Helikopter Bell 412 EP TNI ANGKATAN LAUT Dibekali senapan mesin otomatis, M134 Gatling yang dipasang 2 SISI di kanan dan kiri helikopter.guna mendukung operasi tempur di medan operasi.
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
1 Dari 5 Hercules C-130J Akan Tiba Bulan Depan & 2 Helikopter EC 225
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan soal penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) oleh TNI AU tahun ini. Salah satunya, kata Fadjar, pesawat Super Hercules C-130J yang akan tiba di Tanah Air bulan depan.
"Yang dalam waktu dekat adalah pesawat Hercules C-130J, kira-kira bulan depan akan tiba. (Rencana yang datang) 5 unit," kata Fadjar kepada wartawan saat Rapat Pimpinan TNI AU di Gedung Puri Ardhya Garini Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (10/2/2023).
Selain Super Hercules C-130J, Fadjar menyebut alutsista TNI AU akan diperkuat juga dengan helikopter Super Puma EC-225. Fadjar menuturkan helikopter tersebut akan tiba tahun ini.
"Dan juga Helikopter EC-225, itu tahun ini akan kita terima," imbuh dia.
Kemenhan Sebut TNI Beli Drone Bayraktar TB2 dan Anka dari Turki. Kementerian Keuangan DEAL.
TNI AU: 200 juta USD untuk pengadaan UCAV Dan 38,115 juta USD untuk pengadaan amunisi jenis MAM-L Roketsan.
TNI AL: 100 juta USD.+ amunisi jenis MAM-L Roketsan.
TNI AD: 10,89 juta USD + amunisi jenis MAM-L Roketsan.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia telah menyetujui rencana pengadaan drone bersenjata (UCAV) oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menggunakan pinjaman dari luar negeri.
Menurut pejabat tinggi Kemenhan tersebut, Baykar maupun TA siap memberikan transfer teknologi kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ketika kontrak telah ditandatangani.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia telah menyetujui rencana pengadaan drone bersenjata (UCAV) oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menggunakan pinjaman dari luar negeri.
Jakarta sedang mengevaluasi pemberi pinjaman yang cocok untuk hal tersebut.
Pengadaan UCAV merupakan bagian dari daftar 16 program pengadaan Kemenhan tahun ini dengan mengambil pinjaman luar negeri yang telah diberikan oleh Kemenkeu.
Namun demikian, kontrak formal harus ditandatangani dengan Kemenhan sebelum 31 Desember 2023, seperti diberitakan Jane’s (9/2/2023).
Ditambahkan, persetujuan untuk pengadaan drone telah diberikan secara terpisah bagi ketiga matra TNI termasuk pengadaan amunisinya.
Untuk TNI Angkatan Udara, Kemenkeu telah mengizinkan jumlah pinjaman hingga 200 juta USD untuk pengadaan UCAV dan 38,115 juta USD untuk pengadaan amunisi jenis MAM-L.
Untuk TNI Angkatan Laut, jumlah pinjaman hingga 100 juta USD.
Sementara untuk TNI Angkatan Darat dapat mengambil pinjaman hingga 10,89 juta USD untuk memperoleh amunisi jenis MAM-L seperti kebutuhan TNI AU.
Senada dengan yang diwartakan Janes, harian Republika memberitakan bahwa Kemenhan siap membeli dua jenis UCAV dari pabrikan Turkiye.
Kedua produsen drone dari Turki dipilih untuk memenuhi pengadaan ini, yaitu Baykar yang populer dengan produknya Bayraktar TB2 dan Turkish Aerospace yang memproduksi Anka-A/B .
Dua pabrikan swasta di Turki ITU digandeng karena sudah terbukti mampu memproduksi drone yang sudah battle proven.
“Ada dua, Bayraktar dan Anka,” kata sumber di Kemenhan, Jumat (10/2)
Menurut pejabat tinggi Kemenhan tersebut, Baykar maupun TA siap memberikan transfer teknologi kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ketika kontrak telah ditandatangani.
PT Pindad Serahkan 5.520 Senjata Infanteri Untuk Korps Marinir – Senapan Serbu SS2-V4, 504 Pelontar Granat SPG-1A Dan Submachine Gun PM-3.
14 Februari lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapatkan brevet kehormatan dari Korps Marinir di Markas Pasmar II Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya. Hal yang menarik dicermati dari kegiatan tersebut adalah penyerahan berbagai jenis senjata produksi PT Pindad untuk kebutuhan Korps Baret Ungu.
Di antara yang diserahkan (secara simbolis) untuk Korps Marinir adalah senapan serbu SS2-V4 kaliber 5,56 x 45 mm, senjata pelontar granat SPG-1A kaliber 40 mm dan submachine gun (SMG) PM-3 kaliber 9,19 x 19 mm. Hal tersebut sesuai dengan kontrak penjualan PT Pindad yang ditujukan untuk Korps Marinir.
Di antara yang diserahkan (secara simbolis) untuk Korps Marinir adalah senapan serbu SS2-V4 kaliber 5,56 x 45 mm, senjata pelontar granat SPG-1A kaliber 40 mm dan submachine gun (SMG) PM-3 kaliber 9,19 x 19 mm. Hal tersebut sesuai dengan kontrak penjualan PT Pindad yang ditujukan untuk Korps Marinir.
Produk senjata pertama adalah Senapan Serbu SS2-V4 Kaliber 5,56 x 45 mm dengan kontrak TRAK/501/PDN/VII/2021 AL tanggal 30 Juli 2021 dengan jumlah 5.520 pucuk. Sebagai produk pengembangan pendahulunya yaitu SS1, SS2-V4 memliki peningkatan di performa, daya tembak, akurasi dan kemudahan pengoperasian.
Panjang laras SS2-V4 adalah 500 mm dengan sistem kerja gas operated dengan dua mode penembakan, yaitu semi otomatis dan otomatis penuh. Secara performa penembakan, SS2-V4 dapat menembakkan 720 – 820 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif hingga 600 meter. Alat bidik standar pada SS2-V4 adalah alat bidik mekanik – pisir dan pejera yang dapat diatur serta memiliki kapasitas magasen 30 butir peluru.
Selanjutnya adalah senjata pelontar granat SPG-1A dengan kontrak TRAK/499/PDN/VII/2021/AL tanggal 30 Juli 2021 dengan jumlah 504 pucuk. Dengan kaliber 40 mm dan panjang laras 305 mm, SPG-1A kompatibel untuk dapat dipasang pada senapan serbu SS2-V4.
Sistem operasional tembak SPG1-V4 adalah brake open, single shot dengan jarak tembak maksimal 350 meter dan kecepatan awal 75 meter per detik. Munisi yang kompatibel dengan SPG1-V4 antara lain Practice HE (High Explosive), HEDP (High Explosive Dual Purpose), Illum, Tear Gas dan Baton.
Duta besar Kedutaan RI di Korea: 1 prototipe KF-21 Boramae akan dikirimkan ke Indonesia
Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan dalam pengembangan jet tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae dipastikan terus berlanjut setelah sempat mandek beberapa tahun.
Pihak Korea Selatan, dalam hal ini pabrik pembuat pesawat KF-21 yaitu Korea Aerospace Industries (KAI) akan mengirimkan satu unit prototipe pesawat ini ke Indonesia.
Hal ini dikatakan Duta Besar Republik RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyo seperti diberitakan CNN Indonesia (7/2).
“Salah satu prototipenya akan diserahkan ke PTDI sebagai pesawat uji di Indonesia setelah program pengembangan tahap pertama selesai,” ujarnya.
Ditambahkan Gandi, Indonesia juga telah menempatkan dua pilot yang berasal dari TNI Angkatan Udara di KAI untuk mengikuti pelaksanaan uji terbang dan kelayakan pesawat tersebut sebelum diproduksi massal mulai tahun 2026.
“Indonesia telah menempatkan dua tes pilot dari TNI AU, dari 4 yang disiapkan, yang bergabung dengan 32 engineer PTDI dalam program KF-21/IFX ini,” ujar Gandi.
Pilot Indonesia tersebut akan mengkaji dan berdiskusi terkait hasil uji terbang KF-21 bersama pilot-pilot dari Korsel.
Keterlibatan uji coba pilot itu, lanjut Dubes RI, merupakan bagian dari perjanjian kerja sama pengembangan jet tersebut antara Indonesia dan Korsel.
Pilot Indonesia sendiri belum secara langsung terbang di pesawat prototipe KF-21, tetapi sebatas terbang di pesawat pendamping.
Namun demikian, Indonesia tetap memberikan kontribusi saat diskusi.
Selama ini, baru tiga pesawat prototipe yang berkursi tunggal yang diterbangkan. Pilot uji dari TNI AU baru akan diikutkan dalam uji terbang bila menggunakan pesawat prototipe berkursi tandem. Hal ini terkait aturan penerbangan di wilayah udara Korsel, lanjut Gandi.
Airspace Review pada 27 November 2022 pernah memberitakan, KAI membangun enam prototipe KF-21. Prototipe dengan nomor ekor 005 rencananya akan dikirimkan ke Indonesia sesuai perjanjian kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.
Namun pada saat itu Indonesia masih menunggak pembayaran kewajiban sesuai kontrak, sehingga pihak Korea Selatan mengultimatum tidak akan mengirimkan prototipe pesawat tersebut ke Indonesia.
Selanjutnya pemerintah Indonesia mulai melakukan pembayaran kepada pihak Korea Selatan sehingga proyek KF-21 Boramae yang awalnya bernama Proyek KF-X/IF-X tersebut dipastikan berlanjut.
Sumber Airspace-Review mengatakan, dilanjutkannya proyek KF-X/IF-X oleh pemerintah Indonesia setelah ada instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Presiden Joko Widodo meminta agar proyek IF-X ini diteruskan. Menteri Pertahanan RI selanjutnya menyatakan siap untuk melanjutkan proyek ini.
Lockheed Martin Delivers First C-130J-30 Super Hercules To The Indonesian Air Force
MARIETTA, Ga., Feb. 21, 2023 /PRNewswire/ -- Lockheed Martin (NYSE: LMT) delivered the first of five C-130J-30 Super Hercules tactical airlifters to the Indonesian Air Force (IDAF) during a ceremony here today, commemorating a new era in Hercules operations for this longtime C-130 operator.
The IDAF's new C-130J-30s offer increased cargo capacity, speed, range, power, performance and lower operating costs over its legacy C-130s to support the IDAF's wide range of mission requirements for decades to come. These new C-130J-30s expand the IDAF's ability to partner on missions and training opportunities with allies and regional forces that also operate Super Hercules.
"Indonesian Air Force crews have long trusted the C-130 to support the most challenging of missions facing Indonesia and other nations in the Pacific," said Rod McLean, vice president and general manager, Air Mobility & Maritime Missions programs at Lockheed Martin. "This new era of Super Hercules operations supports Indonesia in achieving mission success with a highly tailored airlift fleet that ensures IDAF crews can support any task — anywhere, anytime — with more power, strength and capability for decades to come."
Janes : IDEX 2023 : UAE confirms order for PT PAL landing platform dock
A model of PT PAL's 163 m multimission support vessel at NAVDEX 2023 in Abu Dhabi. (Janes)
The United Arab Emirates (UAE) announced it had awarded the Indonesian shipyard PT PAL an AED1.5 billion (USD408.32 million) contract to supply a “multimission vessel” during the IDEX 2023 show being held in Abu Dhabi from 20 to 24 February.
PT PAL confirmed to Janes that the contract was for a 163 m multimission support vessel, which is a landing platform dock (LPD). The plan is to start construction in Indonesia in 2024 with the completed vessel delivered to the UAE Navy five to six years later.
The contract was announced without a value in July 2022 as part of a comprehensive economic partnership agreement between Indonesia and the UAE, although sources told Janes at the time that it had not been finalised.
PT PAL said that it could not comment on the systems and armament that will be fitted to the ship, but Emirati companies will be involved and it will supervise the process.
SELAMAT BUAT PT PAL Indonesia Yang Dapat Kontrak Bangun LPD 163M pesanan UEA mulai tahun 2024
Kementerian Pertahanan UEA juga mengumumkan telah memberikan kontrak senilai AED 1,5 miliar atau setara 408,32 juta dolar AS kepada PT PAL Indonesia untuk memasok kapal LPD multimisi.
PT PAL Indonesia telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan Uni Emirate Arab (UEA) Marakeb Technologies LLC dalam bidang sistem persenjataan untuk proyek kapal LPD (Landing Platform Dock) pada pameran IDEX 2023 di Abu Dhabi, 20-24 Februari.
CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod menyampaikan, kerja sama bilateral tersebut dapat terwujud karena adanya hubungan diplomasi yang terjalin sangat baik antara Indonesia dengan UEA.
Ditambahkan, kerja sama ini menjadi titik awal kerja sama pengembangan alutsista dengan UEA. Kerja sama tersebut tidak hanya berfokus pada combat management system and integration, tetapi memberikan ruang bagi kedua belah pihak.
Kementerian Pertahanan UEA juga mengumumkan telah memberikan kontrak senilai AED 1,5 miliar atau setara 408,32 juta dolar AS kepada PT PAL Indonesia untuk memasok kapal LPD multimisi.
Rencananya, pengerjaan konstruksi kapal akan dimulai di Indonesia pada tahun 2024 dan akan diserahkan ke Angkatan Laut UEA (UAEN) antara tahun 2029-2030.
Sebelumnya, pada 4 Juli 2022, Airspace Review telah memberitakan bahwa PT PAL Indonesia menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan UEA untuk pengadaan enam kapal jenis LPD.
Kontraknya sendiri telah ditandatangani pada 1 Juli 2022, saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Abu Dhabi yang saat itu didampingi oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.
PT PAL Indonesia sendiri mulai menawarkan desain LPD-nya kepada Kementerian Pertahanan UEA sejak 2020 sebagai tanggapan atas Permintaan Informasi (RFI) yang dirilis ke beberapa pembuat kapal internasional.
Desain LPD dari PT PAL yang dipilih merupakan varian 163 m. Ini jauh lebih panjang dari versi yang dipesan oleh Angkatan Laut Filipina pada Juni 2022 lalu yakni versi 123 m.
Panjang tambahan badan kapal ini memungkinkan fasilitas pendaratan helikopter yang lebih panjang. Dek belakang bisa memuat tiga helikopter sedang dan hanggarnya dapat menampung dua helikopter sedang.
Kapal juga memiliki payload bays yang dapat disesuaikan kebutuhan misi. Dilengkapi dengan sistem peluncuran dan pemulihan otomatis untuk RHIB (Rigid Hull Inflatable Boats) dan kapal pendarat.
Kapal dapat dipersenjatai dengan meriam 76 mm, stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) dengan kanon 20 mm atau 30 mm, sistem senjata antipesawat jarak dekat, dan lainnya.
LPD 163 ini berbobot perpindahan sekitar 12.500 ton, lebar 24 m, draft 6 m, memiliki kecepatan jelajah 15 knot dan kecepatan maksimum hingga 18 knot.
PT. Republikorp Adopsi Teknologi dari UEA untuk Produksi Drone Tempur di Indonesia
Perusahaan industri pertahanan dari Indonesia Republikorp resmi bekerjasama dengan perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab, Milkor, untuk pengembangan dan produksi bersama drone tempur Unmanned Combatant Aerial Vehicle (UCAV) 380. Rencananya, teknologi ini akan diadopsi di Indonesia dan siap diproduksi dalam waktu 12 bulan ke depan.
Menurut pendiri Republikorp Indonesia Norman Joesoef, pihaknya sangat antusias membawa teknologi strategis tersebut ke tanah air untuk menyasar pasar dalam negeri dan Asia Tenggara. Apalagi, tambahnya, sebagai pemain di industri pertahanan, memproduksi peralatan tempur seperti UCAV Kombatan merupakan salah satu bagian dari strategi nasional untuk pertahanan negara.
“Kerjasama ini tentunya akan memperluas kapabilitas industri pertahanan Indonesia di bidang drone tempur, sekaligus meningkatkan daya saing kita di bidang militer. Ke depannya industri pertahanan nasional dapat turut berkontribusi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi kita,” ungkapnya saat ditemui di sela acara pameran pertahanan International Defence Expo (IDEX) 2023 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Rabu (22/2).
UCAV 380 adalah varian drone tempur Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dapat terbang lebih dari 36 jam, dengan jarak jangkau 2000km, dan dengan wingspan 19m. Keunggulannya antara lain untuk aksi intelijen, pengawasan, akuisisi target, pengintaian serta membawa persenjataan seperti rudal presisi udara ke darat
“Berbeda dengan pesawat pengintai tak berawak, UCAV digunaakan untuk serangan drone dan intelijen medan perang. Teknologi ini kita kembangkan bersama dengan Milkor agar Indonesia mampu memproduksi secara mandiri”
Pameran pertahanan International Defence Expo (IDEX) 2023 diikuti oleh 60 negara dan lebih dari 1500 exhibitor. Pameran yang berlangsung sejak tanggal 20 hingga 24 Februari 2023 merupakan pameran pertahanan terbesar di Timur Tengah yang diselenggarakan setiap dua tahun. Pameran ini bertujuan untuk menampilkan inovasi dan teknologi terbarukan, termasuk teknologi canggih terkini yang telah dikembangkan oleh industri pertahanan di seluruh dunia.
IDEX 2023 menawarkan kesempatan bagi para pesertanya untuk membangun kemitraan strategis berskala internasional di bidang industri dan pertahanan militer.
Berkaca Perang Rusia-Ukraina, Tank Harimau Buatan Pindad Akan Dipasangi Drone Pengintai
TNI Angkatan Darat berencana memasangi pesawat nirawak (drone) pengintai pada tank Harimau buatan PT Pindad (Persero). Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Danpussenkav) Mayjen TNI Yanuar Adil mengatakan, hal tersebut berkaca dari perang Rusia-Ukraina. “Ya kita lengkapi ke tank Harimau tersebut, contohnya ya nanti dilengkapi dengan drone pengintai, dipasangkan ke dalam tank Harimau tersebut,” kata Yanuar dalam webinar bertajuk ‘Setahun Perang Rusia-Ukraina.
Pembelajaran bagi Strategi Pertahanan Angkatan Darat’ yang digelar LAB 45 secara daring, Kamis (23/2/2023). Yanuar menambahkan, salah satu pelajaran dari perang Rusia-Ukraina adalah terkait penggunaan tank yang masih revelan.
Hal itu terbukti setelah Ukraina membutuhkan bantuan tank untuk melawan Rusia. “Penggunaan tank dalam perang modern oleh beberapa pihak yang diragukan awalnya, dianggap tidak efektif. Namun, ke depan setelah beberapa kejadian, negara maju masih mengembangkan tank. Permintaan dukungan tank dari Ukraina membuktikan bahwa tank masih dibutuhkan dan masih relevan,” kata Yanuar.
Yanuar mengatakan perlunya modernisasi kendaraan tempur tank yang disesuaikan dengan berbagai teknologi. “Yang dulu tidak ada drone, kita masukan. Modernisasi ranpur, ya ini modernisasi dengan harwat (pemeliharaan dan perawatan). Kalau bisa anggaran ditambah, jangan dikurangi bahkan dipotong,” ucap Yanuar. Namun, di sisi lain, untuk harwat tank Leopard milik TNI AD masih tersendat akibat perang Rusia-Ukraina. Yanuar mengatakan bahwa negara-negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) ikut memasok suku cadang tank Leopard ke pihak Ukraina.
“Kita mempunyai tank Leopard. Dampaknya, eksesnya negara-negara NATO sekarang suku cadangnya sudah diambil untuk memenuhi tank-tank Leopard mereka untuk dikirim ke Ukraina,” ujar Yanuar. “Sehingga ranpur (kendaraan tempur) kita, yang notabene anggarannya, saya enggak ngerti ya, anggaran yang sekarang, kemarin turun dari sekian juta, turun sekian, dan belum ada perawatan sama sekali,” ucapnya lagi. Sejauh ini, lanjut Yanuar, tank Leopard milik TNI AD belum pernah dilakukan harwat sejak didatangkan dari Jerman.