.
means free can be either blessing and a curse. just my two cent. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Reply #9 hang19's post
"human is condemned to be free"...
yup, I agree, but look at the context of the sentence or parts of its speech...
"human is condemned for being free"...will allow DIKUTUK in its meaning...my 1 sen... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #7 seribulan's post
sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"?
interesting..the way he/she tries to makes us be more responsible...ngan kebebasan yg kiter cari/kecapi
a food for thoughts indeed |
|
|
|
|
|
|
|
saya condong pada deterministism dan bukan existentialism
untuk mudah faham, determinist anggap tiada free will manakala existentialist anggap segalanya free will (bebas penuh yang bertanggungjawap macam artikel atas cite tu)
saya berpendapat apa berlaku ada sebab musababnya. samada manusia 'dapat pengetahuan' mengenai sebab itu atau MASA akan tentukan bila dapat.
tapi existentialis berpendapat sesuatu berlaku atas freewill pembuat dan menolak pengaruh luaran or sebab lain
existentialist lebih egoistic dan tak heran pasal apa Jean Paul Sartre` tu tak percaya wujud tuhan i.e. atheist |
|
|
|
|
|
|
|
benda-benda sesat ni jangan dok pk sangat la...
falsafah bagi aku satu seni halus tentang hidup yang dilihat dari kaca mata dan sudut yang berbeza..
oleh kerana falsafah lebih menjurus kepada idea, bersifat semasa/sezaman, setempat dan bias kepada fahaman individu tertentu, maka pelbagai jugalah idea, pandangan dan pendapat yang wujud tentangnya...
boleh dipelajari, tapi tak semestinya diterima apatah lagi diikuti... |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
http://en.wikipedia.org/wiki/Determinism
Philosophy of determinism
It is a popular misconception that determinism necessarily entails that humanity or individual humans have no influence on the future and its events (a position known as Fatalism); however, determinists believe that the level to which human beings have influence over their future is itself dependent on present and past. Causal determinism is associated with, and relies upon, the ideas of Materialism and Causality. Some of the philosophers who have dealt with this issue are Omar Khayy醡, Thomas Hobbes, Benedict de Spinoza, Gottfried Leibniz, David Hume, Baron d'Holbach (Paul Heinrich Dietrich), Immanuel Kant, Pierre-Simon Laplace, Arthur Schopenhauer, William James, Friedrich Nietzsche and, more recently, John Searle, Ted Honderich, and Daniel Dennett.
Mecca Chiesa notes that butt the probabilistic or selectionistic determinism of B.F. Skinner comprised a wholly separate conception of determinism that was not mechanistic at all.[2] A mechanistic determinism would assume that every event has an unbroken chain of prior occurrences, but a selectionistic or probabilistic model does not.[3][4]
The nature of determinism
The exact meaning of the term determinism has historically been subject to several interpretations. Some, called Incompatibilists view determinism and free will as mutually exclusive. The belief that free will is an illusion is known as Hard Determinism. Others, labeled Compatibilists, (or Soft Determinists) believe that the two ideas can be coherently reconciled. (Incompatibilists who accept free will but reject determinism are called Libertarians |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
to err is human ---------- this is determinist
to be or not to be --------- this is existentialist
the latter keep pounding the issues on choices human have
the former is about essence, all the ways |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
| |
Category: Belia & Informasi
|