Minimum Essential Force (MEF) atau Kekuatan Pokok Minimum (KPM) merupakan proses untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan (alusista) Indonesia yang ditargetkan selesai pada tahun 2024. Konsep MEF 2024 telah mengalami tujuh kali revisi sejak dirilis sebagai Renbangkuat TNI pada tahun 2004 dan kemudian disyahkan dalam RPJMN sebagai MEF atau KPM pada tahun 2009.
1. Pesawat Tempur Sergap (TS)
Dalam kerangka MEF 2024 Pesawat Tempur Strategis yang digunakan adalah F-16 A/B/C/D, Su-27/30, Hawk 100/200, Rafale, dan F-15EX.
Mengingat skadron tempur TNI AU terdiri dari minimal 12 pesawat (awal F-16A/B Skadron Udara 3) dan maksimal 16 pesawat (awal Su-27/30 Skadron Udara 11) maka komposisi 11 skadron udara pesawat Tempur Strategis TNI AU hingga tahun 2024 akan menjadi :
- Su-27/30 (1 skadron)
- Hawk 100/200 (2 skadron)
- F-16 Falcon A/B/C/D (2 skadron)
- Rafale (3 skadron)
- F-15IDN (3 skadron)
Dapat ditebak bahwa 3 skadron pesawat KF-21 (IFX) akan mengantikan Hawk 100/200 serta Su-27/30 setelah tahun 2024.
Penggelaran 11 Skadron TS akan tersebar di 11 pangkalan induk yaitu :
- Lanud Soewondo, Medan (SWO)
- Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru (RSN)
- Lanud Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang (RHF)
- Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLM)
- Lanud Iswahjudi, Madiun (IWJ)
- Lanud Supadio, Pontianak (SPO)
- Lanud Dhomber, Balikpapan (BPP)
- Lanud Sam Ratulangi, Manado (SRI)
- Lanud Sultan Hasanudin, Makassar (HND)
- Lanud El Tari, Kupang (ELI)
- Lanud Manuhua, Biak Numfor (MNA)
Satu celah di Tenggara yaitu Lanud Saumlaki di Tanimbar, provinsi Maluku kemungkinan akan diwujudkan setelah tahun 2024.
2. Pesawat Penindak LSLA (Low Speed, Low Altitude)
Diperlukan minimal 3 skadron pesawat penindak LSLA yang dilengkapi dengan persenjataan, datalink, perlindungan diri, dan senjata, untuk melindungi objek vital/VVIP dari ancaman udara di daerah tertentu.
Pesawat Penindak LSLA yang digunakan adalah sekelas EMB-314 Super Tucano atau helikopter tempur EC-725 Caracal.
Menariknya disini pesawat Super Tucano sebagai pesawat Tempur Taktis (TT) masuk dalam kategori pesawat LSLA sedangkan T-50 yang merupakan pesawat Tempur Latih (TL) tidak dimasukkan sebagai Pesawat Tempur Sergap (TS) maupun Pesawat LSLA, sedangkan helikopter berat-sedang EC-725 Caracal masuk sebagai unsur pesawat penindak LSLA. Dapat dipahami bahwa helikopter Caracal beberapa kali terlihat berlatih penembakan roket.
Penggelaran 3 skadron LSLA akan tersebar di :
- Lanud Abdulrachman Saleh (ABD), Malang
- Lanud Atang Sanjaya (ATS), Bogor
- Lanud Silas Papare (SPR), Jayapura
3. Radar
Terdapat penambahan dari rencana sebelumnya, kali ini sistem deteksinya akan cukup lengkap dengan 4 radar OTHT, 34 radar aktif, 13 radar pasif, 5 radar ketinggian rendah dan 6 pesawat AEW&C. Kelima sistem radar tersebut adalah :
-4 radar Over The Horizon
Mampu mengcover hingga 1.700nm (kemampuan cover seluruh wilayah dan di luar wilayah NKRI)
-34 Radar Aktif
Mampu mengcover hingga 240nm (seluruh NKRI)
-13 Radar Pasif
Kemampuan deteksi 400km di wilayah terluar
-5 MLAAD-SR (Mobile Low Altitude Air Defence-Surveillance Radar)
Kemampuan deteksi 30km pada obyek ketinggian rendah di area obyek vital/VVIP
-6 Pesawat AEW&C
Mampu melakukan deteksi dan identifikasi serta melakukan fungsi command & control dalam perang udara.
4. Meriam PSU dan Rudal Pertahanan Udara
Meliputi penggelaran Meriam Penangkis Serangan Udara (PSU), Rudal Jarak Pendek (SHORAD), Rudal Jarak Menengah (MERAD), dan Rudal Jarak Jauh (LORAD).
-PSU dan Rudal Jarak Pendek (SHORAD)
Diperlukan 13 detasemen hanud dengan jarak jangkau 20km sebagai hanud titik untuk melindungi obyek vital dan instalasi militer yang terdiri dari :
*Detasemen Hanud Eksisting : HLM Jakarta, HND Makassar, SPO Pontianak, ADI Yogyakarta
*Pembentukan Detasemen Hanud Baru : Madiun, Pekanbaru, Medan, Ranai, IKN, Kupang, Saumlaki, Manado dan Biak.
5.-Rudal Hanud Jarak Menengah (MERAD)
Diperlukan 12 satuan rudal dengan jarak jangkau 20km-100km sebagai hanud terminal, dengan proyeksi penggelaran :
-Ranai-Jakarta-Pekanbaru-Pontianak
-IKN-Biak-Medan-Madiun
-Manado-Saumlaki-Makassar-Kupang.
-Rudal Hanud Jarak Jauh (LORAD)
Diperlukan 12 satuan rudal dengan jarak jangkau di atas 100km sebagai hanud area, dengan proyeksi penggelaran :
-Aceh-Pekanbaru-Ranai-Pontianak
-Tarakan-Rumpin Jabar-Lombok-Kupang
-Manado-Saumlaki-Biak-Merauke.
Meskipun minus penggelaran Pasukan Khas/Kopasgat, skadron udara helikopter, skadron angkut, skadron UAV/UCAV, skadron intai, skadron tanker dan rudal-udara namun info yang disajikan sudah dapat memperlihatkan postur TNI AU ke depan, pertanyaan kemudian timbul : apakah ini adalah bagian dari MEF TNI AU Revisi terakhir
microprocessor embedded di rocket nya untuk menghitung jarak, kecepatan udara dan target lalu diproses ke layar bidik agar bisa menembak dengan akurasi sangat tinggi hingga jarak 300m-1 Km
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
Alutsista baru TNI AL Produksi Made In Anak Bangsa
Alutsista tersebut berupa Combat Boat yang diberi nama Patkamla Posa yang mampu beroperasi membawa 18 pasukan dengan laju 50 knots.
Danlantamal XIII TRK Laksma TNI Fauzi baru saja mengukuhkan satu alutsista baru TNI AL produksi dalam negeri yang akan memperkuat Lanal Balikpapan dalam melaksanakan operasi pengamanan jalur logistik laut IKN dan juga laut di wilayah kerja Lanal Balikpapan sepanjang garis pantai Kalimantan Timur.
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
SERAH TERIMA TANK BOAT ANTASENA KE TNI ANGKATAN DARAT
Serah terima dilaksanakan di Ruang Hening Satangair yang dihadiri Pejabat dari PT. Pindad, PT. Len Industri (Persero), PT. Lundin Industri Invest, PT. Hariff DTE, Kasubdit Binmatang Pusbekangad, Dansatangair Pusbekangad,
Merah Putih Frigate: Indonesia Begins Construction of The First Arrowhead 140 Frigate
First steel cutting ceremony of Merah Putih frigate based on Arrowhead 140 (photos : istimewa)
According to Indonesian media, the first of the two Arrowhead 140 frigates has begun construction. The main contractor of the project is the Indonesian state-owned shipbuilding company PT PAL.
The Steel Cutting Ceremony was held on December 9, 2022, at PT PAL's premises in Surabaya.
The class of frigates known in Indonesia is the Merah Putih, which is a Type 31 frigate designed by Babcock International. It was also marketed as the Arrowhead 140 and was based on the hull of the Iver Huitfeldt-class frigate.
Babcock International agreed to transfer the design to PT PAL until an agreement sign in September 2021. The design has been modified to match Indonesian specifications and desired subsystem.
Indonesia's Merah Putih will have a length of about 138.7m, a width of 19.8m, a displacement of 5,700 tons and a crew of 100. The first frigate is expected to be delivered to the Indonesian Navy in 2026. It will significantly increase the surface power of the Indonesian Navy.
Arrowhead 140 Frigate
The Arrowhead 140 design is based on the Royal Danish Navy's three-ship Iver Huitfeldt class which were commissioned between January and November 2011.
The design emphasizes modular adaptability and flexible design construction to suit export customers. It is a multi-mission surface combatant capable of conducting AAW (Anti Air Warfare), ASuW (Anti Surface Warfare), ASW (Anti Submarine Warfare), and EW (Electronic Warfare) operations and is operationally proficient in both blue water and littoral areas.
Babcock has also optimized the design of the Arrowhead 140 to reduce maintenance costs, minimize the potential risks during missions and operate in adverse environmental conditions.
The vessel is equipped with a Thales tactical information and command system (TACTICOS), the combines Combat Operations and Maritime Security Operations in one CMS (Combat Management System).
The propulsion system of the Arrowhead 140 frigate is a Combined diesel and diesel type including four MTU 20V 8000 M71 diesel engines and MTU 16V 2000 M41B generators.
The vessel can reach a top speed of 28 knots (52 km/h) with a maximum endurance of 9,000 nautical miles (17,000 km).
The weapon configuration of the Indonesian frigate is unknown.
Kapal Perang KRI Teluk Wondama 527 Perkuat Alutsista Indonesia
Militer Indonesia kembali menambah kekuatan alutsista dengan dikukuhkannya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Wondama (TWA)–527, yang merupakan kapal perang jenis angkut tank terbaru milik TNI Angkatan Laut (TNI AL).
KRI perang ini dikukuhkan sebagai Kapal Angkut Tank TNI AL oleh Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, di Dermaga Koarmada III, Papua Barat, Rabu, 11 Januari 2023.
Kapal perang ini akan mengemban tugas di jajaran Komando Armada (Koarmada) III Sorong, Papua.
Pembangunan KRI Teluk Wondama-527 diselesaikan oleh PT. Bandar Abadi dalam waktu 25 bulan, atau lima bulan lebih cepat dari waktu yang ditentukan, yang diresmikan penggunaannya oleh Laksamana TNI Yudo Margono saat menjabat sebagai Kasal pada 3 Maret 2021.
Kapal angkut tank KRI Teluk Wondama–527 dirancang untuk melakukan tugas sebagai pengangkut pasukan pendarat, lengkap dengan kendaraan amfibi serta peralatan tempur, untuk didaratkan di pantai yang dikuasai musuh dalam suatu Operasi Amfibi.
Nama KRI Teluk Wondama-527 diambil dari nama teluk yang terletak di Papua Barat sebagai Daerah Konservasi Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih (TNLTC). Teluk Wondama memiliki keanekaragaman flora dan fauna serta pemandangan alam khas Papua, baik yang berada di laut maupun di darat.
KRI Teluk Wondama-527 memiliki spesifikasi panjang keseluruhan (LOA) 117 meter, lebar 16,40 meter, dan tinggi 7.80 meter.
Kapal TNI AL mampu melaju dengan kecepatan masimum 16 knots atau 29,6 kilometer per jam.
Kapal perang ini bisa berlayar hingga 20 hari dengan kapasitas angkut 111 kru, 367 pasukan, serta mengangkut 15 unit tank BMP-3F dan satu unit helikopter, ungkap Dinas Penerangan TNI AL.
Untuk pertahanan diri, KRI Teluk Wondama-527 dipersenjatai 2 x meriam Bofors 40 mm/L70, serta 2 x senjata mesin 2 x 12.7 mm.
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Angkut Tank (AT) ini merupakan buatan dalam negeri, yang dikerjakan oleh Galangan PT. Bandar Abadi Batam.
Pengukuhan KRI Teluk Wondama–527 ini merupakan bagian peningkatan kesiapan operasional TNI AL sesuai penekanan Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali soal Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan Satuan Operasi yang harus diikuti dengan kemampuan (kapabilitas) dalam menjawab tugas-tugas bersifat multi dimensi.
Keberadaan KRI Teluk Wondama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi adanya tindak kejahatan maupun kecelakaan di laut, seperti yang dilakukan KRI Albakora – 867 beberapa waktu lalu, yang berhasil mengevakuasi para korban kapal tenggelam di perairan Papua.
Pengukuhan KRI Teluk Wondama-527 dihadiri pula oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo S. Prabowo, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan Ketua Umum Dharma Pertiwi Vero Yudo Margono.