|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Seskoau Simulasi Perang Di Kalimantan barat dan Natuna
BANDUNG, KOMPAS.com - Sekolah Staf dan Komando TNI AU (Seskoau) merancang simulasi perang di Kalimantan Barat dan perairan Natuna.
Komandan Seskoau Marsekal Muda TNI Boy Syahril Qamar di Lembang, Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/9/2011), mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari Pekan Kegiatan Bersama (PKB) para siswa dengan Sesko TNI dan Sesko angkatan lainnya.
"Ini dilakukan agar siswa punya kemampuan menggelar operasi militer gabungan. Tema yang diangkat adalah Komando Gabungan TNI melaksanakan Operasi Militer Perang di Wilayah Kalimantan Barat dan Perairan Natuan dalam rangka menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Boy.
Para siswa dituntut memahami materi dan menggelar operasi militer sesuai prosedur tetap. Latihan itu dilakukan hingga tanggal 22 September. Latihan lanjutan dilakukan pada simulasi Operasi Gabungan bulan Oktober mendatang.
Sebanyak 48 siswa Seskoau mengikuti kegiatan tersebut. Daerah Kalimantan Barat merupakan perbatasan dengan Malaysia dan Kepulauan Natuna berbatasan dengan sejumlah negara yakni Malaysia, Brunei dan Vietnam.
Perairan Laut China Selatan dekat Natuna juga menjadi daerah rawan sengketa karena klaim kepemilikan antara China dengan sejumlah negara anggota ASEAN. |
|
|
|
|
|
|
|
MADE IN PT.DI/BANDUNG INDONESIA
Helicopter Bell
Helicopter serang Bolcow 105
|
|
|
|
|
|
|
|
KSAD Tinjau Pembuatan Alat Militer Buatan Zeni TNI AD
Metrotvnews.com, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Edhi Wibowo meninjau sejumlah alat militer dalam negeri yang diproduksi Direktorat Zeni TNI AD di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Jumat (23/9). Alat-alat militer produksi Direktorat Zeni TNI AD di antaranya penjernihan air, deteksi nuklir, deteksi gas, dan alat pendeteksi bom.
Menurut KSAD, bila alat tersebut dibutu*kan pada saat terjadinya bencana alam, pihaknya siap membantu.
Peninjauan dilakukan dalam rangka peningkatan tugas pokok TNI AD yang bersifat teknis bagi prajurit. Selain itu, KSAD yang didampingi Dirzeni AD, Brigjen Dicky Waenal Usman, juga meninjau Badan Pelaksanaan Pusat TNI AD.
Pada kesempatan itu, KSAD menegaskan bahwa pasukan Zeni merupakan kebutu*an bagi prajurit TNI AD guna membantu pasukan tempur agar tetap bertahan di luar perbekalan. Menurutny, direktorat itu berfungsi untuk memenuhi kebutu*an prajurit yang berada di lapangan serta beberapa kemajuan dalam memproduksi alat bagi prajurit.(*) |
|
|
|
|
|
|
|
Pasukan Katak Latihan Tempur di Pondok Cabe dan Kepulauan Seribu
PONDOK DAYUNG (Pos Kota) – Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan Latihan Tempur setingkat K-2 selama 12 hari di berbagai tempat dan telah berahir dengan upacara penutupan yang dilaksanakan di Markas Komando (Mako) Satpaska Pondok Dayung Jakarta Utara. Jumat (23/9).
Sebelumnya Upacara Pembukaan telah dilaksanakan pada tanggal 12 September 2011 di Pondok Dayung dengan Inspektur Upacara Komandan Satkopaska Koarmabar Letnan Kolonel Laut (P) R. Eko Suyatno dan dilanjutkan dengan latihan terjun bebas (free fall) selama empat hari di Pondok Cabe – Jakarta Selatan.
Latihan dilanjutkan dengan Pergeseran Pasukan (Serpas) ke Pulau Edam dan Pulau Wanara Kepulauan Seribu untuk melaksanakan latihan penembakan di atas Sea Riders, Harbour Attack, ship Attack, Raid dan Demolition selama enam hari.
Latihan Tempur setingkat K-2 diikuti 200 prajurit Satkopaska Koarmabar yang mempunyai Brevet Manusia Katak. Adapun tujuan pelaksanaan latihan tempur adalah untuk memelihara, meningkatkan dan memantapkan keterampilan dan kesiapan operasional prajurit Satkopaska Koarmabar untuk mewujudkan kemampuan baik perorangan maupun kerjasama tim agar mampu serta menguasai tehnik maupun taktik prosedur di lapangan termasuk bekerjasama dengan unsur – unsur satuan lain guna mendukung tugas pokok TNI khususnya TNI Angkatan Laut.
Komandan Satkopaska Koarmabar dalam amanatnya pada upacara penutupan menyampaikan bahwa dinamika dan tantangan tugas yang dihadapi dimasa depan akan semakin komplek, hal inilah yang menuntut setiap prajurit Satkopaska Koarmabar untuk selalu siap setiap saat untuk diterjunkan keberbagai bentuk penugasan.
Lebih lanjut Komandan Satkopaska Koarmabar mengatakan bahwa materi dan permasalahan yang menjadi bagian dari latihan tempur dapat diselesaikan sesuai dengan Rencana Latihan (Renlat) yang telah disusun sedemikian rupa oleh Staf dan Detasemen Latihan.
Adanya kendala dan permasalahan yang dihadapi dilapangan bukan merupakan suatu halangan bagi setia prajurit Satkopaska Koarmabar, tetapi merupakan tantangan yang harus diselesaikan bersama. Seiring harapan untuk latihan – latihan berikutnya dapat ditingkatkan baik materi maupun kualitas latihan sehingga kualitas prajurit tempur yang sejati dapat terwujud.
Selanjutnya Komandan Satkopaska Koarmabar mengatakan bahwa profesionalisme tidak diraih secara tiba – tiba tetapi di perlukan jerih payah seluruh prajurit Satkopaska melalu latihan.
Keberhasilan jangan membuat prajurit menjadi lengah, lupa diri, sombong bahkan takabur melainkan selalu waspada dan bersyukur kepada Tuhan .
Tidak lupa Komandan Satkopaska Koarmabar menyampaikan ucapan terima kasih atas keikutsertaan Komando Latihan Koarmabar (Kolatarmabar) dan Dinas Kesehatan Koarmabar (Diskesarmabar) pada latihan tersebut sehingga latihan tempur ini dapat berjalan dengan lancar serta terlaksana sesua rencana tanpa adanya halangan atau kendala yang berarti. |
|
|
|
|
|
|
|
Komisi I DPR Sahkan APBN-P Kemhan / Mabes TNI 2011
Jakarta, DMC – Setelah melalui beberapa rapat kerja yang dilaksanakan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan RI dengan Anggota Komisi I DPR, akhirnya agenda pembahasan alokasi APBN-P Tahun Anggaran 2011 di setujui dan disahkan oleh seluruh fraksi yang ada di Komisi I DPR.
Pengesahan ini merupakan hasil rapat kerja terakhir Kemhan dan Komisi I DPR dengan agenda APBN-P Kemhan TA. 2011 yang dibacakan Wakil Ketua Komisi I DPR, TB. Hasanudin, selaku pimpinan rapat kerja, Kamis (23/9) di Gedung DPR, Jakarta. Rapat Kerja Kemhan dengan Komisi I DPR yang khusus membahas APBN-P Kemhan dan TNI 2011 tersebut di hadiri oleh Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat dari lingkungan Kemhan dan Mabes TNI.
Dalam penjelasannya, TB Hasanudin mengatakan alokasi APBN-P TA 2011 menjadi sebesar Rp. 2,050 T dialokasikan kedalam kegiatan percepatan Minimum Esential Force (MEF) dan Non MEF. Sementara itu kegiatan percepatan MEF dialokasikan kepada anggaran pembiayaan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) sebesar Rp. 1.283.530.326.055, dan mendapat tambahan Rp. 30 Milyar yang dialokasikan untuk menambah kemampuan BUMNIP LEN sehingga totalnya adalah Rp. 1.313.530.326.055, sedangkan untuk untuk non BUMNIP sebesar Rp. 716.469.673.965. salah satunya digunakan untuk pengadaan suku cadang Pesawat Hercules dan pembelian amunisi untuk Tank Scorpio. Sementara itu untuk kegiatan Non MEF digunakan untuk alat kesehatan rumah sakit TNI dan RS KRI dr. Soeharso sebesar 50 M sesuai program dan rencana awal.
Anggota Komisi I: Pemerintah Harus Serius Bangun Kekuatan Pertahanan
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Syahfan Badri Sampurno mengatakan pemerintah harus lebih serius menjalankan komitmen untuk membangun postur kekuatan utama pertahanan negara.
"Meski kemampuan anggaran kita terbatas, namun komitmen tetap harus dilaksanakan," kata Syahfan di Jakarta, Jumat.
Untuk itu, Menhan juga harus meningkatkan efisiensi anggaran dengan memperbesar porsi pemenuhan kebutu*an anggaran minimal (minimum essential force/MEF) Alutsista, dibandingkan dengan belanja operasional dan barang-barang lainnya, kata Syahfandi.
Dikatakannya bahwa kenaikan pengajuan anggaran Kementerian Pertahanan/TNI hingga 29,5 persen dari tahun sebelumnya dianggap masih belum optimal.
Hal ini dikarenakan penganggaran yang direncanakan belum memenuhi target percepatan pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sesuai dengan MEF Komponen Utama yang direncanakan pada 2012.
Berdasarkan laporan Menhan dalam pengajuan anggaran dan Rencana Awal Kerja Pemerintah Tahun 2012, Kemhan dan TNI mendapat alokasi anggaran Rp61,5 triliun atau naik sekitar 29,5 persen dari sebelumnya Rp47,5 triliun.
Namun dari kenaikan tersebut, ujarnya, sebagian besar digunakan untuk belanja operasional seperti gaji pegawai dan belanja barang operasional. Sedangkan program Pemenuhan Alutsista MEF Tahun 2012 baru dianggarkan Rp6 trilyun
"Sesuai Rencana Strategis Pembangunan TNI, Pemenuhan Alat Utama MEF Tahun 2012 seharusnya bisa mencapai Rp12 triliun, namun dari laporan Menteri Pertahanan ternyata baru dianggarkan Rp6 triliun. Ini masih jauh dari optimal," ujarnya.
Karena itu, politisi PKS ini ini mendukung peningkatan anggaran pemenuhan Alutsista MEF untuk komponen utama dan memperkecil porsi belanja operasional dan barang.
Syahfan juga menyoroti permasalah yang sering muncul di Kemhan dalam hal pengadaan Alutsista.
Dalam pengamatan Syahfan, pengadaan Alustsista biasanya memakan waktu cukup lama, minimal 6 bulan, apalagi jika diimpor bisa 18-24 bulan.
Lamanya waktu pemesanan juga menjadikan proses ini rentan melanggaran peraturan perundang-undangan dan system manajemen penganggaran negara, karena akan melawati tahun anggaran yang berjalan.
Pemerintah harus memberikan kebijaksanaan untuk mengakomodir pengadaan Alutsista agar bisa dilaksanakan secara lintas tahun anggaran.
Payung hukumnya bisa dibuat dengan memasukkan klausul di Undang-Undang atau dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), ujarnya. |
|
|
|
|
|
|
|
OPV 60 MADE IN PT.PAL SURABAYA/INDONESIA
|
|
|
|
|
|
|
Rocket Peluncur Satelit Made in PT.LAPAN INDONESIA
Nanti akan diterapkan War head di Rocketnya seperti rocket-rocket Iran atau Russia
|
|
|
|
|
|
|
|
Fast Boat Interceptor/FBI MADE IN PT.ROYAL MOUNT TRADER
FBI Kerja sama Indonesia dan perusahaan Amerika.
|
|
|
|
|
|
|
|
Another Girl from another Indonesia Military Expo
|
|
|
|
|
|
|
DPR Setuju Pemerintah Beli 6 Pesawat Tempur
VIVAnews - Komisi I Bidang Pertahanan DPR RI menyetujui pembelian enam unit pesawat tempur baru berjenis F-16 Bloc 52 senilai US$430 juta atau setara dengan Rp3,8 triliun. Dana pembelian sudah dianggarkan dari Rencana Strategis (Renstra) jangka pendek Kementerian Pertahanan anggaran tahun 2011.
"Kemenhan dengan persetujuan Komisi I telah memutuskan membeli enam buah pesawat tempur F-16 Bloc 52 baru. Anggarannya bahkan telah dialokasikan sebesar US$430 juta," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Tjahjo Kumolo, dalam rilis kepada VIVAnews, 24 September 2011.
Dipilihnya Bloc 52, lanjut Tjahyo, karena agar kehadiran pesawat tempur itu memiliki efek getar dan daya tangkal yang cukup. "Dan untuk menggantikan pesawat F-16 lama yang sudah dimiliki sebelumnya," ucapnya.
Kemudian, kata Tjahyo, adanya tawaran hibah pesawat F-18 (grounded) dari Amerika Serikat adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menambah kuantitas pesawat tempur. Namun hal itu harus diberi dua syarat.
Syarat pertama, pesawat-pesawat tersebut harus dapat di up grade menjadi F-16 Bloc 52 sesuai dengan RENSTRA awal tentang minimum essential force (MEF). "Kedua, pesawat itu harus di up grade di Indonesia dengan melibatkan tenaga ahli Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP)," katanya.
Hal ini, sesuai dengan program nasional dalam rangka mewujudkan kemandirian sistim pertahanan Indonesia sesuai UU INSTRA yang sedang dalam proses penyelesaian.
"Kalau dua syarat itu tak bisa dipenuhi, maka Fraksi PDI Perjuangan akan tetap konsisten mempertimbangkan untuk menolak hibah dan mendorong pembelian dengan program membeli enam pesawat F-16 Bloc 52 baru, atau memilih membeli pesawat tempur jenis lain," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini.
Sebagai informasi, kata Tjahyo, jika membeli pesawat tempur Sukhoi satu skuadron sebanyak 16 pesawat, harganya sekitar US$800 juta. "RI masih punya plafon pinjaman State Credit dari Rusia sebesar US$1,1 miliar, langsung bisa terbeli atau kalau mau beli F-16 Bloc 52 kita juga punya alokasi anggaran 2012-2014 sebesar US$1 milyar," tuturnya.
• VIVAnewshttp://nasional.vivanews.com/new ... li-6-pesawat-tempur |
|
|
|
|
|
|
| |
|