View: 18804|Reply: 45
|
[ASEAN NEWS] RI bantah kerjasama dengan MALAYSIA.
[Copy link]
|
|
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 20-5-2011 19:24
Kemhan RI Bantah Kolaborasi Dengan Malaysia
VIVAnews - Kementerian Pertahanan Indonesia belum mengetahui adanya rencana kolaborasi antara Indonesia-Malaysia-Thailand untuk memproduksi senapan serang M4. Kemhan mengatakan Indonesia masih bisa memproduksinya secara mandiri.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kemhan, Hartind Asrin, yang dihubungi VIVAnews, Jumat, 20 Mei 2011. Hartind mengatakan bahwa memang ada rencana kolaborasi industri pertahanan antara negara-negara ASEAN, namun belum dibicarakan secara teknis jenis kerja sama tersebut.
"Saya belum dengar masalah itu," ujarnya.
Rencana kolaborasi tiga negara disampaikan oleh Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, pada konferensi pers hari ini. Dia mengatakan bahwa Indonesia, Thailand dan Malaysia akan bersama-sama mengumpulkan komponen persenjataan M4 dan membuatnya di Indonesia. Hal ini, ujar Hamidi, bertujuan untuk penghematan anggaran pertahanan di ASEAN.
"Memang ada pembicaraan mengenai kolaborasi, namun belum sejauh itu," ujar Hartind.
Hartind mengatakan bahwa konsep kolaborasi disampaikan Malaysia pada berbagai kesempatan, termasuk dalam pertemuan ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM) kemarin. Inti dari konsep tersebut adalah jual-beli senjata antar negara ASEAN saja.
"Inti dari konsep itu adalah bagaimana pasar ASEAN direbut oleh ASEAN sendiri," ujar Hartind.
Namun jika memang kolaborasi tersebut terlaksana, Hartind mengatakan bahwa Indonesia dengan PT. Pindad siap menjadi pelaksana produksi. "Negara lain akan menjadi supporting unit, sharing dana, dan pengada komponen," ujar Hartind.
Jikapun memang kolaborasi tidak jadi dilakukan, tambah dia, Indonesia sendiri sudah mampu membuat senjata semacam itu. "Indonesia juga mampu kok membuatnya sendiri," ujarnya.
Kolaborasi industri pertahanan ditaksir akan menghemat anggaran pertahanan negara-negara ASEAN hingga 12,5 miliar (Rp106,8 triliun) dari anggaran keseluruhan US$213 triliun. Hal ini dikarenakan, dana yang biasanya dipergunakan untuk mengimpor senjata dari luar kawasan akan berputar di Asia Tenggara saja.
http://dunia.vivanews.com/news/read/221595-kemhan-ri-bantah-kolaborasi-dengan-malaysia
Pak cik ni suke nyer terburu-buru...., KEMHAN saja belum tahu....
"Negara lain akan menjadi supporting unit, sharing dana, dan pengada komponen," ujar Hartind.
Jikapun memang kolaborasi tidak jadi dilakukan, tambah dia, Indonesia sendiri sudah mampu membuat senjata semacam itu. "Indonesia juga mampu kok membuatnya sendiri," ujarnya. |
|
|
|
|
|
|
|
Menhan Malaysia : Produksi Senjata ASEAN Mengacu Standar NATO
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
Jakarta - Produksi senjata dan alat pertahanan yang dihasilkan oleh kolaborasi negara-negara ASEAN akan mengacu pada standar senjata dan alat-alat pertahanan yang digunakan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Menteri Pertahanan Malaysia, Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi, menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Jum'at 20 Mei 2011.
"Kita tahu bahwa standar dalam produksi produk itu penting. Saya sarankan agar standar ASEAN menyesuaikan standar NATO agar tidak ada masalah dalam spesifikasi produk," katanya. Standar yang dimaksud tidak hanya terkait dengan spesifikasi produk, tetapi juga sistem produksi, pemilihan teknologi dan aset yang dikembangkan.
Pemerintah negara-negara ASEAN sepakat bekerjasama mengembangkan industri pertahanan untuk kawasan. Kesepakatan ini ditandatangani dalam deklarasi bersama menteri-menteri pertahanan di Jakarta kemarin. Konsep kerja sama yang disusun oleh Malaysia direncanakan untuk jangka panjang sampai 2030. Konsep ini sudah diadopsi sebagai resolusi.
Kerjasama akan dimulai oleh tiga negara, yaitu Malaysia, Thailand dan Indonesia. Alasannya, ketiga negara ini sudah memiliki dasar kerja sama pertahanan. Indonesia kebagian tugas memproduksi alat berat dan kendaraan tempur karena sudah memiliki perusahaan-perusahaan dengan keahlian ini. Malaysia akan fokus memproduksi peralatan kelas menengah dan Thailand untuk persenjataan dan alat-alat yang lebih kecil.
Dato Seri Ahmad mengatakan kerja sama ini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memperkuat ekonomi kawasan. Pada saat yang sama juga akan mengurangi aliran dana ke luar dari wilayah ASEAN ke negara-negara Amerika dan Eropa untuk pembelian senjata. Persoalannya ASEAN belum memiliki acuan standar produk pertahanan yang sama.
"Kami akan mengajukan ini dalam waktu dekat," katanya. Salah satu yang diajukan acuan adalah pengalaman Eopa menyatukan produksi persenjataan mereka. Meski masing-masing negara memproduksi senjata dengan spesifikasi berbeda, tetapi mereka bekerja sama memproduksi komponen untuk negara lain.
Karena kesepakatan kerja sama baru dilakukan di level pemerintah, rencana kerja sama akan ditindaklanjuti dengan merangkul pihak swasta dan menyusun kerjasama bussiness to bussiness. Perusahaan akan diberikan wewenang sepenuhnya untuk mengatur pemasaran sesuai kebutu*an negara-negara di ASEAN.
Dato Seri Ahmad mengatakan kerja sama ini akan menguntungkan negara-negara di kawasan ASEAN karena akan memicu tumbuhnya industri komponen pertahanan di setiap negara. Sebagai pilot project direncanakan akan diproduksi kendaraan tempur untuk kebutu*an khusus atau Special Purpose Vehicle (SPV). Berikutnya akan dikembangkan fasilitas untuk perawatan dan penggantian komponen pesawat tempur.
Jika fasilitas ini bisa diresmikan dan dikembangkan menjadi pusat Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) di kawasan ASEAN, keuntungan yang diperoleh akan sangat besar. Pasalnya, Dato Seri Ahmad mencontohkan perawatan pesawat jenis Hercules harus dilakukan di Amerika. Pengiriman pesawat saja membutu*kan biaya yang besar, belum termasuk perawatan.(TEMPO/WDN) |
|
|
|
|
|
|
|
Menhan Malaysia : Produksi Senjata ASEAN Mengacu Standar NATO
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
Jakarta - Produksi senjata dan alat pertahanan yang dihasilkan oleh kolaborasi negara-negara ASEAN akan mengacu pada standar senjata dan alat-alat pertahanan yang digunakan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Menteri Pertahanan Malaysia, Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi, menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Jum'at 20 Mei 2011.
"Kita tahu bahwa standar dalam produksi produk itu penting. Saya sarankan agar standar ASEAN menyesuaikan standar NATO agar tidak ada masalah dalam spesifikasi produk," katanya. Standar yang dimaksud tidak hanya terkait dengan spesifikasi produk, tetapi juga sistem produksi, pemilihan teknologi dan aset yang dikembangkan.
Pemerintah negara-negara ASEAN sepakat bekerjasama mengembangkan industri pertahanan untuk kawasan. Kesepakatan ini ditandatangani dalam deklarasi bersama menteri-menteri pertahanan di Jakarta kemarin. Konsep kerja sama yang disusun oleh Malaysia direncanakan untuk jangka panjang sampai 2030. Konsep ini sudah diadopsi sebagai resolusi.
Kerjasama akan dimulai oleh tiga negara, yaitu Malaysia, Thailand dan Indonesia. Alasannya, ketiga negara ini sudah memiliki dasar kerja sama pertahanan. Indonesia kebagian tugas memproduksi alat berat dan kendaraan tempur karena sudah memiliki perusahaan-perusahaan dengan keahlian ini. Malaysia akan fokus memproduksi peralatan kelas menengah dan Thailand untuk persenjataan dan alat-alat yang lebih kecil.
Dato Seri Ahmad mengatakan kerja sama ini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memperkuat ekonomi kawasan. Pada saat yang sama juga akan mengurangi aliran dana ke luar dari wilayah ASEAN ke negara-negara Amerika dan Eropa untuk pembelian senjata. Persoalannya ASEAN belum memiliki acuan standar produk pertahanan yang sama.
"Kami akan mengajukan ini dalam waktu dekat," katanya. Salah satu yang diajukan acuan adalah pengalaman Eopa menyatukan produksi persenjataan mereka. Meski masing-masing negara memproduksi senjata dengan spesifikasi berbeda, tetapi mereka bekerja sama memproduksi komponen untuk negara lain.
Karena kesepakatan kerja sama baru dilakukan di level pemerintah, rencana kerja sama akan ditindaklanjuti dengan merangkul pihak swasta dan menyusun kerjasama bussiness to bussiness. Perusahaan akan diberikan wewenang sepenuhnya untuk mengatur pemasaran sesuai kebutu*an negara-negara di ASEAN.
Dato Seri Ahmad mengatakan kerja sama ini akan menguntungkan negara-negara di kawasan ASEAN karena akan memicu tumbuhnya industri komponen pertahanan di setiap negara. Sebagai pilot project direncanakan akan diproduksi kendaraan tempur untuk kebutu*an khusus atau Special Purpose Vehicle (SPV). Berikutnya akan dikembangkan fasilitas untuk perawatan dan penggantian komponen pesawat tempur.
Jika fasilitas ini bisa diresmikan dan dikembangkan menjadi pusat Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) di kawasan ASEAN, keuntungan yang diperoleh akan sangat besar. Pasalnya, Dato Seri Ahmad mencontohkan perawatan pesawat jenis Hercules harus dilakukan di Amerika. Pengiriman pesawat saja membutu*kan biaya yang besar, belum termasuk perawatan.(TEMPO/WDN) |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 21-5-2011 20:06
Tidak ada relevansinya untuk RI memproduksi senapan serbu M4, mengingat TNI sendiri tidak menggunakan itu dan sudah bisa mandiri dalam memproduksi senapan serbu. So... It's just another hoax of the year..., i guess.. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by wartakita at 23-5-2011 21:48
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid is Syok Sendiri ... Mengapa Zahid don't want Singapore to participate? |
|
|
|
|
|
|
|
Monday, May 23, 2011
Menhan: Belum Ada Tawaran Kerjasama Produksi "M4 Carbine"
Perdana Menteri Malaysia, Nazib Razak, memegang senapan serbu M4 Carbine bersama eksekutif dari perusahaan Colt Defense LLC-Amerika
JAKARTA - Menteri Pertahahan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, hingga kini belum ada tawaran kerja sama pertahanan dengan Malaysia untuk memproduksi senapan jenis Karabin M4 (M4 Carbine).
"Belum ada itu, kerja sama pertahanan dengan Malaysia," katanya, usai menghadiri upacara penyambutan satuan tugas pembebasan kapal MV Sinar Kudus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Minggu (22/5).
Senapan karabin M4 dirancang perusahaan Amerika untuk menggantikan senapan lama jenis M16. Menteri Pertahanan Malaysia, Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi, sebelumnya menyatakan akan menggandeng Indonesia dan Thailand untuk memproduksi bersama senjata tersebut.
"Malaysia sendiri sudah mencanangkan penggantian M16 ke M4," kata Ahmad Zahid Hamidi di Jakarta, Jumat (20/5). Salah satu perusahaan Malaysia telah mendapatkan lisensi untuk memproduksi M4 dari Colt, produsen senapan asal Amerika tersebut.
Hamidi mengatakan produksi pertama senapan M4 sudah dimulai dan diharapkan tahun ini bisa dihasilkan sebanyak 20 ribu laras senapan M4 untuk Malaysia saja.
Tawaran kerja sama ini disampaikan sebagai langkah awal kerja sama industri pertahanan negara-negara ASEAN. Jika kerja sama ini bisa dikembangkan untuk mengisi pasar ASEAN, potensi produksinya akan lebih besar.
Kebutu*an akan senapan tersebut di Malaysia, misalnya, mencapai 100.000 unit. Sementara di Thailand mencapai sekitar 300 ribu unit. Indonesia diperkirakan butu* lebih besar. Total kebutu*an senapan M4 untuk menggantikan M16 di seluruh ASEAN diperkirakan bisa mencapai satu juta unit.
Malaysia menawarkan Indonesia dan Thailand kerja sama dalam bentuk lain, yakni memproduksi komponen senjata itu untuk dirakit di Malaysia. Bahkan salah satu komponen, yakni alat picu senapan akan diproduksi oleh Indonesia.
Senapan M4 Karabin memiliki panjang laras 37 centimeter dan dirancang untuk digunakan dalam operasi infanteri, pasukan khusus maupun pasukan komando. Meski tak jauh berbeda dengan versi pendahulu M16, Karabin M4 memiliki bobot lebih ringan dan lebih fleksibel digunakan oleh pasukan dengan tinggi badan yang beragam.
Sumber : ANTARA
terus pak cik Hamidi dapat kabar dari mana? |
|
|
|
|
|
|
|
kebanyakan buah fikiran yang baik2 selalunya datang
daripada pihak malaysia, termasuk mengadakan kerjasama
dan mengukuhkan persefahaman
begitu juga dengan penganjuran AARM, pertandingan menembak
itu juga hasil lontaran idea malaysia
kalau nak harap indon, hanya ganyang, perang, bantah, dan jangan
berbaik2 sahaja yang sering diusulkan
itulah bezanya negara yang bertamadun seperti malaysia
dengan negara yang tidak seperti indon |
|
|
|
|
|
|
|
Kan lebih molek jika negara-negara ASEAN dapat bekerjasama dan berkongsi ilmu membuat persenjataan sendiri. Kebergantungan kepada negara-negara luar dapat dikurangkan di samping dapat mencipta senjata yang memiliki keupayaan penuh. Bukan menggalakkan perlumbaan senjata, tetapi lebih kepada perkongsian ilmu yang ada.
Lumrah kita sudah tahu setiap kali sistem persenjataan yang dibeli dari pihak luar (US terutamanya) telah di 'stripped down' kan keupayaannya, dan potensi sebenar senjata tersebut tidak boleh digunakan. Jadi, pada pendapat aku, elok juga berkongsi ilmu dan belajar membuat senjata sendiri.
Indonesia dan Singapura sudah mempunyai kepakaran membuat senapang tempur, Malaysia pula ada kepakaran membuat peralatan logistik (trak tempur, etc.). Molek kan jika semua kepakaran ini digembleng bersama? Kita mulakan dengan peralatan-peralatan asas terlebih dahulu, lama kelamaan, tidak mustahil kita boleh membuat senjata sofistikated seperti jet pejuang. |
|
|
|
|
|
|
|
Masalahnya adalah:
1. Proposal adalah untuk kerjasama produksi M4 assault rifle. dimana Indonesia sudah memiliki SS series dengan standart NATO dan telah melakukan research & development secara mandiri. Kerjasama untuk M4 sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan SS series yang telah memenangkan pelbagai kompetisi melawan beberapa assault rifle yang lain.
2. untuk tank, submarine, missile, jet fighter, dan frigate Indonesia telah bekerjasama dengan negara lain. maka, kerjasama serupa akan menghambat kemajuan langkah yang telah dicapai.
3. Radar, robot, UAV, dan satelite juga telah memiliki research & development secara mandiri. seperti point diatas, Indonesia perlu memikirkan efek dari proposal yang ada terhadap industri strategis dan strategic plan yang dimiliki.
Maka bukan semangat permusuhan yang menjadi pertimbangan Indonesia. Tetapi dampak strategisnya. |
|
|
|
|
|
|
|
inilah otak bego indon....
sebenarnya gue juga gak setuju Malaysia kerjasama dengan indon....kerna bangsa yang bodoh kayak indon memang susah di negosasi...
Senapan SS andalan indon adalah cuplikan dari senapan buatan belgia... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 7# d'zeck
pintar goyang juga!! |
|
|
|
|
|
|
|
inilah otak bego indon....
sebenarnya gue juga gak setuju Malaysia kerjasama dengan indon....kerna ...
gede-bab Post at 24-5-2011 12:42
kalau berasap cuplikan mana om?? |
|
|
|
|
|
|
|
daripada M4 aku lebih setuju vita berasap jer... yang diproduksi massal di ASEAN le ...
wongedandotcom2 Post at 24-5-2011 12:15
lagi2 cemuhan dan nada sinis indon yang penuh kebencian
daripada vita berasap, lebih baik kamu asapkan sahaja otak indonmu
yang penuh kebegoan dan hanya suka memandang sudut negatif
sahaja setiap masa itu. |
|
|
|
|
|
|
|
lagi2 cemuhan dan nada sinis indon yang penuh kebencian
daripada vita berasap, lebih baik kamu ...
d'zeck Post at 24-5-2011 13:48
bah tidak menjawab pertanyaan |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by superis at 24-5-2011 13:58
inilah otak bego indon....
sebenarnya gue juga gak setuju Malaysia kerjasama dengan indon....kerna  ...
gede-bab Post at 24-5-2011 12:42
SS-1 were underlicensed from FN. True..
tetapi diikuti oleh R&D dan sikembangkan menjadi SS-2 yang murni tanpa campurtangan FN.
LPD, PKR, CN-235, etc.. Indonesia serius dalam mengembangkan semua yang diperoleh dari TOT.
berikutnya KFX, missiles etc..
Seperti malaysia yang membeli lisensi M4, Steyr. kita akan terus mengikuti perkembangannya. jika ada....
karena kita semua faham kalau banyak teknisi indonesia sangat dibutu*kan oleh malaysia.
Singapore pun telah menggunakan SAR-21. Apakah Indonesia akan menggunakan M4? saya kira tidak.
hal itu harus menjadi pertimbangan sebelum melakukan kerjasama produksi M4.
BTW.. hanya untuk memproduksi assault rifle tidak dibutu*kan kerjasama multinasional. |
|
|
|
|
|
|
|
Masalahnya adalah:
1. Proposal adalah untuk kerjasama produksi M4 assault rifle. dimana Indonesia s ...
superis Post at 24-5-2011 12:25
jika tidak setuju dengan M4, apakata diubah kepada
kerjasama menyediakan rangsum tempur (MRE) halal
contohnya 'tempe' untuk keperluan TDM dan TNI
yang pentingnya ada usaha awal ke arah kerjasama yang
dapat menguntungkan dan memenuhi keperluan bersama
apa itu juga indon tak setuju ke? |
|
|
|
|
|
|
|
jika tidak setuju dengan M4, apakata diubah kepada
kerjasama menyediakan rangsum tempur (MRE) h ...
d'zeck Post at 24-5-2011 13:55
   hmmmm.....
I agree with you...
pada dasarnya Pemerintah Indonesia tidak mempunyai keberatan untuk bekerjasama dengan malaysia atau negara lain, selama tidak mengganggu strategic plan yang ada.  |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 16# superis
cuk....indon hanya modfied senapan SS...tak kisahlah kalo sekarang udah versi ss2 kek apa kek...
terbukti bukan hasil murni indon...kalo modifikasi..mana-mana negara aja bisa loh...
berkaitan kobolarasi pembikinan M4 bukan berari indon harus stop pake SS2...mungkin hanya untuk tujuan ekspor ke negara lain dan untungnya bisa di berbagi antar negara yang kasih dana...
itu aja kok bengong....itulah jangan asik banget goyang inul cuk!! otaknya dikepala bukan dipantat!!:@ |
|
|
|
|
|
|
| |
|