|
asal usul keturunan orang kerinci
Kerinci merupakan kawasan hutan belantara dulunya, nan indah dan sejuk. Sekelilingnya adalah Taman Nasional Kerinci Seblat. Memperhatikan legenda sejarah yang berkembang selama ini.
Nama Kerinci berasal dari kata, Kering dan cair. Ini, memang benar adanya. Karena ramalan cuaca kadang tidak cocok, karena curah hujan tidak teratur, hingga tidak bisa memastikan.
Dibahagian lain, kata Kerinci. Ini ada yang memberi prediksi kata, ci-ci, yang artinya, anak Kunci. Dalam sejarah Tiang Bungkuk Panduko Rajo, berasal dari cina. Kunci ini pembuka rahasia Kerinci. Anak kunci ini hilang diwilayah Keliling Danau. Benar tidaknya sejauh ini belum diungkapkan.
Berbicara tentang asal usul uhang Kincai Umar Ali ( 60) Mantan Depati Atur Bumi mengungkapkan, bermula dari lembaran sejarah, Iskandar Zulkarnaen menikah dengan Zailun melahirkan empat orang anak masing-masing, Maharajo Dipang turun ke negeri cina, Maharajo Alip, Maharaja diraja turun kenegeri Sumbar,tepatnya dinegeri perhiangan Padang Panjang. Empat Indar Jati, orang pertama turun ke negeri Sumbar dengan menepati kawasan gunung emas atau Gunung berapi, Pariaman Padang Panjang. Ia menikah dengan Indi Jelatang melahirkan keturunan dua orang diantaranya, Datuk perpatih nan Sebatang dan Indarbaya.
Indar Jati dengan anaknya, Indarbaya, berlayar pula ke luhak Alam Kerinci. Sedangkan perpatih nan Sebatang. Karena asik bermain dengan rekanya, ia tidak ikut serta. Kemudian dipersiapkan alat untuk berangkat. Pertama Payung Sekaki, Tombak, serta tongkat nan sebuah, keris nan satu dibawa pula kambing nan seekor.
Dalam perjalanan menuju luhah alam Kerinci. Ia kesulitan. Karena medan tempuh rute laut lepas. Allah menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di Gunung Jelatang.
Tahun berlalu musim berganti, ia melahirkan anak tiga orang masing-masing indar bersusu tunggal, Indar bertelawang lidah, Indi Mariam serta Indar bayo.
Kemudian setelah anaknya dewasa. Indar tunggal dinikahkan dengan Puti Samaiyah, penghuni Gunung Jelatang itu melahirkan pula anak tiga orang diantaranya, Puti Dyang indah, Puti Dayang Ramaiyah.
Kemudian Puti Dayang Indah melahirkan anak lima orang. Yaitu, Dari Indah, Daristu,Indi cincin, Mipin, Mas Jamain. Puti Ramaiyah melahirkan anak satu orang Yakni, Sibungo Layu. Puti Dayang Rawani, pernikahan dengan seorang laki-laki, Abdul Rahman, asal Jawa Mataram melahirkan keturunan bertempat di Jambi masing-masing tiga orang, Karban, Kartan, kalipan.
Sementara di Jawa Mataram terdapat tiga orang pula. Yaitu, Nahkudo kubang, Nahkudo Belang, Gajah Mada. Dari Indah melahirkan pula Incik permato, Intan bermato, Lilo Permato. Daristu melahirkan pula keturunan tigo orang, Patimah, Unggu, Mangku Agung.
Sedangkan indi Cincin melahirkan keturunan, Jaburiyah, Jabulino. Mipin melahirkan satu orang, Puti Sepadan. Mas Jamain suaminya, Sutan Maalim hidayah, asal Pagaruyung melahirkan keturunan Sirujan Angin.
Dituturkan, Indar Jati yang gaib. Yang tiada kembali dalam persemadian dialam gaib. Indar bersusu tunggal, gelar Depati batu hampar, setelah melihat kehilir dan kemudik air laut telah surut. Maka dipecahlah pembagian wilayah, untuk menunggu kawasan negeri yang dibagi itu masing-masing.
Incik Permato menungu latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Bajina Latih Koto limo Sering, Sungai Penuh. Ungguk menunggu latih Koto Beringin, Rawang. Mangku Agung menunggu Tebat Tinggi, Sungai Tutung. Sibungo Alam menunggu Talang Banio, Kemantan. Puti Dayang Ramaiyah, menunggu kawasan Kemantan Darat. Dari Pembagian inilah yang disebut Latih yang enam Luhah Alam Kerinci.
Sementara itu disebelah hilir, Sirujan Angin menunggu Tamia, Mewarisi Depati Muaro langkap, Lilo permato menungu Pulau Sangkar, Mewarisi Depati Rencong Telang, Intan Bermato Sanggaran Agung, mewarisi Depati Biang sari.
Kemudian Indar Berusu tunggal diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati atur Bumi. Ini disebut Depati Empat Alam Kerinci.
Kemudian didirikan pula Kerinci rendah yaitu Karban, mewarisi Depati Setio Rajo, Bangko. Kartan mewarisi Depati Setio Nyato, Parentak. Sedangkan kalipan,mewarisi Depati Setio Putih Limbur tanah Cugguk. Ini disebut tigo di Baruih.
Sibungo Alam melahirkan keturunan tiga orang,Cik Rah, Cik Kudo, Sijago-jago, Hulu baling rajo Siulak. Datang pula dari Jambi, Bandaro Putih, dengan sebutan pangeran Temengung dengan membawa kain kehormatan diberikan kepada Depati Muaro langkap di Tamia. Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar. Depati Biang Sari di Pengasi. Depati Atur Bumi di Hiang.
Oleh Depati Atur Bumi dibagi pula kain kebesaran olehnya dengan Delapan bahagian, Depati Serah Bumi di Seleman . Depati Mudo Penawar, Depati Kepalo Ino, Tanah kampung. Depati Mudo bertelawang lidah di Rawang. Depati Sekungkung Putih di Sekungkung. Depati Kepalo Sembah di Semurup. Depati Setuo di Kemantan. Depati Atur Bumi/ Depati Atur Bayo di Hiang. Ini disebut Delapan Helai di Kerinci. |
|