CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 10708|Reply: 9

KRI DEWA RUTJI

[Copy link]
Post time 29-3-2007 08:35 PM | Show all posts |Read mode
Jumat, 10 November 2000

KRI Dewa Ruci Menantang Badai dan Gelombang

PELABUHAN Ujung Surabaya, Jawa Timur, 17 April 1981. Diiringi lagu-lagu mars, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci secara beringsut mulai meninggalkan dermaga Surabaya untuk segera berlayar menuju Pelabuhan Yokosuka, Jepang. Di dalam perutnya, KRI Dewa Ruci yang waktu itu dikomandani Letkol Laut (P) Rio Judanto membawa 53 anak buah kapal (ABK), 69 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), dua orang anggota Pramuka, dan seorang wartawan-semuanya ikut dalam misi pelayaran astronomi ke Jepang.Namun, sebulan persis setelah meninggalkan Surabaya dan tak jauh dari perairan Teluk Suruga-sekitar 90 mil laut dari Pelabuhan Yokosuka Jepang-tiba-tiba KRI Dewa Ruci dihantam badai besar dan gelombang tinggi. Nyaris bagaikan sebilah papan kayu di tengah lautan tanpa batas, begitulah kekerdilan KRI Dewa Ruci di tengah lautan-demikian kesan wartawan Kompas Ansel da Lopez yang ikut pelayaran ini-manakala kapal layar latih bagi taruna AAL ini terperangkap dalam sebuah gelombang angin topan disertai ombak besar setinggi tujuh meter, dengan laju kecepatan angin sampai 30 knots per jam.

Untuk kapal ukuran besar seperti tanker, ungkap Ansel, cuaca buruk dan hantaman ombak sebesar itu jelas bukan masalah serius. Namun, bagi KRI Dewa Ruci yang hanya berbobot 847 ton-apalagi saat itu hanya mampu bergerak pada kecepat-an empat-lima knots per jam-hantaman angin disertai bentur-an ombak besar itu telah menjadikan kapal layar tiang tinggi (tall ship) ini hanya bisa "diam di tempat". Lebih buruk lagi, tambah Ansel, KRI Dewa Ruci ini malah sempat terbawa arus sekitar sepuluh mil laut hingga berada di posisi 34-21-00 Lin-tang Utara dan 138-28-1- Lin-tang Timur.

"Kecepatan mesin segera ditingkatkan guna melawan arus yang bergerak mundur, meski dengan risiko bisa jebol. Namun toh, KRI Dewa Ruci yang waktu itu berumur 28 tahun tetap tak mampu bergerak maju, selain hanya bisa diam di tempat mengikuti gerakan gelombang yang mempermainkannya hingga patung Dewa Ruci-nya pa-tah," kenang Ansel.

Dalam keadaan serba darurat itu, tambahnya, komandan kapal Letkol Laut (P) Rio segera memerintahkan pengibaran bendera isyarat CB-5 yang memberitahukan kapalnya tengah berada dalam kesulitan besar dan minta bantuan segera.

"Sejam kemudian, datanglah kapal dagang raksasa Toyota Maru. Setelah berhasil melakukan kontak radio dengan KRI Dewa Ruci, kapal Jepang itu lalu melaporkan kasus darurat itu ke Yokosuka. Dua jam kemudi-an, baru muncul dua kapal pe-rang Jepang yakni Teshio Araze dan Matsura yang segera mengadakan pengawalan terhadap KRI Dewa Ruci hingga akhirnya kapal kita berhasil lego jangkar di Yokosuka," jelas Ansel me-ngenang peristiwa menegangkan hampir 20 tahun lalu.

***

DIBANGUN oleh HC Stulchen & Sohn Shipyard di Hamburg tahun 1952 dan resmi diluncurkan 24 Januari 1953 di Jerman, akhirnya KRI Dewa Ruci berhasil dibawa ke Indonesia oleh Letnan Kolonet Laut (P) AFH Roosenow, seorang perwira AL berkebangsaan Jerman. Sejak itu pula, Presiden Soekarno memutuskan KRI Dewa Ruci masuk dalam jajaran TNI AL dan belakangan ditetapkan menjadi kapal layar latih bagi para taruna AAL.

Dua tahun kemudian, inilah misi pelayaran ke luar negeri pertama kali bagi KRI Dewa Ruci sembari membawa 39 taruna AAL untuk kepentingan pelatihan. Pelayaran penuh ketegangan ke Yokosuka tahun 1981 itu merupakan misinya ke-12 ke luar negeri. Terakhir, tall ship ini ambil bagian dalam acara naval fleet review di New York dalam rangka peringatan HUT ke-224 Kemerdekaan Amerika Serikat. Inilah misi pelayaran KRI Dewa Ruci yang ke-30 ke luar negeri, kata KSAL Laksamana Indroko Sastrowir-yono di dermaga Kolinlamil Tanjung Priok akhir Oktober, sebelum akhirnya KRI Dewa Ruci harus masuk dok beberapa waktu lamanya untuk perbaikan menyeluruh.

Menjelang usianya ke-50 tahun beberapa tahun mendatang, begitu kata Laksamana Indroko, maka inilah saatnya membawa KRI Dewa Ruci ke dok untuk bisa direnovasi. Ini penting dan diperlukan, karena kapal ini sangat berjasa dalam proses pendidikan para taruna AAL. "KRI Dewa Ruci membutu*kan perbaikan agar eksistensinya tetap bisa dipertahankan," katanya mengulangi harapan senada yang juga dicetuskan Soedarpo Sastrasatomo selaku Ketua Yayasan Sahabat-Sahabat Dewa Ruci.

Tak kurang Presiden Abdurrahman Wahid pun juga menyatakan, KRI Dewa Ruci sungguh menjadi kebanggaan nasional.

"KRI Dewa Ruci merupakan contoh jiwa kelautan yang kita miliki sejak dahulu. Laut adalah sahabat kita sejak dahulu. Tanpa laut, takkan pernah ada persebaran paham, pemikiran, dan kebudayaan di negeri kita. Tanpa laut, tak mungkin bangsa kita bisa menunjukkan kepada dunia internasional akan kebolehan dan keterampilannya dalam menguasai lautan. Tanpa laut, dulu kita takkan bisa menunjukkan kebesaran bangsa kita kepada dunia. Kebesaran bangsa kita pada masa lampau terletak di laut dan di masa mendatang kejayaan seperti itu akan terus kita pertahankan tetap berada di laut," katanya menyambut KRI Dewa Ruci di dermaga Kolilamil Tan-jung Priok, Jakarta Utara, akhir Oktober lalu.

***

BERPARTISIPASI dalam acara fleet naval review di New York hanya menjadi satu mata acara yang harus diikuti KRI Dewa Ruci begitu mulai berlayar meninggalkan dermaga Tanjung Priok 6 Maret 2000 lalu. Acara lainnya, kata captain Letkol Laut (P) Darwanto SH, mengikuti program Sail Boston 2000-sebuah parade dan lomba tall ship di Boston, Amerika Serikat.

Begitulah KRI Dewa Ruci pada bulan Maret 2000 lalu yang membawa serta 65 orang ABK, 77 taruna AAL. Selama tujuh bulan penuh, kapal layar ini mengarungi lautan dengan menempuh rute panjang, mulai dari Tanjung Priok-Surabaya-Sorong-Kwajelen-Pearl Harbour-Oakland-San Francisco-Alameda-Acapulco-Panama-Miami-Portsmouth-Baltimore-New York-Boston untuk akhirnya kembali ke Jakarta.

Ternyata selama menjalankan misi di Amerika Serikat ini pula, ungkap KSAL Laksamana Indroko S, kehadiran KRI Dewa Ruci di "Sail Boston 2000" dan naval fleet review New York sempat membuat warga dunia terkagum-kagum. Selain karena posturnya yang indah disertai bentuk layarnya yang menjulang tinggi dan gagah, KRI Dewa Ruci kini praktis menjadi satu-satunya kapal layar tiang tinggi kelas Barquentine yang masih eksis di dunia. Begitu ka-gumnya akan KRI Dewa Ruci, sampai-sampai Willis H Byers-seorang veteran Perang Dunia II-langsung memberikan cek senilai 2.300 dollar AS kepada KRI Dewa Ruci ini.

Saat mengikuti "Sail Boston 2000" dan berada di tengah-tengah 24 buah tall ships lainnya dari 14 negara peserta lomba, KRI Dewa Ruci sempat dijuluki sebagai the most friendly, popular, and busiest ship karena saking banyak aktivitas di atas geladak kapal layar tiang tinggi ini. Bahkan, suatu kali kapal Gloria dari Republik Kolombia sengaja menghentikan seluruh kegiatannya, karena tak mampu lagi mengimbangi riuhnya kegiatan di atas dek KRI Dewa Ruci oleh sekalian taruna dan ABK begitu kedua kapal ini bersandar berdampingan di Pelabuhan Boston, Amerika Serikat.

***

BERANI dan berhasil membelah perairan Samudera Pasifik untuk menempuh pelayaran panjang sejauh 31.000 mil laut sendirian menjadi satu bukti nyata tentang keperkasaan KRI Dewa Ruci. Sejak dilepas resmi oleh Presiden Abdurrahman Wahid di Jakarta 4 Maret 2000 lalu, alam sepertinya memang mau mengerti ketuaan KRI Dewa Ruci, hingga selama rute Ja-karta-Sorong langit selalu cerah dan laut pun beriak lembut.

Namun, setelah lego jangkar di Sorong dan berlayar menempuh rute Kwajelen-Hawai, tiba-tiba peristiwa menegangkan di Teluk Suruga Jepang di tahun 1981 silam berulang kembali. Kali ini, angin topan disertai ombak besar setinggi rumah secara maraton terus menghantam lambung kapal KRI Dewa Ruci yang digoyang angin kencang sekuat 150 knots per jam. Kapten kapal Letkol Laut (P) Darwanto SH segera memerintahkan penurunan sebagian layar untuk mengurangi tekanan angin di bagian lambung kapal.

Langkah ini pun, kata captain KRI Dewa Ruci Letkol Laut (P) Darwanto SH, tetap saja tak mampu membebaskan diri dari kenyataan pahit karena lambung kanan kapalnya akhirnya robek dan bocor terkena hantaman ombak. "Kami segera memperbaikinya ketika kapal berhasil lego jangkar di Pearl Harbor," ungkapnya penuh syukur.

Meski telah dua kali KRI Dewa Ruci telah mengalami dua kali peristiwa menegangkan, namun toh semangat berlayarnya tetap tinggi. Demi semboyan Jalesveva Jayamahe yang berarti "Di laut kita jaya" ini pula KRI Dewa Ruci telah berani menantang badai dan ombak besar guna menjalankan misinya sebagai duta maritim Indonesia ke luar negeri. (Mathias Hariyadi)
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 29-3-2007 09:37 PM | Show all posts
KRI Dewaruci meninggalkan Pelabuhan Cadiz, Spanyol menuju Perancis. Selanjutnya kapal latih itu akan mengikuti festival kapal layar tiang tinggi di negara itu. Sebelumnya Dewaruci akan singgah di Pelabuhan La Goulette, Tunis





Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin menyebutkan, KRI Dewaruci pada 13 Juni 2003 telah menyentuh benua Eropa dan Duta Besar (Dubes) RI untuk Kerajaan Spanyol Rachmat Ranudiwijaya datang ke pelabuhan tersebut.

Dubes Rachmat Ranuwijaya juga menjamu makan malam awak KRI Dewaruci yang membawa 160 orang terdiri dari 23 Perwira, 65 Awak Buah Kapal (ABK) dan 72 Kadet saat berlabuh sekitar 670 Km dari ibukota Spanyol.

Jamuan malam yang diadakan di geladak KRI Dewaruci itu juga dihadiri pejabat setempat, para Konjen Kehormatan di kota itu, Atase Pertahanan dan masyarakat Indonesia yang berada di Cadiz.

Komandan KRI Dewa Ruci Letkol Didin Zainal Abidin mengatakan kunjungan muhibah bertujuan memberi latihan pelayaran astronomi bagi Sersan Mayor Kadet Korps Pelaut Akademik TNI AL yang akan mengikuti parade kapal layar tiang tinggi L`armada du Siecle di Rouen Perancisdan Self Sail 2003 di Delf, Belanda.

Dalam kunjungan muhibah tersebut juga akan bergabung tiga anggota Angkatan Laut Belanda yang terdiri atas dua orang Taruna dan satu orang Perwira. Mereka akan bergabung mulai dari Pelabuhan Cadiz sampai dengan pelayarannya di Belanda, katanya.

KRI Dewaruci sejak dibeli pemerintah Indonesia 50 tahun lalu. Hingga sekarang telah mengelilingi lima benua, mengarungi tiga samudera dan menyinggahi ratusan kota pelabuhan di seluruh dunia, dan kenyang dengan ganasnya ombak samudera.

Dubes Rachmat mengatakan, Spanyol memiliki seorang Admiral ulung, penemu benua Amerika pada abad ke-14, yaitu Christopher Colombus. Indonesia juga mempunyai pelaut ulung yang berani mengarungi samudera hanya dengan menggunakan kapal tradisional yang disebut Pinisi.

Keberanian para pelaut Indonesia itu, sekarang diwarisi oleh para Taruna Akdemi TNI AL, kata Dubes Rachmat Ranuwijaya usai jamuan makan malam yang kemudian memberikan pembekalan kepada para Taruna KRI Dewa Ruci tersebut.

Pada 15 Juni 2003 sekitar pukul 09:00 waktu setempat, Taruna TNI AL mendemontrasikan parade roll (panjat tiang) di hadapan Dubes RI, masyarakat Indonesia dan masyarakat setempat yang berkunjung di pelabuhan tersebut.

Mereka juga menghibur masyarakat kota Cadiz dengan mendemontrasikan permainan drumband. Demontrasi drumband di depan Plaza de Constitucion dan mengelilingi kota sejarak sekitar lima Km itu mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat.

Selama merapat di Pelabuhan Cadiz, KRI Dewaruci dibuka untuk umum dan dikunjungi tidak saja masyarakat setempat, tetapi juga para turis asing yang sedang berlibur di Cadiz serta masyarakat Indonesia yang berada di Cadiz dan Malaga yang dikoordinir KBRI Madrid.

[ Last edited by  Badak-Jawa at 30-3-2007 12:53 AM ]
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 29-3-2007 09:47 PM | Show all posts
KRI Dewa Ruci Merapat di Perancis

JAKARTA -- Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci Jumat (27/6) merapat di Pelabuhan Rouen, Prancis dalam perjalanan keliling dunia. Kapal latih milik TNI AL ini akan mengikuti festival kapal layar tiang tinggi "L'Armada du Siecle 2003" hingga 28 Juni-6 Juli. Demikian siaran pers yang diterima redaksi Koran Tempo dari Markas Besar TNI AL semalam.

Kedatangan kapal itu mendapat sambutan hangat dari warga setempat. Mereka terkesan dengan keramahan awak kapal. Menurut catatan panitia festival, KRI Dewa Ruci merupakan satu-satunya kapal yang berasal dari Asia--dari 32 kapal dari berbagai negara di Eropa dan Amerika.

KRI Dewa Ruci yang dikomandani Letkol Laut (P.) Didin Zaenal Abidin itu membawa 75 orang awak kapal dan 72 kadet Akademi Angkatan Laut tingkat III. Kapal yang berangkat dari Jakarta 2 April lalu itu telah menyinggahi tujuh pelabuhan di tujuh negara sebelum merapat di Rouen, di antaranya Pelabuhan Cochin di India, Salalah di Oman, Jeddah di Arab Saudi, Port Said di Mesir, Tunis di Tunisia, Cadiz di Spanyol dan Pelabuhan Le Havre di Prancis.


Newcastle Quayside, Kamis 28 Juli 2005, 10.00 am BST

Langit mendung disertai hujan rintik kecil tidak menghalangi niat rekan-rekan TNI-AL mengangkat sauh, melepas tali tambat dan menaikkan layar KRI Dewaruci meninggalkan pelabuhan Newcastle Quayside.

Tidak terasa usai sudah keceriaan selama lima hari terakhir ini. Keceriaan yg langka terjadi di bumi Geordie. Keceriaan yg diusung oleh saudara-saudara setanah air yg menghabiskan 9 bulan dalam setahun mengarungi 7 samudera demi sebuah misi: PERDAMAIAN. Sebuah kata yg mahal harganya saat ini, di tengah berbagai tragedi yg melanda umat manusia dalam 8 bulan terakhir. Tsunami, perang saudara di Irak, bom di London dan tragedi lainnya. Mudah-mudahan semuanya ada hikmahnya.

Kehadiran Dewaruci di tengah dinginnya udara musim panas di Inggris Tenggara terbukti memberikan sedikit kehangatan di tengah gemuruh amarah atas tindakan manusia-manusia biadab. Kehadiran Dewaruci membawa kehangatan dan keramahtamahan khas Indonesia ke tengah kaum Britons yg dikenal kaku dan dingin.

Tak heran bila di malam terakhir, yg dihiasi dengan pesta kembang api, puluhan anak Britons tidak jua meninggalkan geladak kapal tua kebanggaan anak negeri. Kepergian Dewaruci meninggalkan kenangan bagi anak-anak yg tidak tahu masalah rumit yg setiap hari dibahas di 10 Downing Street. Anak-anak yg tidak paham kenapa Tube di London diledakkan oleh orang-orang yg tidak bertanggungjawab. Anak-anak yg tidak pernah tahu adanya suatu negara besar nun jauh di tenggara.

Dermaga pelabuhan Newcastle Quayside kembali senyap. Tidak ada lagi keceriaan anak-anak tadi bermain bola dengan para awak kapal. Tidak ada lagi hentakan kaki bule -bule yg getol belajar tarian poco-poco. Tidak ada lagi suara gendang mengiringi sang Reog Ponorogo & Millennium Bridge (Ciput 2005).  Tidak ada lagi kemacetan panjang dan melelahkan di sepanjang Quayside-Byker-City Centre. Tidak ada lagi layanan hybrid gas, free, shuttle bus Quaylink dari Haymarket. Semua kembali ke kehidupan nyata. Semua kembali ke rutinitas yg (mungkin) menjemukan.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 29-3-2007 10:00 PM | Show all posts




KRI Dewa Ruci Singgahi Pantoloan

PALU,-  Salahsatu kapal layar (pinisi) yang dimiliki Indonesia, dan telah dikenal di seluruh pelosok dunia, karena telah banyak melakukan eksepidisi ke hampir seluruh belahan dunia, KRI Dewa Ruci menyempatkan diri berlabuh di pelabuhan Pantoloan Palu Selasa kemarin.

Kedatangan kedua kalinya (pertama tahun 1999), kapal buatan galangan H.C Stulchen & Sohn, Hamburg Jerman Barat dan dluncurkan 24 January 51 tahun silam ini, adalah dalam rangkaian perjalanan operasi Kartika Jala Krida dengan membawa serta 68 taruna tingkat akhir Akademi Angkatan Laut (AAL), serta mengambil rute Asia Timur Jauh, hingga ke Rusia, Hongkong, Manila, China, Vietnam, Korea, Jepang, serta beberapa daerah di belahan nusantara.

"Dalam perjalanan ini, adalah sebuah perjalanan yang akan memberikan pendidikan melalui pendekatan pengalaman bagi para calon perwira angkatan laut. Dari perjalanan ini, kita membawa 60 calon perwira AL khusus dari korps pelaut, sedangkan delapan lagi adalah calon perwira terbaik dari korps lain yang ada di AAL, seperti korps marinir dan korps lainnya,"terang komandan KRI Dewa Ruci, Letnan Kolonet laut (Pelaut) Gig Jonias Mozes Sipasulta.

Diambilnya nama Dewa Ruci sebagai nama kapal bertype Barquentin (kapal layar tiga tiang perun di tiang depan) ini, tidak lain, karena Dewa Ruci adalah nama lain dari ksatria Bima yang menggambarkan keberanian dalam kebenaran. Salah satu cirri khas kapal yang memiliki panjang 49,99 meter dan lebar 9,5 meter ini, adalah ornamen cirri khas dari setiap tiga belahan nusantara, dimana tiang depan (Bima) menggambarkan cirri khas budaya di daerah bagian barat Indonesia, tiang tengah (Arjuna), menggambarkan ornamen kultur Indonesia Tengah, serta tiang belakang (Yudhistira), menggambarkan cirri khas ornamen-ornamen budaya yang ada di Indonesia bagian Timur.

Dalam rangkaian operasinya kali ini, menurut Gig JM Sipasulta, selain membawa 68 calon perwira dari AAL, KRI yang Jumat (16/7) akan bertolak menuju pelabuhan Makassar ini, juga mengangkut satu orang calon perwira laut dari Malaysia dan Filipina yang naik dari pelabuhan Filipina, serta dua orang anggota pramuka siswa SMU Danlatamal 6 Manado Sulut.

Ditanya pengalaman yang paling berkesan dan heboh, dari hasil perjalanannya yang rencananya akan finish kembali di markas Armada Timur Surabaya 23 Juli mendatang ini, adalah ketika perjalanan dari Kota Tokyo ke Kota Naha (Okinawa). Ketika itu, KRI Dewa Ruci harus berhadapan dengan badai ganas yang dikenal dengan nama badai Dian Mu (04.06). Karena ganasnya serangan badai tersebut, sehingga ketika itu satu layar robek, dan badan kapal mengalami kemiringan hingga 35 derajat, sehingga bagian paling bawah kapal banjir dengan air laut.

"Dalam keadaan seperti itu, siapapun akan tegang, apalagi para kadet yang kita bawa ini, hal ini adalah pengalaman pertama mereka berhadapan dengan badai, tapi keadaan tetap kita kuasai sehingga, kita mampu keluar dari gelombang badai tersebut, dengan berbagai perhitungan dan keputusan yang tepat, sehingga tidak menimbulkan kerugian,"tandas perwira alumni AAL tahun 1988 dan baru saja dianugerahi pangkat dua bunga di pundaknya ini.

Menurut rencana, dalam rangkaian perjalanan operasi Kartika Jala Krida ini, KRI Dewa Ruci selama berlabuh tiga hari di Pantoloan, membuka kesempatan kepada masyarakat umum untuk melihat dari dekat, salahsatu kapal kebanggan bangsa Indonesia yang selalu menjadi duta bangsa ini. (hnf/lib)

[ Last edited by  Badak-Jawa at 30-3-2007 12:04 AM ]
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 29-3-2007 11:54 PM | Show all posts
Kapal Tua Yang Jadi Museum Lautan
03 Sep 2005 20:00 WIB | Oleh : A Supardi Adiwidjaya

Berlayar Bersama KRI Dewaruci (1)

IKUT berlayar dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci dari
pelabuhan Amsterdam ke Vlissingen, rasanya seperti mimpi. Diputuskan secara
mendadak, di luar rencana. Namun jelas, pelayaran dengan kapal latih untuk
para Kadet Akademi ALRI tersebut bagi Rakyat Merdeka mempunyai arti dan
bahkan kebanggaan tersendiri.

Sekitar pukul 10.00 pagi pada hari Sabtu (20/8) saya bersama isteri
(Tatiana) dan anak perempuan bungsu kami (Hani) memutuskan melihat SAIL
2005, yang sudah dimulai sejak tanggal 17 Agustus 2005 lalu. Hari terakhir
SAIL 2005 di Amsterdam adalah tanggal 21 Agustus. Keesokan harinya, Senin
(22/8), semua tamu dan para peser璽anya pulang meninggalkan pelabuh璦n
Amsterdam untuk berlayar ke tempat tujuan atau negeri masing-masing.

Dari kota Zaandam, di pagi hari Sabtu tersebut kami berangkat de璶gan naik
bis ke Amsterdam Centraal - demikian orang menyebut nama stasiun ibu kota
Negeri Belanda itu.

Sekitar satu setengah jam kemu璬ian kami sekeluarga sudah berada di galangan
kapal tempat berbagai jenis kapal-peserta SAIL 2005 ber璴abuh. Di sepanjang
dok (dermaga), yang berada tidak jauh dari stasiun Amsterdam Centraal, kami
melihat ratusan pengunjung yang ingin melihat-lihat berbagai jenis kapal
dari berbagai negeri. Ketika sudah sekitar tiga jam kami berada di wilayah
dermaga sambil melihat berbagai jenis kapal-peserta SAIL 2005 ini, baru
tahu, bendera merah putih berukuran besar yang berkibar dengan megahnya di
tiang bendera KRI Dewaruci, ternyata berada jauh di seberang yang berlawanan
di mana kami berada. Untuk mencapai sebe璻ang sana dan berada di dermaga, di
mana KRI Dewaruci berlabuh (merapat), kami harus jalan balik lagi ke stasiun
Amsterdam Centraal. Dari sana harus naik bis atau naik pont (kapal
penyebrangan) lagi. Kami sudah merasa benar-benar lelah. Wal環asil, hari
Sabtu (20/8) kami tidak berhasil melihat KRI Dewaruci dari dekat.

Baru keesokan harinya, Minggu (21/8) sekitar pukul 16.30, diantar teman
dengan berkendaraan mobil, kami sampai ke tempat parkir, yang letaknya tidak
jauh dari dermaga tempat berlabuh KRI Dewaruci. Setelah berjalan kaki
sekitar 10 menit, kami baru bisa melihat KRI Dewaruci dari dekat. Para
pe璶gun璲ung, termasuk kami sekeluar璯a, diijinkan naik ke kapal untuk
me璶genal lebih dekat kapal layar tiang tinggi yang antik ini.

Di ruangan tengah geladak kapal, dengan iringan hot musik membang璳itkan
orang bergoyang, para pe璶gunjung tua-muda pada menari poco-poco. Dua-tiga
kadet memandu para pengunjung tua dan muda berpoco-poco. Bukan main ramainya
pengunjung kapal Dewaruci ini. Apalagi hari Minggu (21/8) adalah hari
penghabisan SAIL 2005. Keesokan harinya kapal Dewaruci akan melanjutkan
pelayaran ke pelabuhan Vlissingen dan berlabuh di sana sampai hari Kamis
tanggal 25 Agustus. Setelah itu KRI Dewa璻uci akan melanjutkan perjalanan -
singgah di pelabuhan-pelabuhan beberapa negara yang dilaluinya untuk
kemudian kembali ke Tanah Air. Jika sesuai jadwal pelayarannya, KRI Dewaruci
saat itu dijadwalkan tiba di Surabaya pada tanggal 8 Desember 2005.

[ Last edited by  Badak-Jawa at 30-3-2007 12:35 AM ]
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 29-3-2007 11:59 PM | Show all posts
Di geladak kapal Dewaruci, saya bertemu rekan wartawan Radio Nederland Seksi
Indonesia (Ranesi). Baru hari Minggu itu dan dari rekan itulah saya
mengetahui, Ranesi sudah lebih seminggu yang lalu menerima pemberitahuan,
jika mau, wartawan boleh ikut berlayar dari Amsterdam ke Vlissingen. Untuk
itu wartawan harus mendaftar atau memberitahu璳an keinginannya pada Athan
(Atase Pertahanan) KBRI Den Haag Kol Ahmad Subandi. Namun, Rakyat Merdeka
tidak mendapat pemberita環uan tentang hal itu. Mungkin saja orang yang
diberi tugas menyam璸aikan pengumuman tersebut kelupaan, misalnya.

Mengetahui kemungkinan berla瓂ar dengan KRI Dewaruci itu, jiwa muda dan rasa
avontur timbul kem璪ali dalam benak saya dan tak pikir panjang, spontan saya
putuskan ikut berlayar. Sangat kebetulan sore hari Minggu (21/8) itu,
Kolonel Ahmad Subandi berada di kapal bersama Komandan KRI Dewaruci Letkol
Sutarmono.

Rakyat Merdeka menyampaikan keinginan ikut berlayar ke Vlissi璶gen. Tanpa
masalah dan prosedur berbelit, kedua perwira TNI AL tersebut mengijinkan
Rakyat Merde璳a ikut berlayar dengan KRI Dewa璻uci.Untuk itu, Rakyat Merdeka
harus sudah berada di geladak KRI Dewaruci pada hari Senin (22/8) sebelum
pukul 09.00 pagi waktu setempat.

Ketika berada di dermaga, dilihat dari jarak beberapa meter, KRI Dewaruci
adalah sebuah kapal layar tiang tinggi yang kelihatan antik, terawat baik.
Dari keterangan brosur, kapal layar ini dibangun tahun 1952 di galangan
kapal HC Stuicken & Sonh, Hamburg, (ketika itu masih) Jerman Barat. Kapal
ini diresmikan menjadi jajaran Kapal Perang Republik Indonesia pada tanggal
24 Januari 1953.

Jika dihitung dari waktu kapal ini selesai dibangun, KRI Dewaruci sudah
berumur 53 tahun. Dari peralatannya yang bisa dilihat dengan kasat mata,
kapal layar ini sudah tidak mungkin dijadikan sebagai kapal perang. Memang,
menurut Koman璬an KRI Dewaruci -Letkol Laut (P) Sutarmono, dalam
pelayarannya ke luar negeri KRI Dewaruci mempu璶yai misi: (1) Sebagai kapal
latih bagi para Kadet Akademi TNI Angkatan Laut ; (2) Sebagai Duta Bangsa,
duta pariwisata, kebudayaan dan sarana informasi tentang Indonesia ; (3)
Membina hubungan persahabatan internasional.

Di KRI Dewaruci terdapat dua patung Dewaruci. Patung Dewaruci yang satu
berada di cocor haluan dan yang satu lagi di bagian tengah geladak kapal di
wilayah haluan.

Di geladak H (pertama) terdapat ruangan yang disebut anjungan untuk tempat
pengoperasian kapal. Bagian luar dinding-dinding kayu anjungan dan dua pintu
masuk (sebelah kiri dan kanan) dihiasi ukiran-ukiran, mem璪uat bagian luar
anjungan itu kelihatan indah dan sedap dipandang mata. Pintu masuk khusus
(untuk awak kapal menuju ruangan bawah) terbuat dari kayu jati (atau mungkin
juga pintu besi yang dilapis kayu jati) penuh dengan ukiran. Bagian bawah
dua tiang layar utama juga dilapisi dengan kayu ukiran. Dan sebenar璶yalah,
ukiran-ukiran kayu tersebut menambah keindahan dan semarak pemandangan di
geladak kapal KRI Dewaruci.

Di depan anjungan ada dua ke璵udi berbentuk lingkaran. Untuk
me璶g璷perasikan dua kemudi ling璳aran ketika berlayar selalu siap empat
kadet, yang bekerja bergiliran. Tiap giliran bekerja masing-masing dua
kadet. Juga di haluan selalu berdiri/bertugas jaga sebanyak empat kadet.
Jadi di geladak kapal selama 24 jam selalu siap melakukan tugas sebanyak
delapan kadet. Setiap empat jam sekali, delapan kadet yang bertugas di
geladak kapal mengalami pergantian atau mendapat giliran diganti.

Jika kita turun ke bawah melalui salah satu pintu anjungan, maka sampai di
lantai bawah di sebelah kiri terletak kamar besar atau salon untuk ruangan
tamu. Lantai salon ditutup karpet merah. Di ruang kiri dan kanan dalam salon
ini terdapat dua sofa/divan ukuran besar dan dua meja kaca masing-masing
dengan tiang penyangga kayu-kayu yang diukir indah. Letak peralatan yang
disebut belakangan ini simetris.

Motif ukiran-ukiran kayu yang ada di KRI Dewaruci ini kelihatannya
ukiran-ukiran Bali dan Jawa (Jepara). Masih di lantai bawah ketika turun
dari anjungan, di sebelah kanan terletak kamar komandan. Tepat di depan
kamar komandan terdapat kamar berukuran kira-kira separuh ukuran salon untuk
menerima tamu. Kamar ini untuk tempat para perwira Dewaruci berkumpul,
bekerja, sekaligus sebagai ruang makan dan tempat istirahat. Di kamar inilah
Rakyat Merdeka menginap.

Di geladak kapal Dewaruci ini banyak sekali terlihat ukiran-ukiran membuat
kapal kelihatan cantik dan unik.
Reply

Use magic Report

Follow Us
 Author| Post time 30-3-2007 12:08 AM | Show all posts
Bendera Bajak Laut Pun Dikibarkan
04 Sep 2005 16:58 WIB | Oleh :

Berlayar Bersama KRI Dewaruci (2/HABIS)
Catatan: A Supardi Adiwidjaya Dari Belanda

Secara kebetulan Menteri Luar Negeri Belanda Ben Bot yang menghadiri Acara
Peringatan HUT Proklamasi RI yang ke-60 itu disiarkan oleh TV Belanda dan
diekspos lewat media cetak negeri Bunga Tulip ini.

MENURUT Sucipto, tiga hari setelah peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI
ke-60 itu, para Kadet dan seluruh ABK (anak buah kapal) bergembira bersama
dalam kemasan kegiatan Cocktail Party. Dalam acara tersebut, para Kadet
menggelar keterampilan seni musik dan tari yang khusus mereka kemas guna
dipersembahkan kepada saudara-saudaranya dan masyarakat di Amsterdam. Di
puncak acara, pa璻a Kadet memandu para pengunjung yang berada di atas kapal
dan di dermaga untuk berpoco-poco ber璼ama. Antusias pun mengalahkan
dinginnya udara malam, suasana meriah tak dapat terbendung, ber璲alan
seiring larutnya malam, mata環ari terbenam pukul 21.20 (waktu setempat)
mengantar pengunjung menghabiskan waktu hingga jauh malam.

Hari Senin tanggal 22 Agustus merupakan akhir kegiatan SAIL Ams璽erdam 2005.
Sekitar pukul 09.15 waktu Amsterdam, diiringi GS Gita Jala Taruna syair lagu
perpi璼ahan mengiringi lepasnya tali dari daratan Amsterdam. Peran Parade
Roll, seiring isyarat tersebut 85 Ka璬et AAL seakan berlomba menaiki,
menempati tiang layar dari yang terendah hingga yang tertinggi 35 m untuk
bersiap memberikan penghormatan.

Di awali dentuman meriam, Lagu Indonesia Raya dikumandangkan Panitia SAIL
2005 di daratan Amsterdam sebagai penghormatan kepada Duta Bangsa Indonesia.
Dan kembali bendera raksasa sang Merah Putih berkibar membalas penghormatan.

Beberapa jam kemudian, ketika KRI Dewaruci melintasi Fort Eiland, hal yang
sama terjadi kembali - di daratan dikumandangkan lagu Kebangsaan Indonesia
Raya sebagai penghormatan dan ucapan selamat jalan kepada KRI Dewaruci.


Selanjutnya, KRI Dewaruci me璴an璲utkan pelayaran menuju pela璪uhan
Vlissingen (masih di Belan璬a) untuk kunjungan yang sama sebagai Duta Bangsa
Indonesia.

Berlayar dengan KRI Dewaruci selama sekitar 27 jam (sudah ter璵asuk manuver
yang memakan wak璽u lebih 3 jam untuk bisa merapat ke darmaga) dari
pelabuhan Ams璽erdam sampai ke Vlissingen meru璸akan pengalaman yang tak
terlu璸akan. Berkat pelayaran tersebut, paling tidak kita melihat dengan
mata kepala sendiri dan bahkan merasakan sendiri bagaimana beratnya
kehi璬upan para pelaut dan apalagi tentara Angkatan Laut.

Melihat KRI Dewaruci, orang bukan saja melihat bendera Merah Putih yang
megah berkibar di bunyikan, tapi juga bendera "bajak laut" tidak luput dari
perhatian orang. Kapal Perang RI Dewaruci kok mengibarkan bendera "bajak
laut", bendera hitam dengan gam璪ar tengkorak warna putih. Tentang bendera
"bajak laut" ini memang juga termasuk hal yang boleh dibi璴ang luar biasa
dan banyak menarik perhatian orang, termasuk Duta Besar RI untuk Kerajaan
Belanda Mohammad Jusuf.

Perihal bendera bajak laut ini, menurt Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P)
Sutarmono, dulu memang betul dikenal sebagai bendera bajak laut. Sekarang,
lanjut Sutarmono, KRI Dewaruci sudah mengibarkan bendera "bajak laut" (dalam
tanda kutip) sejak tahun 1983. Mengenai sejarahnya, dia mengaku tidak tahu.
Yang pasti TNI AL tidak memberikan perintah atau juga melarang bendera
"bajak laut" itu dikibarkan di bunyikan KRI Dewaruci. Begitulah, sampai
seka璻ang bendera warna hitam dengan gambar tengkorak itu ya berkibar atau
dikibarkan di bunyikan KRI Dewaruci.

"Menurut saya, bendera tersebut itu untuk menarik perhatian masyarakat.
Kemudian setelah itu, KRI Dewaruci melakukan usaha untuk merebut hati
masyarakat", ujar Sutarmono.

Setelah masyarakat mengetahui, lanjutna, melihat dan merasakan sendiri dalam
praktek apa yang dikerjakan KRI Dewaruci dan apa misinya, maka masyarakat
meng環ar璯ai璶ya. Gambaran (image) jelek yang dulu atas bendera "bajak laut"
itu, sekarang ini malah jadi seba璴iknya - punya gambaran (image) baik.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 30-3-2007 12:17 AM | Show all posts
Terbukti, masyarakat berduyun-duyun dengan antusias dan senang hati
mengunjungi KRI Dewaruci. Oleh karena itu bendera hitam dengan gambar
tengkorak, yang dulu dikenal sebagai bendera "bajak laut" itu malah
merupakan kebanggaan, karena bisa menarik perhatian dan merebut hati
masyarakat di mana-mana, di negeri-negeri yang disinggahi KRI Dewaruci.

Setiap pelayaran mengarungi lautan selalu mengandung risiko. Dalam kaitan
ini, yang penting dikerjakan, melakukan tindakan preventif atau
mengantisipasinya, memikirkan dan mengusahakan bagaimana mengatasinya.

Sehubungan dengan ini, apa yang dialami awak kapal KRI Dewaruci ketika
berada di daerah badai di perairan Pasifik Barat (perairan Jepang) pada
tanggal 20 Juni 2004 menarik untuk diketahui. Ferry Hutagaol, Asisten
Perwira Layar KRI Dewaruci adalah salah seorang yang mengalami sendiri badai
di perairan Pasifik Barat itu.

"Anda kenal Dian? Apakah Dian ini nama seorang artis atau nama sebutan
seorang gadis?", tanya Ferry. Jika Anda berfikir Dian adalah nama seorang
artis atau gadis, menurut Ferry, itu keliru. Dian atau lengkapnya ditulis
Dian 0406 adalah nama badai yang terdapat di perairan Pasifik Barat
(perairan Jepang). Nomor 0406 adalah nomor badai tersebut. Dua nomor pertama
(04) menunjukkan tahun 2004 dan dua nomor terakhir (06) menunjukkan urutan
badai, artinaya badai ke-enam pada tahun 2004.

Tanggal 16 Juni 2004 KRI Dewaruci menerima informasi lewat Weather Fax dan
Navtex, yang mengabarkan akan adanya badai. Dari informasi ini, Komandan
langsung memberi perintah kepada petugas/perwira jaga (Paga) untuk membuat
ploting posisi badai. Setiap Paga wajib melaporkan setiap pergerakan badai.

Dua hari kemudian, pada hari Jumat (18/06/2004) sekitar pukul 12.00 (waktu
setempat) melihat pergerakan badai, maka kemung璳inan besar KRI Dewaruci
akan melintasi badai apabila tetap pada halu dan cepat sesuai track yang
telah dibuat. Oleh karena situasi demikian, akhirnya Komandan memerintahkan
Paga untuk merubah haluan kapal ke arah barat menelusuri pulau-pulau Jepang.
Walhasil, untuk sementara KRI Dewaruci dapat menghindari badai.

Pada 19 Juni 2004 pukul 10.00 KRI Dewaruci mendapat informasi dari Pasukan
Beladiri Jepang, dermaga Okinawa sudah ditutup sementara karena badai.
Sehubungan dengan itu, pemerintah Jepang menyarankan KRI Dewaruci
berlin璬ung guna menghindari badai. Je璸ang menyarankan KRI Dewaruci
sementara lego jangkar di Kepulauan Amamio Shima. Pukul 21.00 Dewa璻uci lego
jangkar. Saat itu posisi badai masih dalam jarak 120 NM ; kece璸atan angin
masih normal kisaran 20 Knot dan sea state masih antara 4 dan 5. Pada saat
lego terus diusahakan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang badai.
Lewat TV, anak buah kapal (ABK) dapat melihat kota Okinawa sedang dilanda
hujan deras dan banyak pohon yang tumbang akibat badai.

Pukul 24.00 waktu jaga larut malam, kecepatan angin bertambah menjadi 30
knot ; barometer turun secara perlahan menjadi 1005 ; sebelumnya masih
normal - 1013 mbar.

Karena posisi kapal dalam ke璦daan lego, yang perlu diwaspadai adalah
larutnya jangkar dan putus璶ya tali layar. Sekaitan ini kewas璸adaan Paga
perlu ditingkatkan. Pukul 02.00 waktu setempat kecepatan angin yang
ditunjukkan Wind Direction: kisaran 30-40, sedang barometer turun lagi
menjadi 1001 dan pada saat itu Komandan berada di anjungan. Seperti
biasanya, pada setiap setengah jam dilaksanakan pengeplo璽an posisi kapal
dari ploting. Itu didapat kalau posisi kapal sudah berubah sejauh 1500 yard.
Saat itu Komandan dan perwira kapal berada di anjungan sehingga diputuskan
untuk melabuh璳an jangkar yang satu lagi. Komandan memerintahkan untuk
melabuhkan kedua jangkar sepanjang 6 segel (1 segel = 25 meter).

Saat itu situasi masih terkendali dan keadaan kapal masih aman. Setelah
peran jangkar selesai, penja璯aan kembali dikendalikan oleh perwira jaga
dibantu asisten perwira jaga. Mereka yang tidak terlibat jaga boleh
istirahat malam. Saat itu acara TV menyiarkan pertandingan se璸akbola Euro
Cup. Dan setiap iklan acara TV selalu memberitahukan situasi cuaca dan
terutama informasi tentang badai, sehingga setiap ABK selalu tahu tentang
perkembangan situasi cuaca.

Minggu (20/08/2005) pukul 06.00 waktu setempat, Komandan mende璶gar pecahan
gelas kaca dari patri kapal. Sejak itu kemiringan kapal mulai berubah secara
drastis. Ko-man璬an naik ke anjungan kapal. Di sana Komandan mendapat
laporan dari Perwira Jaga, posisi kapal sudah berubah lagi sejauh 100 yard.
Padahal kapal sudah melegokan kedua jangkarnya. Komandan mem璪eri perintah
kepada anggota jaga untuk menstart mesin kapal guna meng璱mbangi perubahan
posisi kapal yang hampir mendekati kedangkalan.

Pada jam 08.00 waktu setempat, dengan alasan pertimbangan kesela璵atan kapal
dan juga mengejar jadwal yang telah disusun oleh pemerintah Jepang, akhirnya
Komandan memu璽uskan untuk melaut. Sebelum melaut, melalui pengeras suara
Komandan memim璸in langsung doa bersama, semoga Tuhan YME memberkati
perjalanan KRI Dewaruci hingga lolos dari badai Dian.

Dari anjungan, Komandan me璵impin langsung proses pelayaran kapal melewati
badai. Setiap perintah yang diberikan selalu melalui pengeras suara sehingga
setiap ABK mengetahui setiap pergerakan kapal. Ini penting untuk menambah
semangat ABK dan Kadet untuk tidak menyerah, tetapi tetap bertahan. Secara
perlahan kapal bergerak walaupun dengan kecepatan yang sangat lambat. Dalam
keadaan darurat ini, semua personil kapal tetap tenang, tidak panik dan
mampu mengandalikan situasi yang ada.

Kejadian terus berlanjut hingga pukul 15.15 waktu setempat, kecepatan angin
mencapai 78 knot dan kemiringan kapal mencapai 35 derajat; barometer
terendah menunjukkan angka 978 mbar dari ploting. Dalam situasi yang seperti
ini, ombak sudah memasuki geladak kapal. Para ABK dan perwira yang masih
bisa bertahan berusaha mengikat bagian-bagian kapal yang mudah bergerak dan
kendali anjungan masih berada di tangan Komandar KRI Dewaruci.

Kucuran air ombak yang masuk geladak membasahi stop kontak koridor perwira,
sehingga terjadi per璫ikan api di koridor. Tapi kejadian tersebut segera
bisa diatasi dengan baik, karena sebelumnya, personil kapal sudah sering
latihan PEK (penyela璵atan kapal) selama kapal melaut.

"Ombak yang begitu besar, ditamb璦h kemiringan kapal memak璼a kita untuk
bertahan. Dan bagi personil yang sudah tidak dapat bertahan supaya cepat
berlindung, termasuk para Kadet untuk se璵entara dibebas-tugaskan dan
se璯era berlindung ke daerah tertutup", terang Ferry Hutagaol.

Secara perlahan, lanjut Ferry, KRI Dewaruci dengan haluan ke arah selatan
mulai meninggalkan badai. Pada pukul 19.00 waktu setempat kapal lolos dari
badai. Kecepatan angin mulai kembali normal dan ombak mulai rendah. Namun
hujan tetap turun dengan deras. Setelah situasi kelihatan memungkinkan,
personil kapal mengecek semua semua bagian kapal, setelah itu mereka dapat
istirahat. Pada pukul 19.15 Komandan menyerahkan kembali kendali komando
kapal kepada Perwira Jaga.

"Itulah sekilas cerita tentang pelayaran KRI Dewaruci menelusuri pantai Asia
Timur jauh hingga berani menembus badai. Yang jadi catatan penting, dalam
peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Tetapi Merah Putih yang terus berkibar
selama berlayar, saat melewati badai robek dan yang tinggal hanya putihnya
saja, sedang yang merahnya hilang tak tentu rimbanya. Seakan bendera turut
menyatakan prihatin atas fenomena alam ini", ke璶ang Hutagaol menutup
ceriteranya.

Tahun 2004 itu KRI Dewaruci berlayar dengan rute Surabaya - Ja璳arta -
Singapura - Vietnam - Hong璳ong - Syanghai - Inchon - Pusan - Vladivostok
(Rusia) - Tokyo (Jepang) - Naha - Manila (Philipina) - Menado - Palu -
Makassar dan kembali ke pangkalan Surabaya.[R]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 30-3-2007 12:45 AM | Show all posts

KRI DEWA RUTJI





Jalesveva Jayamahe    (dilaut kita berjaya)        
    Tanggal 10 Juli 1999, bertempat di Seal Beach, US Naval Weapon Station,    bersandar KRI Dewaruci dengan awaknya yang terdiri dari     75 Taruna, dan 80 kadet AL. Dalam resepsi yang dilakukan di sore hari    cerah dilatar belakangi oleh langit yang lembayung, acara ramah tamah yang    dihadiri oleh para undangan dari para pejabat setempat, diplomat dari    mancanegara, tokoh masyarakat Los Angeles, dan wartawan , dibuka oleh Acting    Konjen JS Philliang dengan kata sambutan singkat. Berikutnya disusul oleh    acara sendratari oleh kelompok PERMIAS Los Angeles dibawah pimpinan Drg.    Cortino Soekotjo, dengan kerja sama awak Dewaruci. Tampak hadir pula Kolonel    Anthony Noorbandhy dari atase Angkatan Laut RI dari kedutaan Indonesia di    Washington, yang juga memberikan kata sambutan, dan Los Angeles Sheriff dept    yang diwakili oleh Deputy Joshua Thai, dan consultant Edward Sznaper, dari    International Liaison Unit. Acara berlangsung semakin hangat seiring dengan    terbenamnya matahari diufuk barat, dansa dansi pun digelar dengan iringan    band dari Taruna dan kadet Dewaruci.
    Hari berikutnya, bertempat di Long Beach dekat Queen mary , dilakukan    pertunjukan drum band oleh para peserta Tallship Cruise Parade dalam rangka    150 tahun the Gold Rush California 1999, Juga seminggu setelah itu pada    tanggal 17 Juli 1999, diadakan acara yang serupa di San Diego . Setelah itu    KRI Dewarusci meneruskan jelajah kembali ke Tanah Air via Honolulu.
    Dewaruci    melintas Golden gate dan Hyde Bridge di san Francisco
   
San Francisco, 2 Juli 1999. KRI Dewaruci type Barquentin    dibawah komandan Mayor Laut (P) Darwanto,S.H. Jumat (2/7) siang telah    melintasi dibawah jembatan terkenal Golden Gate dan Hyde Bridge Street    menyusuri alur pelayaran yang pernah dilaksanakan tahun 1849 di San    Francisco. Dalam event " The Gold Rush California 1999 " bersama    dengan kapal layar tiang tinggi lainnya yang berasal dari Columbia, Gloria    buatan Spanyol 1968, Jepang Kaiwo Maru buatan Jepang sendiri 1989, Kanda,    S.V. Concordia buatan Polandia 1992, Equador, Guayas buatan Spanyol 1977 dan    Eagle-US Coast Guard kapal layar Amerika Serikat buatan Jerman 1930 sebagai    pemimpin dalam parade ini. Keenam kapal layar tersebut tergabung dalam kelas    A merupakan kapal latih dengan membawa taruna-taruna muda dari masing-masing    negaranya.  Sedangkan kelas B    dan C diikuti 16 kapal layar antara lain California, Hawaii, Chieflain,    Valkyrian, Evening Star, Rondervous, Alma. Disamping itu dimeriahkan kapal    layar klasik, seperti Amaya, Beauty, Fantasea, Tacoma, La Jeta, Nirvana    serta ratusan perahu pesiar (Yacht Ship) yang termasuk partisipan.   
    KRI Dewaruci    dengan para tarunanya yang berdiri pada tiap sudut tiang bahkan sampai    kepuncaknya sangat menarik perhatian ratusan warga San Francisco yang    menyaksikannya. Dari dua jembatan tersebut ratusan penonton dan sejumlah    fotografer dan jurnalistik menyaksikan parade tersebut dari dekat. Bahkan    salah satu harian ibukota di San Francisco Chronicle telah memampangkan foto    KRI Dewaruci dengan judul " Standing Tall " pada halaman 1, Sabtu    (3/7). KRI Dewaruci kemudian merapat di Pier 27.
    Resepsi Diplomatik    di SanFrancisco        
    Dalam rangka    memperingati hubungan diplomatik Indonesia-Amerika serikat yang ke 50,    malamnya (2/7) KRI Dewaruci melaksanakan resepsi diplomatik yang dihadiri    puluhan pejabat diplomatik atau para konsul dari seluruh dunia yang berada    di San Francisco dan undangan pejabat lainnya.
   
Kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik untuk mempromosikan    parawisata Indonesia dan memberikan informasi yang berguna bagi para    pejabat, demikian penjelasan konsulat jenderal RI di San Francisco, M.    Hannief Djohan saat menerima satgas KJK luar negeri 1999 diruangannya, Senin    (28/6).
    Pada saat resepsi tersebut dibacakan pengalaman KRI Dewaruci diluar    negeri oleh Konjen RI dilanjutkan dengan tukar kenang-kenangan antara Konjen    RI dengan Komandan Satgas KJK luar negeri 1999 dan Komandan latihan taruna    Letkol Laut (P) Agus Heryana. Sebagai hiburan dipertunjukan pantomim yang    mengisahkan kesaktian Dewa Ruci oleh warga Amerika Serikat kemudian disusul    beberapa tarian dari para taruna berupa Rampak Gendang tarian khas Jawa    Barat, Badinding tarian khas Sumatera Barat dan Brass band serta hiburan    dari Konjen RI berupa tarian Legong Kraton tarian khas Bali, dimana salah    satu penarinya adalah warga Amerika Serikat juga.
    Dengan keramahtamahan rombongan Satgas ini menemani dan menservis setiap    yang berkunjung ke KRI Dewaruci, sehingga banyak yang bergabung dalam    kegiatan ini, sehingga acara ini semakin malam semakin ramai, bahkan ada    juga para taruna dari Kanada ikut bergabung.
    Genderang Suling    Taruna AAL Meriahkan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat Di Alameda.       
    Penampilan genderang suling Gita Jala Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL)    dalam pawai memeriahkan hari kemerdekaan Amerika Serikat 4 Juli 1999 di    Alameda, Minggu (4/7) disambut hangat ribuan warga setempat.
    Pawai yang diikuti 200 peserta baik dari lembaga pemerintah maupun non    pemerintah dan penampilan genderang suling sebagai peserta kehormatan kota    Alameda disambut langsung oleh walikota Alameda Ralth.
    Formasi-formasi yang dibentuk penata rama Serma Taruna Stefanus Teguh    berhasil memukau warga setempat apalagi lemparan-lemparan stiknya begitu    tinggi dibarengi dengan atraksi pemain bass drum dengan cara menggigit    alatnya kemudian ditengadahkan sambil kedua tangannya memukul alatnya.    Suasana pada siang hari itu betul-betul meriah, sehingga mendapat tepuk    tangan ratusan penonton yang menyaksikannya. Sepanjang jalur tersebut telah    dipadati ribuan penonton yang menyaksikan pawai, apalagi ditempat finish,    karena ditempat terakhir para peserta diberikan unjuk kebolehannya sekitar 3    sampai dengan 5 menit.
    Walikota Alameda betul-betul puas menyaksikan Genderang Suling Jala    Taruna AAL, bahkan begitu penampilannya selesai, walikota Alameda langsung    kepodium mencari Komandan Satuan Tugas Kartika Jala Krida (Satgas KJK) luar    negeri 1999 dan menyalaminya begitu juga kepada Atase Pertahanan Laut di    Washington DC, Kolonel Laut (P) Anthony Noorbandhy, mengucapkan terima kasih    dan mengatakan " Indonesia's very good ''.
    Dalam pawai ini disamping ditampilkan genderang suling juga satu pasukan    Angkatan Laut, pakaian khas Jawa Barat, pakaian khas Sumatera Barat dan    perwujudan Dewa Laut.
    Riwayat KRI Dewaruci
    Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg,    Jerman Barat, pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, dan pada    bulan Juli nya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI.    Setelah itu KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai    kapal latih yang melayari kepulauan Indonesia dan juga keluarnegeri.
    Klassifikasi
    Type: Barquentin, 16 layar dengan luas total 1091m2, Tiang depan 35,25m :    1Flying Jib, 2 Outer Jib, 3 Middle Jib, 4.Inner Jib, 5. Rayal Sail, 6. Top    Gallant sail, 7. Upper top sail, 8. Lower top sail, 9. Fore sail, Tiang    Utama 35,87 m: 1.Main top gallant sail, 2. Main top mast stay sail, 3.Main    stay sail, 4.main top sail, 5. Main sail, Tiang akhir 32,50m: 1.Mizzen top    sail, 2. Mizzen sail. Panjang total 58,30m, Lebar lambung 9,50m , Draft    4,50m . Bobot mati 847 ton. Propulsi : 986 PK Diesel, dengan satu    baling-baling berdaun 4, Kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin, 9 knot    dengan layar.
    Route Dewaruci
    Surabaya-Sorong-Senyavin-Christmas Island-Honolulu-SanFrancisco-Los    Angeles-San Diego-Honolulu-Kwajelin-Guam-Bitung-Surabaya.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 30-3-2007 01:13 AM | Show all posts
KRI Dewa Ruci Tiba di Tanah Air

Jakarta, 23 Oktober 2003 09:38



KRI Dewa Ruci Kamis pagi tiba di Tanah Air setelah berkeliling dunia selama 7 bulan, termasuk menyelesaikan misinya di Eropa.

Kasal Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh dan sejumlah pejabat angkatan laut menyambut kedatangan KRI Dewa Ruci yang merapat di Dermaga Komando Lintas laut Militer TNI AL (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta.

Pada misi yang ke-30 ini, KRI Dewa Ruci yang dipimpin oleh Letkol Pelaut Didin Zainal Abidin telah menempuh pelayaran sepanjang 26.000 mil laut dengan menyinggahi 13 negara dan 21 kota persinggahan.

Ada dua gelaran penting yang diikuti KRI Dewa Ruci yaitu L`Armada Roen di Perancis dan Deflzijl di Belanda serta sempat menghadiri peringatan ke50 tahun keberadaan Kapal Dewa Ruci di Dermaga Hamburg Jerman.

Kehadiran KRI Dewa Ruci di tanah air disambut dengan upacara militer yang disertai pengumandangan perdana lagu mars dan himne KRI Dewa Ruci oleh korps musik TNI AL.

Selain anggota angkatan laut, misi keliling dunia KRI Dewa Ruci juga membawa seorang wartawan kantor berita Antara Ade Marboen. [Tma, Ant]

[ Last edited by  Badak-Jawa at 30-3-2007 01:18 AM ]
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

18-12-2024 08:21 PM GMT+8 , Processed in 0.303863 second(s), 22 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list