Doosan DST, a South Korean company, has been awarded a contract by the Indonesian Ministry of Defence (MoD) to supply the K-21 tracked infantry
Doosan DST, a South Korean company, has been awarded a contract by the Indonesian Ministry of Defence (MoD) to supply the K-21 tracked infantry fighting vehicle (IFV) to the Indonesian Army (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, TNI-AD), an industry source confirmed to Jane's on 12 November.
The contract is worth USD70 million and will see Doosan DST (formerly part of Doosan Infracore) supply 22 IFV units during the next three years. The deal was finalised about one week ago following negotiations between the Indonesian MoD and Daewoo International, a Seoul-based trading company acting on behalf of Doosan DST.
The contract - understood by Jane's to have been sourced through credit made available to Indonesia by the Export-Import Bank of Korea - is the first export order of the K-21, although the Republic of Korea Army has ordered nearly 500 units.
Under the agreement, a European company will co-develop, along with Doosan DST, the turret system to be supplied on the K-21s delivered to the TNI-AD.
The identity of the European company was not revealed, although Jane's notes that Finmeccanica subsidiary OTO Melara signed a marketing and production agreement with Doosan Infracore in June 2008 to undertake "joint commercialisation" of turrets, including the Oto Melara 105 mm HitFact anti-tank turret. OTO Melara said at the time that efforts would be concentrated on securing business from countries in the Middle East and the Asia Pacific.
Doosan DST emerged as a corporate spin-off following a Doosan Infracore restructure in January 2009.
The Doosan DST/TNI-AD deal reaffirms South Korea's position as an emerging supplier of note to the Indonesian armed forces. Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering is upgrading the Indonesian Navy's two Cakra Type 209/1300-class diesel-electric submarines and the two countries have agreed to collaborate on the development of the Korean KFX next-generation fighter aircraft with a view to Indonesian acquisition at a later date.
South Korea is also bidding to supply two Type 209s to meet Indonesia's new submarine programme procurement, while Korea Aerospace Industries has been named as a candidate to meet Indonesia's advanced jet trainer requirements with its T-50 Golden Eagle. In addition, the two countries have established a programme to develop military communication systems undertaken by Indonesian company PT Len and South Korea's Lig Nex1.
Doosan DST, a South Korean company, has been awarded a contract by the Indonesian Ministry of Defenc ...
botakgundul Post at 15-11-2010 11:40
IFV...mmm...kenapa jumlahnya kecil banget...20++ untuk 3 tahun...jika untuk kegunaan khas memang cukup..tapi untuk massa masih perlu lagi tambahan....jika MBT mungkin strategik belian dalam jumlah 20++ tapi IFV.....SEKURANG2 perlukan 100++ baru sesuai..
IFV...mmm...kenapa jumlahnya kecil banget...20++ untuk 3 tahun...jika untuk kegunaan khas memang cukup..tapi untuk massa masih perlu lagi tambahan....jika MBT mungkin strategik belian dalam jumlah 20++ tapi IFV.....SEKURANG2 perlukan 100++ baru sesuai...
foranz Post at 15-11-2010 12:08
Kontraknya memang kayak gitu .... 22 unit + ToT .... 11 unit dibuat di Korea + 11 unit dibuat di Pindad .... setelah itu semua kebutu*an TNI dapat dipenuhi oleh hasil produksi Pindad sendiri .(atas dasar ToT) ...
IFV...mmm...kenapa jumlahnya kecil banget...20++ untuk 3 tahun...jika untuk kegunaan khas ...
foranz Post at 15-11-2010 13:08
ane gak ngerti juga cik.tahun 2009 pertama kali beritanya mahu beli IFV dari Korea, dah tu no more news.
but now already signing contract for 20+....
kemungkinan RI gov ingin melakukan R&D kat DISLITBANG+PINDAD. jUga ini mungkin the first
foreign sale of K-21.
kalo di lihat dari 3 years to deliver 22 IFV ini kemungkinan tahap keduanya akan di buat di RI.
Macam Songkok @ Peci ?
HangPC2 Post at 15-11-2010 13:41
yup, songkok/peci = national head gear di populerkan oleh Bung Karno masa menentang penjajah dolo
utk membangunkan jiwa nasionalis(bung Karno jarang/gak pernah pake
pakaian daerah). juga sebagai penghormatan terhadap para buruh/kuli/
rakyat kecil yg setiap hari menderita karena di jajah. dulu hanya rakyat kecil,
buruh/kuli lah yg pake songkok, sekarang para petinggi RI biasanya memakai
songkok saat acara formal.
HIBAH PESAWATPanglima TNI: Hibah pesawat F-16 berdampak pada anggaran
JAKARTA. Tentara Nasional Indonesia (TNI) enggan terburu-buru menyetujui hibah pesawat tempur F-16A/B bekas dari Amerika Serikat. Hingga kini, TNI Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan masih mengkaji rencana hibah 24 pesawat tempur itu.
Sebab, Kementerian Pertahanan menyatakan hibah pesawat itu memiliki konsekuensi dalam penggunaan anggaran. "Kami masih menunggu hasilnya, mana yang lebih menguntungkan antara menerima hibah atau membeli baru," ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Senin (15/11).
Agus menjelaskan, jika menerima hibah maka harus merevitalisasi pesawat-pesawat itu sehingga kondisinya layak terbang. "Untuk revitalisasi sehingga memiliki kondisi seperti baru kembali perlu anggaran," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu.
Selain itu, Agus menyatakan pesawat tempur milik TNI yang ada sekarang juga perlu direvitalisasi agar kemampuannya sepadan dengan pesawat F-16 hibah tersebut. Cuma, Agus mengaku tidak hafal berapa biaya yang dibutu*kan untuk merevitalisasi satu unit pesawat F-16 bekas itu. Tapi, menurutnya alokasi anggaran yang disiapkan untuk membeli pesawat baru bisa dipakai untuk merevitalisasi 24 pesawat hibah serta semua pesawat tempur milik TNI saat ini.
Jadi, kata Agus, biaya untuk membeli pesawat baru sepadan dengan anggaran untuk meningkatkan kapasitas pesawat tempur hibah maupun pesawat tempur milik TNI lainnya. Sayangnya, dia mengaku tidak hapal dengan alokasi anggaran untuk pembelian pesawat baru.
Bukan itu saja, menurut Agus, diperkirakan pesawat hibah itu bisa digunakan hingga tahun 2025. "Yang saya tangkap seperti itu, sehingga masih cukup waktu," imbuhnya
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan selain mengkaji rencana hibah itu, pemerintah juga mengkaji pembelian pesawat tempur F-16 terbaru yaitu F-16 C/D block 52.
segala sesuatunya kembali lagi ke anggaran. ada hibah susah, gak ada hibah juga susah. money talk.
• Sign Kerjasama PAL dengan Schelde Belanda untuk membuat light fregat PKR sebanyak 10 unit
• Pengadaan 27 unit Kapal Cepat Rudal dengan galangan kapal dalam negeri
• Pembelian rudal C802 dari China untuk 27 unit KCR dan 15 Korvet Parchim
• Pengadaan 8 unit Kapal Cepat Trimaran dilengkapi rudal C705
• Pengadaan 11 Kapal Landing Ship Tank di PT PAL
• Tambahan 6 unit Sukhoi untuk melengkapi menjadi 1 skuadron (16 unit)
• Sign kontrak untuk persenjataan / rudal Sukhoi
• Up grade kemampuan tempur 4 Sukhoi eksisting batch 1
• Sign jual beli 16 unit pesawat tempur Super Tucano dari Brazil
• Pengadaan 16 unit pesawat tempur latih Yak130 dari Rusia
• Hibah seperempat harga 24 unit pesawat tempur F16 second dari AS
• Pembelian 6 pesawat tempur F16 gress dari AS
• Upgrade 10 pesawat tempur F16 eksisting
• Beli 2 Boeing dari Garuda untuk pesawat intai strategis
• Produksi 2000 rudal Pindad-Lapan jarak jangkau 150 km
• Pasang 5 radar Thales di Saumlaki, Timika, Merauke, Singkawang, Morotai
• Pengadaan 2 kapal selam dari Rusia
• Produksi bersama 4 kapal selam antara PAL dengan Jerman atau Kosel
• Pembelian tahap I 22 tank tempur modern dari Korea Selatan, opsi 100 unit
• Kerjasama produksi Pindad-Korsel membuat panser Canon sebanyak 50 unit
• Pengadaan 100 rudal Hanud jarak sedang pengganti S75
• Pengadaan 16 unit pesawat tempur SU35 BM pengganti F5E
• Pengadaan 12 unit pesawat Hercules second
• Penyelesaian Up grade 9 unit pesawat Hercules
• Pengadaan 6 unit pesawat angkut sedang C17J Spartan dari Italia
• Pengadaan 12 unit Helikopter EC725Cougar dari Perancis
• Penyelesaian kontrak 3 unit Helikopter Super Puma dengan PT DI
• Sign Kontrak pembuatan 28 Heli tempur Bell untuk Penerbad
• Pengadaan 12 unit UAV Fixed Wing
• Pengadaan 12 unit UAV Rotary Wing
• Pembelian lanjutan 1000 rudal panggul QW3 untuk Marinir dan Paskhas
• Produksi lanjutan Panser angkut personil (APC) Pindad