|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Reply 2276# viewx
itu khan berita hoax dari indon...makanya loe yang harus kasih bukti cuk....
dasar goblok....ya gue paham deh khan indon itu saking ngiri...
ya..indon bisya!!!
yok goyang ngebor... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 2279# rifa
leopardnya gimana gan??? |
|
|
|
|
|
|
|
Kasian pak cik ne, setiap komen and repostnya cuma mehibur diri aja sebutkan dan informasi resmi malaysia akan tot pengalihan submarine, paling2 tot bagaimana membersihin kapal selam kau atau bagaimana mengecat kapal selam kau tu kan enginer malaysia goblok berapi pun tak mampu buat, paling hebat buat tameng sari ,kami diindonesia nyebutnya mercon yang digunakan perayaan tahun baru
viewx Post at 22-2-2012 15:58
Hehehehe .... Jadi teringat kisah tragis PKR ... Budget sudah disetujui DPR ... Partner Asing (Schelde) udah ditentukan ... Letter of Agreement sudah di tanda-tangani dan design final PKR sudah disepakati bersama .... Publikasi pembuatan dan ToT PKR sudah tersebar kemana-mana .... Tapi semuanya berakhir 'Anti Klimaks' aka Mubazir karena pihak Indonesia/Kemenhan dan PAL nggak bisa memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang telah disepakai/dijanjikan dan tercantum di dalam Letter of Agreement ....
Selasa, 21 Februari 2012 Masa Depan Proyek PKR
All hands,Hingga sekarang nasib proyek PKR yang digadang-gadang oleh Departemen Pertahanan masih belum jelas. Dari sisi anggaran, sampai tahun anggaran 2011 tutup buku baru satu kapal PKR yang disetujui anggarannya oleh parlemen. Dari sisi produksi, sampai kini belum jelas kapal itu akan diproduksi karena ada kendala-kendala teknis. Sebagai contoh, belum jelas negara mana yang sudah meneken hitam di atas putih soal alih teknologi kapal PKR kepada Indonesia.
Belanda yang dulu digadang-gadang akan menjadi mitra bagi produksi kapal PKR hingga kini tak terlihat menindaklanjuti ke proses produksi. Sangat mungkin hal itu terkait dengan adanya sejumlah persyaratan teknis yang belum mampu dipenuhi oleh calon mitranya di Indonesia. Kini konon ada negara Eropa lain yang kembali menawarkan teknologi PKR dengan persyaratan tertentu bagi Indonesia.
Lepas dari kondisi itu, sebaiknya proyek PKR tidak menjadi ajang uji coba kebijakan oleh Departemen Pertahanan. Sebab Angkatan Laut negeri ini sejak beberapa tahun lalu membutu*kan penambahan PKR guna persiapan menggantikan beberapa PKR yang dalam beberapa tahun ke depan akan pensiun. Kalau memang industri perkapalan dalam negeri tak mampu untuk membuat PKR, sebaiknya opsi yang ditempuh adalah membeli langsung dari luar negeri tanpa harus terkait syarat alih teknologi. Lagipula kecil kemungkinan pihak galangan asing di luar negeri mau melakukan alih teknologi kalau kapal perang yang dibeli cuma dua buah saja.
http://damnthetorpedo-2.blogspot.com/
Mudah-mudahan dengan pengalaman tersebut di atas, kasus PKR nggak terulang lagi ... terutama berkaitan dengan KS DSME 209 ... |
|
|
|
|
|
|
|
wah TOT lagi....
blon deal beli udah mo TOT dari paman sam???????
semoga sukses TOT n ...
gede-bab Post at 22-2-2012 17:01
Yoi bro tanpa ToT no Deal
fungsi tot ini akan digunakan untuk pengembangan helikopter Gendawa
kami sudah mulai mengembangkan helikopter tempur sendiri kapan ya malaysia, enginer malaysia seleseiin dulu ya berapinya baru yang lain, kasian TDM ngga mau pakai maklum la berapi low quality |
|
|
|
|
|
|
|
JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga Pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar, Sulawesi Selatan, melaksanakan uji dinamis Bom Tajam buatan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau) bekerja sama dengan PT Pindad. Uji coba dilakukan di Lanud Iswahjudi dengan sasaran Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (22/2/2012).
Dalam siaran persnya, TNI AU menyatakan, ketiga pesawat Sukhoi tersebut menguji Bom Tajam Nasional (BTN)-250 dan Bom Latih Asap Practice (BLA P)-50, dengan tujuan untuk mengetahui daya ledak serta ketepatan sasaran. Kepala Penerangan dan Perpustakan (Kapentak) Kapentak Lanud Iswahjudi, Mayor Sutrisno, menuturkan jika uji coba Bom Tajam Nasional (BTN)-250 tersebut sukses sesuai dengan yang diharapkan, serta mendapat sertifikat kelaikan dari Dislitbangau, kemandirian di bidang alat utama sistem senjata atau alutsista akan terwujud.
"Sehingga pesawat TNI-AU, khususnya Sukhoi memiliki bom sendiri tanpa tergantung dari luar negeri," katanya.
Uji coba disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Kadislitbangau), Marsekal Pertama TNI Basuki Purwanto, mulai dari pemasangan bom di body maupun wing pesawat Sukhoi hingga pelaksanaan pengeboman di AWR Pandanwangi, Lumajang. (Nurmulia Rekso Purnomo) |
|
|
|
|
|
|
|
Reply eltoro
ya cuk...gue lagi sibuk ngaskus....
maklum gue senang banget ikutin kaskus...k ...
gede-bab Post at 22-2-2012 12:06
emang otak lu masih bisa berfungsi cuk ? |
|
|
|
|
|
|
|
Menhan: ekonomi negara baik wajar persenjataan diperkuat
Rabu, 22 Februari 2012 21:37 WIB | 1173 Views
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
Berita Terkait
Semarang (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai wajar kondisi perekonomian negara yang membaik akan memperkuat dan meningkatkan sistem pertahanannya sebagaimana dilakukan Indonesia.
"Selama 2010-2014, kita memang mendapatkan anggaran pertahanan dalam jumlah cukup besar yakni Rp150 triliun, dan Rp50 triliun untuk pembelian alutsista dalam negeri dalam kurun lima tahun," katanya di Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan, pembelian alutsista yang diprogramkan dalam kurun waktu lima tahun itu memang untuk pembelian pada industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.
Setelah itu, kata dia, Rp32,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan seperti pembenahan tank-tank dan kapal tempur, sedangkan sisanya untuk pembelian alutsista baru untuk memperkuat persenjataan TNI.
Menurut dia, pembelian alutsista baru untuk memperkuat sistem pertahanan negara itu memang berimplikasi dari membaiknya perekonomian Indonesia yang baik, bahkan cadangan devisa cukup besar sekitar 140 miliar dolar AS.
Untuk pembelian alutsista baru, ia mengatakan, salah satunya memang berencana menganggarkan sekitar tiga triliun rupiah untuk pembelian tank berat atau "main battle tank" sebanyak 100 unit dari luar negeri.
"Kami tidak menyebut jenis Leopard, namun yang jelas ada anggaran tiga triliun rupiah untuk pembelian `main battle tank` sebanyak 100 unit. Sebab, yang kita miliki sekarang ini tank-tank kecil," katanya.
Namun, kata dia, pembelian alutsista buatan Jerman itu harus melalui sejumlah tahapan, termasuk persetujuan pemerintah dan parlemen kedua negara, terutama Belanda sebagai negara yang selama ini memakai tank itu.
"Masih dijajaki, terutama negara yang menggunakannya, seperti Belanda dan pabriknya di Jerman. Pembelian alutsista itu harus melalui persetujuan kedua negara, baik pemerintah dan DPR masing-masing," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini rencana pembelian tank itu sudah masuk pembahasan parlemen Belanda, dan perlu diyakinkan bahwa persenjataan yang dibeli nantinya tidak untuk ekspansi, namun untuk pertahanan diri.
Ditanya jenis tank Leopard yang dinilai tidak sesuai topografis Indonesia, ia meyakinkan Indonesia membutu*kan tank berat untuk menunjang pertahanan, sebab yang dimiliki selama ini masih jenis tank ringan.
"Malaysia saja memiliki tank berat yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan. Meski berukuran besar, tank berat ini bisa melalui lokasi yang belum ada infrastrukturnya, termasuk sungai," katanya.
Tank berat tersebut, kata Purnomo, beratnya mencapai 40 ton, lebih besar dibandingkan dengan jenis tank ringan yang beratnya antara 15-20 ton, namun jenis tank itu bisa melalui sungai yang berkedalaman 4-5 meter.
(U.KR-ZLS/M029)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2012
http://www.antaranews.com/berita/298449/menhan-ekonomi-negara-baik-wajar-persenjataan-diperkuat |
|
|
|
|
|
|
|
China to cement ties with Indonesia
Updated: 2012-02-22 08:17
Vice-Premier Li Keqiang meets visiting Indonesian Defense Minister Purnomo Yusgiantoro in Beijing on Tuesday. Sheng Jiapeng / China News Service |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 2284# viewx emarang (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai wajar kondisi perekonomian negara yang membaik akan memperkuat dan meningkatkan sistem pertahanannya sebagaimana dilakukan Indonesia.
"Selama 2010-2014, kita memang mendapatkan anggaran pertahanan dalam jumlah cukup besar yakni Rp150 triliun, dan Rp50 triliun untuk pembelian alutsista dalam negeri dalam kurun lima tahun," katanya di Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan, pembelian alutsista yang diprogramkan dalam kurun waktu lima tahun itu memang untuk pembelian pada industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.
Setelah itu, kata dia, Rp32,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan seperti pembenahan tank-tank dan kapal tempur, sedangkan sisanya untuk pembelian alutsista baru untuk memperkuat persenjataan TNI.
Menurut dia, pembelian alutsista baru untuk memperkuat sistem pertahanan negara itu memang berimplikasi dari membaiknya perekonomian Indonesia yang baik, bahkan cadangan devisa cukup besar sekitar 140 miliar dolar AS.
Untuk pembelian alutsista baru, ia mengatakan, salah satunya memang berencana menganggarkan sekitar tiga triliun rupiah untuk pembelian tank berat atau "main battle tank" sebanyak 100 unit dari luar negeri.
"Kami tidak menyebut jenis Leopard, namun yang jelas ada anggaran tiga triliun rupiah untuk pembelian `main battle tank` sebanyak 100 unit. Sebab, yang kita miliki sekarang ini tank-tank kecil," katanya.
Namun, kata dia, pembelian alutsista buatan Jerman itu harus melalui sejumlah tahapan, termasuk persetujuan pemerintah dan parlemen kedua negara, terutama Belanda sebagai negara yang selama ini memakai tank itu.
"Masih dijajaki, terutama negara yang menggunakannya, seperti Belanda dan pabriknya di Jerman. Pembelian alutsista itu harus melalui persetujuan kedua negara, baik pemerintah dan DPR masing-masing," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini rencana pembelian tank itu sudah masuk pembahasan parlemen Belanda, dan perlu diyakinkan bahwa persenjataan yang dibeli nantinya tidak untuk ekspansi, namun untuk pertahanan diri.
Ditanya jenis tank Leopard yang dinilai tidak sesuai topografis Indonesia, ia meyakinkan Indonesia membutu*kan tank berat untuk menunjang pertahanan, sebab yang dimiliki selama ini masih jenis tank ringan.
"Malaysia saja memiliki tank berat yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan. Meski berukuran besar, tank berat ini bisa melalui lokasi yang belum ada infrastrukturnya, termasuk sungai," katanya.
Tank berat tersebut, kata Purnomo, beratnya mencapai 40 ton, lebih besar dibandingkan dengan jenis tank ringan yang beratnya antara 15-20 ton, namun jenis tank itu bisa melalui sungai yang berkedalaman 4-5 meter.
(U.KR-ZLS/M029)
ya ..indon itu paranoid dan iri cuk...
cuba liat..semuanya dibanding sama Malaysia...dasar jawa capruk...
mo beli tank kek...mot kek..mo TOT kek..ya terserah pada mu Indon...tapi kenapa harus banding2 Malaysia...dasar ngiri..
indon bego... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 2287# viewx
kasih sukses duluan cuk...baru dabik dada!!
kalo masih ditahap rencana lebih baik diem cuk... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 2289# eltoro
eltolol...loe kelewatan ...baru bangun ya cuk... |
|
|
|
|
|
|
|
[quoteMalaysia Siap Beli Kapal Perang dari Perancis
2012-02-14 11:01:54 Kantor Berita Xinhua
Malaysia siap membeli enam kapal perang lepas pantai dari Perancis, untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Laut Malaysia dalam memelihara kedaulatan territorial.
Seusai pertemuan dengan Menteri Pertahanan Perancis di Kuala Lumpur kemarin (13/02), Menteri Pertahanan Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi menyatakan, Malaysia telah menandatangani kontrak pembelian pesawat helikopter multi fungsi EC-725 dari perusahaan Eurocopter, dan mengharapkan Perancis dapat memberikan pelatihan terkait kepada pasukan kapal selam Malaysia serta melakukan alih teknologi kapal selam.
Hamidi mengatakan, Malaysia berharap menyerap teknologi militer modern untuk meningkatkan daya saing perusahaan militer negara itu.][/quote]
berita ini bikin dubuk indon paranoid dan gila babi... |
|
|
|
|
|
|
|
avaageeeeeeeeee |
|
|
|
|
|
|
| |
|