Pernyataan di bawah ini merupakan lampu kuning bagi mereka yang suka berselfie. "Selfie mendorong seseorang menjadi perilaku yang menyimpang dari norma kelakuan manusia asal," kata ahli psikologi forensik Indonesia, Kasandra Putranto, seperti yang dikongsi didalam Portal Tempo. Kasandra mengatakan terdapat tiga keadaan yang membuat penggila selfie tergolong dalam kategori tersebut. Berikut ini tiga keadaan tersebut: 1. Ketagihan Seseorang yang sering menguplod gambar dirinya sendiri bagaikan tidak lengkap harinya jika tidak melakukannya dalam sehari. Selain resah, mereka seperti bingung tanpa sedar kerana berfikiran aktiviti harian mereka tidak lengkap tanpa selfie. 2. Bergaya Penggemar selfie selalu mengubah struktur tubuhnya dengan pengedit foto. Misalnya, pipi yang chubby dikecilkan menjadi tirus bak artis K-Pop. Bibir digelembungkan biar mirip Angelina Jolie. "Pokoknya, dia tidak percaya diri dengan badannya," ujar Kasandra Associate ini. Orang-orang seperti ini, tambah Kasandra, mengalami gangguan body dysmorphic, iaitu gangguan kecemasan akibat gangguan pandangan terhadap penampilan. Penderitanya menghabiskan banyak waktu kerana kuatir akan keadaan tersebut. Namun, Kasandra bukannya melarang mengedit foto,cuba tidak harus menyebabkan seseorang seperti membenci rupa paras yang dikurniakan tuhan. 3. Eksibisionisme Selfie menjurus eksibisionis. Ini merupakan gangguan jiwa berupa kegemaran mempamerkan alat kemaluan atau organ vital lain untuk tontonan umum yang mungkin didorong untuk menakuti, mengejutkan atau hanya untuk dikagumi. Dengan foto-foto atau aksi tersebut, mereka lebih ghairah untuk terus tetap selfie tanpa sekatan. Jadi adalah anda tergolong dalam 3 kategori ini? - CARI Infonet.
|
16
Bagus |
7
Marah |
3
Terkejut |
2
Sedih |
4
Lawak |
3
Bosan |
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
ADVERTISEMENT