|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Reply 520# rifa
Industri pesawat terbang berkembang sangat pesat, terutama setelah didirikan PT. IPTN (Kini PT DI) di bawah kendali BJ Habibie pada tahun 1976. Perusahaan ini berhasil membuat sejumlah pesawat, helikopter, komponen pesawat, prototype panser, misil, roket, torpedo, dan lain sebagainya. Di antara jenis pesawat yang merupakan kebanggaan Indonesia, yaitu NC-212, CN-235, N-250, cikal bakal N-2130.
Pesawat-pesawat itu bukan hanya digunakan oleh TNI melainkan juga banyak diekspor ke negara-negara Asia, Eropa dan Timur Tengah. Negara-negara Asean yang menggunakan produk buatan Indonesia di antaranya adalah Malaysia yang membeli pesawat jenis CN-235 sebanyak delapan buah. Filipina dua buah, dan Brunei satu buah. Demikian juga dengan Korea Selatan yang juga memesan hingga 12 unit. Negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab yang memesan hingga tujuh unit, Pakistan hingga empat unit, dan Turki yang memodifikasi CN-235 itu menjadi anti-submarine aircraft.
Bukan hanya itu, Indonesia juga membuat sekaligus mengekspor suku cadang untuk Boeing, Airbus, General Dynamic, dan Fokker. Yang paling membanggakan adalah produk yang dihasilkan PT Dirgantara Indonesia untuk Airbus A-380, yaitu inboard outboard fixed leading edge. Komponen ini merupakan bagian penyangga pesawat yang bila tanpa itu, pesawat tidak akan bisa terbang. Komponen ini adalah pesanan British Aerospace Inggris. Pesawat ini disebut-sebut sebagai pesawat raksasa pertama di dunia yang mempunyai panjang kabin hingga 73 meter dan panjang sayap 79,8 meter. Pesawat dua tingkat ini mampu menampung 570 penumpang.
Indonesia juga bekerjasama dengan Bell Hilicopter dari Amerika untuk membuat helikopter Bell model 412 HP yang dirancang untuk keperluan militer.
Selain PT DI yang juga matra pertahanan negara kita adalah PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat) yang memproduksi senjata, kendaraan tempur, dan amunisi. Untuk peluru, misalnya, sebagian besar yang diproduksi adalah kaliber 5,56mm, 7,62mm dan 9mm. Selain untuk memenuhi kebutu*an peluru aparat, Pindad juga mengekspor ke sejumlah negara tetangga seperti Singapura (bahkan sudah beberapa tahun memesan hingga 10 juta butir), Filipina, Bangladesh, bahkan Amerika Serikat.
Produk-produk yang dihasilkan Pindad ini tentu saja telah melalui uji kelayakan badan internasional. Seperti semua produk Divisi Amunisi yang telah lulus pengujian standar NATO. Demikian juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994.
Untuk Panser jenis Anoa 6×6 juga dipesan oleh Kerajaan Oman. Malaysia juga memesan hingga 30 unit panser Anoa. Panser bermesin Renault ini memang sudah teruji di negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB. Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat ketahanananya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi di Cina dan India.
Divisi senjata Pindad mampu memproduksi senapan serbu hingga varian kelima (SSI-VI, SS2-V2, SS1-V3, SS1-V5) senapan sniper (SPR-1) pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1, R1-V2, RG-1 (tiper A), RG-1 [tipe c]), senapan sabhara/polisi (Sabhara V1 and Sabhara V2), senjata penjaga hutan, pistol professional magnum, peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body protection). Produk-produk yang dihasilkan itu banyak dipesan oleh negara-negara di luar negeri. Di antaranya adalah sebuah jaringan supermarket khusus olahraga berburu, camping, dan memancing bernama Cabelas’s, yang merupakan pembeli terbesar produk-produk buatan Pindad.
PT PAL Indonesia merupakan perusahaan BUMN lainnya yang bergerak dalam industri strategis pertahanan, yaitu memproduksi kapal laut. Sejumlah jenis buatannya adalah kapal perang jenis Landing Platform Dock, kapal patrol cepat (Fast Patrol Boat), kapal selam, dan kapal angkutan/muatan curah sampai 50.000 Dead Weight Tonnage (DWT) dan kapal penumpang di atas 500 orang, serta kapal tanker sampai dengan 30.000 Long Ton Dead Weight (LTDW). Kualitas produk buatan industri kapal Indonesia diakui oleh dunia internasional. Di antaranya, negara Italia yang memesan kapal Chemical Tanker 6.200 DWT.
Mandiri dan Eksportir Alutsista
Melihat capaian di atas tentu saja bukan isapan jempol semata untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara pertama di Asean yang mandiri dan pengekspor alutsista. Meski industri pertahanan kerap dirundung masalah, rupanya mereka terbukti masih mampu membuktikan kemampuannya untuk bangkit di level nasional dan internasional, meski harus berjalan dalam keadaan tertatih-tatih.
Untuk tumbuh mandiri dan terdepan dalam ekspor alutsista, industri pertahanan nasional kita memiliki sejumlah kekuatan (strength) penting, di antaranya kekayaan alam sebagai bahan baku industri, SDM yang banyak, dan TNI yang solid yang didukung oleh kemampuan dan strategi handal dan moral juang tinggi. Kekuatan tersebut untuk memanfaatkan peluang yang besar, seperti adanya dukungan lembaga riset, kebijakan normative pemerintah dalam mendukung revitalisasi industri pertahanan, dan adanya negara-negara yang mau kerjasama dan alih teknologi secara nyata di bidang pertahanan.
Dibutu*kan dukungan penuh dari pemerintah untuk mewujudkan cita-cita mandiri bahkan menjadi negara eksportir alutsista dalam sizing yang lebih besar. Dukungan itu direalisasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang berpihak pada cita-cita tersebut, serta memberikan alokasi anggaran yang lebih besar terhadap industri strategis.
Hal lain yang penting diperhatikan adalah meningkatkan peran kepemimpinan dalam koordinasi antar intansi. Seperti dalam masalah tarif bea masuk bahan baku yang dibebankan kepada BUMN seperti pada Pindad dan PT DI. Perlunya sinergi antara Bea Cukai (Depkeu) Bappenas, Dephan, serta Panitia Anggaran dan Komisi yang berwenang di DPR. Pasalnya, selama ini BUMN yang bergerak dalam matra pertahanan itu seringnya harus menghadapi kebijakan di setiap intansi yang kadang saling berbeda atau kurang sinkron.
DPR, khususnya Komisi I akan memberikan masukan ke pemerintah agar lebih fokus dalam pengadaan alutsista melalui industri dalam negeri dan kerjasama riset dan pengembangan, melakukan pengawasan terhadap akuisisi atau pengadaan alutsista sehingga lebih ketat, dan dalam budgeting, DPR meminta alokasi anggaran pertahanan khusus untuk pembinaan industri pertahanan nasional sehingga lebih nyata dan efektif.**
http://fayakhun.blogdetik.com/20 ... ksportir-alutsista/ |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 6-6-2011 14:27
Samudera Indonesia: Pelayaran ke Terusan Suez Akan Dikawal Anggota TNI AL
TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Eksekutif PT Samudera Indonesia Tbk Asmari Herry mengatakan bahwa pelayaran niaga melalui Terusan Suez akan dijaga anggota TNI Angkatan Laut. “Mungkin akan ditambahkan 6-8 anggota militer,” kata Asmari kepada Tempo, Sabtu lalu.
Kebijakan ini diambil setelah Kapal MV Sinar Kudus milik Samudera Indonesia disandera 46 hari oleh lanun Somalia pada 16 Maret lalu. Menurut Asmari, penambahan ini akan meningkatkan biaya operasional kapal yang mencapai US$ 14 ribu dolar per kapal per hari.
Asmari mengatakan bahwa setelah penyanderaan tersebut pemerintah mengadakan seminar mengenai pengamanan pelayaran niaga, terutama menuju Eropa. Pelayaran menuju Eropa, kata Asmari, lebih ekonomis ditempuh melewati Terusan Suez yang sebelumnya harus melintasi perairan Somalia. “Hanya membutu*kan waktu empat bulan,” katanya.
Dua jalur lain, kata Asmari, dinilai terlalu lama dan tidak ekonomis. Jalur tersebut adalah melewati Tanjung Harapan Afrika Selatan yang membutu*kan waktu enam bulan dan melewati Panama di Samudera Pasifik yang membutu*kan delapan bulan pelayaran.
Menurut Asmari, bantuan militer Indonesia lantaran belum ada kesepakatan Internasional untuk menumpas lanun Somalia. “Yang ada baru rencana penguatan Pemerintah Somalia agar rakyatnya tidak merompak,” katanya. Oleh karena itu, setiap kapal dan negara yang melintasi perairan rawan Somalia akan menjaga kapal masing-masing.
Asmari mengklaim Sinar Kudus merupakan satu-satunya kapal berbendera Indonesia yang berlayar menuju Eropa. Oleh karena itu, perseroan, kata dia, akan meningkatkan kemampuan 1.000 awak dengan 60 kapal yang dimiliki Samudera Indonesia. “Akan kami bekali dengan pelatihan,” ujarnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 6-6-2011 16:50
Sekjen Kemhan Berikan Pembekalan Tim Enginering KF-X/IF-X
Bandung, DMC - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, M.A., memberikan pembekalan kepada Tim Engineering KF-X/IF-X, Kamis (2/6) di Lembang, Bandung. Tim tersebut berjumlah 34 Engineers yang berasal dari Kemhan, TNI AU, ITB dan PT. DI.
Tim tersebut direncanakan akan diberangkatkan ke Korea Selatan pada bulan Juli mendatang dalam rangka pelaksanaan tahap Technology Development Phase bagian dari program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X. Pesawat tempur tersebut merupakan pesawat tempur baru generasi 4.5 (F16++) yang akan dikembangkan bersama oleh Republik Indonesia dan Republik Korea Selatan.
Tim Engineering Republik Indonesia yang ditugaskan di Korea Selatan harus benar-benar profesional, tangguh, penuh motifasi, inisiatif serta berdedikasi tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan pembekalan disamping agar setiap anggota Tim memiliki pemahaman yang sama mengenai apa yang menjadi tugas dari Tim selama di Korea Selatan.
Pembekalan dilaksanakan dengan tujuan meliputi memberikan satu arahan yang jelas mengenai pentingnya program KF-X/IF-X untuk menjaga kedaulatan NKRI, sosialisasi dan rencana kerja program pengembangan pesawat temur KF-X/IF-X, mempersatukan visi dan misi bagi setiap anggota Tim, memberikan motifasi yang kuat untuk bisa bekerjasama dalam satu Tim yang solid, agar seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan.
Pembekalan diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang Kemhan) dan berlangsung selama lima hari dimulai tanggal 29 Mei sampai dengan 3 Juni 2011.
Sementara itu, Sekjen Kemhan dalam pembekalannya memberikan paparan dengan tema “ Pentingnya Program KF-X/IF-X Bagi Pertahanan Negara Republik Indonesia Di Masa Mendatang”. Selain mendapatkan pembekalan dari Sekjen Kemhan, selama pembekalan Tim juga mendapatkan materi pembekalan dari beberapa nara sumber. (BDI/SR)
|
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by superis at 6-6-2011 14:47
Edited..
Kalah cepat dari Rifa {:1_146:} |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 6-6-2011 15:24
Pemerintah Indonesia Siapkan Dana US$ 1 Milyar Untuk Membeli Kapal Selam
Monday, June 06, 2011
JAKARTA - Pemerintah menyiapkan anggaran lebih dari US$ 1 miliar (sekitar Rp 8,6 triliun) untuk membeli kapal selam TNI AL. Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Susilo, mengatakan rencana pembelian kapal selam sudah dianggarkan sejak 2005. Anggarannya, "Tidak lebih dari US$ 2 miliar," kata Susilo kepada Tempo, Minggu (5/6).
Pada 2005, pemerintah hanya menganggarkan US$ 700 juta, dengan asumsi harga kapal selam US$ 350-400 juta per unit. Seiring dengan berjalannya waktu, anggaran pun bertambah.
Untuk tahap awal, akan dipesan dua kapal selam untuk memperkuat armada TN AL. "Tahun ini kami harapkan bisa eksekusi," ujar Susilo. Sebelumnya, KSAL Soeparno, menyebutkan bahwa TNI AL membutu*kan minimal enam kapal selam.
Susilo menambahkan, idealnya TNI AL memiliki sepuluh kapal selam untuk menjaga wilayah laut Indonesia. Tiga unit untuk disiagakan di kawasan timur, tengah, dan barat perairan Indonesia. Tiga lainnya untuk pelatihan. Sisanya, "Cadangan jika kapal lain diperbaiki," kata dia.
Ditanya mengenai harga per-unit, Susilo enggan menyebutkan harga kapal selam yang akan dipesan. Susilo hanya mencontohkan kapal selam Scorpene produk Prancis yang dibeli Malaysia dengan harga 550 juta euro atau sekitar US$ 800 juta. "Tergantung kelengkapannya. Sekarang masih pembahasan teknis," katanya. Kapal selam TNI AL itu bakal dilengkapi senjata, seperti torpedo dan peluru kendali. punch me!!
Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM |
|
|
|
|
|
|
|
bagus teruskan update
- DAMAI - |
|
|
|
|
|
|
|
bagus teruskan update
- DAMAI -
HangPC2 Post at 6-6-2011 15:41
OK Bro.Ane juga sering pantau threadnya diformil Kaskus. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by superis at 6-6-2011 17:51
Militer Cina Puji Kopassus
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Angkatan Bersenjata China (People's Liberation Army/PLA) memuji kehebatan Komando Pasukan Angkatan Darat atau Kopassus yang terbukti berhasil melakukan setiap misinya dengan baik. "Termasuk misi yang dilakukan saat pembebasan kapal di Somalia," kata Kepala Staf Komando Militer Jinan China Letjen Zhao Zongqi di Bandung, Senin.
Ia mengatakan, Kopassus merupakan salah satu pasukan elit terbaik di dunia baik dalam keberhasilan dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Berbicara saat pembukaan Latihan Bersama Kopassus dengan PLA, Zongqi mengatakan, kehebatan Kopassus telah terbukti di beberapa operasi yang dijalankan termasuk dalam operasi di perairan Somalia.
"Tidak itu saja, Kopassus juga terbukti mampu menjalankan misi-misi perdamaian PBB tergabung dalam kontingen TNI," katanya, menambahkan.
Terkait itu, tambah Zongqi, dalam latihan bersama yang baru kali pertama diadakan, kedua pihak dapat saling mengisi dan memperkaya potensi, keunggulan yang dimiliki militer kedua pihak, khususnya pasukan khusus kedua negara.
"Bagaimana pun dengan latihan bersama itu, terutama dalam penanggulangan terorisme, segala macam ancaman dapat diantisipasi dan diatasi dengan lebih baik," katanya.
Latihan bersandikan "Sharp Knife 2011" dipusatkan di Pusat Pendidikan Kopassus Batujajar berlangsung 6 hingga 19 Juni 201.
Materi latihan bersama itu antara lain menembak tepat, tembak reaksi 1 sampai 4, serbuan rumah ban, teknik pertempuran jarak dekat (PJD), Method of Entry (MoE), teknik dan taktik pembebasan sandera dan penerjunan statik dan free fall serta studi kasus tentang terorisme.
Tujuan latihan bersama meningkatkan kemampuan serta ketrampilan antara anggota Kopassus dan PLA China dalam bidang taktik dan teknik operasi khusus.
Selain itu, meningkatkan kemampuan kedua belah pihak dalam mengantisipasi berkembangnya ancaman terorisme.
Source: http://www.republika.co.id/berit ... -cina-puji-kopassus
Wa.. After missile joint production, SF..  what else?? |
|
|
|
|
|
|
|
Kilo 636 , jadi beli atau tidaK ?
Anyone kasi update? |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 6-6-2011 19:27
Tahun 2020, Indonesia Akan Produksi Kapal Selam
TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski pemerintah menargetkan industri pertahanan sudah terbangun pada 2024,Indonesia diharapkan sudah bisa memproduksi kapal selam sendiri pada 2020. Untuk itu, mulai tahun ini Indonesia akan mulai melakukan alih teknologi untuk pembuatan kapal tersebut. Tahun ini kita akan kirim insinyur-insinyur untuk memulai proses alih teknologi,” ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Susilo, kepada Tempo, Senin, 6 Juni 2011.
Tahap awal proses alih teknologi dilakukan dengan mengirimkan sumber daya manusia dari Indonesia untuk terlibat dalam perakitan kapal selam yang dipesan oleh pemerintah ke negara produsen kapal itu.Tahap berikutnya dari alih teknologi adalah perakitan dan produksi sebagian komponen kapal selam di Indonesia. Susilo mengatakan tahun ini Indonesia berencana memesan dua kapal selam.
Pada pemesanan berikutnya diharapkan perakitan salah satu unit yang dipesan bisa dilakukan di tanah air walaupun komponen dan alat-alat utamanya masih diimpor.
"Misalnya kita beli tiga, yang dua diproduksi di sana (negara produsen), satu lagi kita rakit di sini," ujarnya. Susilo mengatakan saat ini potensi pengembangan kapal selam di Indonesia memang belum ada. Industri kapal di dalam negeri belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam maupun sumber daya manusia berupa tenaga ahli.
Persoalan lain yang dihadapi untuk mengembangkan industri ini adalah investasi yang diperlukan sangat besar. Indonesia, kata dia, juga belum memiliki galangan kapal dan kelengkapannya dengan kapasitas yang cukup besar untuk membangun kapal selam. Meskipun ada galangan yang cukup besar, diperlukan perbaikan dan penambahan fasilitas. "Biaya untuk membangun galangan kapal ini lebih besar dari biaya untuk pembelian satu unit kapal selam," kata Susilo. Juru Bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Silmy Karim mengatakan komite bersama Kementerian Pertahanan akan mendorong beberapa kebijakan untuk mendukung pertumbuhan industri pertahanan nasional. Salah satunya yang akan diusulkan adalah pembebasan bea masuk sparepart untuk industri pertahanan.
Ini dilakukan untuk memicu produksi alat pertahanan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri. "Sekarang kami sedang menginventarisir komponen apa saja yang perlu diberi pembebasan bea masuk," katanya. Kementerian akan meminta agar peraturan pembebasan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan khusus komponen pertahanan. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 6-6-2011 20:22
TARUNA AKMIL
|
|
|
|
|
|
|
|
Kilo 636 , jadi beli atau tidaK ?
Anyone kasi update?
cmf_nando Post at 6-6-2011 19:05
Tidak jadi
Russia mundur dari tender |
|
|
|
|
|
|
|
China, Indonesia launch united training for special forces
09:45, June 07, 2011
China and Indonesia launched a united training for their Special Forces from China's People's Liberation Army (PLA) and Indonesia's National Armed Forces (TNI) on Monday.
The united training, with a code name of "Sharp Knife 2011", is the first one between PLA and TNI in the history. The event is expected to further consolidate the friendship between China and Indonesia, as well as PLA and TNI. It is also aimed at improving bilateral mutual understanding and trusts and promoting pragmatic exchange and cooperation between the two armies.
The 69 commanders and soldiers from PLA would join all the three phases in the united training, which are respectively the exchange and exhibition, the composite formation training, and the comprehensive exercise. They would join hands with counterparts from the Indonesian TNI special force in the training and exercise with an assumed background as terrorist organization bringing panic by seizing hostages.
The main section of the training is the united field exercises on counter-terrorist missions such as rescuing hostages. The training is scheduled to be concluded on June 17.
Zhao Zongqi, Chief of staff of the Ji'nan Military Command, and Lodewijk F. Paulus, Indonesian TNI special force commander, attended the opening ceremony for the united training. They delivered speeches on behalf of PLA and TNI respectively and visited the exhibition of gears and weapons of each other.
Source: Xinhua
http://english.peopledaily.com.cn/90001/90776/90883/7401974.html |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 525# rifa
bila pembelian KS ini akan tuntas??? gue udah dengar rencananya dari dulu lagi...katana kelas kilo buatan Rusia...atao changbogo buatan korsel ato buatan jerman???
jangan2 mo beli scorpene kayak Malaysia? |
|
|
|
|
|
|
|
Reply  rifa
bila pembelian KS ini akan tuntas??? gue udah dengar rencananya dari dulu lagi...k ...
gede-bab Post at 7-6-2011 12:09
    Kandidat terkuat CBG.
karena bisa dapat ToT.
sudah disiapkan insinyur2 untuk ToT dalam pembuatan bersama DSME
2020 diproyeksikan bisa produksi lokal |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by superis at 7-6-2011 12:34
Indonesia Persiapkan Para Ahli Dalam Alih Teknologi Pembuatan Kapal Selam
JAKARTA - Meski pemerintah menargetkan industri pertahanan sudah terbangun pada 2024, Indonesia diharapkan sudah bisa memproduksi kapal selam sendiri pada 2020. Untuk itu, seiring dengan jenis kapal selam yang akan dipilih nantinya, Indonesia akan siap memulai alih teknologi pembuatan kapal selam.
“Tahun ini akan kita siapkan insinyur-insinyur kita untuk proses alih teknologinya,” ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Susilo, kepada Tempo, Senin (6/6).
Tahap awal proses alih teknologi dilakukan dengan mengirimkan sumber daya manusia dari Indonesia untuk terlibat dalam perakitan kapal selam yang dipesan oleh pemerintah ke negara produsen kapal itu. Tahap berikutnya dari alih teknologi adalah perakitan dan produksi sebagian komponen kapal selam di Indonesia.
Susilo mengatakan tahun ini Indonesia berencana memesan dua kapal selam. Pada pemesanan berikutnya diharapkan perakitan salah satu unit yang dipesan bisa dilakukan di tanah air walaupun komponen dan alat-alat utamanya masih diimpor. "Misalnya kita beli tiga, yang dua diproduksi di sana (negara produsen), satu lagi kita rakit di sini," ujarnya.
Susilo mengatakan saat ini potensi pengembangan kapal selam di Indonesia memang belum ada. Industri kapal di dalam negeri belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam maupun sumber daya manusia berupa tenaga ahli. Persoalan lain yang dihadapi untuk mengembangkan industri ini adalah investasi yang diperlukan sangat besar.
Indonesia, kata dia, juga belum memiliki galangan kapal dan kelengkapannya dengan kapasitas yang cukup besar untuk membangun kapal selam. Meskipun ada galangan yang cukup besar, diperlukan perbaikan dan penambahan fasilitas. "Biaya untuk membangun galangan kapal ini lebih besar dari biaya untuk pembelian satu unit kapal selam," kata Susilo.
Juru Bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Silmy Karim mengatakan komite bersama Kementerian Pertahanan akan mendorong beberapa kebijakan untuk mendukung pertumbuhan industri pertahanan nasional. Salah satunya yang akan diusulkan adalah pembebasan bea masuk sparepart untuk industri pertahanan.
Ini dilakukan untuk memicu produksi alat pertahanan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri. "Sekarang kami sedang menginventarisir komponen apa saja yang perlu diberi pembebasan bea masuk," katanya. Kementerian akan meminta agar peraturan pembebasan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan khusus komponen pertahanan.
sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/06/06/brk,20110606-338939,id.html |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 537# superis
Btw pemerintah menyiapkan dana US$ 1 miliar untuk beli KS, kira2 cukup ga tuh buat beli 3 unit? Kilo memang ganas tapi ga dapat ToT, jadi percuma.. Lebih baik CBG, yang terpenting ToT, klo udah menguasai ilmunya nanti mudah untuk di modifikasi, pasang VLS kah, AIP kah, atau yang lainnya.
Jadi inget LPD yang kita beli dari Korea (ToT), bisa di modifikasi dan jual ke negara tetangga.
|
|
|
|
|
|
|
|
^^
bro.. tu ada kopassus di russia ngapain? di kazan? mo beli apa? |
|
|
|
|
|
|
| |
|