Post Last Edit by adifrs at 23-11-2011 16:05
PUISI SENDIRI
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa Malam apa lagi Ia memekik ngeri Dicekik kesunyian kamarnya Ia membenci dirinya dari segala Yang minta perempuan untuk kawannya Bahaya dari tiap sudut.
Mendekat juga Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama Terkejut ia terduduk.
Siapa memanggil itu? Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Chairil Anwar
Februari,1943 |