View: 24052|Reply: 9
|
[Politik]
Cintailah bahasa kebangsaan…. Lol
[Copy link]
|
|
Edited by pengecattaik at 31-1-2025 11:51 AM
Selamat menyambut tahun ular…
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
biar ustad firdaus wong bg penjelasan...benda ni dah lama..kita 1 malaysia |
|
|
|
|
|
|
|
dia tu alim ulama, dia tahu apa yg dia buat.......... |
|
|
|
|
|
|
|
CNY cuma perayaan kebudayaan aje, bukannya keagamaan.. |
|
|
|
|
|
|
|
puak ni sembang je nak perkasakan bahasa kebangsaan |
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
pokokmeranti replied at 31-1-2025 08:41 AM
dia tu alim ulama, dia tahu apa yg dia buat..........
Yup. Tersangat la alim sampai boleh jatuh hukum org tu kapir atau islam. |
|
|
|
|
|
|
|
dia tu alim ulama, dia tahu apa dia nak kafirkan....
|
|
|
|
|
|
|
|
pokokmeranti replied at 31-1-2025 03:01 PM
dia tu alim ulama, dia tahu apa dia nak kafirkan....
Betul. Org umno pun dia boleh kafirkan. Org yg memerangi pemerintah dia boleh syahidkan. Sapa yg x setuju dgn partinya, dibinatangkan. Itu ciri2 alim ulama mengikut parti Islam semalaysia |
|
|
|
|
|
|
|
Edited by nusaraya at 31-1-2025 10:11 PM
Di sebuah negeri yang katanya "Tanah Melayu sejati", penduduk aslinya hidup dengan nyaman. Mereka punya banyak hak istimewa—dari kuota pendidikan, bisnis, hingga jabatan tinggi di pemerintahan. Mereka bilang negeri ini milik mereka, warisan nenek moyang mereka.
Namun, ada satu masalah kecil. Setiap kali ada ajang internasional yang butuh prestasi, tiba-tiba mereka lupa soal warisan dan mencari bala bantuan.
Suatu hari, Sultan negeri itu mengumpulkan para penasihatnya.
"Olimpiade akan datang, siapa yang akan bertanding?" tanya Sang Sultan.
Menteri pertama angkat bicara, "Tuanku, untuk badminton, kita punya Lee Chong Wei!"
Menteri kedua menyusul, "Squash? Jangan khawatir, Nicol David siap membawa emas!"
Menteri ketiga tersenyum, "Hoki? Tim kita kuat, mayoritas pemainnya keturunan India!"
Sang Sultan mengangguk puas. Namun, seorang pangeran muda yang kritis bertanya, "Tuanku, mengapa tidak ada orang Melayu dalam daftar ini?"
Ruangan mendadak hening. Para menteri saling pandang. Lalu, seorang penasihat senior menjawab hati-hati, "Yang penting kita menang, bukan siapa yang bertanding, Tuanku."
Pangeran itu tersenyum sinis. "Tapi kalau giliran bagi-bagi beasiswa, kontrak bisnis, dan jabatan tinggi, yang penting siapa yang menerima, bukan apakah mereka layak?"
Para menteri gelisah.
Sang Sultan tertawa kecil dan berkata, "Begitulah cara negeri ini bekerja, anak muda. Hak istimewa untuk kami, prestasi untuk mereka. Yang penting, di podium nanti, bendera kita yang berkibar!"
Semua tertawa, kecuali pangeran muda.
Di luar istana, rakyat negeri ini bersorak saat atlet-atlet keturunan China dan India membawa pulang medali. "Malaysia boleh!" seru mereka.
Namun, keesokan harinya, mereka kembali mengingatkan semua orang: "Ini Tanah Melayu. Jangan coba-coba minta hak yang sama."
|
This post contains more resources
You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register
x
|
|
|
|
|
|
|
xin nian kuai le dikkkkkk |
|
|
|
|
|
|
| |
|