Makanan Asli Masyarakat Minangkabau Lemang Durian ( Ketan Durian )
Siapa yang tidak tahu salah satu makanan ini yang menjadi kegemaran dikalangan masyarakat Minangkabau . itulah pulut durian atau lebih dikenali dengan katan durian . pulut durian merupakan makanan khas minang atau orang biasa menyebut makanan orang padang yang terdiri daripada beras pulut dengan durian sebagai pelengkapnya .
Pulut atau lemang adalah beras yang dimasak didalam buluh muda . bahan utamanya adalah beras putih , santan kelapa , daun pandan , dan sedikit garam . beras dicuci dibersihkan dulu dan dimasukan kedalam ruas buluh muda yang terlebih dahulu didalamnya disalut dengan daun pisang kemudian baru dicurahkan santan ke berasnya dan dibakar dengan bara api , dijaga dan jangan sampai ruas buluh terbakar .
wisata kuliner es durian..Mula dikenali sejak tahun 1960 dengan pengasasnya Almarhum incek Sinyo ( Basri Selido ) , yang dilahirkan di Padang pada Tahun 1902 , dan Wafat Tahun 1986 , bersama isteri beliau ( Lim Pik Shin Nio ) Lahir Tahun 1914 , Wafat Tahun 1987.Bersama mereka merintis usaha menjual ais Durian di Jln . Pulau Karam No 09 , dengan ramuan resipi mereka sendiri .
Ais Durian mereka mula mendapat sambutan dari para pelanggan dan semakin berkembang , para pelanggannya bukan hanya dari Padang tapi juga dari daerah lain , bahkan tidak jarang para Artis Modal yang mengadakan show di Padang selalu menyempatkan untuk menikmati lezatnya Es Durian Ganti Nan Lamo , pada era Incek Sinyo salah satu Artis yang berkunjung adalah Hetty Koes Endang .
Dulu pada saat Bapak Azwar Anas menjadi Gubernur Sumatera Barat , Beliau bersama tamunya berniat menikmati Es Durian ini , ternyata tempatnya tidak cukup untuk menampungnya . Akhirnya Bapak Azwar Anas mengajak Incek Sinyo untuk membawa Es duriannya ke rumah beliau kemudian menjamu tamunya di kediamannya . Seiring waktu berjalan anak Incek Sinyo , Lie Ban Hok ( Efendi Selido ) juga turut membantu usaha yang dirintisnya .
Jika kita sering makan ke rumah makan Padang , mungkin kita susah membezakan mana masakan asli Minangkabau yang khas dan berasal dari Bukittinggi . Masakan Minangkabau yang asli Bukittinggi biasanya ditambahi kata - kata Kapau atau cukup kata Kapau . Salah satu masakan tradisional khas Bukittinggi yang super enak adalah sambal kedai maco baledang . Sambal Tokok Maco khas Minangkabau ini .
Bagi masyarakat Minangkabau , rasa pedas merupakan identiti dari pola masakan etnik ini . Namun banyak yang tidak mengetahui , masakan yang super tradisional Minangkabau ini , teknik pemprosesan sangat sederhana dan sangat mudah disediakan . Bagi masyarakat Minangkabau , terutama leluhur mereka yang asli berasal dari Bukittinggi.dan aneka ragam masakan lain..
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian Tasikh Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Museum ini mulai dibangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Zainal Bakar. Sesuai dengan namanya, museum ini mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang.
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka terletak pada ketinggian yang lebih tinggi 5 meter dari jalan raya di sekitarnya. Museum ini menghadap ke arah barat atau Danau Maninjau dan membelakang ke arah timur. Museum ini memiliki bentuk arsitektur layaknya Rumah Gadang dengan atap bergonjong dan hiasan ukiran Minang.
Museum ini mulai dibuka pukul 8.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun biasanya akan tetap dibuka untuk sementara waktu meski pengunjung melewati batas waktu kunjungan. Dari sekian orang yang mengunjungi museum ini, kebanyakan mereka bukan orang Indonesia, melainkan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam
PAGARUYUNG
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri , meliputi provinsi Sumatera Barat sekarang dan daerah - daerah di sekitarnya . Nama kerajaan ini dirujuk dari Tambo yang ada pada masyarakat Minangkabau , yaitu nama sebuah nagari yang bernama Pagaruyung , [ 1 ] dan juga boleh dirujuk dari inskripsi cap mohor Sultan Tangkal Alam Bagagar dari Pagaruyung , [ 1 ] yaitu pada tulisan beraksara Jawi dalam lingkaran bagian dalam yang berbunyi sebagai berikut : Sultan Tangkal Alam Bagagar ibnu Sultan khalifatullah yang mempunyai tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung Darul qarar Johan Berdaulat Zillullāh Fīl ' Ālam . [ 2 ] kerajaan ini runtuh pada masa Perang Padri , setelah ditandatanganinya perjanjian antara Kaum Adat dengan pihak Belanda yang menjadikan kawasan Kerajaan Pagaruyung berada dalam pengawasan Belanda . [ 3 ]
Sebelumnya kerajaan ini tergabung dalam Malayapura , [ 4 ] sebuah kerajaan yang pada Prasasti Amoghapasa disebutkan dipimpin oleh Adityawarman , yang mengukuhkan dirinya sebagai penguasa Bhumi Malayu di Suwarnabhumi . Termasuk pula di dalam Malayapura adalah kerajaan Dharmasraya dan beberapa kerajaan atau daerah taklukan Adityawarman lainnya
Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam ( jurang ) yang terletak di sempadan bandar , di kecamatan IV Koto , Kabupaten Agam , Sumatera Barat . Lembah ini memanjang dan berliku sebagai garis batas kota dari selatan gaung Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku , dan berakhir di kecamatan Palupuh . Ngarai Sianok mempunyai pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek pelancongan andalan wilayah .
Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini , membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m , dan merupakan sebahagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bahagian memanjang ( patahan Semangko ) . Patahan ini membentuk dinding yang curam , bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau - hasil dari gerakan turun kulit bumi ( sinklinal ) -yang dialiri Batang Sianok ( batang bermakna sungai , dalam bahasa Minangkabau ) yang airnya jernih . Di zaman kolonial Belanda .
Terowong ini panjangnya lebih 1,400 meter berliku dibuat oleh tentera Jepun pada tempoh 1942 , terletak di tengah taman panorama di Ngarai Sianok di bawah bandar , dengan lebar lebih 2 meter . Di dalam gua terdapat pelbagai keperluan bilik untuk pejabat , rumah sakit , makanan dan persenjataan . Pintu masuk gua terdapat dibeberapa tempat , seperti di Ngarai Sianok , di Panorama , di samping Istana Bung Hatta Rakyat setempat menamakan ini adalah Lobang Jepun .
Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di tengah-tengah bandar , Sumatera Barat , Indonesia . Menara jam ini mempunyai jam dengan saiz besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang , sebutan bahasa Minangkabau yang bermaksud " jam besar " .
Selain sebagai pusat penanda bandar , Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek pelancongan dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini . Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari cuti . Acara - acara yang sifatnya umum biasanya diadakan di sekitar taman berhampiran menara jam ini .
|