Koleksi Puisi Jiwa Kacau - Amin al Kalam/Raudah [BERSUJUD RINDU]

raudah

ombak yang bergelora resah
Menghempas jiwaku ke pantai
Bulan yang mengambang rindu
Menghumban aku ke gaung sedu
bintang menanti ceritera

mutiara hadir bersama duka

Ke manakah nakku bawa lara ini?

raudah

pedih jiwa menahan keciwa...
perit lagi dia yang kau kecewakan..

raudah

Sesungguhnya ia amat mudah, namun pengertian itu sukar untuk difahami..

raudah

tanpa bicara
bisikan itu datang
menggema jiwa
merantai kaku
persis mutiara
jatuh berserakkan

raudah

dalam diam..
di hening hari..

semakin kusam..
dalam senyap bersama bisu..
tiada kata..tiada bicara..tiada suara..
hanya pada sekelumit rasa hati..

raudah

itukah kita
yang selalu duduk berdua
menghitung bintang bersama bulan

memohon angan menjadi nyata

mengangkat tangan berserah padaNYA

itukah kita
bergurau senda

tidak mengira masa

lupa pada derita

menjaga sinar

berseri selama

menutup segala sendu

itukah kita
bahawa hari yang kita lewati
tak semudah mengungkap kata-kata

tak semudah berbicara

tak semudah mengawal jiwa
kerna kita harus bertarung melawan masa dan jiwa

demikianlah kita
yang terbiasa menyimpan hening bening

yang terbiasa menyimpan rasa jiwa

yang terbiasa menyimpan hati tercedera

yang terbiasa menyimpan mutiara terseksa

yang terbiasa menyimpan amarah batin

yang terbiasa menyimpan gelora jiwa

yang terbiasa menyimpan dendam hati

yang terbiasa mengunci bicara
di dalam kebisuan bersama

trunks

wa harap lu sentiasa macho n hensem selalu,   
leh la 'jaga' wa kan?

jum goyang palerrrr jum..jum jum..

Amiin_al_Kalam

wa memang tak bley tahan bila dengar lagu ni...

raudah

di malam sepi ku terbayang
wajahmu bermain di mataku..
lantas bercucuran airmata
berlinangan di pipiku..

mengenangkan peristiwa
sewaktu kita bersama dulu
bermesra dan saling menyinta
namun perpisahan akhirnya..

obelisk

pabila malam pikiran ku menerawang,
persis selipar jipun dipakai terbalik berlainan kaler,
melayang terbang menghembus nafas ke dalam akuarium wak jono,
menamatkan riwayat sang algojo kencing berdiri,
tersentap hati pabila menyingkap tirai malam bulan mengambang,
namun apakan daya bintang yang digapai tak tercapai,
sekadar menyimpan diingatan,
sebiji buah ceri sebagai hiasan

raudah

bintangku...
hati ini semakin sepi..
langkah ini semakin sayu
mimpi ini amat mengerikan
sakit ini semakin menggamit..

bintangku..
tika ini
jiwa begitu sesal
hati begitu kecewa
akal amat berat..

bintangku..
benarkah itu IA
benarkah IA
benarkah INI
benarkah SEGALA

bintangku..
hati itu bersendu
mutiara itu ingin berlagu
jiwa itu sebak menahan
qaseh itu terlalu perit..

bintangku...
izinkanku
berlagu sendu
dalam syahdu
yang semakin meruntun..

bintangku...
padamu kulayangkan
hati ini masih lagi...
masih seperti ITU..

[ Last edited by  raudah at 19-11-2008 07:08 PM ]

Amiin_al_Kalam

Dalam Caravansary Ada Engkau!

wajah suram tunduk lesu...
roh kitaro menjadi teman...
CARAVANSARY berganti nafas...
ada nadi dalam melodi itu...
walaupun ia lemah...
alunan sedih itu penyambung nyawa...

terpaku menatap kaca bersinar...
dalam samaran membongkar cerita...
jiwa kacau dibuat ulaman...
harapan tercipta sebuah karya...
CARAVANSARY merasuk roh ilham...
penunggu akal mula berpuaka...

dalam tulisan itu ada dia...
dalam melodi itu ada engkau...
dalam puisi itu ada jiwa...
dalam CARAVANSARY ada engkau dan dia...

namun...

alunan syahdu itu makin sendu...
tatkala naluri dicabul nafsu...
Oh! mengapa begitu?

detik jarum letih berdetik...
awan malam bertukar rupa...
hati merah diulit sakit...
indah CARAVANSARY terus menggoda...

akan tetapi...

jiwa halusnya semakin meronta...
pabila tikaman melodi Si Tua itu...
memaksa jasadnya terpukau kaku...

kerna...

dalam CARAVANSARY itu ada engkau...
dalam engkau ada irama itu...

dan...

ternyata...
kini dia sedang merindu!

puisi tercipta merindu kenangan... dalam tenang ada kebingungan...lalu coretan ini diilhamkan...

oleh - Amin al Kalam

~ Hak Cipta Terpelihara~

raudah

masa semakin berlalu... berlari mengejar waktu menolak aku ke situ tanpa rasa tanpa jiwa waktu itu semakin sempit menjerut ke dalam rongga menikam satu persatu tanpa rasa tanpa jiwa hati semakin terseksa mengenang jiwa yang kental membuang kata merungkai bisa diam terpaku melawan bisu

raudah

bintangku..
kendi ini ingin berbicara
pada dia yang tegar
meracun jiwa merantai sanubari

bintangku..
izinkanku berkata-kata
pada malam gelap
penuh dengan ke'sah duka

bintangku..
bisakah ia dibicarakan
tegarkah kendi ini dibuka
sedangkan hati menolak pada

bintangku...
singgahku sementara
melepaskan lelah yang mendesak
menahan jiwa nafas tersekat
namun ia makin merentap..

raudah

Salahkah aku bintang..
mengalah sebelum bermula
berserah sebelum berdoa
menjadi kandi yang kaku

Salahkah aku bintang..
bersuara tanpa kata
hasrat tanpa niat
jatuh tanpa sedar
menjadi hempedu nista

Salahkan aku bintang...
merayu..memujuk...
merintih..menangis..

Salahkah aku bintang..
bermanja..bermimpi..bermesra...bersendu..
menjadi nilam kelam jua..

Salahkah aku bintang...
tarikat itu terhenti
menjadi mimpi yang suram
telah kucurah segala...hambar...
padamu bintang ku layangkan...
mati qasehku di sini...

my peberet puitis....sukat tuk dicipta...sukar untuk digalas n ia amat sukar tuk difahami...

let it be..

nukilan tercipta tanpa rasa ....akira..

raudah

QaSEhkU DI sAnA...

dalam jiwa merebak giler

dalam hati berkocak kencang

dalam diri bergetar sendu

dalam sinis terbongkah segala



alpa QAseh dalam samar

terungkai kata dalam sedar

mencari sufi dalam diri

renggut segala tersimpan



mendongak langit seketika

mendesak jiwa ke sana

jatuh terduduk di lembah gusar

hancur Qaseh di bawa angin..



guguran satu persatu..

bersama angin melambai sendu

menusuk hiba Qaseh itu



dan pilu merenjat jiwa

meragu melangkah laju

namun jatuh tersungkur pada dia



kembali bertuankan dia

terkedu merenung sufi

mencari Qaseh sebenar

disana nyata terbuka

segala hasrat ternista.....

nukilan tercipta tanpa jiwa

-akira-

kesuma_jon

QaSEhkU DI sAnA...

dalam jiwa merebak giler
dalam hati berkocak kencang
dalam diri bergetar sendu
dalam sinis terbongkah segala
alpa QAseh dalam samar
terungkai kata dalam sedar
mencari sufi dalam diri
renggut segala tersimpan
mendongak langit seketika
mendesak jiwa ke sana
jatuh terduduk di lembah gusar
hancur Qaseh di bawa angin..
guguran satu persatu..
bersama angin melambai sendu
menusuk hiba Qaseh itu
dan pilu merenjat jiwa
meragu melangkah laju
namun jatuh tersungkur pada dia
kembali bertuankan dia
terkedu merenung sufi
mencari Qaseh sebenar
disana nyata terbuka
segala hasrat ternista.....

kesuma_jon

kegembiraan mu kegembiraan ku juga

welcum!

raudah

uhukkk...uhukkk...uhukkk...
bintangku...
sudah ku katakan...
telah kujelaskan padamu...
yang tersirat..uhukkk

bintangku...
kau yakin bukan...
ternyata ia palsu..
pedih terguris lagi...
berulang dan terulang..
segalanya ternista..

bintangku...
bagaimana...
haruskah ku pergi..
meninggalkan segala..
sakitku tidak terbendung..
mutiara itu tak tertahan..uhukkk

bintangku..
kesabaranku tidak sekuat hatiku
perit dihati semakin terusik
jiwa kejam meniti saat
mencari masa melangkah jauh

bintangku...
putuskan tarekat..
senduku tidak terhenti
piluku mengenang diri
dan..
menjauh aku padanya..

nukilan tercipta tanpa naluri

-akira-

raudah

perlukah jiwa meruntum sedey..
pada jiwa yang tecedera
perlukah hati berduka lara
pada ceritera cinta yang hancur musnah..

hati itu semakin kelam
sepekat darah beku kejam
merah api jiwa membara
namun masih terselit jiwa terpendam