CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12Next
Return to list New
View: 10344|Reply: 30

(selingan) Pengganti Nama Nakhoda Ragam

[Copy link]
Post time 1-2-2014 10:32 AM | Show all posts |Read mode
MAAF MOD SAYA BUAT THREAD BARU TAPI NE SEKEDAR SELINGAN JE

Tak lama lagi TNI-AL akan menerima Kapal Nakhoda Ragam dari inggris, awal kapal pun baru je di berangkatkan, nakhoda ragam termasuk MRLF yang cukup canggih apalagi pihak TNI melakukan upgrade dengan penambahan MICA VLS, Untuk mengganti nama 3 kapal Nakhoda Ragam pun sudah ada yaitu Bung Tomo, Jhon Lie dan Usman-Harun, Mungkin forumer Malaysia tidak tahu makna dan arti dibalik nama sebuah kapal perang TNI-AL, Ya.. inilah unik Kenapa nantinya Nakhoda Ragam Class namanya diganti dengan Bung Tomo, Jhon Lie dan Usman-Harun?

1. Kapal Nakhoda Ragam ne berasal dar Inggris
2. Ketiga pahlawan besar tadi adalah penentang dan musuh inggris saat perang melawan inggris

Ada cerita besar dan mengharukan dari ketiga pahalawan itu, yang kami rakyat indonesia takkan lupa dan kami ceritakan pada anak cucu kami


Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 1-2-2014 10:36 AM | Show all posts
Bung Tomo "Sang Pemimpin Jihad"



“Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab, Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…! Merdeka !”
Penggalan pidato berapi-api Bung Tomo itu tak lepas dari pekik takbir dan kata merdeka, yang merupakan ciri khas pidatonya dalam membakar semangat kepahlawanan para pejuang Surabaya dalam pertempuran 10 November 1945. Kalimat itu selalu digunakan dalam mengawali dan mengakhiri pidato.

Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang, sebelum mereka dilucuti tentara Sekutu.

Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Berkedok melucuti tentara Jepang, tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas nama Sekutu, dengan membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pun membonceng.

Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana, sehingga pecahlah insiden Bendera 19 September 1945 di Hotel Yamato atau Hotel Orange (sekarang Hotel Mandarin Oriental Majapahit) Surabaya. Rakyat Surabaya marah dengan adanya bendera merah putih biru milik Belanda berkibar di atas menara hotel. Dan terjadilah aksi perobekan bendera warna biru, hingga menjadi merah dan putih.

Beberapa orang pemuda berhasil mendekati dan memanjat dinding serta puncak menara Hotel, berhasil menurunkan bendera Belanda dan menyobek bagian birunya serta menaikkan kembali bendera Merah-Putih dengan ukuran yang tidak seimbang dengan diiringi takbir dan pekikan “Merdeka!” yang disambut dengan gempita oleh massa yang berkerumun di di depan Hotel Orange.

Tidak gratis, dalam insiden penyobekan bendera Belanda di Hotel Orange tersebut dibayar mahal dengan gugurnya empat pemuda Arek Suroboyo, yaitu: Cak Sidik, Mulyadi, Hariono dan Mulyono. Sedangkan dari pihak Belanda, Mr Ploegman tewas terbunuh oleh amukan massa ditusuk senjata tajam.

Insiden di jalan Tunjungan Surabaya ini menyulut bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan para pejuang di Surabaya, yang memuncak dengan tewasnya Brigadir Jenderal AWS Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945.
Rongsokan mobil yang ditumpangi Brigjen Mallaby yang mengalami ledakan. Ia kemudian ditemukan tewas.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan  meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Para pejuang tak bergeming, ultimatum tersebut ditolak mentah-mentah. Pidato-pidato heroik Bung Tomo (Soetomo) adalah salah satu biangnya. Melalui stasiun Radio Pemberontak Indonesia di Surabaya, Bung Tomo mengomando dan mengobarkan semangat jihad dan perjuangan rakyat.

Untuk menyambut pidato di radio yang menggelora dari Bung Tomo, maka semakin mantaplah semangat heroisme para pejuang yang berada di lapangan. Tidak hanya itu, laskar Hisbullah dan Sabilillah sebagai sayap militer umat Islam mulai berduyun-duyun memasuki Surabaya untuk menghadang kembalinya sang penjajah.

Ketika pasukan Sekutu menggunakan radio komunikasi militer mutakhir untuk mengkoordinir prajuritnya, Bung Tomo hanya menggunakan pemancar radio biasa, dengan kode-kode tertentu, seperti “belok kiri” artinya belok kanan, “maju” artinya mundur, dsb., yang hanya dimengerti oleh para pendengar setianya.

Sehari-hari, biasanya, pendengar radio dihibur dengan lagu-lagu perjuangan dan cerita rakyat. Sekonyong-konyong, 9 November 1945 mereka dikejutkan pekik, Takbir dan slogan ”Merdeka Atau Mati” dari Bung Tomo.

Agitator itu, seorang jurnalis yang gigih menyemangati warga Surabaya mengusir Sekutu. 45.000 pejuang kita tersentak bangkit. Waktu itu, Surabaya dipimpin oleh Gubernur Suryo. Bondo nekad, rakyat Surabaya memilih berjuang hingga titik darah penghabisan.

Tentara Sekutu pun menepati ultimatumnya. Pada 10 November 1945 pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom dari udara oleh pasukan Barat, karena mereka menolak menyerahkan senjata. Arek-arek Suroboyo ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Dua kuintal bom dijatuhkan pasukan Sekutu. Drum bensin meledak. Jam 6.10, Surabaya menjadi lautan api.

Tentara Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan.

Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Pemandangan tanggal 30 November 1945, sepanjang mata memandang, bergelimpangan mayat terbujur kaku, hangus, serpihan daging dari 30.000 orang. Para pejuang rela setor nyawa berjibaku mempertahankan kehormatan tanah airnya, Surabaya. Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Peristiwa 10 November 1945 yang dikenal sebagai “Battle of Surabaya” merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia melawan Sekutu yakni Inggris dan Belanda. Dahsyatnya perjuangan para pahlawan berani mati melawan penjajah inilah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Dan sebagai motivator jihad mengorbankan jiwa raga ini, Bung Tomo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2008.

Inilah penggalan transkrip pidato Bung Tomo di radio Pemberontak Surabaya jelang 10 November 1945, yang membangkitkan semangat jihad itu:

“Bismillahirrohmanirrohim. Merdeka!! Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu. Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ini ingin mendengarken jawaban rakyat Indonesia. Ingin mendengarken jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini, tentara Inggris. Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian:


“Hai, tentara Inggris, kau mengendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kamu menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kami rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Untuk itu, sekalipun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada. Tetapi inilah jawaban kita:


“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Kita tunjukken bahwa kita ini benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!”


Pidato Bung Tomo menjelang 10 November 1945 itu bukan saja berhasil membangkitkan keberanian arek-arek Suroboyo dari rasa takut yang mencekam untuk bangkit melawan kezaliman tetapi juga telah mengobarkan ruh jihad para Kyai dan santri dari luar Surabaya untuk bersatu membantu mengusir kaum kafir. Sikap para pejuang itu merefleksikan ajaran Al-Qur’an yang mensyariatkan perang melawan musuh yang terlebih dahulu mengobarkan perang.

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Qs. al-Hajj 39).

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Qs. al-Baqarah 190).

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 1-2-2014 10:42 AM | Show all posts
John Lie "Sang Penyeludup"

Sebagai penyelundupIa lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo Ramelan. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.
Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan the Outlaw. Seperti dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira Inggris. Di pengadilan di Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari Johor ke Sumatera, dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan, kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari Maluku, mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan the Outlaw tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.
Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal the Outlaw adalah milik Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan pangkalan AL yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.



Reply

Use magic Report

 Author| Post time 1-2-2014 10:45 AM | Show all posts
USMAN DAN HARUN

Memasuki wilayah Singapura.Tanggal 8 Maret 1965 pada waktu tengah malam buta, saat air laut tenangketiga Sukarelawan iini mendayung perahu,Sukarelawan itu dapat melakukantugasnya berkat latihan-latihan dan ketabahan mereka.Dengan cara hati-hati dan orientasi yang terarah mereka mengamatitempat-tempat penting yang akan dijadikan obyek sasaran, dan tugas mengamatisasaran-sasaran ini dilakukan sampa larut malam. Setelah memberikan laporansingkat, mereka meng adakan pertemuan di tempat rahasia untuk melaporkanhasil pengamatan masing-masing. Atas kelihaiannya mereka dapa berhasilkembali ke induk pasukannya, yaitu Pulau Sambu sebaga Basis II dimana Usmandan Harus bertugas.Pada malam harinya Usman memesan anak buahnya aga berkumpul kembali untukmerencanakan tugas-tugas yang haru dilaksanakan, disesuaikan dengan hasilpenyelidikan mereka masing-masing. Setelah memberikan laporan singkat,mereka mengadakan perundingan tentang langkah yang akan ditempuh karenabelum adanya rasa kepuasan tentang penelitian singkat yang mereka lakukan,ketiga Sukarelawan di bawah Pimpinan Usman, bersepakat untuk kembali lagi kedaerah sasaran untuk melakukan penelitian yang mendalam. Sehingga apa yangdibebankan oleh atasannya akan membawa hasil yang gemilang.Di tengah malam buta, di saat kota Singapura mulai sepi dengan kebulatan dankesepakatan, mereka memutuskan untuk melakukan peledakan Hotel Mac Donald,Diharapkan dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat sekitarnya. Hoteltersebut terletak di Orchad Road sebuah pusat keramaian d kota Singapura.Pada malam harinya Usman dan kedua anggotanya kembali menyusuri Orchad Road.Di tengah-tengah kesibukan dan keramaian kota Singapura ketiga putraIndonesia bergerak menuju ke sasaran yang ditentukan, tetapi karena padasaat itu suasana belum mengijinkan akhirnya mereka menunggu waktu yangpaling tepat untuk menjalankan tugas. Setelah berangsur angsur sepi,mulailah mereka dengan gesit mengadakan gerakan gerakan menyusup untukmemasang bahan peledak seberat 12,5 kg.Dalam keheningan malam kira-kira pukul 03.07 malam tersentaklah pendudukkota Singapura oleh ledakan yang dahsyat seperti gunung meletus. Ternyataledakan tersebut berasal dari bagian bawah Hotel Mac Donald yang terbuatdari beton cor tulang hancur berantakan dan pecahannya menyebar ke penjurusekitarnya. Penghuni hotel yang mewah itu kalang kabut, saling berdesakaningin keluar untuk menyelamatkan diri masing-masing. Demikian pula penghunitoko sekitarnya berusaha lari dari dalam tokonya.Beberapa penghuni hotel dan toko ada yang tertimbun oleh reruntuhan sehinggamengalami luka berat dan ringan. Dalam peristiwa ini, 20 buah toko disekitar hotel itu mengalami kerusakan berat, 24 buah kendaraan sedan hancur,30 orang meninggal, 35 orang mengalami luka-luka berat dan ringan. Di antaraorangorang yang berdesakan dari dalam gedung ingin keluar dari hoteltersebut tampak seorang pemuda ganteng yang tak lain adalah Usman.Suasana yang penuh kepanikan bagi penghuni Hotel Mac Donald dan sekitarnya,namun Usman dan anggotanya dengan tenang berjalan semakin menjauh ditelankegelapan malam untuk menghindar dari kecurigaan. Mereka kembali memencarmenuju tempat perlindungan masing-masing.Pada hari itu juga tanggal 10 Maret 1965 mereka berkumpul kembali.Bersepakat bagaimana caranya untuk kembali ke pangkalan. Situasi menjadisulit, seluruh aparat keamanan Singapura dikerahkan untuk mencari pelakuyang meledakkan Hotel Mac Donald. Melihat situasi demikian sulitnya, lagipula penjagaan sangat ketat, tak ada celah selubang jarumpun untuk bisaditembus. Sulit bagi Usman, Harun dan Gani keluar dari wilayah Singapura.Untuk mencari jalan keluar, Usman dan anggotanya sepakat untuk menerobospenjagaan dengan menempuh jalan masing masing, Usman bersama Harun,sedangkan Gani bergerak sendiri.Setelah berhasil melaksanakan tugas, pada tanggal 11 Maret 1965 Usman dananggotanya bertemu kembali dengan diawali salam kemenangan, karena apa yangmereka lakukan berhasil. Dengan kata sepakat telah disetujui secara bulatuntuk kembali ke pangkalan dan sekaligus melaporkan hasil yang telah dicapaikepada atasannya. Sebelum berpisah Usman menyampaikan pesan kepadaanggotanya, barang siapa yang lebih dahulu sampai ke induk pasukan, supayamelaporkan hasil tugas telah dilakukan kepada atasan. Mulai saat inilahUsman dan Harus berpisah dengan Gani sampai akhir hidupnya.Gagal kembali ke pangkalan.Usaha ketiga Sukarelawan kembali ke pangkalan dengan jalan masing-masing.Tetapi Usman yang bertindak sebagai pimpinan tidak mau melepas Harunberjalan sendiri, hal ini karena Usman sendiri belum faham betul dengandaerah Singapura, walaupun ia sering memasuki daerah inf. Karena itu Usmanmeminta kepada Harun supaya mereka bersama-sama mencari jalan keluar kepangkalan. Untuk menghindari kecurigaan terhadap mereka berdua, merekaberjalan saling berjauhan, seolah-olah kelihatan yang satu dengan yang laintidak ada hubungan sama sekali. Namun walaupun demikian tetap tidak lepasdari pengawasan masing-masing dan ikatan mereka dijalin dengan isyarattertentu. Semua jalan telah mereka tempuh, namun semua itu gagal.Dengan berbagai usaha akhirnya mereka berdua dapat memasuki pelabuhanSingapura, mereka dapat menaiki kapal dagang Begama yang pada waktu itu akanberlayar menuju Bangkok. Kedua anak muda itu menyamar sebagai pelayan dapur.Sampai tanggal 12 Maret 1965 mereka berdua bersembunyi di kapal tersebut.Tetapi pada malam itu, waktu Kapten kapal Begama mengetahui ada dua orangyang bukan anak buahnya berada dalam kapal, lalu mengusir mereka dari kapal.Kalau tidak mau pergi dari kapalnya, akan dilaporkan kepada Polisi. Alasanmengusir kedua pemuda itu karena takut diketahui oleh Pemerintah Singapura,kapalnya akan ditahan. Akhirnya pada tanggal 13 Maret 1965 kedua SukarelawanIndonesia keluar dari persembunyiannya.Usman dan Harun terus berusaha mencari sebuah kapal tempat bersembunyisupaya dapat keluar dari daerah Singapura. Ketika mereka sedang mencari-carikapal, tiba-tiba tampaklah sebuah motorboat yang dikemudikan oleh seorangCina. Daripada tidak berbuat akan tertangkap, lebih baik berbuat dengan duakemungkinan tertangkap atau dapat lolos daribahaya. Akhirnya dengan tidakpikir panjang mereka merebut motorboat dari pengemudinya dan dengan cekatanmereka mengambil alih kemudi, kemudian haluan diarahkan menuju ke PulauSambu. Tetapi apadaya manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan.Sebelum mereka sampai ke perbatasan peraian Singapura, motorboatnya macet ditengah laut. Mereka tidak dapat lagi menghindari diri dari patroli musuh,sehingga pada pukul 09.00 tanggal 13 Maret 1965 Usman dan Harun tertangkapdi bawa ke Singapura sebagai tawanan.Mereka menyerahkan diri kepada Tuhan, semua dihadapi walau apa yang terjadi,karena usaha telah maksimal untuk mencari jalan. Nasib manusia di tanganTuhan, semua itu adalah kehendak-Nya. Karena itulah Usman dan Harus tenangsaja, tidak ada rasa takut dan penyesalan yang terdapat pada diri mereka.Sebelum diadili mereka berdua mendekam dalam penjara. Mereka dengan sabarmenunggu saat mereka akan dibawa ke meja hijau. Alam Indonesia telahditinggalkan, apakah untuk tinggal selama-lamanya, semua itu hanya Tuhanyang Maha Mengetahui.TABAH SAMPAI AKHIRProses Pengadilan.Usman dan Harun selama kurang lebih 8 bulan telah meringkuk di dalam penjaraSingapura sebagai tawanan dan mereka dengan tabah menunggu prosesnya. Padatanggal 4 Oktober 1965 Usman dan Harun di hadapkan ke depan sidangPengadilan Mahkamah Tinggi (High Court) Singapura dengan J. Chua sebagaiHakim. Usman dai Harun dihadapkan ke Sidang Pengadilan Tinggi (High Court)Singapura dengan tuduhan :1. Menurut ketentuan International Security Act Usman dan Harun telah    melanggar Control Area.2. Telah melakukan pembunuhan terhadap tiga orang.3. Telah menempatkan alat peledak dan menyalakannya.Dalam proses pengadilan ini, Usman dan Harun tidak dilakukan pemeriksaanpendahuluan, sesuai dengan Emergency Crimina Trials Regulation tahun 1964.Dalam Sidang Pengadilan Tinggi (Hight Court) kedua tertuduh Usman dan Haruntelah menolak semua tuduhan itu. Hal ini mereka lakukan bukan kehendaksendiri, karena dalam keadaan perang. Oleh karena itu mereka meminta kepadasidang supaya mereka dilakukan sebagai tawanan perang (Prisoner of War).Namun tangkisan tertuduh Usman dan Harun tidak mendapat tanggapan yang layakdari sidang majelis. Hakim telah menola permintaan tertuduh, karena sewaktukedua tertuduh tertangkap tidak memakai pakaian militer. Persidanganberjalan kurang lebih dua minggu, pada tanggi 20 Oktober 1965 SidangPengadilan Tinggi (Hight Court) yan dipimpin oleh Hakim J. Chua memutuskanbahwa Usman da Harun telah melakukan sabotase dan mengakibatkan meninggalnyatiga orang sipil. Dengan dalih ini, kedua tertuduh dijatuhi hukuman mati.Pada tanggal 6 Juni 1966 Usman dan Harun mengajukan naik banding ke FederalCourt of Malaysia dengan Hakim yang mengadilinya: Chong Yiu, Tan Ah Tah danJ.J. Amrose. Pada tanggal 5 Oktober 1966 Federal Court of Malaysia menolakperkara naik banding Usman dan Harun. Kemudian pada tanggal 17 Februari 1967perkara tersebut diajukan lagi ke Privy Council di London. Dalam kasus iniPemerintah Indonesia menyediakan empat Sarjana Hukum sebagai pembela yaituMr. Barga dari Singapura, Noel Benyamin dari Malayasia, Prof. Dr. MochtarKusumaatmadja SH dari Indonesia, dan Letkol (L) Gani Djemat SH Atase ALRIdi Singapura. Usaha penyelamatan jiwa kedua pemuda Indonesia itu gagal.Surat penolakan datang pada tanggal 21 Mei 1968.Setelah usaha naik banding mengenai perkara Usman dan Harun ke BadanTertinggi yang berlaku di Singapura itu gagal, maka usaha terakhir adalahuntuk mendapat grasi dari Presiden Singapura Yusuf bin Ishak. Permohonan inidiajukan pada tanggal 1 Juni 1968. Bersamaan dengan itu usaha penyelamatankedua prajurit oleh Pemerintah Indonesia makin ditingkatkan. Kedutaan RI diSingapura diperintahkan untuk mempergunakan segala upaya yang mungkin dapatdijalankan guna memperoleh pengampunan. Setidak-tidaknya memperingan keduasukarelawan Indonesia tersebut. Pada tanggal 4 Mei 1968 Menteri Luar NegeriAdam Malik berusaha melalui Menteri Luar Negeri Singapura membantu usahayang dilakukan KBRI. Ternyata usaha inipun mengalami kegagalan. Pada tanggal9 Oktober 1968 Menlu Singapura menyatakan bahwa permohonan grasi atashukuman mati Usman dan Harun ditolak oleh Presiden Singapura. Last edited by viewx on 1-2-2014 10:58 AM

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 1-2-2014 10:47 AM | Show all posts
Sambungan Usman-Harun


Pemerintah Indonesia dalam saat-saat terakhir hidup Usman dan Harun terusberusaha mencari jalan. Pada tanggal 15 Oktober 1968 Presiden Suhartomengirim utusan pribadi, Brigjen TNI Tjokropanolo ke Singapura untukmenyelamatkan kedua patriot Indonesia. Pada saat itu PM Malaysia TengkuAbdulrahman juga meminta kepada Pemerintah Singapura agar mengabulkanpermintaan Pemerintah Indonesia. Namun Pemerintah Singapura tetap padapendiriannya tidak mengabulkannya. Bahkan demi untuk menjaga prinsip-prinsiptertib hukum, Singapura tetap akan melaksanakan hukuman mati terhadap duaorang KKO Usman dan Harun, yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober1968 pukul 06.00 pagi waktu Singapura.Permintan terakhir Presiden Suharto agar pelaksanaan hukuman terhadap keduamereka ini dapat ditunda satu minggu untuk mempertemukan kedua terhukumdengan orang tuanya dan sanak farmilinya. Permintaan ini juga ditolak olehPemerintah Singapura tetap pada keputusannya, melaksanakan hukuman gantungterhadap Usman dan Harun.Pesan terakhir.Waktu berjalan terus dan sampailah pada pelaksanaan hukuman, dimanaPemerintah Singapura telah memutuskan dan menentukan bahwa pelaksanaanhukuman gantung terhadap Usman dan Harun tanggal 17 Oktober 1968, tepatpukul 06.00 pagi Dunia merasa terharu memikirkan nasib kedua patriotIndonesia yang gagah perkasa, tabah dan menyerahkan semua itu kepadapencipta - Nya.Seluruh rakyat Indonesia ikut merasakan nasib kedua patriot ini. Demikianjuga dengan Pemerintah Indonesia, para pemimpin terus berusaha untukmenyelesaikan masalah ini. Sebab merupakan masalah nasional yang menyangkutperlindungan dan pem belaan warga negaranya. Satu malam sebelum pelaksanaanhukuman, hari Rabu sore tanggal 16 Oktober 1968, Brigjen TIN Tjokropranolosebagai utusan pribadi Presiden Suharto datang ke penjara Changi. Dengandiantar Kuasa Usaha Republik Indonesia di Singapura Kolonel A. Ramli dandidampingi Atase Angkatan Laut Letkol (G) Gani Djemat SH, dapat berhadapandengan Usman dan Harun di balik terali besi yang menyeramkan pada pukul16.00. Tempat inilah yang telah dirasakan oleh Usman dan Harun selama dalampenjara dan di tempat ini pula hidupnya berakhir.Para utusan merasa kagum karena telah sekian tahun meringkuk dalam penjaradan meninggalkan tanah air, namun dari wajahnya tergambar kecerahan dankegembiraan, dengan kondisi fisik yang kokoh dan tegap seperti gaya khasseorang prajurit KKO AL yang tertempa. Tidak terlihat rasa takut dan gelisahyang membebani mereka, walaupun sebentar lagi tiang gantungan sudahmenunggu.Keduanya segera mengambil sikap sempurna dan memberikan hormat sertamemberikan laporan lengkap, ketika Letkol Gani Djemat SH memperkenalkanBrigjen Tjokropranolo sebagai utusan Presiden Suharto. Sikap yang demikianmembuat Brigjen Tjokropranolo hampir tak dapat menguasai diri dan terasaberat untuk menyampaikan pesan. Pertemuan ini membawa suasana haru, sebagaipertemuan Bapak dan Anak yang mengantarkan perpisahan yang tak akan bertemulagi untuk selamanya. Hanya satu-satunya pesan yang disampaikan adalah bahwaPresiden Suharto telah menyatakan mereka sebagai Pahlawan dan akan dihormatioleh seluruh rakyat Indonesia, kemudian menyampaikan salut atas jasa merekaberdua terhadap Negara. Sebagai manusia beragama, Brigjen Tjokropranolomengingatkan kembali supaya tetap teguh, tawakal dan berdoa, percayalahbahwa Tuhan selalu bersama kita. Kolonel A. Rambli dalam kesempatan itu pulamenyampaikan, bahwa Presiden Suharto mengabulkan permintaan mereka untukdimakamkan berdampingan di Indonesia.Sebelum berpisah Usman dan Harun dengan sikap sempurna menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden RI Jenderal Suharto atasusahanya, kepada Jenderal Panggabean, kepada mahasiswa dan pelajar, SarjanaHukum, dan Rakyat Indonesia yang telah melakukan upaya kepadanya. Pertemuanselesai, Sersan KKO Usman memberikan aba-aba, dan keduanya memberi hormat.

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 1-2-2014 10:48 AM | Show all posts
Menjalani Hukuman Mati.

Pada saat ketiga pejabat Indonesia meninggalkan penjara Changi, Usman dan
Harun kembali masuk penjara, tempat yang tertutup dari keramaian dunia.
Usman dan Harun termasuk orang-orang yang teguh terhadap agama. Mereka
berdua adalah pemeluk agama Islam yang saleh. Di alam yang sepi itu menambah
hati mereka semakin dekat dengan pencipta - Nya. Karena itu empat tahun
dapat mereka lalui dengan tenang. Mereka selalu dapat tidur dengan
nyenyaknya walaupun pelaksanaan hukuman mati semakin dekat.

Pemerintah dan rakyat Indonesia mengenang kembali perjuangan kedua pemuda
ini dan dengan keharuan ikut merasakan akan nasib yang menimpa mereka.
Sedangkan Usman dan Harun dengan tenang menghuni penjara Changi yang sepi
dan suram itu. Mereka menghuni ruangan yang dibatasi oleh empat dinding
tembok, sedangkan di luar para petugas terus mengawasi dengan ketat. Usman
dan Harun yang penuh dengan iman dan taqwa dan semangat juang yang telah
ditempa oleh Korpsnya KKO AL menambah modal besar untuk memberikan
ketenangan dalam diri mereka yang akan menghadapi maut.
Di penjara Changi, pada hari itu udara masih sangat dingin Suasana mencekam,
tetapi dalam penjara Changi kelihatan sibuk sekali. Petugas penjara sejak
sore sudah berjaga-jaga, dan pada hari itu tampak lebih sibuk lagi.

Di sebuah ruangan kecil dengan terali-terali besi rangkap dua Usman dan
Harun benar-benar tidur dengan pulasnya. Meskipun pada hari itu mereka akan
menghadapi maut, namun kedua prajurit itu merasa tidak gentar bahkan
khawatirpun tidak. Dengan penuh tawakal dan keberanian luar biasa mereka
akan menghadapi tali gantungan.
Sikap kukuh dan tabah ini tercermin dalam surat-surat yang mereka tulis pada
tanggal 16 Oktober 1968, yang tetap melambangkan ketegaran jiwa dan menerima
hukuman dengan gagah berani. Betapa tabahnya mereka menghadapi kematian,
hal in dapat dilihat dari surat-surat mereka yang dikirimkan kepada
keluarganya:

Sebagian Surat Usman yang berbunyi sebagai berikut:

Berhubung tuduhan dinda yang bersangkutan maka perlu anak anda menghaturkan
berita duka kepangkuan Bunda sekeluarga semua di sini bahwa pelaksanaan
hukuman mati ke atas anakanda telah diputus kan pada 17 Oktober 1968, hari
Kamis 24 Rajab 1388.

Sebagian isi surat dari Harun sebagai berikut:
Bersama ini adindamu menyampaikan berita yang sangat mengharukan seisi kaum
keluarga di sana itu ialah pada 14-10-1968 jam 10.00 pagi waktu Singapura
rayuan adinda tetap akan menerima hukuman gantungan sampai mati.

MENGHADAPI TIANG GANTUNGAN

Pukul 05.00 subuh kedua tawanan itu dibangunkan oleh petugas penjara,
kemudian disuruh sembahyang menurut agamanya masing-masing.
Sebenarnya tanpa diperintah ataupun dibangunkan Usman dan Harun
setiap waktu tidak pernah melupakan kewajibannya untuk bersujud kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karena sejak kecil kedua pemuda itu sudah diajar
masalah keagamaan dengan matang.

Setelah melakukan sembahyang Usman dan Harun dengan tangan diborgol
dibawa oleh petugas ke kamar kesehatan untuk dibius.
Dalam keadaan terbius dan tidak sadar masing-masing urat nadinya dipotong
oleh dokter tersebut, sehingga mereka berdua lumpuh sama sekali.
Dalam keadaan, lumpuh dan tangan tetap diborgol, Usman dan Harun dibawa
petugas menuju ke tiang gantungan.
Tepat pukul 06.00 pagi hari Kamis tanggal 17 Oktober 1968 tali gantungan
kalungkan ke leher Usman dan harun.

Pada waktu itu pula seluruh rakyat Indonesia yang mengetahui bahwa kedua
prajurit Indonesia digantung batang lehernya tanpa mengingat segi-segi
kemanusiaan menundukkan kepala sebagai tanda berkabung. Kemudian mereka
menengadah berdoa kepada Illahi semoga arwah kedua prajurit Indonesia itu
mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Mereka telah terjerat di ujung
tali gantungan di negeri orang, Jauh dari sanak keluarga, negara dan
bangsanya.Mereka pergi untuk selama-lamanya demi kejayaan Negara, Bangsa
dan Tanah Air tercinta.

Eksekusi telah selesai, Usman dan Harun telah terbujur, terpisah nyawa dari
jasadnya. Kemudian pejabat penjara Changi keluar menyampaikan berita kepada
para wartawan yang telah menanti dan tekun mengikuti peristiwa ini, bahwa
hukuman telah dilaksanakan. Dengan sekejap itu pula tersiar berita ke
seluruh penjuru dunia menghiasi lembaran mass media sebagai pengumuman
terhadap dunia atas terlaksananya hukuman gantungan terhadap Usman dan
Harun.

Bendera merah putih telah dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.
Sedangkan masyarakat Indonesia yang berada di Singapura berbondong-bondong
datang membanjiri Kantor Perwakilan Indonesia dengan membawa karangan
bunga sebagai tanda kehormatan terakhir terhadap kedua prajuritnya.

Begitu mendapat berita pelaksanaan eksekusi PemerintaH Indonesia mengirim
Dr. Ghafur dengan empat pegawai KedutaaN Besar RI ke penjara Changi untuk
menerima kedua jenazah iti dan untuk dibawa ke Gedung Kedutaan Besar RI
untuk dise mayamkan. Akan tetapi kedua jenazah belum boleh dikeluarkan dari
penjara sebelum dimasukkan ke dalam peti dan menunggu perintah selanjutnya
dari Pemerintah Singapura. Pemerintah Indonesia mendatangkan lima Ulama
untuk mengurus kedua jenazah di dalam penjara Changi. Setelah jenazah di
masukkan ke dalam peti, Pemerintah Singapura tidak mengizinkan Bendera
Merah Putih yang dikirimkan Pemerintah Indonesia untuk di selubungkan pada
peti jenazah kedua Pahlawan tersebut pada saat masih di dalam penjara.
Pukul 10.30 kedua jenzah baru diizinkan dibawa ke Kedutaan Besar RI

Mendapat penghormatan terakhir dan Anugerah dari Pemerintah

Setelah mendapatkan penghormatan terakhir dari masya rakat Indonesia di
KBRI, pukul 14.00 jenazah diberangkatkan ke lapangan terbang dimana telah
menunggu pesawat TNI-AU. yang akan membawa ke Tanah Air.
Pada hari itu Presiden Suharto sedang berada di Pontianak meninjau daerah
Kalimantan Barat yang masih mendapat gangguan dari gerombolan PGRS dan
Paraku. Waktu Presiden diberitahukan bahwa Pemerintah Singapura telah
melaksanakan hukuman gan tung terhadap Usman dan Harun, maka Presiden
Suharto menyata kan kedua prajurit KKO-AL itu sebagai Pahlawan Nasional.

Pada pukul 14.35 pesawat TNI-AU yang khusus dikirim dari Jakarta
meninggalkan lapangan terbang Changi membawa kedua jenazah yang telah
diselimuti oleh dua buah bendera Merah Putih yang dibawa dari Jakarta. Pada
hari itu juga, tanggal 17 Oktober 1968 kedua Pahlawan Usman dan Harun telah
tiba di Tanah Air. Puluhan ribu, bahkan ratusan ribu rakyat Indonesia
menjemput kedatangannya dengan penuh haru dan cucuran air mata. Sepanjang
jalan antara Kemayoran, Merdeka Barat penuh berjejal manusia yang ingin
melihat kedatangan kedua Pahlawannya, Pahlawan yang membela kejayaan Negara,
Bangsa dan Tanah Air.

Setibanya di lapangan terbang Kemayoran kedua jenazah Pahlawan itu diterima
oleh Panglima Angkatan Laut Laksamana TNI R. Muljadi dan seterusnya
disemayamkan di Aula Hankam Jalan Merdeka Barat sebelum dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pada upacara penyerahan kedua jenazah Pahlawan ini menimbulkan suasana yang
mengharukan. Di samping kesedihan yang meliputi wajah masyarakat yang
menghadiri upacara tersebut, di dalam hati mereka tersimpan kemarahan yang
tak terhingga atas perlakuan negara tetangga yang sebelumnya telah mereka
anggap sebagai sahabat baik. Pada barisan paling depan terdiri dari barisan
Korps Musik KKO-AL yang memperdengarkan musik sedih lagu gugur bunga,
kemudian disusul dengan barisan karangan bunga. Kedua peti jenazah tertutup
dengan bendera Merah Putih yang ditaburi bunga di atasnya. Kedua peti ini
didasarkan kepada Inspektur Upacara Laksamana TNI R. Mulyadi yang kemudian
diserahkan kepada Kas Hankam Letjen TNI Kartakusumah di Aula Hankam.
Di belakang peti turut mengiringi Brigjen TNI Tjokropranolo dan Kuasa Usaha
RI untuk Singapura Letkol M. Ramli yang langsung mengantar jenazah Usman
dan Harun dari Singapura.
Suasana tambah mengharukan dalam upacara ini karena baik Brigjen
Tjokropranolo
maupun Laksamana R. Muljadi kelihatan meneteskan air mata.

Malam harinya, setelah disemayamkan di Aula Hankam mendapat penghormatan
terakhir dari pejabat-pejabat Pemerintah, baik militer maupun sipil,
Jenderal TNI Nasution kelihatan bersama pengunjung melakukan sembahyang
dan beliau menunggui jenazah Usman dan Harun sampai larut malam.

Tepat pukul 13.00 siang, sesudah sembahyang Jum'at, kedua jenazah
diberangkatkan dari Aula Hankam menuju ke tempat peristirahatan yang
terakhir. Jalan yang dilalui iringan ini dimulai Jalan Merdeka Barat, Jalan
M.H. Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, Jalan Pasar
Minggu dan akhirnya sampai Kalibata. Sepanjang jalan yang dilalui antara
Merdeka Barat dan Kalibata, puluhan ribu rakyat berjejal menundukkan kepala
sebagai penghormatan terakhir diberikan kepada kedua Pahlawannya. Turut
mengiringi dan mengantar kedua jenazah ini, pihak kedua keluarga, para
Menteri Kabinet Pembangunan.

Laksamana R. Muljadi, Letjen Kartakusumah, Perwira-perwin Tinggi ABRI,
Korps Diplomatik, Ormas dan Orpol, dan tidak ketinggalan para pemuda
dan pelajar serta masyarakat.
Upacara pemakaman ini berjalan dengan penuh khidmat dan mengharukan.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Letjen Sarbini. Atas nama
Pemerintah Letjen Sarbini menyerahkan kedua jasad Pahlawan ini kepada
Ibu Pertiwi dan dengan diiringi doa semoga arwahnya dapat diberikan tempat
yang layak sesuai dengan amal bhaktinya.

Dengan didahului tembakan salvo oleh pasukan khusus dari keempat angkatan,
peti jenazah diturunkan dengan perlahan-lahan ke liang lahat. Suasana
bertambah haru setelah diperdengarkan lagu Gugur Bunga.

Pengorbanan dan jasa yang disumbangkan oleh Usman dan Harun terhadap
Negara dan Bangsa maka Pemerintah telah me naikkan pangkat mereka satu
tingkat lebih tinggi yaitu Usmar alias Janatin bin Haji Muhammad Ali menjadi
Sersan Anumerta KKO dan Harun alias Tohir bin Mandar menjadi Kopral
Anumerta KKO.
Sebagai penghargaan Pemerintah menganugerahkan tanda kehormatan Bintang
Sakti dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

Copyright by : Korps Marinir
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 2-2-2014 08:02 PM | Show all posts
Reply

Use magic Report

Post time 6-2-2014 02:42 PM | Show all posts
waduh2 di mana perenggan2nya? sakit mata...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 6-2-2014 08:43 PM | Show all posts
Indonesia,sebuah negara besar yang mempunyai kerajaan pusat yang lemah dan tidak berupaya mengawal kesemua wilayahnya.negara ini akan jatuh angkara rakyat sendiri yang jelek dengan dominasi jawa ke atas wilayah-wilayah yang lain.

Comments

Adoi la....bila kawan tu tak buat apa2 kau pulak pi jolok...adoiiii  Post time 9-2-2014 03:33 PM
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 7-2-2014 04:06 PM | Show all posts
cmf_BeachBoys posted on 6-2-2014 08:43 PM
Indonesia,sebuah negara besar yang mempunyai kerajaan pusat yang lemah dan tidak berupaya mengawal k ...

pak cik ne masih je hidup dalam tempurung, ne lah kesalah pahaman orang luar, mereka hanya bisa melihat pulau jawa dan isi dan mengganggap jawa lah pemimpin dan sebagainya berserta juga maslahnya, padahal indonesia sangat luas banyak sekali kota besar dan megah di indonesia dan sejajteranya hidip, tapi begitulah orang tak kenal maka tak sayang, Back to topix, ternyata setelah salah satu kapal NR ne dikasih nama Usman-Harun alamak seperti sesak nafas singapore ne
Reply

Use magic Report

Post time 7-2-2014 09:46 PM | Show all posts
viewx posted on 7-2-2014 04:06 PM
pak cik ne masih je hidup dalam tempurung, ne lah kesalah pahaman orang luar, mereka hanya bisa me ...

bawah tempurung?saya telah mengikuti perkembangan Indonesia sejak tahun 90-an.ternyata sangkaan orang semenanjung benar.Kerajaan pusat Indonesia terlalu lemah untuk mengawal wilayah-wilayahnya.buktinya,kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia.dan kemerdekaan Irian Jaya kemungkinan besar bakal menyusul sekiranya pemimpin Indonesia tidak berhati-hati dalam percaturan politik dalaman negara.Indonesia perlu ingat,musuh Indonesia bukannya Malaysia.Tetapi pihak Amerika dan sekutunya.Sekiranya Indonesia ingin mengekalkan kehadiran mereka di pentas politik global,mereka perlukan sekutu.bukannya menambah musuh.

Kenapa kerajaan Indonesia dikatakan gagal mengawal wilayah-wilayahnya?kita perlu kembali ke tahun 1947 bagaimana permulaan negara yang bernama Indonesia ini,yang dikatakan berjuang Fi Sabilillah tetapi akhirnya membentuk sebuah kerajaan Nasionalis Sekular yang tidak langsung memandang kepentingan agama Islam di dalam masyarakat.Sehingga di dalam sebuah keluarga itu,ahlinya menganut agama yang berbeza.Sehingga hari ini,masih dapat dilihat amalan khurafat bertebaran di kalangan ahli masyarakat yang dikatakan menganut agama Islam ini.Walhah pada masa yang sama,masyarakat islam di Malaysia terutamanya yang berketurunan semenanjung pada ketika itu sebahagian besarnya tidak lagi mengamalkan kepercayaan khurafat ini.

Konflik di Sumatera adalah konflik yang akan menguji sejauh mana kerajaan pusat berjaya mengawal wilayahnya.Walau bagaimanapun,kuasa autonomi yang diberikan kepada Acheh membuktikan kebenaran dakwaan ini.Keghairahan Sukarno memasukkan semua wilayah bekas jajahan Belanda sebagai sebahagian dari negara baru tanpa sebarang perundingan dengan wilayah terbabit adalah umpama duri dalam daging yang akan terus mengheret Indonesia ke arah kemelut yang berpanjangan.

Manakala konflik Ambon juga menunjukkan kegagalan kerajaan sebuah negara yang paling ramai penduduk Islam di dunia,untuk membela nasib umat Islam saudara seagama mereka sendiri.


Reply

Use magic Report

Post time 8-2-2014 01:04 AM | Show all posts
what we discuss about?
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 8-2-2014 08:56 AM | Show all posts
cmf_BeachBoys posted on 7-2-2014 09:46 PM
bawah tempurung?saya telah mengikuti perkembangan Indonesia sejak tahun 90-an.ternyata sangkaan or ...

Ya pak cik masih hidup dalam tempurung, saya kan jawab satu persatu
1. Kerajaan pusat Indonesia terlalu lemah untuk mengawal wilayah-wilayahnya.buktinya,kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia?? Timor Leste hasil rebutan indonesia dari portugal, Timor Leste memang disengaja dilepas, karena bagai duri dalam daging, pak cik coba cari sebab dan alasan kenapa tomor leste dilepas, saya malas menjabarkannya disini karena terlalu complex dari berbagai sisi baik politik, budaya, ekonomi and etc.. saya tanya sikit kenapa malaysia tak mampu pertahankan singapura hingga lepas dari malaysia??
2. kemerdekaan Irian Jaya kemungkinan besar bakal menyusul sekiranya pemimpin Indonesia tidak berhati-hati dalam percaturan politik dalaman negara??? Lucu pendapat pakcik salah, kami tidak sedikitpun mau melepas irian, sebagaimana malaysia takkan mau lepas sa4bah
3. ndonesia perlu ingat,musuh Indonesia bukannya Malaysia.Tetapi pihak Amerika dan sekutunya??? Sangat betul pak cik tahu saat ini kami mulai tegang dengan australia dan singaporn (yahudunya asean)
4.Kenapa kerajaan Indonesia dikatakan gagal mengawal wilayah-wilayahnya?kita perlu kembali ke tahun 1947 bagaimana permulaan negara yang bernama Indonesia ini,yang dikatakan berjuang Fi Sabilillah tetapi akhirnya membentuk sebuah kerajaan Nasionalis Sekular yang tidak langsung memandang kepentingan agama Islam di dalam masyarakat.Sehingga di dalam sebuah keluarga itu,ahlinya menganut agama yang berbeza.Sehingga hari ini,masih dapat dilihat amalan khurafat bertebaran di kalangan ahli masyarakat yang dikatakan menganut agama Islam ini.Walhah pada masa yang sama,masyarakat islam di Malaysia terutamanya yang berketurunan semenanjung pada ketika itu sebahagian besarnya tidak lagi mengamalkan kepercayaan khurafat ini.???
Belajarlah pak cik agama islam secara sempurna baru cakap macam ne, orang islam wajib membela negaranya dan itu jihad fisabillah, pak cik hanya memandang jeleknya indonesia dengan menyebut indonesia tak menjalakan syariat islam dan mengerjakan khurafat, itu lucu, saya tanya dengan pak cik apa negara malaysia sekarang menjalankan hukum islam dan islam malaysia lebih baik dari orang islamnya indonesia, pak cik menghina saudara semuslim, sungguh tak beradab, tambahan sikit apa dimalaysia pabila hukum mati dipancung, apa dimalaysia pencuri potong tangan, apa di malaysia zinah hukum rajam, etc...
5. Konflik di Sumatera adalah konflik yang akan menguji sejauh mana kerajaan pusat berjaya mengawal wilayahnya.?? masalah aceh, GAM carilah informasinya tentang hal ini
6.Manakala konflik Ambon juga menunjukkan kegagalan kerajaan sebuah negara yang paling ramai penduduk Islam di dunia,untuk membela nasib umat Islam saudara seagama mereka sendiri.??? Masalah ambon sudah selesai saya..

Saya kira pak cik stop je masalah yang tak perlu dibahas disini, saya malas menanggapi pertanyaan pak cik dan pak cik jangan terlalu menunjukkan kebodohan pak cik disini
Reply

Use magic Report

Post time 8-2-2014 12:42 PM | Show all posts
viewx posted on 8-2-2014 08:56 AM
Ya pak cik masih hidup dalam tempurung, saya kan jawab satu persatu
1. Kerajaan pusat Indonesia t ...

1) Timot Leste sengaja dilepaskan atau kerajaan Indonesia sendiri tidak mampu dan tidak berupaya mengawal konflik yang berlaku di timor leste sejak tahun 1975 lagi sehingga terpaksa diberi kemerdekaan pada tahun 2000.Pertama,berbeza dengan Isu Singapura yang tidak melibatkan sebarang konflik bersenjata.di sini tidak timbul persoalan ketidakupayaan kerajaan malaysia mengawal wilayahnya.Malah singapura dilepaskan dengan "segera" oleh kerajaan malaysia atas perkenan kerajaan malaysia,2 tahun selepas penubuhan malaysia..bukan seperti timor leste.kononnya "sengaja dilepaskan" selepas 25 tahun sejak TNI mendaratkan tenteranya di sana.Kedua,Malaysia adalah sebuah PERSEKUTUAN,manakala Indonesia adalah sebuah REPUBLIK.Status wilayah-wilayah di kedua-dua negara ini berbeza antara satu sama lain.

2)Kamu tidak mahu melepas Irian?Persoalannya di sini,Adakah kerajaan Indonesia mempunyai kemampuan untuk memastikan Irian jaya akan kekal menjadi sebahagian dari wilayah Indonesia?Persoalan yang tidak mampu dijawab oleh pemerintah Indonesia.Status Irian Jaya tidak jauh berbeza dengan Timor Leste.Jadi,jangan terlalu yakin dengan statement anda.Manakala berkenaan isu Sabah.Seperti yang saya maklumkan sebelum ini,Malaysia adalah sebuah PERSEKUTUAN.untuk menjadi sebuah persekutuan memerlukan persetujuan dari negeri-negeri gabungan.Itulah yang berlaku kepada Sabah.Kerana pungutan suara telah dilakukan oleh rakyat Sabah dan juga Sarawak yang majoritinya bersetuju menyertai Persekutuan Tanah Melayu bagi membentuk sebuah negara baru,Malaysia.

4)Bukan orang Malaysia yang menghina Umat islam Indonesia.Orang Islam Indonesia lah yang menghina diri mereka sendiri dengan segala perilaku dan tindakan yang tidak berdasarkan agama Islam.Di Malaysia,Institusi Agama Islam masih berdiri teguh dengan perlaksanaan Undang-Undang Syariah yang diletakkan di bawah kuasa Mahkamah Syariah di semua wilayah yang berada di dalam Persekutuan Malaysia.Walaupun undang-undang Hudud belum dilaksanakan,sebuah parti politik Malaysia sedang berusaha ke arah itu.Manakala di dalam Perlembagaan,dinyatakan agama brasmi bagi Persekutuan ini adalah agama Islam.

5) Acheh tidak berminat untuk menjadi sebahagian wilayah Indonesia.

6) Isu Ambon telah selesai setelah beribu-ribu umat islam yang hidup di dalam sebuah negara umat islam sendiri disembelih oleh golongan minoriti kristian.Krisis Ambon telah selesai selepas campurtangan PBB.bukan disebabkan oleh kupayaan kerajaan Indonesia.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 8-2-2014 05:38 PM | Show all posts
cmf_BeachBoys posted on 8-2-2014 12:42 PM
1) Timot Leste sengaja dilepaskan atau kerajaan Indonesia sendiri tidak mampu dan tidak berupaya m ...

Sejak saya berforum disini, komen pak cik ne lah yang sangat membuat sakit hati saya, kalau forumer msia sering menyebut kami forumer indon taik, mengejek tni naik teksi, tapi bagi saya itu biasa, OK saya akan menjawab semua pertanyaan tolol and very very stupid pak cik dan memancing saya

1. Lepasnya timor leste memang didesain dengan sengaja, karena timor leste bagai duri dalam daging, baca latar belakang kenapa timor leste dilepas, tak cukup saya menulis disini, PAK CIK SALAH SATU ORANG TOLOL MALAYSIA YANG TAK TAHU TENTANG INDONESIA

2. Satu lagi menambah ketololan pak cik tentang irian jaya, saya kira tak guna saya jawab, Saya tunggu sampai bila malaysia akan melaksanakan hukum islam, saya mau lihat TKI kami dipancung tapi saya mau lihat juga pembunuh TKI dipancung, saya mahu lihat juga penzinah dirazam, para pencuru dipotong, para penjudi dicambuk, SAYA RASA INI MIMPI JE

3. Tambah satu lagi ketololan pak cik tentang hal umat islam di indonesia, dan saya kira tak guna menjawab ne

4. Masalah aceh, pak cik pun tak tahu, dan menambah lahi satu kebodohan pak cik

5. Masalah aceh, pak cik pun tak tahu, dan menambah lahi satu kebodohan pak cik

SAYA KIRA TRID NE SUDAH TIDAK SEMESTINYA LAGI
SAYA HARAP MOMOD TUTUP JE NE TRID

Reply

Use magic Report

Post time 9-2-2014 02:02 AM | Show all posts
So what next after complaint? Not allowed KRI Usman Harun enter Singapore water.

Anyway do they need it? Who will need more?

Singapore or Indonesia? No sand, now no granite, next no maid. After no tourist.. No Invstor from Indonesia... All no

250Million compare 5 Million (included FT?) Who need more in this ASEAN?
Comment yang menarik dari Singaporean yang sadar diri ..... Malaysia bila lagi?  
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 9-2-2014 03:34 PM | Show all posts
Hang pun tolong jangan jolok ye...apa2hal itu masalah Singapore
Reply

Use magic Report

Post time 9-2-2014 09:19 PM | Show all posts
cmf_BeachBoys posted on 8-2-2014 12:42 PM
1) Timot Leste sengaja dilepaskan atau kerajaan Indonesia sendiri tidak mampu dan tidak berupaya m ...

Katak dalam tempurung, pak cik ni. Eloklah diam apabila tak de yang tahu soalan kerajaan jiran.

Reply

Use magic Report

Post time 11-2-2014 04:40 PM | Show all posts
Sebenarnya, kita tak terasa pun mengenai nama2 kapal perang Nakhoda Ragam milik TNI-AL. Malah terus terang, rata2 rakyat Malaysia pun tak kenal.

Hanya Singapura sahaja yang terasa. Lagipun, inikan nama2 soldadu Indonesia yang KIA dalam peperangan Konfrantasi. Maka mereka ini adalah hero2 bagi Indonesia, maka terpulanglah bagi TNI-AL.

Yang kami geram hanyalah sebab MY penah ditawarkan Nakhoda Ragam, tapi MINDEF mengatakan kapal2 berkenaan tak memenuhi spesifikasi TLDM.

Kira terlepas la. Tahniah TNI-AL di atas pemerolehan aset baru.
Reply

Use magic Report

Post time 12-2-2014 11:41 AM | Show all posts
Facebook  ....
The escalating tension between Singapore and Indonesia has come to a head.
Singapore’s Prime Minister Lee Hsien Loong has unfriended Indonesia President Susilo Bambang Yudhoyono on Facebok.
This was followed by several hours of purging, where Facebook photos by PM Lee with Susilo in them were untagged.
This turn of events was the result of Indonesia naming a naval vessel after known terrorists who bombed MacDonald House in Singapore in 1965, which made Singapore very, very sad and angry.
Self-styled political pundit and international relations expert, Eric de Yaya, said: “The scale of Singapore’s retaliation is completely out of proportion. But this is a sure sign that both sides mean business.”
“This is what happens when you name a naval vessel after terrorists. You will be unfriended on social media.”                                       

Source



Reply

Use magic Report

12Next
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

17-11-2024 03:08 PM GMT+8 , Processed in 0.132801 second(s), 39 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list