kelam langit malam
buat aku nanar dengan kehidupan
gelap dan suram
tanpa cahaya bulan dan bintang
yang kehilangan hanya titik titik hitam...
menuju ke arah kegelapan
pemuda pemudi kalau berkain songket... alangkah indah berseri bertambah cantik... kainlah songket tenungan melayu... asalnya dari terengganu... oh abg yang manis... oh nona yg lawa... pakai kain songket pakaian budaya...
kain songket pakaian anak melayu... tapi sayang tak boleh pakai selalu... kerana jemu mata memandang... tidak seperti batik basahan... berbagailah macam boleh digayakan... setiaplah hari jikalau berjalan...
di kala mentari mengusik...
lelalang menari-nari di tepian...
lorong itu, semak itu...
berpimpingan tangan...
seiringan sejalan...
kita sedang pulang...
melangkah ke depan... untuk jadi matang...
biarpun kita belum kenal...
erti apa itu kawan...
laut senja yang indah...
beburung pulang mencari sarang...
fajar TUHAN kian tenggelam...
namun jiwa kita tidak kelam...
kerna...
kita sudah kenal erti kawan...
memacak jasad di jambatan...
akal melayang mencari kenangan...
termenung, mata memandang air...
ada perahu cinta di sana...
bagai merpati terbang sejoli...
ternyata engkau bakal suri...
walau ia masih misteri...
namun...
segalanya telah punah...
hanya dengan satu lafaz...
dan ia sah!
maka...
tersimpuh engkau dalam kelambu...
menjawab salam indah berahi...
dahi dibasuh kucupan suci...
nikmat syurga kini engkau miliki...
roh lemah ini hancur memerhati...
dan ternyata...
engkau bukan milik ku lagi...
~ Hak Cipta Terpelihara oleh Amin al Kalam ~
idea tercipta pada 2004... terjemahnya coretan pada April 29,2008...
ilham tercetus dari karya KERONCONG UNTUK ANA...
pujangga ada berkata
bahawa cinta itu buta
benarkah bagai dikata?
aku mencari buktinya.
aku semakin tertanya-tanya
butakah sesuatu cinta
andai mempertaruhkan ketenangan jiwa?
adakah tergadai maruah diri dan keluarga
tanda cinta itu buta?
dalam samar aku meraba
butakah sesorang bila
hatinya digadai untuk harga sebuah cinta?
atau benarkah menerima apa sahaja
tanda cinta itu tidak bermata?
dan kini aku temui jawapannya...
cinta itu tidak buta...
cuma apabila sedang bercinta
semuanya kelihatan indah sahaja
kerana itu orang berkata
manusia yang bericnta itu buta
kerana dimata mereka ada cahaya cinta...
indahnya tidak terucap dengan kata-kata
salahkah jika begitu jadinya...
kerana cinta kita dapat menjadi siapa kita
menjadi manusia yang tabha hatinya
cekal dan kuat hidupnya.
semuanya terpulang pada anda...
aku cuma bertanya...
apalah ertinya cinta...
bagiku cinta itu tidak buta...
cuma ia membutakan kita dari pandangan yang bisa membawa kepada kesedihan dan kemurungan yang ada...
menjadikan yang buruk itu seindahnya...
dan yang kurang itu nampak kelebihannya...
itlah keistimewaan cinta...
terimalah cinta itu seadanya...
jangan meminta sesuatu yang tidak mampu diberi oleh cinta...
percayalah pada jodohNya...
teguhkanlah ikatan kalian berdua...
nescaya bahagialah kamu hingga ke akhir...
di keheningan mentari...
dedaun mati gugur layu...
kemarau adakala indah terperi...
semilir angin tersipu-sipu...
membawa erti...
alunan jiwa halus itu...
gubahan irama mengasyikkan...
melodi indah tetap satu...
bayu siang menjamah semesta...
pepohonan akur mulakan tarian...
beburung megah bersayap di awangan..
di balik sinaran itu ada cerita...
hari ini sudahkah dia menegur TUHAN!
mencabul kenangan di perhentian...
terduduk lesu wajah sayu...
jiwa kudus memanggil nama TUHAN...
banyak doa belum dimakbulkan...
langkah gagah yang memenatkan...
terik kan mentari tiada peduli...
tunduk ke bumi di kala bergerak...
fikiran melayang ke langit tujuh...
di sana terkandung segala impian...
sabarlah wahai jiwa halus...
TUHAN pasti kasihan...
melihat jiwa yang makin tandus!
kalimah suci alam terpegun...
di kala suara-suara kecil bersatu...
dan ia mula menjadi satu...
apabila niat itu mula sama...
engkau dia dan kamu...
semuanya adalah kekasih-kekasih ku...
namun... ( sedih dalam tangisan )
masa dulu telah berlalu...
jauh engkau tinggalkan aku...
aku kini sepi...
merindui kenangan yang pergi...
engkau lupa pada aku...
aku dipinggir...
tidak terhirau lagi...
engkau kejam!
aku diperalat...
tubuhku disentuh bila perlu...
kesucianku dijual beli...
engkau menodaiku...
untuk mempamer kesucian mu!
aku berkecil hati...
aku sedih...aku menangis...
dan kini...
aku hanya menanti...
masa untuk aku pergi...
jauh meninggalkan engkau...
dan alam ini...
serta kekasih-kekasihku yang lain...
yang aku sayangi...
selamat tinggal...
aku pergi membawa bismillah...
dan...
aku tinggalkan engkau...
sebuah kalimah syahadah...
juga...
aku tinggalkan engkau...
bersama kalimah-kalimah suciku...