CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: limau_nipis

Ayat-ayat Cinta : The Movie

[Copy link]
Post time 1-3-2008 12:58 PM | Show all posts
udah beli ticketnya untuk jam 7 malam ini
nonton bareng my mom & friend

my friends yang dah tengok bilang  tissue siap dibawa.....
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-3-2008 01:13 PM | Show all posts
Originally posted by nichol at 1-3-2008 12:58 PM
udah beli ticketnya untuk jam 7 malam ini
nonton bareng my mom & friend

my friends yang dah tengok bilang  tissue siap dibawa.....


jealousnyeeee aku....
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 2-3-2008 11:08 AM | Show all posts
Originally posted by fa_stellar at 1/3/08 01:13 PM


jealousnyeeee aku....


sabar fa sabar.. org2 kat thread readings pun tgh meroyan nak tgk filem ni
Reply

Use magic Report

Post time 2-3-2008 01:32 PM | Show all posts
'Ayat-ayat Cinta' survives heavy-handed treatment
Nauval Yazid, Contributor, Jakarta

Filmmakers might be jealous of any number of factors in Hanung Bramantyo's latest film, Ayat-ayat Cinta (Verses of Love) of: the best-seller novel of the same name from which it was adapted; ample promotion; exotic locations; and even the otherwise problematic long delayed-release which does drive curiosity.

However, these elements may pale in comparison with the advantage of endorsements by particular religious leaders in the name of a certain religion.

And this is where the record must be set straight: giving religious consideration to this film is in the same vein with fussy trivializing concerns about downplaying the religious theme in Da Vinci Code.

In other words, neither Ayat or Da Vinci are religious films. The Passion of the Christ is, and so are legendary Indonesian filmmaker Chaerul Umam's 1977 epic Al Kautsar and his 1982 critically acclaimed Titian Serambut Dibelah Tujuh (with English title, The Narrow Bridge). Each of these has a storyline which unfolds in a religious contexts, driven by religious teachings.

Despite backdrops, costumes and certain lines in Ayat undoubtedly rooted in a particular religion, the film moves its story forward from a purely love story.

The main character, Fahri (Fedi Nuril), is believably sincere in a too-good-to-be-true manner, which unsurprisingly attracts not less than four women during his stay and study in Cairo, Egypt. They are his college mate Nurul (Melanie Putria), whose high-profile family makes Fahri feels inferior; Noura (Zaskia Adya Mecca), a hapless victim of domestic violence who turns against Fahri; Maria (Carissa Putri in a somewhat mind-bogging dubbed voice), his jovial neighbor; and Aisha (Rianti Cartwright), who Fahri meets in very unlikely circumstances.

These four greatly different women, each with their own desire to love and have Fahri, provide the film with a succession of grand events that verges on melodrama.

Nothing is wrong with that of course. If we have forgiven stylish 1950s Hollywood director Douglas Sirk for over-the-top soapy dramas like "All that Heaven Allows" and "Written on the Win", ushering them into the halls of fame, similarly themes will always be welcome.

Nevertheless Ayat is beset by flaws that hijack the film's potential to become an epic classic.

The trouble starts with Hanung Bramantyo's treatment of Ayat as a burden to be borne. Indeed, it is not an easy feat to translate pages of widely read novel for the screen; in this case, his too-careful method often boomerangs. Also, in the screenplay by Salman Aristo and Ginatri S. Noerwhich point-of-view shifts unhelpfully back and forth between Aisha and Fahri.

Through his technically superb direction Hanung does his best to save it though, boosting the production values. Allan Sebastian, Hanung's frequent collaborator in art direction, does a commendable work in livening the film's interior sets with nuances of a vibrant Egypt. Add to that cinematographer Faozan Rizal, who often works with Hanung as well, whose panoramic views are a feast for the eyes.

Ayat's opening scene of flowing sands will strike film buffs as an imitation of openers in "The English Patient" or "Lawrence of Arabia". It is a soothing rip-off, though. While too much like a postcard, these scenes provide light moments to an otherwise weighty script.

The same praise, however, cannot be given to composer Tya Subijakto, whose musical score interferes with absorbing the film. She demonstrated what she did in "Sang Dewi" (The Goddess): sudden entrance of exaggerated orchestra, usually kicked off with strings seriously annoys and can reduce the intensity of carefully crafted scenes.

Given the high splendor factor, it is surprising then the film boasts fine performances from its actors. They are especially good given that Hanung has yet to prove himself an actor's director, having thus far benefited instead from the persona of his actors -- for example Nirina Zubir in both "Get Married" and "Kamulah Satu-satunya" (You're the Only One) and Ringgo Agus Rahman and Nadia Saphira in Jomblo (Singletons).

Joining the aforementioned ranks from Ayat is Fedi Nuril, who finally delivers his showmanship as every man's leading man. His unthreatening good looks benefit greatly his impossibly well-behaved character, and Fedi's understanding of his character gives him a surprising depth, which leads to a likable and charismatic turn.

Sitting nicely next to him is the often under-appreciated Rianti Cartwright, who was consistent and effortless in "Jomblo" or "Pesan dari Surga" (Messages from Heaven). As her face has to remain beneath the hijab (Islamic head scarf) most of the time, she lets her eyes do the talking, to a notable result.

Equally notable then is the film itself that, despite its shortcomings, has given a strong color in the present circus of Indonesian cinema. Doubted if it may invoke other similar films to come in the near future, but for all it's worth, Ayat is given a warm welcome in our yard, and hopefully, beyond.

(Ayat-Ayat Cinta is currently showing in nationwide 21 Cineplex cinemas. English subtitles are available at select theaters in Jakarta.)

[ Last edited by  jf_pratama at 2-3-2008 12:45 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 2-3-2008 01:51 PM | Show all posts
... bile la nak masuk sini ni.

ada sape2 tau website review movie indonesia yg da review AAC ni?
Reply

Use magic Report

Post time 2-3-2008 04:11 PM | Show all posts
from http://www.ruangfilm.com/?q=ulasan/ayat_ayat_cinta



Akhir Dari Sebuah Penantian

Setelahmenunggu tanpa waktu, akhirnya kepastian rilis film yang dinanti olehbanyakkalangan ini muncul. Sebuah pencapaian yang diraih dengan kerjakeras dan proses yang berliku dari Hanung, Manooj, Salman &Ginatri,serta para pemain dankru dari MD Pictures. Sekaligusakhirpenantianbagi sekian banyak pembaca novel yang kabarnya masuk kategoriterlarisdi seantero negeri ini mau pun para penikmat filmlainnya.Gaungyangmemiliki sisi positif bagi promo film, namun bisa sajaberdampak buruk jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan banyak pihak.

Hingga suatu hari, undangan gala premierefilm tersebut tiba-tiba saja terpampang dengan manis di meja saya, 18Februari 2008,adalah tanggal yang tertera didalamnya. Dengankemasanyang cukup eksklusif mengalahkan undangan pernikahan adik sayayang baru lalu, seolah mengisyaratkan keseriusan sang pengundang danmemberi kilasan keglamouran dari film yang menurut produsernya membuatseluruh hidupnya selaksa dipertaruhkan. Wow....

Film Pembangun Jiwa

Dan... Film dibuka dengan adegan Fahri yang tengah kebingungan, karena file-file komputernyahilang, sehingga harus meminta bantuan tetangganya, Maria, denganmenampilkan dialog bahasa arab (yang kemudian juga mengisi sebagianfilm) beserta teks terjemahan.

Duarr....Sebuahawalan yang sangat tidak terduga dan mengejutkan, pilihan yang cukupcerdas,namun khas. Dengan bahasa gambar Hanung merangkai sebuahkekikukan saat seorang perempuan bukan muhrim memasuki flat bertuliskan Baiti Jannatitempat Fahri dan kawan-kawan tinggal, mulai dari membetulkan posisiduduk hingga saat Syaiful telat memberitahu kawannya (DennisAdhiswara)untuktidakkeluardari kamar mandi dengan hanya memakai handukdan celana pendek. Kejadian yang merupakan simbolisasi yang baikdariakhlak Fahri dan kawan-kawansaat Maria yang cantik dengan ringantangan membantu Fahri mengetik ulang proposal tesisnya.

Lalu, cerita pun bergulir, ke saat Fahri hendak pergi talaqqiketempatustadz Usman, dengan runtun tergambar bagaimana Maria kemudian memintatolong untuk membelikan disket dan menghadiahkan ashir manggakepada Fahri,langkahnya sempat terhenti sebentar oleh adeganNourayangsedangdisiksaoleh Bahadur didepan orang banyak tanpa adayang beranimenghalangi hinggaakhirnya ia sampai di tempat ustadzUsman.Perjalananpulang dari talaqqi membawaFahri dalamperkenalan secara tidak sengaja dengan Aisha, yaitu saat ia hendakmenghalangi seorang Mesiryang membentak Aisha karena memberi tempatpada orangAmerika, meskiuntuk itu ia mendapat pukulan.

Sampaititik ini dapat terjelaskan bagaimana Salmandan Ginatri, pasangan yangmenulis skenario film ini mencoba untuk membuat sebuah plot cerita yangpadat, merangkum sekian ratus lembar halaman novel kedalam skenarioyang memiliki berbagai keterbatasan tanpa mengurangi inti cerita maupun sisi menarik lainnya.

Sentuhan seorangHanung (Sutradara Terbaik peraih Citra 2004 dan 2007) tetap terlihatlewat bahasa gambar yang sangat dikuasainya serta menampilkan berbagaidetail yang 搕ertulis
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 2-3-2008 05:19 PM | Show all posts
Gue baru aja nonton semalam, menurut gue emang banyak sekali perubahan dari versi novelnya, yang paling ketara adalah hilangnya nuansa mesir di film ini.. Tapi secara umum gue nilai masih bagus, masih layak di tonton, 6.5/10
Reply

Use magic Report

Post time 2-3-2008 06:43 PM | Show all posts
Originally posted by Badak-Jawa at 2-3-2008 05:19 PM
Gue baru aja nonton semalam, menurut gue emang banyak sekali perubahan dari versi novelnya, yang paling ketara adalah hilangnya nuansa mesir di film ini.. Tapi secara umum gue nilai masih bagus,  ...

Maaf gue koreksi, bukan hilang tapi kurang
Dari catatan gue paling ngga ada 3 adegan yang menyentuh hati, silahkan ditunggu filmnya   


[ Last edited by  Badak-Jawa at 2-3-2008 06:51 PM ]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 2-3-2008 06:59 PM | Show all posts
Pembuktian Sebuah Dongeng Cinta
Kompas; Minggu, 2 Maret 2008
DAHONO FITRIANTO

擜yat-ayat Cinta攁dalah fenomena terbaru industri perfilman Indonesia. Dalam minggupertama pemutarannya di bioskop, film garapan sutradara HanungBramantyo tersebut mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

MenurutManoj Punjabi, produser Ayat-ayat Cinta, gedung-gedung bioskop yangmemutar film itu serentak sejak 28 Februari selalu terisi di atas 95persen kap**s tempat duduk. Bahkan di beberapa tempat sampaimelebihi kap**s tempat duduk yang tersedia. 擠i bioskop Regent,Bandung, orang sampai rela membayar untuk duduk di bangku ekstra.Kap**s gedungnya hanya 96 kursi, penontonnya 101 orang,
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 01:51 AM | Show all posts
menarik filem ni....ha! tunggu apa lagi gbsb! cepat angkut bawak sini cepat!!!!!
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 02:43 AM | Show all posts
dah tgk kat youtube..lain sket dr buku(hurmm..slalu pn kalo adaptasi buku mmg takkan sama sgt buku -film kan?-)
tak brapa berkenan aisyah dlm film..rasa cam dia kasar sgt banding ngan dlm buku..maria ok la..
tapi asal maria tak pakai tudung lepas kawin..hmm...
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 09:38 AM | Show all posts
some comments from www.ruangfilm.com

Sangat menyentuh.. bioskop banjir air mata..
Dikirim oleh vyee pada Sab, 01/03/2008 - 11:08.

Setelahselesai nonton Ayat Ayat Cinta, tidak seperti biasanya saya melihatpenonton di sekeliling saya masih terduduk sambil menyeka air mata.Halini menunjukkan film ini memberi pesan yang berarti bagiparapenontonnya.Sangat menyentuh... bahkan saya sempat melirik ke duapria disamping kiri dan kanan saya meneteskan air mata ketika sebuahadegan didalam penjara, ketika seseorang penghuni penjara berceritakisah NabiYusuf kepada Fahri, dan bagaimana cerminan Islam dalam diriseorang Muslim itu adalah Sabar dan Ikhlas (hmm..penghuni penjaraitusepertinya cocok dinominasikan sebagai peran pembantu pria terbaik)Finally..Congratulations!!!penghargaan yang sebesar2nya atas ide sangpenulis dalam cerita religi"pembangun jiwa" ini dan juga buat sang sutradara yang mengemas ceritaini menjadi sebuah film cukup memukau.

Film religi, cinta dan keteladanan yang menggetarkan
Dikirim oleh ceko pada Kam, 28/02/2008 - 23:54.
"Maafkanbilaku tak sempurna...." Hanung dengan baik menvisualisasikan novel karyaKang Abik dengan apik,sebuah kisah tentang sekelumit cinta yang rumit,antara rasa cinta dan rasa memiliki, kesempurnaan tak di miliki olehmakhluk sang pencipta, kesempurnaan hanya miliknya semata.filmyangbegitu menyentuh, penuh keteladanan,dan tidak hanya diperuntukkanpada mereka yang sedang belajar akan cinta.
cast yang mengisi filmini bisa membawakan perannya dengan baik, zaskia addya mecca sebagainoura dan teman fachri selama di penjara berperan sangat baik, jalancerita oke hanya saja setting terasa ganjal.

menyentuh dan indah banget
Dikirim oleh adiit pada Kam, 28/02/2008 - 11:35.
film ini sgt layak untuk ditonton semua orang.
Ayatayat cinta berhasil membuat penonton terhanyut dalam film ini.tatamusik, editing, dan sinematografinya bagus banget. ditunjangakting parapemainnya yang gak diragukan lagi kualitasnya. Mulai dari Fedi Nurilhingga seseorang yang didalm penjara aktingnya memukau. namun yangperlu dicatat yang jadi hakim sgt amat orang jawa. karena ngomongnyamedok. hehehe..


intinya film ini pasti masuk nominasi untuk film terbaik tahun ini. dannampaknya hanung akan masuk nominasi untuksutradara terbaik..congratz...!!!








[ Last edited by  aisyah_putri at 3-3-2008 09:41 AM ]
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 11:32 AM | Show all posts
aduhla...... nak tgk~! x kesah la kalo ade part2 yang hilang atau kurang dari buku... mungkin interpretasi Hanung berbeza dgn org yg membaca AAC sendiri kan.
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 04:17 PM | Show all posts
sudah tengok..membutu*kan perjuangan untuk mendapatkan ticketnya.....antri 2 jam

agak kecewa waktu pertama kali melihat awal ceritanya....alur cerita terlalu cepat
mungkin kerna aku dah baca novelnya
ada beberapa karakter yang ada di dalam novel dihilangkan di filmnya
tapi waktu melihat bagian pertengahan cerita mulai suka apalagi bagian akhir
sewaktu adegan ibunda fahri menelfon aisha air mataku menetes
my mom and fren pun ikut  nangis
paling suka sewaktu adegan aisha cemburu dan fahri kebingungan bagaimana dia harus bersikap adil erhadap 2 istrinya
semua pemonton hening tak ada yang bercakap semuanya terhanyut oleh jalan cerita film ini
mas hanung memang best, jadi makin bangga jadi orang jogja
film ini film indonesia paling best yang pernah kutonton
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 08:07 PM | Show all posts
hari minggu kemarin, saye menonton untuk yang kedua kalinye, kali ini bersame dengan 3 orang kawan saye,.
ternyata  menonton yang kedua kali ini tak semudah yang pertama, diperlukan perjuangan dan kesabaran layaknya fahri , untuk mendapatkan ticket filem nih,
bermula dari jam 10 pagi semua pertunjukan dah penuh dari 3 bioskop yang kami jelajahi, akhirnye setelah penat dan sedikit putus asa kami pon mencube sekali lagi untuk jam penayangan entah yang keberapa sekitar jam 4 petang, dan setelah sampai, seperti biase, mereka cakap dah penuh, geram rasenye hati nih, macam nak melempar botol "fresh tea" ke muke pompuan yang jual tiket tu, tapi untunglah teringat wajah aisha , selang beberape menit penjage tu cakap ade 5 kursi extra, so apelagi, bukan maen senangnye kawan aku, dan sayepon..  
taulahkan kalau kursi extra nih posisi duduk die kat mane. memang sangat tak nyaman, buat aku tak masalah sebab dah pon nonton, tapi buat kawan aku sudah pasti pengalaman tak menyenangkan, nasib baek filem die bagos kalau tidak, mungkin botol "fresh tea" melayang kat depan bioskop tu...

BTW tadi bace kat detik.com, die kate selepas AAC, ketika cinta bertasbih pon akan dibuat versi filem.
Reply

Use magic Report

Post time 3-3-2008 08:54 PM | Show all posts

Balas #40 limau_nipis\ catat

agaknya mmg aku yang benak sikit kut. buku AAC versi BM ni member aku pinjamkan. Dia kata dia tak boleh cerna bahasa kat dalam tu. Bila aku baca, aku pun sama. Rasanya aku kena baca versi indon la.la ni tgh cari semula nak rewind balik.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 3-3-2008 08:57 PM | Show all posts
paling senang rasanya aku nak pi tgk movie ni dulu. pastu baru baca AACs emula but in Indonesia Version.Bahasa asal biasanya lebih memukau dari alihbahasa. alamacam kita tgk cite korea kat tv tapi cakap mandarin. pehhh menyampah betui.
Reply

Use magic Report

Post time 4-3-2008 10:00 AM | Show all posts
Ayat-Ayat Cinta, Sebuah Kisah Mempesona
By Melia F.

[SinemaSinema] Ayat-AyatCinta, saat ini menjadi sebuah fenomena baru di Indonesia. Tiba-tibasaja film arahan Hanung Bramantyo ini menjadi pembicaraan banyak orang.Mulai dari anak-anak sekolah hingga ibu-ibu pengajian. Lihat saja,untuk mendapatkan tiket film ini, calon penonton harus rela antriselama 1-2 jam, wow!

Film yang diangkat dari sebuah novel islami karya Habiburrahman ElShirazy ini, berhasil memikat jutaan penontonnya. Kisah percintaanFahri, Aisha, Maria, Nurul dan Noura mengalir indah. Kualitas aktingpemainnya pun tidak mengecewakan, terutama Zaskia Addya Mecca (Noura),Carissa Puteri (Maria) dan seorang teman Fahri selama di penjara,sungguh luar biasa. Ketiga tokoh ini selayaknya mendapatkan pencalonandi ajang Festival Film Indonesia tahun ini.

Beberapa adegan di film ini mampu mengguncang hati penonton hinggaberurai airmata. Perpaduan kisah cinta, sinematografi yang indah dantata musik yang pas, berhasil menciptakan adegan yang menyentuhperasaan. Penulis masih ingat, ketika selesai menonton gala premierfilm ini beberapa waktu lalu, beberapa orang di sekitar penulis masihterdiam sambil menyeka air mata di wajah mereka.

Film ini juga menuai sejumlah kontroversi. Di beberapa daerah terdengarkabar bahwa film ini ditentang oleh Dewan Gereja. Entah apa sebabnya,apakah karena penokohan Maria si Gadis Kristen, atau karenalambang-lambang Kristen yang tampil di sepanjang film ini.

Saat ini film AAC masih diputar di berbagai bioskop di seluruh tanahair. Sebagian besar bioskop-bioskop tersebut memutarnya dalam 2 hingga3 studio sekaligus. Fenomena seperti ini hanya terjadi untuk film-filmbox office dunia, seperti Titanic, Spiderman dan Harry Potter. Sungguhsebuah pencapaian yang luar biasa dari sineas lokal tanah air.

Selamat untuk Hanung Bramantyo atas pencapaian ini. Semoga di masa yangakan datang akan lahir film-film islami lainnya yang tidak hanya indahsecara sinematografi namun juga menggugah hati.

***

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 4-3-2008 10:26 AM | Show all posts

Balas #258 LimaWira\ catat

tahniah to pengarah sebab berjaya angkat filem ini dan masih berlandaskan agama
Reply

Use magic Report

Post time 5-3-2008 09:40 AM | Show all posts
Hanung Bramantyo Kaget 'Ayat-ayat Cinta' Laris
03 March 2008 16:37




Sutradarafilm 'Ayat-ayat Cinta' (AAC) Hanung Bramantyo tak menyangka karyagarapannya laris-manis. Dalam empat hari pemutaran film produksi MDPictures itu sudah ditonton 700 orang.

Menurut Hanung, produserfilm tersebut Manoj Punjabi sempat ragu. "Pak Manoj sempat ragu filmini akan menjadi box office. Termasuk saya. Film ini dianggap tidakkomersil," jelasnya saat dihubungi detikhot melalui telepon Senin (3/3/3008).

KeraguanHanung dan Manoj ternyata tak terbukti. Begitu diputar serentak mulai28 Februari, orang-orang berbondong-bondong mendatangi bioskop.

Bahkan kata sutradara peraih Piala Citra itu,ibu-ibu pengajian yangbiasanya tak pernah pergi nonton, mendatangibioskop demi AAC. "Kemarinsaya baru diundang, kelompok pengajian mana gitu, nonton bareng diPlanet Hollywood," kisahnya.

Novel AACrupanya sengaja dipilihHanung untuk merangsang orang-orang yang antigedung bioskop mendatangitempat pemutaran film tersebut. Kini setelah tujuannya tercapai,sutradara 'Brownies' itu berniat kembali membuat film bernuansa Islami.

Hanung berharap ia bisa kembali mengangkat karya HabiburrahmanEl-Shirazy lainnya setelah 'Ayat-ayatCinta'. Novel Habiburrahman yangakan kembali difilmkan adalah 'KetikaCinta Bertasbih'.

Rupanya novel yang juga jadi best selleritu juga sudah dipinang pihak lain untuk diangkat ke layar lebar.Hanung hingga saat ini belum mendapat keputusan apakah ia mendapatkanhak untuk memfilmkan novel tersebut.


[ Last edited by  LimaWira at 5-3-2008 09:43 AM ]
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

6-2-2025 11:33 PM GMT+8 , Processed in 0.081415 second(s), 26 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list