View: 35653|Reply: 7
|
[Lain-Lain]
MARRIAGE IS SCARY?
[Copy link]
|
|
Mungkin Kita Perlu Waktu merupakan filem dengan genre drama keluarga... Filem ni diarahkan oleh pengarah The Achitecture of Love, Teddy Soeriaatmadja... Mungkin Kita Perlu Waktu (English, Festival Title : All We Need Is Time) menceritakan tentang sebuah keluarga yang harus bertahan setelah ditimpa masalah... Sebuah kecelakaan menimpa kakak perempuannya... Sementara itu, Ombak, seorang penyintas bunuh diri mendapat serangan kecemasan, karena tersiksa oleh rasa penyesalan dan bersalah dari ibunya... Di sisi lain, sang ibu mencoba memilih jalan spiritual untuk bisa meredakan kesedihannya...
Film ni dah tayang dekat Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2 dec 2024 lepas...
|
|
|
|
|
|
|
|
Iols rasa marriage education boleh diselitkan dekat film coz tren perceraian semakin meningkat dekat mana-mana...Tren perceraian di Malaysia menunjukkan peningkatan ketara dalam beberapa tahun kebelakangan ini, dengan jumlah kes perceraian melonjak, terutama selepas pandemik COVID-19... Pada tahun 2022, kes perceraian mencatatkan peningkatan sebanyak 43.1% berbanding tahun sebelumnya... Faktor-faktor yang menyumbang kepada peningkatan ini termasuk tekanan kewangan, masalah komunikasi, dan konflik rumah tangga...Selain itu, pasangan muda, terutamanya mereka yang berusia di bawah 39 tahun, mencatatkan kadar perceraian yang lebih tinggi, mencerminkan perubahan dalam dinamika hubungan dan kehidupan perkahwinan di kalangan generasi muda Malaysia... So maybe cerite filem ni boleh relate dengan banyak orang...
|
|
|
|
|
|
|
|
Perincian Statistik Perceraian menurut Jabatan Perangkaan Malaysia (DOSM):
- Pasangan Islam: Daripada 62,890 kes perceraian pada tahun 2022, 46,138 kes melibatkan pasangan Islam, menunjukkan peningkatan sebanyak 45.8% berbanding tahun 2021.
- Pasangan Bukan Islam: Kes perceraian dalam kalangan pasangan bukan Islam juga meningkat sebanyak 36.4%, daripada 12,286 kes pada tahun 2021 kepada 16,752 kes pada tahun 2022.
Kadar Perceraian Mengikut Umur:
- Lelaki Islam: Kumpulan umur 30 hingga 34 tahun mencatatkan 9,196 kes perceraian, diikuti kumpulan umur 35 hingga 39 tahun dengan 8,894 kes.
- Wanita Islam: Kumpulan umur 30 hingga 34 tahun mencatatkan 9,631 kes perceraian, diikuti kumpulan umur 25 hingga 29 tahun dengan 8,713 kes.
Kadar Perceraian Mengikut Negeri:
- Pasangan Islam: Kedah mencatatkan peningkatan tertinggi sebanyak 113.6%, diikuti Sabah (94.5%) dan Perlis (83.5%).
- Pasangan Bukan Islam: Putrajaya mencatatkan peningkatan tertinggi sebanyak 500%, diikuti Johor (61.5%) dan Melaka (59.0%).
|
|
|
|
|
|
|
|
Filem Mungki Kita Perlu Waktu memang belum tayang dekat pawagamsecara komersil... iols belum tahu bile movie ni tayang but Iols boleh kongsi cerite lain...Sebab ramai peminat animasi maybe Iols boleh cuba kongsi marage story dari tokotok... siris animation yang amik cerite pasal adulting in funny way but still ade moral story yang baik... maybe relate dengan banyak orang dan boleh amik pengajaran yang baik... Animasi ni untuk dewasa je ye... yang belum cukup umur tak payah tengok... Iols kongsi beberape video je... harap boleh layan dekat platform youtube untuk sokong content creator... Yang minat boleh subscribe juga...
|
|
|
|
|
|
|
|
Jika banyak orang bercerai so adakah Pernikahan Mengerikan? Mitos atau Fakta?
Pernikahan adalah salah satu institusi sosial tertua dan paling universal di dunia... Bagi banyak orang, pernikahan dianggap sebagai puncak dari cinta, komitmen, dan kebahagiaan... Namun, tidak sedikit pun yang merasa cemas, bahkan takut, dengan konsep pernikahan... Ada berbagai alasan mengapa orang menganggap pernikahan mengerikan... Namun, adakah anggapan ini benar? Mari kita telaah beberapa faktor yang sering menjadi sumber kekhawatiran...
1. Ketakutan Akan Hilangnya Kebebasan
Salah satu alasan umum mengapa orang merasa takut terhadap pernikahan adalah kekhawatiran bahawa mereka akan kehilangan kebebasan peribadi... Setelah berkahwin, banyak keputusan yang harus diambil bersama, mula dari kewangan hingga gaya hidup... Beberapa orang merasa bahawa mereka tidak lagi boleh melakukan apa yang mereka inginkan tanpa memikirkan pasangan mereka...
Namun, penting untuk diingat bahawa pernikahan yang sihat adalah tentang kemitraan, bukan pembatasan... Dalam hubungan yang baik, pasangan saling menyokong kebebasan individu mereka... Setiap keputusan besar memang diambil bersama, tetapi kebebasan peribadi tetap dihargai...
2. Ketidakpastian Masa Depan
Pernikahan juga sering kali dikaitkan dengan ketidakpastian masa depan... Apa yang akan berlaku jika pernikahan tidak berjalan seperti yang diharapkan? Bagaimana jika terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan atau perceraian? Ketakutan akan ketidakpastian ini menyebabkan banyak orang ragu untuk berkomitmen dalam jangka panjang...
Namun, semua hubungan, termasuk pernikahan, pasti mempunyai pasangan... Keberhasilan dalam pernikahan sering kali bergantung pada bagaimana pasangan menghadapi masalah tersebut, bukan pada seberapa sempurna hubungan itu dari awal... Komunikasi yang baik, komitmen, dan kemampuan untuk berkompromi adalah kunci untuk menjaga hubungan tetap kuat...
3. Tanggung Jawab yang Berat
Pernikahan membawa banyak tanggung jawab... Mulai dari kewangan rumah tangga, tanggung jawab emosi terhadap pasangan, hingga mengasuh anak (jika mempunyai anak)... Semua ini boleh menjadi sangat menakutkan, terutamanya bagi mereka yang merasa belum siap atau takut gagal dalam mengemban tanggungjawab tersebut...
Namun, dalam banyak pernikahan yang sukses, tanggung jawab ini diambil secara bersama-sama... Pernikahan yang baik adalah tentang kerjasama tim, di mana beban tidak dipikul oleh satu orang saja, tetapi dibagi sesuai dengan kekuatan dan kemampuan masing-masing pasangan...
4. Rasa Bosan atau Monoton
Banyak yang menganggap bahawa setelah berkahwin, hubungan menjadi membosankan dan monoton... Kehidupan yang dulu penuh gairah dan spontanitas akan berubah menjadi rutinitas yang berulang setiap hari... Ketakutan akan kehilangan semangat inilah yang membuatkan beberapa orang merasa cemas terhadap prospek pernikahan...
Namun, kehidupan pernikahan tidak harus seperti itu... Menjaga hubungan tetap menarik memerlukan usaha daripada kedua belah pihak... Mencoba hal-hal baru, merencanakan waktu berkualiti bersama, dan tetap menjaga komunikasi terbuka dapat membantu menjaga api cinta tetap menyala...
5. Pengalaman Buruk dari Orang Lain
Banyak orang mempunyai pandangan negatif tentang pernikahan dari pengalaman buruk orang-orang di sekitar mereka, seperti orang tua yang bercerai, teman yang mengalami masalah pernikahan, atau pengaruh media yang sering kali menimbulkan sisi negatif dari pernikahan...
Namun, setiap pernikahan berbeza... Pengalaman buruk orang lain tidak semestinya menjadi patokan atau cerminan bagi pernikahan Uols... Yang penting ialah bagaimana Uols dan pasangan membina hubungan yang sihat dan kuat berdasarkan cinta, saling menghormati, dan komitmen...
Kesimpulan: Apakah Pernikahan Mengerikan?
Pernikahan, seperti halnya hubungan lain, mempunyai tantangan dan risiko... Namun, adakah pernikahan itu "mengerikan" sangat bergantung pada bagaimana pasangan menjalani hubungan tersebut... Dengan komunikasi yang baik, rasa hormat, dan komitmen untuk tumbuh bersama, pernikahan boleh menjadi salah satu pengalaman hidup yang paling indah dan memuaskan.
Jadi, adakah pernikahan yang mengerikan? Jawapannya ialah: tidak, jika dilakukan dengan pemahaman, cinta, dan komitmen yang benar... |
|
|
|
|
|
|
|
Thread ni bukan bermaksud nak menggurui sesiapa pun... Iols kongsi sebab Iols rasa sikit banyak ade manfaatnye... Iols rasa dekat forum ni banyak juga yang lagi expert... so feel free je jika nak correct my post...
|
|
|
|
|
|
|
|
Iols pernah rekomen filem Noktah Merah perkawinan... Yang minat tengok tapi belum tengok, film ni dah available dekat Netflix... maybe problem dekat movie ni lagi relatable...
|
|
|
|
|
|
|
| |
|