View: 19408|Reply: 29
|
DIMANAKAH LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA, PALEMBANG, JAMBI, RIAU, BIARO, OR CHAIYA ?
[Copy link]
|
|
Edited by winamp05 at 13-4-2018 05:27 PM
ANALISIS lokasi SRIWIJAYA DARI TINJAUAN ARKEOLOGI, GEOLOGI, GEOMORFOLOGI, ASTRONOMI dan BUDAYA Catatan tertua tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya dan pusat pemerintahannya dibuat oleh seorang biksu Cina yang bernama I-Tsing (Yi Jing, I Ching). Ia seorang biksu yang mengembara dari Cina ke India untuk mempelajari agama Buddha. I-Tsing menumpang kapal dagang pada jalur perdagangan laut pada abad ke 7 masehi. Ia dua kali singgah di Sriwijaya yang disebutnya dengan nama Shih-li-fo-shih (kerajaannya) dan Fo-shih (kotanya).
Dalam perjalanan ke India, I-Tsing singgah di Sriwijaya selama enam bulan, antara tahun 671-672 masehi. Sepulangnya dari India, ia menetap di Sriwijaya selama bertahun-tahun: pada tahun 685-689 masehi kemudian dilanjutkan pada tahun 689-695 masehi. Selama di Sriwijaya, I-Tsing menyalin naskah-naskah agama Buddha yang diperolehnya di India sembari membuat catatan perjalanannya sendiri. (Baca: seratus tahun lalu, "Sriwijaya" dikira nama raja).
Pada tahun 689 masehi ia sempat pulang ke Kanton walaupun tidak sengaja. Alkisah, ia naik ke kapal dengan maksud menitipkan surat ke Cina agar dikirimi kue-kue, kertas, dan tinta untuk melanjutkan penerjemahan. Namun, saat itu datanglah angin yang bagus untuk berlayar. I-Tsing terbawa pulang.
BEBERAPA KUTIPAN:
Salah satu catatan perjalanan yang dibuat oleh I-Tsing telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh J. Takakusu pada 1896 tentang kisah tentang Kejayaan Sriwijaya, serta analisis para ahli dan pengamat mengenai ”Bayangan di Tengah Hari dalam Catatan I-Tsing” dalam majalah National Geographic Indonesia edisi Oktober 2013. maka dirangkum menjadi 10 CIRI -CIRI KOTA SRIWIJAYA MENURUT ITSING 1. "Kota Fo-shih terletak di Sungai Fo-shih. Itu adalah pelabuhan utama dalam perdagangan dengan China. Pelayaran reguler antara Fo-shih dan Kwang-tung (Kanton, Guangzhou) dilakukan oleh sebuah kapal dagang Persia." - (Palembang)dilalui oleh Sungai Musi, Dengan Panjang 750 KM dan lebar antara 500 - 1000 M di hilir muaranya
Orang Palembang masih Berbudaya Maritim Sungai, Terlihat kota tua Palembang yang terapung di atas sungai musi
-(Jambi) dilalui SUNGAI BATANGHARI , Sungai Terpanjang di Sumatera ini memiliki panjang 800 KM dengan Lebar 500-1000 M dihilirnya
Jembatang Gentala Arazi Melintasi Sungai Batang Har Sungai Batang Hari dan Jembatan Batanghari 2 Kota Jambi
Sudut Kota Jambi dan Batanghari
Tanggo Rajo Kota Jambi, dng View Menara Gentala Arsy cagar kampung arabMelalyu
Kota Jambi Pada masa Pemerintah Kolonial Belanda, dengan rumah terapung ditepian sungai Batanghari Kota Jambi Terbuti Jambi Masih Berbudaya Maritim Sungai -(Kampar (Riau), Terletak di Sungai Kampar, dengan Panjang Sungai 600 KM, Lebar 400-800 M Kampar Ketek Melintasi Sungai Kampar
-Biaro bahal (Sumatera utara )tidak ada sungai layak untuk dilayari jung kuno yang terkanl besar itu Daerah Terlalu jauh ke kawasan perbukitan, semakin jauh ke pedalam semakin sempit.
- Chaiya, Semenanjung Thailand Tidak ada sungai yang layak untuk dilayari disemenanjung yang sempit itu,chaiya tidak terletak di sungai seperti Palembang dan Jambi
PADA POIT 1 HANYA PALEMBANG, JAMBI, KAMPAR YANG LAYAK
2. "Pelabuhan Fo-Shih sangat Strategis untuk dilalui,banyak kapal-kapal yang singgah" " Jarak dari Kanton ke Fo-shih sekitar 20 hari pelayaran jika angin baik, atau kadang-kadang sebulan." Sedikit Panjang Untuk Point Ini Kita mulai dari sini : KERAJAAN MELAYU ADALAH SRIWIJAYA Menurut Slamet Muljana dalam bukunya “Sriwijaya” Cetakan III tahun 2006, hal. 129-134 disebutkan bahwa berita yang tertua mengenai kerajan Melayu berasal dari: 1. T’ang-hui-yau yang disusun oleh Wang-p’u pada tahun 961 masehi pada masa pemerintahan dinasti T’ang. 2. Hsin T’ang Shu yang disusun pada awal abad ke-7 masehi . Menurut berita itu, kerajan Melayu mengirimkan utusan k ek Tiongkok pada tahun 644/645 masehi. Pengiriman utusan ke Tiongkok oleh kerajaan Melayu pada abad ke-7 hanya tercatat satu kali itu saja. Selama itu, yang tampai di istana, kaisar utusan dari kerjaan Sriwijaya yang disebut Shih-li-fo-shih. 3. Kemudian, kerajaan Shih-li-fo-shih kembali mengirim utusan keTiongkok pada tahun 670-673 dan 713-714 masehi. Sejak itu , utusan Shih-li-fo-shih tidak lagi kedengaran. 4. Pada masa rajakula Sung, negeri dari laut selatan yang bernama San-fo-t’si mengirim utusan ke Tiongkok berkali-kali, tahun 960, 962, 971, 972, 974, 975, 980, 983, 985, dan 988 masehi. Utusan terakhir ini tinggal di Kanton sampai tahun 990 karena mendenar bahwa negerinya, San-fo-t’si, sedang diserang oleh tentara dahi Cho-po. Jika kita memperhatikan berita tentang utusan kerajan Melayu yang tercatat dalam T’ang-hui-yao, dan membandingkan dengan berita utusan kerajaan Sriwijaya yang terdapat dalam HsinT’ang Shui, maka terdapat kepastian bahwa kerajaan Melayu telah berdiri pada tahun 644/645 atau sebelumnya. Pada waktu itu, kerajaan Sriwijaya belum mengirimkan utusan ke Tiongkok. Kepastian berdirinya negara Sriwijaya baru pada tahun 670 masehi, ketika negara itu mengirimkan utusan yang pertama kali ke Tiongkok. Sejak timbulnya kerajaan Sriwijaya, negeri Melayu tidak lagi mengirim utusan ke Tiongkok. Sehingga, berdasarkan berita tersebut, pengiriman utusan ke Tiongkok oleh kedua kerajana tersebut berselisih 25 tahun. Sehingga sewaktu I-Tsing datang pertama kali ke negeri Melayu pada tahun 671, negeri Melayu itu sudah berubah nama menjadi Shih-li-fo-shih. Jadi bukan sama sekali kerajaan Melayu berubah nama menjadi Shih-li-fo-shih sewaktu dia kembali dari India ke China dan singgah di negeri Melayu pada tahun tahun 687 masehi, “Malayu telah berubah menjadi Sriwijaya”. Jadi kesimpulannya: Kerajaan Melayu berubah nama menjadi Kerajaan Sriwijaya (Shih-li-fo-shih) jauh sebelum I-Tsing datang pertama kali ke negeri Melayu pada tahun 671 masehi. Dengan arti kata bahwa negeri Melayu yang dimaksud oleh I-Tsing itu adalah sama dengan Shih-li-fo-shih (Sriwijaya), dengan arti kata Melayu itu adalah Shih-li-fo-shih (Sriwijaya) dan tidak ditemukan bukti tertulis mengatakan bahwa Sriwijaya menundukkan dan menguasai kerajaan Melayu. Sedangkan pelabuhan utama pada waktu itu ada yang digunakan untukpusat kegiatan keagamaan dan perdagangan berada di Jambi dan pusat perdagangan lainnya ada di Fo-Shih (Palembang). Coba pula kita bandingkan dengan banyak pendapat kerajaan Sriwijaya lahir sesuai dengan catatan prasasti Kedukan Bukit tahun 682 Masehi. Kita ulangi isi prasasti tersebut: 1. Bahagia, sukses. Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas 2. paroterang bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di 3. perahu melakukan perjalanan. Di hari ketujuh paroterang 4. bulan Jesta Dapunta Hyang berlepas dari Minanga 5. tambahan membawa balatentara dua laksa dengan perbekalan 6. dua ratus koli di perahu, dengan berjalan seribu 7. tiga ratus dua belas banyaknya, datang di Muka Upang 8. sukacita. Di hari kelima paroterang bulan Asada 9. lega gembira datang membuat wanua ..... 10. Perjalanan jaya Sriwijaya berlangsung sempurna Dari baris pertama terlihat bahwa “Dapunta Hyang naik perahu tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682). Tidak ada keterangan dari mana naik perahu dan mau ke mana”. Kemudian pada baris terakhir “Perjalanan jaya Sriwijaya berlangsung sempurna”. Berdasarkan isi prasasti tersebut tidak sama sekali menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya itu lahir pada tahun Saka 604 (23 April 682 masehi). Artinya Dapunta Hyang adalah raja Sriwijaya yang [backcolor=transparent !important]BERJAYA menaklukkan Muka Upang (Palembang). Coba pula kita bandingkan dengan keterangan sebelumnya terutama yang berasal dari catatan dari negeri China (Tiongkok) dan catatan perjalanan pendeta (bikhsu) China yang awal kedatangannya ke negeri Melayu (Shih-li-fo-shih atau Sriwijaya) pada tahun 671 masehi, jauh sebelum dibuatnya prasasti Kedukan Bukit (682 masehi). Pada prasasti tersebut baris ke 4 dibunyikan bahwa “Dapunta Hyang berlepas dari Minanga”, tidak disebutkan di mana Minanga tersebut, tidak pula disebukan bahwa Minanga adalah ibukota kerajaan Sriwijaya. Tentu saja Minanga adalah suatu tempat mulai bergeraknya Dapunta Hyang beserta tentaranya menuju ke Selatan, menundukkan Fo-shih (Palembang) pada tahun 682 masehi. Minanga tidak mungkin pula Muara Takus, karena keberadaan komplek percandian Muara Takus itu dibuat pada abad ke 11-13 masehi.
Gambar 1: Peta Pusat Kerajaan Melayu (Sriwijaya) di Jambi
Berdasarkan informasi dari peta di atas, sangat lah logis kalau Minanga itu merupakan daerah angkatan perangnya kerajaan Sriwijaya yang mungkin saja tidak terletak di Komplek Percandian Muara Jambi melainkan suatu tempat di di sekitar ibukota kerajaan di Jambi. Dari sanalah Dapunta Hyang berangkat membawa pasukan perangnya, juga sebagian guru dari bikhsu-bikhsu:
1. Menundukkan Fo-shih (Palembang) pada tahun 682 masehi, lahirlah prasasti Kedukan Bukit. Tujuan keberangkatan adalah untuk pengamanan pusat perdagangan penting pada masa itu.
2. Menundukkan Bangka pada tahun 684 masehi, dengan tujuan untuk mengaman Selat Bangka dan sumber komoditas perdagangan yang ada di Bangka.
3. Menundukkan wilayah Kerinci Rendah tahun 686 masehi, lahirlah prasati Karang Brahi. Wilayah Kerinci Rendah pada waktu itu bukan bagian dari wilayah kerajaan Melayu yang berpusat di Jambi, melainkan adalah bagian dari wilayah pemerintahan Sigindo yang berpusat di Jerangkan Tingggi (di Pulau Sangkar – Kerinci sekarang). Tujuan penundukan adalah untuk pengamanan pasokan bahan perdagangan seperti emas, perkebunan dan lainnya.
4. Menundukkan Lampung, lahirnya prasasti Alas Pasemah 687 masehi.
5. Mendirikan pusat-pusat peribadatan di Muara Takus dan Palembang, karena Dapunta Hyang adalah penganut Budha yang taat dan disegani karena kedalaman keilmuan beliau tentang agama Budha.
6. Dan lain-lain
Coba perhatikan argumen dibawah ini:
Di antara ketiga prasasti tersebut kalau dikaji tentu penaklukan dan pembuatan prasasti itu mempunyai latarbelakang dan tujuan yang berbeda. Latar belakang timbulnya piagam persumpahan Karang Brahi adalah penaklukan untuk menguasai sumber-sumber perekonomian yang berasal dari daerah tersebut dan daerah hulunya. Di samping itu daerah ini terletak di jalur transportasi utama perdagangan interinsuler saat itu. Kerajaan Sriwijaya mengembangkan perekonomian negara dari sektor perdagangan, sehingga tidak aneh kalau Sriwijaya mempunyai struktur perkeonomian yang berbeda dengan negara agraris. Seperti yang dikatakan Herman Kulke (1985) bahwa dalam perkembangan sistem perdagangan di Asia Tenggara, maka mengungkapkan peran penting daerah Karang Brahi pada masa kerajaan Sriwijaya, khususnya dalam struktur perekonomiannya.
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar yang pernah ada di Asia Tenggara dan kerajaan ini harus melengkapi jaringan-jaringan perekonomian yang saling terkait dan mendukung kelangsungannya. Bentuk jaring perekonomian yang diyakini keberadaannya selama ini adalah pelabuhan-pelabuhan antara (entrepot) tempat menyimpan dan mendistribusikan barang-barang komoditi dari satu musim ke musim berikutnya. Pelabuhan-pelabuhan tersebut mempunyai peran penting karena sistem pelayaran pada masa itu bergantung pada angin muson, maka kapal-kapal dari India, Cina dan negara-negara kepulauan biasanya berlayar ke Asia Tenggara pada suatu musim dan menunggu musim berikutnya untuk kembali ke negaranya (Wheatley,1961
Sumber lebih Jelas: http://tasman1959.blogspot.co.id ... g-lokasi-pusat.html - Jambi sangat strategis karena Terletak di teluk Wen (TELUK PURBA) Tahun 1954, Sukmono dibantu Angkatan Udara RI merekonstruksi pantai timur Sumatra di sekitar Palembang dan Jambi melalui telaah fotogrametri. Sukmono menemukan kesimpulan menarik : semua situs peninggalan Sriwijaya baik yang di sekitar Palembang maupun Jambi berlokasi bukan di tanah aluvial, tetapi di tanah perbukitan berbatuan sedimen Neogen. Penelitian ini pun menemukan bahwa Jambi dulunya berlokasi di suatu teluk pada muara Sungai Batanghari. Teluk tersebut menjorok masuk ke daratan sampai wilayah Muaratembesi sekarang. Sementara itu, Palembang justru terletak di sebuah ujung jazirah yang memanjang ke laut berpangkal dari Sekayu sekarang. Baik Jambi maupun Palembang saat ini berjarak 75 km dari laut di sebelah timurnya. Sukmono berkesimpulan, sebagai kerajaan maritim yang besar, Sriwijaya sebgai bandar besar lebih mungkin terletak di tepi sebuah teluk yang besar daripada di ujung jazirah yang sempit. Sukmono juga mengajukan argumen-argumen arkeologi di samping argumen geomorfologi. Pendapat Sukmono mendapat dukungan dari Sartono, geolog dan arkeolog ITB, juga Slametmuljana, ahli sejarah (dalam Slametmuljana, 1981 “Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi”, Yayasan Idayu). Sartono berpendapat bahwa teluk di sekitar Jambi saat zaman Sriwijaya begitu besarnya sehingga orang mengira bahwa itu merupakan perbatasan antara Swarnadwipa (Jambi ke utara) dan Jawadwipa (Palembang, Lampung dan Jawa). Selat Sunda belum diketahui adanya atau mungkin belum seluas sekarang, hanya teluk besar saja bukan selat (lihat tulisan saya terdahulu soal “para pendahulu Tarumanegara” di milis ini). Harrison (1954) “Zuid-Oost Azie : en beknopte geschiedenis” berpendapat bahwa Selat Sunda terbentuk akibat tenggelamnya wilayah ini akibat volkanisme dan gempa-gempa Krakatau sepanjang masa. Masih menurut Sartono, di sekitar Jambi pada zaman Sriwijaya terdapat sebuah teluk purba yang dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh. Ini memanjang ke arah tenggara dan menjadi perbukitan Bukit Bakar dan Bukit Tutuhan serta Teluk Sirih. Ke arah barat, teluk tersebut berhenti di Pegunungan Barisan dan bercabang menjadi dua teluk kecil yaitu Teluk Tebo dan Teluk Tembesi. Di antaranya, terjepitlah Bukit Duabelas. Di Teluk Tebo bermuara Batang Tembesi dan anak-anak sungainya. Adapun kota Palembang menempati suatu ujung jazirah sempit yang berupa bukit setinggi 26 meter di atas permukaan laut. Inilah yang dinamakan Bukit Seguntang (“guntang” dalam bahasa Melayu Kuno berarti terapung). Memang, ujung jazirah ini seolah-olah terapung diapit dua teluk sempit. Maka berdasarkan analisis paleogeografi (paleogeomorfologi), Sukmono dan Sartono berpendapat bahwa kota Sriwijaya yang besar tak mungkin berlokasi di suatu wilayah tanah genting berupa ujung jazirah sempit seperti Palembang, tetapi di kota Jambi yang terletak di tepi teluk yang besar (bandingkan dengan kota Jakarta yang berlokasi di tepi Teluk Jakarta). SUMBER LEBIH JELAS: http://geologi.iagi.or.id/2008/0 ... ogi/comment-page-1/ JAMBI LEBIH LAYAK dan LEBIH STRATEGIS
3. "Raja Shih-li-fo-shih memiliki kapal-kapal, mungkin untuk berdagang, dan berlayar antara India dan Fo-shih." di jambi ditemukan bangkai kapal kuno TEMUAN KAPAL KUNO ABAD KE 10 di JAMBI
Bangkai Kapal Kuno dan Keramik kuno yang ditemkan di dalam kapal dan daerah sekitar, Kapali ditemukan Tanjung Jabung Timur, Muara sabaK (JAMBI), Ingat Sabak /Zabak adalah sinonim dari Sriwijaya, sampai sekarang Sababk masih menjadi Pelabuhan Di Jambi , SUmber : http://infojambi.com/topik-utama/1017-tanjabtim-gudang-benda-bersejarah.html
TEMUAN KAPAL KUNO DI PALEMBANG
Kapal kuno di Kampung sungai pasir, ogan Komering, Palembang , Sumatera selatan
Untuk Lebih jelas masuk ke sini : http://arkeologi.palembang.go.id ... ir-kecamatan-cengalKAMPAR?
BIARO?
CHAIYA?
POINT INI JAMBI DAN PALEMBANG MENANG
4."Raja Shih-li-fo-shih juga merupakan penguasa negeri-negeri sekitar Laut Selatan. Ia penganut agama Buddha."
(sudah pasti kerajaan besar )
[size=12.370400428772px]Arca Buddha langgam Amarawati setinggi 2,77 meter, ditemukan di situs[size=12.370400428772px]Bukit Seguntang[size=12.370400428772px], Palembang, abad ke-7 sampai ke-8 M.(BUDHA) 2buah Arca emas Avalokiteçvara bergaya Malayu-Sriwijaya, ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian, Jambi, dalam Dewi Avalokiteçvara kalau di ina identik dengan dewi Kwan Im dengan perwujudan dari Buddha Avalokitesvara(BUDHA)
-Kampar(Muara Takus) Stupa Muara takus (Budha)
-Biaor Bahal (Belumdiketahui secara pasti candi biaro bahal lenggam hindu atau Budha) Chaiya Srivijaya-period stupa of Hindu-Buddhist style. Muang Boran, Thailand Like Pawon Tample in Java..Budhis Tample
SAMBUNG KE PART 2
|
|
|
|
|
|
|
|
dah memang Palembang kan .... kan ke Parameswara tu pendatang asal Palembang...putera raja dari kerajaan Srivijaya |
|
|
|
|
|
|
|
Bukan di Palembang Om, di Jambi Om,, Tunggu PART 2 nya...lagi banyak ni
|
|
|
|
|
|
|
|
DIMANAKAH LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA,PALEMBANG?JAMBI?RIAU?BIARO? OR CHAIYA ,part2
Edited by aswand at 19-11-2015 05:44 PM
baca ini terlebih dahulu, di part 1
http://mforum.cari.com.my/forum. ... &extra=#pid60897206
5. "Ibu kota (Fo-shih) adalah pusat pembelajaran agama Buddha di antara pulau-pulau di Laut Selatan. Di sana terdapat lebih dari seribu biksu."
Coba kita bandingkan kompleks percandian yang ada di Sumatera dan dibandingkan pula oleh catatan I-Tsing pada abad ke 7 masehi menyatakan bahwa ketiga dia singgah dan belajar di negeri Melayu, di sana terdapat lebih dari 1000 monks (biksu Budha) sedang belajar keagamaan di tempat tersebut. Berikut ini kita ambil satu kegiatan prosesi Agama Budha dalam perayaan Waisak sebagai berikut:
Gambar 1: Acara Prosesi Waisak 2556 di Kompleks Percandian Muaro Jambi Kita bayangkan bahwa jumlah biksu muda lebih dari 1000 orang belajar setiap harinya, tentu membutuhkan tempat yang luas, membutuhkan banyak candi karena mereka akan dibagi dalam kelompok-kelompok. Tidak mungkin jumlah sebesar itu dapat di tampung oleh tempat kegiatan 2 atau tiga candi. Dalam gambar di atas, terlihat bahwa hanya dihadiri oleh kurang 100 orang saja kegiatan keagamaan di sekitar satu candi sudah penuh sesak, apa lagi dilakukan kegiatan penempahan dan pembelajaran setiap hari di percandian tersebut tentulah membutuhkan banyak candi dan tempat yang luas. Kalau argumen tersebut kita bandingkan dengan 4 (empat) komplek percandian peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatera dengan contoh prosesi agama Budha di salah satu candi Muaro Jambi, akan dapat diambil perbandingan sebagai berikut: 1. Situs Percandian Bihal – di Sumatera Utara Gambar 2: Komplek Percandian Bahal - Sumut Perhatikan komplek percandian Bahal di Sumatera Utara, yang terdiri tidak lebih dari 4 candi, apakah mungkin setiap hari 1000 biksu Budha itu berkumpul di candi tersebut sambil belajar pada candi yang kecil terdiri dari Candi Bahal 1, Bahal 2, Bahal 3 dan candi lain. Mungkinkah situs Bahal sebagai pusat pembelajaran agama Budha Sriwijaya? Jawabannya terpulan kepada pembaca. Apalagi mungkinkah kerajaan Sriwijaya yang begitu besar mempunyai ibukota yang hanya seluas komplek Percandian Bahal?. Tidak mungkin, komplek percandian ini adalah sebagian kecil komplek keagamaan yang dibangun oleh kerajaan Sriwijaya, mungkin saja sebagai penghormatan atau hadiah rajan Sriwijaya kepada penduduk yang taat melaksanakan peribadatan agama Budha.
2. Komplek Percandian Muara Takus Perbandingan yang sama dan analisis yang sama seperti kita sajikan untuk percandian Bahal. Komplek percandian Muara Takus seperti terlihat di bawah ini: Gambar 3: Komplek Percandian Muara Takus - Riau Pada gambar pertama, terlihat bahwa seluruh candi yang ada di Muara Takus berada dalam satu peta tanah yang terdiri dari satu bangunan candi besar utama, dan tiga bangunan candi-candi kecil. Pertanyaannya mungkinkah 1000 orang biksu itu belajar setiap harinya di komplek percandian yang sangat sempit tersebut? Jawabnya kalau anda setuju tentu ‘tidak’, terlalu sempit untuk menampung jumlah pelajar agama Budha yang begitu banyak, belum lagi termasuk guru-guru mereka, apalagi komplek percandian ini disebut sebagai ibukota kerajaan Sriwijaya yang sangat besar tersebut. Tidak ada peninggalan lain yang meyakinkan bahwa raja Sriwijaya dan penduduknya berada di sekitar komplek percandian tersebut. Kesimpulannya, bahwa komplek percandian Muara Takus betul adalah peninggalan kerajaan Sriwijaya, tapi bukan ibukota kerajaan Sriwijaya seperti yang dinyatakan dalam catatan I-Tsing tahun 671-693 masehi. Bangunan percandian ini adalah kebiasaan dari raja Sriwijaya untuk memberikan hadiah kepada penduduk yang taat dengan negara dan agama Budha selalu didirikan komplek percandian.
3. Komplek Pecandian Karang Anyar dan Bukit Siguntang. Dengan pertanyaan dan kajian yang sama seperti dengan komplek percandian Bahal dan Muara Takus, terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 4: Situs Karang Anyar dan Bukit Siguntang - Palembang Memang Situs Karang Anyar cukup dan Bukit Siguntang cukup luas, namun tidak satupun candi besar terdapat di tempat tersebut, banyak peninggalan arkeologi khususnya di dua tempat tersebut, namun kurang mendukung untuk kegiatan lebih 1000 biksu yang belajar agama Budha di tempat tersebut. Peninggalan arkeologi yang berasal dari kerajaan Sriwijaya di kedua tempat tersebut tidak terbantahkan, namun tidaklah tempat yang tepat untuk menyatakan bahwa ibukota kerajaan Sriwijaya berdasarkan kompleks percandian ada di Palembang. Apalagi kerajaan Sriwijaya itu berdiri pada abad ke 7 sampai abad ke 11 masehi, ini adalah waktu yang sangat lama, lebih dari 400 tahun, tidak mungkin di ibukota kerajaan tidak didirikan candi-candi yang besar sedangkan di tempat lain seperti di Bahal, Muara Takus dan Muaro Jambi terdapat banyak candi besar, padahal Dapunta Hyang seorang raja yang sangat taat kepada agama Budha Mahayana.
4. Ruins of the Wat Kaew in Chaiya Ini Lebih tidak memungkinan,terlalu kecil, candi persatuan ini adalah candi ibadah biasa, tidak pantas di sebut university
5. Kompleks Percandian Muara Jambi, KOMPLEK PERCANDIAN TERLUAS DI ASIA TENGGARA, DAN PENEMUAN BATU BATA MERAH KUNO PALING BANYAK DI BUMI Sebagian candi-candi di komplek percandian Muaro Jambi, dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Dinding Tembok pembatas yang baru bangkit dari dalam tanah
Untuk Lebih rinci Gambaran Candi silahkan masuk kesini: https://jalanblog.wordpress.com/2012/07/10/kompleks-candi-muaro-jambi-terluas-se-asia-tenggara/
dan
https://jalanblog.wordpress.com/2014/08/11/candi-kedaton-candi-baru-di-muaro-jambi/
Kita Bisa Bandingkan dengan Komplek Nalanda University di india dimana tujuan ithsing yang sebenarnya setalah belajar tentrayana di Sriwijaya
Nalanda
Nalanda, Borobudur dan Muaro Jambi yg sudah dipugar
Secara keseluruhan
Gambar 6: Peta Sebaran Candi di Situs Muaro Jambi Situs kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan situs peninggalan purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur sepanjang 7,5 km di tepian Sungai Batanghari, dengan luas ± 12 km2. Peninggalan ini terbentang dari desa Muaro Jambi dan desa Danau Lamo di bagian barat hingga desa Kemingking Dalam, Kecamatan Muaro Sebo di bagian Timur, Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan pemukiman penduduknya diperkirakan sampai ke kawasan Kota Jambi sekarang dapat dicapai melalui jalur darat sekitar 30 menit ke arah timur Kota menuju Pelabuhan Talang Duku, kemudian dilanjutkan dengan jalur sungai menyeberangi Sungai Batanghari ke desa Muaro Jambi. Kompleks percandian Muaro Jambi ini sangat luas, lebih kurang 3000 km persegi, terdapat banyak candi yang cukup besar, seperti candi Kedaton, Kotomahligai, Gedong I dan II, Gumpung, Tinggi, Astao, Kembar Batu dan lain-lainnya. Dengan luasan ini, sangatlah logis bahwa keberadaan 1000 biksu muda tersebut dapat ditampung oleh daerah yang sangat luas, suatu kompleks percandian yang terluas di Asia Tenggara. Kegiatan pebelajaran sehari-hari dari pendeta-pendeta Budha tersebut pasti akan terbagi ke dalam kelompok-kelompok pelajar yang ditempatkan mungkin secara bergantian diantara komplek percandian yang cukup banyak tersebut. Di sinilah yang disebut sebagai kompleks universitas tertua di nusantara yang sezaman dengan Nalanda University. Maka walaupun belum dapat dinyatakan pasti, atau mungkin masih banyak perdebatan, kesimpulan yang diambil bahwa ibukota kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 s.d. 11 masehi terletak di Jambi, di sekitar Komplek Percandian Muaro Jambi. Istana kerajaannya mungkin saja terletak di sekitara Telago Rajo yang masih cukup terpelihara sampai sekarang, karena pada zaman tersebut mungkin saja istana raja terbuat dari kayu sehingga tidak mampu bertahan sampai sekarang karena pelapukan. Sedangkan pusat meliternya berada ditempat lain di sepanjang sungai Batanghari yang disebut dengan Minanga di sekitar Tebo sekarang. Sedangkan pusat ibukota berada di luar komplek percandia. Sumber: http://auliatasman.unja.ac.id/we ... nggalan-sriwijaya-4
dan situs resmi yang membahas hubungan nalanda dan muaro jambi http://www.sudimuja.com/id/ situs ini bisa di ubah ke dalam bahasa inggris
UNTUK POINT INI JAMBI LEBIH DAPAT DIPERCAYA DAN LAYAK UNTUK MENAMPUNG 1000 BIKSU
6."di Fo-shih Saat itu ada ribuan bhikshu yang tekun belajar dan beribadah. Mereka tinggal di kawasan yang berpagar bertembok" (Seperti di Nalanda, hampir semua bangunan di Muaro Jambi dikelilingi pagar tembok dengan ketinggian 6 meter, berpetak-petak dengan luas yang berbeda-beda.)
Untuk Kategori hanya Jambi yang memiliki tembok yang pantas
Pagar tembok ini hanya tinggal 1 meter dahulu mencapai 6 meter
Reruntuhan pagar tembok
Tembok
Tembok Lagi
Pondasi Gapura, Pintu MasukPALAMBANG ?
MUARA TAKUS?
BIARA BIHAL?
CHAIYA?
UNTUK PONT INI JAMBI BISA DIPERCAYA
7. "Emas tampaknya berlimpah-limpah. Orang-orang biasanya mempersembahkan bunga lotus/teratai terbuat dari emas kepada (arca) Buddha,menggunakan buli-buli terbuat dari emas. Mereka memiliki arca-arca emas"
Jambi dilalui oleh sungai batanghari yang bersumber di pegunungan kerinci, yang merupakan gunung tertinggi disumatera dan gunung berapi tertinggi di Asia tenggara memiliki kandungan emas, yang mengalir ke 9 anak sungaibatanghari, Tanaman Nasional Kerinci memiliki kandungan emas yang lebih besar dibandingkan tembagapura di papua yang di miliki PTFreefort milik USA, tambang emas terbesar di Bumi tsb, Karena ini sudah menjadi Taman Nasional yang sudah masuk UNESCO maka kawasan ini dilarang dengan semua aktivitas tambang dan perkebunan
Gunung Kerinci
lebih jelas baca ini
http://taujambi.blogspot.co.id/2011/08/harta-karun-terpendam-di-sungai.html
http://imj-semarang.blogspot.co.id/2012/04/ada-harta-karun-di-candi-muaro-jambi.html
Patung2 emas hanya ditemukan di jambi
Sunting mahkota jambi adalah simbol lotus atau bunga teratai
'
Juga Menggunakan Teratai Dada,,,
Penari menggunakan teratai dada juga,,tari ini adalah tari sekapur siri, tari penyambutan agung.
Pakaian adat Jambi dan sumatera bagian selatan penuh dengan emas....
adalah lagi yang membantah keraguan akan jambi dan Sumatera Swarnabhumi.....????????????????
8." Orang-orangnya menggunakan kan-man (jubah atau kain panjang).
(lihat diseberang kota jambi masyarakat dulu prianya banyak berjubah dan wanita keseharian banyak berkain panjang ,pakaian adat pria jambi sekarang juga adalah modifikasi dari jubah tapi sedikit lebih pendek)
9." Produk negeri ini adalah pinang, pala, cengkih, dan kapur barus.
( jambi itu berasal dari kata Jambee artinya Pinang : sampai sekarang jambi terkenal penghasil pinang di sumatera yg di ekspor ke india dan pakistan , terus flora khas jambi itu adalah pinang hampir disetiap halan rumah di jambi terdapat pinang. tanjung jabun barat(jambi) raja pinang asiadan telak di ekspor sejak zaman sriwijaya sampai sekarang ke india untuk bahan tekstil india.
cek disini = http://pakbendot.blogspot.co.id/2012...pinang-di.html
http://informasijambi.blogspot.co.id...ja-pinang.html
https://www.sidaknews.com/buah-pinan...ampai-ke-asia/
JIika anda masih baca sejarah perang jambi vs Johor (malaysia) maka ada fakta di situ bahwa jambi adalah pelabuhan dang penghasil pala utama di dunia ketika itu
10. "Di negeri Shih-li-fo-shih, pada pertengahan bulan kedelapan, jika orang berdiri di siang hari, tiada bayangan yang tampak. Matahari lewat persis di atas kepala dua kali dalam setahun." (itu artinya sriwijaya itu teletak atau dekat garis khatulistiwa (ekuator / lintang 0 derajat ) lihat di Asia tenggara ini cuma indonesia yg dilewati garis ekuator.sedangakan chaiya/kedah malaysia terlalu jauh ke utara ini garis koordinat chaiya pak cik : 9° 23'28"N 99° 12'3E negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa :http://id.wikiped ia.org/wiki/ Khatulistiwa muara jambi sudah diteliti muara jambi sudah membuktikan bahwa memang benar tidak ada bayangan pada tanggal dan bulan kedatangan Itsing ke sriwijaya Jambi.
September 2011 itu membantu perhitungan balik kita ke pertengahan bulan delapan Cina yang jatuh tanggal 24 atau 25 September 690 sewaktu I-Tsing mengamati ketiadaan bayangan. Ini semakin mendekatkan kita ke kesimpulan bahwa Muara Jambi adalah lokasi I-Tsing tinggal atau menetap di ibukota kerajaan Sriwijaya yaitu di Bukit Perak - Komplek Percandian Muara Jambi. Berdasarkan uraian hasil pengamatan astronomi tersebut, telah terbukti secara ilmiah dan menyakinkan, dari salah satu kata kunci mengenail letak pusat kerajaan Sriwijaya sesuai catatan no. 10 yang menyatakan bahwa: “Di negeri Shih-li-fo-shih, pada pertengahan bulan ke delapan, jika orang berdiri di siang hari, tiada bayangan yang tampak. Matahari lewat persis di atas kepala dua kali dalam setahun”. Terbukti bahwa tempat tinggal I-Tsing sesuai dengan catatan (memori) yang dibuatnya bahwa ibukota kerajaan Sriwijaya ada di Jambi tepatnya di Komplek Percandian Muara Jambi. Cocok dengan waktu, sesuai dengan hasil pembukitan astronomis, dan dibuktikan pula dengan hasil peninggalan purbakala yang sangat banyak dan kaya pada wilayah seluas lebih kurang 2780 km persegi, suatu komplek percandian terluas di Asia yang mampu menampung 1000 bikshu sedang belajar. Tentu sangat cocok dan tepat sebagai pusat pemerintahan kerajaan Sriwijaya yang besar tersebut bukan di tempat lain.
Untuk Lebih lengkap mengenai Penelitian Astronomi ini silahkan masuk ke situs Inihttp://auliatasman.unja.ac.id/we ... ngamatan-astronomis
TERBUKTI BAHWA MUARA JAMBI LEBIH LAYAK SEBAGAI IBUKOTA SRIWIJAYA YANG SEBENARNYA................................
|
|
|
|
|
|
|
|
Edited by aswand at 14-11-2015 03:17 AM
Apa ada yang protes kenapa KEDAH tidak dimasukkan Dalam Kandidat Ibukota Sriwijaya
Ini Jawabanya :
ah pelayaran I-tsing dari Kanton tahun 671 diceritakannya sendiri, dengan terjemahan sebagai berikut[8]:
“ “Ketika angin timur laut mulai bertiup, kami berlayar meninggalkan Kanton menuju selatan .... Setelah lebih kurang dua puluh hari berlayar, kami sampai di negeri Sriwijaya. Di sana saya berdiam selama enam bulan untuk belajar Sabdawidya. Sri Baginda sangat baik kepada saya. Dia menolong mengirimkan saya ke negeri Malayu, di mana saya singgah selama dua bulan. Kemudian saya kembali meneruskan pelayaran ke Kedah .... Berlayar dari Kedah menuju utara lebih dari sepuluh hari, kami sampai di Kepulauan Orang Telanjang (Nikobar) .... Dari sini berlayar ke arah barat laut selama setengah bulan, lalu kami sampai di Tamralipti (pantai timur India)” ”
Perjalanan pulang dari India tahun 685 diceritakan oleh I-tsing sebagai berikut[5]:
“ “Tamralipti adalah tempat kami naik kapal jika akan kembali ke Cina. Berlayar dari sini menuju tenggara, dalam dua bulan kami sampai di Kedah. Tempat ini sekarang menjadi kepunyaan Sriwijaya. Saat kapal tiba adalah bulan pertama atau kedua .... Kami tinggal di Kedah sampai musim dingin, lalu naik kapal ke arah selatan. Setelah kira-kira sebulan, kami sampai di negeri Malayu, yang sekarang menjadi bagian Sriwijaya. Kapal-kapal umumnya juga tiba pada bulan pertama atau kedua. Kapal-kapal itu senantiasa tinggal di Malayu sampai pertengahan musim panas, lalu mereka berlayar ke arah utara, dan mencapai Kanton dalam waktu sebulan.”
di Tambah satu2 Candi Di Kedah , Lembah Bujang Lebih kuat Berunsur Hindu, Belum ditemukan Patung Budha
Sudah Jelas di Atas, Bahwa Kedah Telah menjadi Milik Sriwijaya, artinya kedah dijadikan salah satu Port dagang Sriwijaya.
Kedah adalah wilayah strategis,yang menjadi incaran banyak pihak, seperti Funan, cenla berhasil di pukul mundur oleh sriwijaya, sejak itu mulailah perpindahan orang2 melayu sumatera dan kepulauan, kemudian ketika direbut oleh Khamer berhasil dipukul mundur oleh melayu darmasaraya, ketika direbut Siam maka berhasil dipukul mundur oleh majapahit, makanya tidak pernah kerajaan siam, khamer,chenla,dll yang berani mengarui lautan untuk menjajah kepuluan,mereka hanya sebatas semenanjung malaysia sekarang ini berani, karena laut adalah kekuatan kerajaan kepuluan, makanya disebut kerajaan maritim,bahkan sampai pasukan Kublai Khan dari china berhasil ditipu daya oleh pasukan singosari Raden Wijaya. sejak peristiwa itu china tidak pernah mencat kerajaan kepuluan sebagai kawasannya,
puncak2 kedatang orang kepuluan yang paling bersar gelombang migrasi adalah ketika berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung oleh Prameswara, sampai masa malaysia mardeka, tradisi merantaunya orang kepuluan terus berlanjut, Tun Abdul Razak memohon kepada Presiden Soeharto untuk mengirimkan lagi penduduk kepuluan ke semenanjung, untuk dijadikan tenaga pengajar,tenaga ahli dan kasar dan naturalisasi besar2an penduduk kepuluan karena takut akan ancaman politik dari keturunan china, peristiwa Lee Kuan Yew yang mengancam akan bertarung melawan UMHNO, akhirnya membuat pelajaran bagi Tun Abdul Razak, meski Tun abdul Rahman mengorbankan melepaskan singapura dari malaysia, yang mana pada waktu bahwa bangsa China Malaysia seimbang dengan jumlah penduduk Melayu, bahkan bisa Lee kuan Yew menang jika Bangsa india Malaysia mendukung beliau.
Tradisimerantauan penduduk kepuluan ke semenanjung sudah ada sejak ribuan tahun lalu, penduduk indonesia tertarik datang kemalaysia karena cerita sukses saudara2 mereka yang lebih dulu ke malaysia pada zaman tun abdul razak, dan sekarang kedatangan orang2 ke kepuluan mungkin sudah kebablasan bagi kerajaan malaysia, harus kerajaan malaysa lebih tegas lagi untuk kemasukan TKI , jangan kami yang tidak merantau kemalaysia yang habis di kutuk kutuk orang malaysai, karena beberapa kesalahan orang kami disana, baik merampok, membunuh dan apalah...toh itu juga oknum.
kalau mau di usir semua TKI baik yang ada izin atau tidak, itu tergantung pemerintahan kerajaan malaysia, boleh di usir, tapi tentu ada kosekuensi, yang jelas kilang2 minyak PETRONAS yang beroperasi di kepuluanan harus di hentika, kebun2 sawit milik pengusaha malaysia di sumtera dan di kalimantan akan kami ambil alih lagi,bank banK malaysia di indonesia di hentikan beroperasi,,,BAGAIMANA...?/
setiap Negara di dunia memiliki kekurangan masing2, memiliki kelebihan masing2, semua negara saling ketergantungan tidak bisa berdiri sendiri,Jika malaysia membutuhkan MARKET indonesia yang ke 4 terbesar di dunia itu,atau membutuhkan sumberdaya alam indonesia, baik darat, maupun laut yang sangat luas itu , maka kami Membutuhkan Sumber daya manusia kami yang kelebihan untuk disalurkan........dealkan....
wkwkwkwk
|
|
|
|
|
|
|
|
Woi bongok. Topik sriwijaya dah berlambak la. Lain kali semak dulu. Jangan nak gelupor bukak topik sesuka hati
|
|
|
|
|
|
|
|
Woi bongok. Topik sriwijaya dah berlambak la. Lain kali semak dulu. Jangan nak gelupor bukak topik sesuka hati
|
|
|
|
|
|
|
|
kau yang bodoh belum ada yang membahas keberadaan sriwijaya di threads ini
|
|
|
|
|
|
|
|
Edited by system_failure at 23-3-2018 02:12 AM
Apa yg nasionalis jawa quote:
“ “Ketika angin timur laut mulai bertiup, kami berlayar meninggalkan Kanton menuju selatan .... Setelah lebih kurang dua puluh hari berlayar, kami sampai di negeri Sriwijaya. Di sana saya berdiam selama enam bulan untuk belajar Sabdawidya. Sri Baginda sangat baik kepada saya. Dia menolong mengirimkan saya ke negeri Malayu, di mana saya singgah selama dua bulan. Kemudian saya kembali meneruskan pelayaran ke Kedah .... Berlayar dari Kedah menuju utara lebih dari sepuluh hari, kami sampai di Kepulauan Orang Telanjang (Nikobar) .... Dari sini berlayar ke arah barat laut selama setengah bulan, lalu kami sampai di Tamralipti (pantai timur India)” ”
Apa yg sebenarnya yg tercatat :
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
Edited by system_failure at 23-3-2018 02:12 AM
Nampak tak apa yg cuba disembunyikan oleh nasionalis jawa totok..
Meh aku translatekan ..
Wu-hing (a.k.a I-Tsing a.k.a YuJing) tiba ke Sribhoga (Srivijaya) selepas sebulan berlayar. Rajanya menghormatinya sbg tetamu kehormat dari Dinasti Tang dan menghantar beliau berlayar ke negeri bernama MELAYU yg memakan masa selama 15 hari perlayaran. Kemudian dia berlayar pula ke negeri Ka-cha (Kedah) selama 15 hari lagi pada akhir musim sejuk ketika mengubah haluan dan berlayar ke barat.
Lihat juga pernyataan dibawah nih:so that Malayu lies just halfway between the two places
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
Edited by system_failure at 23-3-2018 03:12 AM
The missing key point yg absent dari ceritera nasionalis indon kat atas tu adalah =
- jarak masa selama 15 hari dari Srivijaya ke Melayu
- dan juga lagi 15 hari perjalanan dari Melayu ke Kedah.
Kenapa fakta perjalanan "15 hari" nih dihilangkan?
Sebab dia sedaya upaya nak relate Srivijaya tu berpusat di palembang sedangkan sebenarnya ketika tu pusat gov. srivijaya adalah disekitar Kelantan (Langkasuka).
Ok nak terangkan sikit..
Langkasuka adalah salah satu kerajaan melayu lama dibawah naungan Srivijaya yg merupakan empayar melayu terbesar ketika itu.
Contohnya macam ni: Malaysia sebuah empayar manakala kelantan adalah negeri dibawah empayar ini.
Bukan tu jer.. empayar srivijaya adalah meliputi seluruh semenanjung dan sumatra, dan ni bermakna kedah tua, johor lama, palembang dan jambi semuanya adalah jajahan takluk srivijaya.
Ok next..
YuJing berlayar dari Kanton (Guangzhou) nak ke india... so mengikut catatannya, dia singgah jap ke Srivijaya.
The points is...
Dimanakah pusat kerajaan Srivijaya masa tuh?
Memang betul Palembang pernah menjadi pusat pemerintahan Srivijaya.. tapi tu adalah pada zaman2 akhir kejatuhan srivijaya.
Contoh lain mcm Johor pada era awal pusat gov. dia adalah di Johor Lama (kota tinggi), pastu berpindah ke singapura, pastu relocation lagi ke Riau, dan yg terakhir di Tanjung Puteri (now Johor baru).
So,
Kalau nak kata YuJing berlayar direct dari guagzhou terus ke palembang memang tak logik dek akal ler..
Kenapa nak turun jauh ke selatan.. pastu naik balik ke atas? Kejadahnya buat keje bodoh camni..
Tapi mereka terlupa sebenarnya YuJing ada menyatakan key terpenting iaitu:
- jarak 15 hari dari srivijaya ke Molayu
- dan lagi 15 hari dari molayu kedah.
so manakah negeri Molayu ni? dah tentu centre antara srivijaya dan kedah.
di tambah lagi dengan pernyataan bahawa selepas berakhirnya musim sejuk, mereka mengubah laluan ke barat.
Maka teori yg betul adalah:
- dari guangzhou ke kelantan a.k.a Langkasuka as part of Srivijaya.
- dari kelantan ke Molayu a.k.a johor / singapura (15 hari perjalanan)
- dari Molayu ke kedah (juga jarak masa yg sama iaitu 15 hari perjalanan) selepas menukar direction dari timur ke barat.
Kenapa negeri Molayu yg dikatakan ini adalah Johor dan bukannya Jambi?
Ye memang betul Jambi juga adalah negeri melayu tetapi jarak antara jambi dgn palembang adalah dekat sangat.
Kalau jaraknya adalah 15 hari, abih tuh takkan jambi ke kedah yg lagi jauh tu pun makan masa 15 hari jugak?
Dan tengok pada peta di selat tebrau nih...
Perasan tak kewujudan penempatan yg bernama Melayu kat situ?
Dan lagi.. selat tebrau adalah tempat paling tepat dan menyamai kata2 YuJing iaitu tempat penemuan dan penukaran arah pelayaran dari dunia timur ke barat.
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
Edited by system_failure at 23-3-2018 03:58 AM
Teori indon ialah:
- dari Guangzhou ke Palembang (Srivijaya)
- dari Palembang ke Molayu (Jambi) memakan masa 15 hari?. Padahal dekat je beb.. Pastu tang mana nak letak fakta "menukar arah ke barat" sebab dah satu jalan yg sama je kot...
- dari Jambi ke Kedah lagi 15 hari (jarak ni jauh tapi sama 15 hari jugak?)
So the real situation is:
- from guangzhou ke kelantan (the real Srivijaya).
- dari kelantan ke johor (negeri Melayu) / take 15 days.
- bertukar arah ke barat dan berlayar ke kedah (another 15 days) / sama je jarak kelantan-johor atau johor-kedah
Credit to Baiduri Segala Permaisuri
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
Kesimpulannya Sri Berjaya merupakan empayar bangsa melayu teragung yg pernah menguasai semenanjung, sumatra dan sebahagian jawa totok.
Empayar ini memerintah berkurun lamanya dan perubahan pusat pentadbiran tu adalah perkara biasa.. yg penting still dlm wilayah orang melayu.
Empayar Melaka pula adalah kesinambungan kerana ianya diasaskan oleh putera srivijaya yg melarikan diri selepas diserang oleh empayar yg baru naik iaitu majapahit jawa totok.
Empayar melaka adalah meliputi seluruh semenanjung dan sebahagian sumatra a.k.a bekas jajahan asal srivijaya.
Empayar Johor Riau Lingga pulak adalah kesinambungan dari melaka diasaskan oleh sultan melaka yg terakhir.
The main problem here is..
Sejarah malaysia bersikap acuh tak acuh dan xnak claim Srivijaya sebagai sebahagian kerajaan awal melayu. Mereka tak sedar srivijaya pernah berpusat di kedah, kelantan, dan johor. Paling misteri adalah pusat pemerintahan Kota Gelanggi.
Mungkin kerna srivijaya masa tu beragama budha dan pastu hindu. Dan nama maharaja diaorg ala2 hindu. Tapi hakikat yg pasti mereka adalah berbangsa melayu a.k.a bangsa J kini.. hahaha
Habislah di claim oleh indon lahanat dan jugak keling bangsat. Padahal jawa indon menang memusuhi kerajaan melayu agung masa tu sehinga ke zaman melaka dan johor.
The end. |
|
|
|
|
|
|
|
Edited by system_failure at 23-3-2018 03:51 AM
Ops.. belum the end lagi..
Kalau la aku seorg diktator dan mempunyai cita2 tingi sebagai nasionalis melayu, atau ultra melayu, aku pasti akan membelah segenting kra atas alasan jarak perdagangan kononnya tapi sebenarnya ingin merampas negeri2 melayu seperti narathiwat (menara), pattani (petani), krabi (gerabi), songkla (singgora), surat thani, satun (setul), chaiya (cahaya), Koh pi pi (pulau api api) dan byk lagi laa..
Bukan tu jer aku jugak akan merampas pulau natuna dan dan seluruh kepulauan melayu sumatra.
Itu pun kalau aku jadik diktator laa.. hahaha..
Tak salah kan kalau kita ada impian mcm German Reich.. dan ada allies dgn negara2 kecil lain.. |
|
|
|
|
|
|
|
SriVijaya was a Buddhist Empire ruled by the Sailendra Family by sharing power in a system called the "MANDALA".
The Sailendra Family was not a new clan, they were also the ruling family of the Funan and Yunnan court.
Being Political Fugitive as well as in businesses & being Traders, the Sailendra Family were all over the Nusantara.
Not surprise, being in the Mandala system of power sharing, SriVijaya capitals, keep shifting from places to places depending on the sharing of power, wars, internal and external political threats or supports, economic situation etc.
When Chola attacked in the years 1000 - 1100 AD, Kedah was the capital city of SriVijaya. The history was recorded in Tamil Naidu temple until now.
No Tamil bragging or inscription about Chola attacking Palembang, (but Indo Scholars bragging that Chola attacked them) indicating Palembang then was less significant important as Kedah was.
cut/paste:
In the early 11th century, inscriptions indicate that ties of friendship still existed between Chola and Kadaram of Srivijaya, however the commercial monopoly claimed by the Srivijayan Maharajas led to their friendship ended. The first Chola attack began in the year 1025, Rajendra's army sack Kadaram and the Srivijaya capital and took the Srivijaya king Sangrama Vijayottungavarman captive. The kingdom was restored to him only after he acknowledged Chola's sovereignty. |
|
|
|
|
|
|
|
Dude, I'm getting sick of telling you this again and again. You got nothing to prove the Sailendras are from Funan. And the only reference to the alleged pussy Chola attacks on southeast asian territories was found on the territory of the softy Cholas themselves. Any spineless coward can setup a self glorifying monument in his own backyard
|
|
|
|
|
|
|
|
Batu bersurat Kedukan Bukit dengan jelas mengatakan bahawa pihak yang menakluk wilayah Palembang itu datang dari Minanga Kamwar yakni Muara sungai Kampar. Maka Sriwijaya asli adalah terletak di propinsi Riau. Dulunya dikenali sebagai Malayu.
Sriwijaya tiruan pula adalah Kedah. Di bawah pemerintahan dinasti Sailendra ,empayar Kedah telah menakluk seluruh empayar Sriwijaya pertengahan 690an. Tak cukup dengan merampas Srivijaya, nama Sriwijaya pun mereka hijack sekali. Barangkali kerana takut keistimewaan perdaganagn ditarik balik oleh kerajaan China. Selama 200 tahun identiti Sriwijaya digunakan oleh empayar Kedah Sailendra . Sekitar tahun 900 barulah mereka tukar nama empayar menjadi Zabag . |
|
|
|
|
|
|
|
Batu bersurat Kedukan Bukit dengan jelas mengatakan bahawa pihak yang menakluk wilayah Palembang itu datang dari Minanga Kamwar yakni Muara sungai Kampar. Maka Sriwijaya asli adalah terletak di propinsi Riau. Dulunya dikenali sebagai Malayu.
Sriwijaya tiruan pula adalah Kedah. Di bawah pemerintahan dinasti Sailendra ,empayar Kedah telah menakluk seluruh empayar Sriwijaya pada pertengahan 690an. Tak cukup dengan merampas Srivijaya, nama Sriwijaya pun mereka hijack sekali. Barangkali kerana takut keistimewaan perdagangan dengan China ditarik balik oleh kerajaannya. Selama 200 tahun identiti  Sriwijaya digunakan oleh empayar Kedah Sailendra . Sekitar tahun 900 barulah mereka tukar nama empayar menjadi Zabag
|
|
|
|
|
|
|
| |
|