CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: eltoro

INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]

   Close [Copy link]
Post time 31-5-2011 02:19 PM | Show all posts
Analis: Kehadiran Yakhont TNI AL Mempengaruhi Keseimbangan Kekuatan Di Asia Tenggara
rifa Post at 31-5-2011 14:12



    dopost omm...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 31-5-2011 03:48 PM | Show all posts




Reply

Use magic Report

Post time 31-5-2011 04:03 PM | Show all posts
TNI-AL Minta AS Tingkatkan Materi Latihan


Tiga personil marinir AS melakukan simulasi dengan persenjataan lengkap di kapal penghancur berpeluru kendali USS Howard (DDG 83) di JICT 2 Port A, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (30/5). Kedatangan tiga kapal perang Amerika kapal pendaratan USS Tortuga (LSD 46), kapal penghancur berpeluru kendali USS Howard (DDG 83) dan kapal Frigat USS Reuben James (FFG 57) untuk melakukan latihan bersama dalam pengamanan maritim dan operasi anti-perompakan. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/ama/11) (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/ama/11)

31 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): TNI Angkatan Laut meminta Angkatan Laut Amerika Serikat untuk meningkatkan materi latihan bersama kedua pihak, sesuai dengan pola dan tingkat ancaman yang dihadapi di masa datang, terutama menyangkut keamanan maritim.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menjawab ANTARA di Jakarta, Selasa mengatakan, peningkatan materi antara lain menyangkut pertempuran antarkapal atas permukaan, kapal selam dan logistik.

Ditemui usai membuka pekan olahraga TNI Angkatan Laut, ia mengatakan penambahan materi latihan itu penting untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan prajurit TNI Angkatan Laut di segala lini.

"Angkatan Laut AS kan memiliki kelebihan di lini-lini tertentu, dan kami minta itu untuk diajarkan pada latihan-latihan bersama kedua pihak di masa datang," tutur Soeparno.

Selama ini, TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut AS rutin melakukan latihan bersama dengan tajuk "Cooperation Afloat Readiness and Training" atau CARAT.

Pada 2011 latihan dipusatkan di Laut Jawa untuk manuver lapangan, dan di beberapa titik di Jakarta dan sekitarnya untuk kegiatan di darat.

Untuk kegiatan di darat, terdiri atas program pertukaran bidang keteknikan dan pengendalian kerusakan, bakti sosial pelayanan medis umum dan gigi.

Sedangkan kegiatan di laut meliputi pengembangan kemampuan maritim dalam hal pengamanan maritim, pertukaran informasi, operasi laut gabungan, latihan patroli dan penggunaan meriam, serta latihan anti-perompakan dan anti-penyelundupan.

Tentang tanggapan Angkatan Laut AS, atas permintaan TNI-AL tersebut, Kasal mengatakan,"mereka sangat setuju dan siap dilaksanakan pada latihan tahun depan. Bahkan mereka akan mengikutsertakan satu kapal selam mereka,".

Pada latihan bersama "CARAT 2011" tercatat sekitar 1.600 personel Angkatan Laut AS dan Korps Marinir AS dilibatkan.

Kapal perang AS yang mengikuti latihan tersebut kapal pendaratan USS Tortuga (LSD 46), kapal penghancur berpeluru kendali USS Howard (DDG 83), serta kapal frigat USS Reuben James (FFG 57).

Selain itu, ada peserta tambahan seperti pasukan pendaratan amfibi Marinir, pasukan U.S. Navy Seabees, P-3C Orion, serta helikopter SH-60 Seahawk.

Sementara itu TNI AL mengerahkan empat kapal perang, tiga helikopter dan lima sekoci pendarat.


Baguslah latihan pakai kapal selam.
Reply

Use magic Report

Post time 31-5-2011 04:47 PM | Show all posts
Post Last Edit by rifa at 31-5-2011 19:25



Ilmu meringankan tubuh











Reply

Use magic Report

Post time 31-5-2011 08:23 PM | Show all posts
Sapujagad edisi th 2000
NDL-40





FH-2000
Reply

Use magic Report

Post time 1-6-2011 01:48 PM | Show all posts
Post Last Edit by rifa at 1-6-2011 14:09

KSAL: Pemeriksaan KRI Nanggala Segera Selesai

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, pemeliharaan menyeluruh kapal selam KRI Nanggala-402 di Korea Selatan segera usai.

"Diperkirakan Januari tahun depan tiba di Indonesia," katanya, menjawab ANTARA seusai membuka Pekan Olahraga TNI Angkatan Laut 2011 di Jakarta, Selasa.

KRI Nanggala-402 menjalani perbaikan dan perawatan total di perusahaan galangan kapal "Marine Engineering Co Ltd" (DSME) dari Korea Selatan.

Pemeliharaan total itu bertujuan meningkatkan kemampuan tempur kapal selam tersebut untuk mendukung kekuatan pemukul TNI Angkatan Laut.

KRI Nanggala diberangkatkan ke Korea Selatan pada Desember 2009 dan langsung menjalani pemeliharaan total untuk dapat memulihkan kekuatannya hingga 90 persen.

Sebelumnya, TNI Angkatan Laut telah meng-"overhaul" kapal selam KRI Cakra-401 di "Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd" (DSME).

KRI Cakra telah diganti perangkat teknologinya dari buatan 1970-an dengan teknologi 1990-an.

"Ya diharapkan segera selesai," katanya menegaskan.

Kedua kapal selama TNI Angkatan Laut itu merupakan buatan Jerman tipe U-209.

Tentang proses pengadaan dua kapal selam baru, Soeparno mengatakan masih dalam proses dengan Kementerian Pertahanan.





Setidaknya, yang boleh nampak untuk umum cuma sekitar ruang kontrol yang sudah refurbished & semi digital macam diatas. Utk detail2 yang vital (utamanya.. sensor tempur, intai, komunikasi dsb) tentulah bukan untuk konsumsi publik. Yang pasti jauh lebih josss dari kemarin,Kaskus

OPERASI "CAKRA SEHAT" (2 April 86 s/d 15 Juni 86)

Ini adalah operasi membawa KS KRI Cakra 401 type U 209 ke Jerman untuk Perbaikan Besar
rute-rutenya adalah:
Surabaya - Jakarta
Jakarta - Colombo (Srilangka)
Colombo - Jibouti (di Afrika)
Jibouti - Port Suez - Port Said (Mesir)
Port Said - Cadiz (Spanyol)
Cadiz - Hamburg - Kiel (Jerman)

Perjalanan ini membawa KS KRI Cakra yang sudah banyak kerusakan, tidak mempunyai periskop navigasi karena periskop navigasinya diberikan ke KRI Nanggala 402 yang periskop navigasinya rusak tersangkut jaring nelayan, jadi KRI Cakra 401 hanya mengandalkan periskop serang saja. Tapi KS KRI Cakra 401 membawa torpedo lengkap sesuai dengan isian penuhnya

Perjalanan Surabaya - Jakarta ditempuh dalam waktu 2 hari.

Perjalanan Jakarta - Colombo ditempuh dalam 16 hari melalui penyelaman maupun permukaan..

Perjalanan Colombo - Jibouti ditempuh dalam waktu 18 hari dan pada etape ini mulai ada gangguan tehnis yaitu Baterai mulai banyak yang drop dengan cepat, jadi kapal sering melakukan snorkeling untuk mengisi baterai, pada saat itu masuk Bulan Ramadhan dan sebagian besar ABK tetap menjalankan ibadah puasa walaupun diberi dispensasi untuk tidak melaksanakannya.

Perjalanan Jibouti - Port Suez - Port Said ditempuh dalam waktu 12 hari dalam etape ini KS melewati terusan Suez.

Port Said - Cadiz ditempuh dalam waktu 22 hari, di sekitar selatan Pulau Kreta Yunani, Juru Sonar mendengar ada suara baling-baling berjarak sekitar 30 menit dari KS. KS yang saat itu sedang snorkeling mengisi Baterai langsung menghentikan snorkeling dan bersiap menyelam lebih dalam lagi. Jam 3 pagi terdengar "ping" (sonar aktif) tanda KS sedang dideteksi oleh kapal lain. Karena bukan suasana perang komandan kapal memerintahkan untuk timbul ke permukaan dan disambut oleh gelegar 2 pesawat F14, ternyata KS memasuki daerah latihan NATO. Segera bendera MERAH PUTIH dikibarkan dan ada 2 fregat satu dari Spayol dan satu dari Portugal mendekat "what ship...?" tanya mereka, dijawab dengan kode internasional "This is PKOB the Indonesian Man of War", "Destination Cadiz Spain". Setelah KS merapat di Cadiz ternyata 2 fregat itu tetap mengikuti dan ikut merapat dibelakang KRI Cakra 401.

Cadiz - Hamburg - Kiel dalam etape ini masuk waktu Idul Fitri, sholat Ied dilaksanakan di ruang CIC dalam kedalaman 75m dpl mungkin ini satu-satunya sholat ied dibawah laut (dalam KS) khotbah Ied dibawakan oleh Serda Lasiman. Memasuki selat Inggris periskop satu satunya yang berfungsi mendadak tidak berfungsi karena tidak ada aliran listrik ternyata ada pin *****tor yang putus kemudian diakali oleh awak kapal dengan mengganjal dengan jarum pentul dan berhasil, singkat kata KS akhirnya masuk ke Kiel dan naik dok HDW...komentar orang HDW "kok kapal masih "bagus" begini sudah dibawa kemari?" sambil geleng-geleng kepala dan mengacungkan jempol. Jawab ABK "Katanya setelah 5 tahun harus overhaul" .

Menurut pejabat di HDW tidak ada KS yang dibawa langsung ke Jerman biasanya akan dinaikkan ke atas kapal atau ditarik dengan kapal tunda.....TABAH SAMPAI AKHIR
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 1-6-2011 03:57 PM | Show all posts
sumber:

anaisis indon bego ...memang tahap bodrex...
yang pasti bila menhan Malaysia buka m ...
gede-bab Post at 31-5-2011 11:42


takutnyer............
Reply

Use magic Report

Post time 1-6-2011 05:00 PM | Show all posts
Tp satu fact yg kite kna terima ialah.... they are emerging...
And kite2 ni masih mcm ni....terima je lah...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-6-2011 06:33 PM | Show all posts
Kementerian Pertahanan Incar Rp 9 Triliun Lagi Untuk Memodernisasi Alutsista

Jakarta - Kementerian Pertahanan mengincar tambahan alokasi Rp 9 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun ini. Dana itu dibutu*kan untuk memenuhi persenjataan minimum, atau kerap disebut minimum essential forces.

"Untuk minimum essential forces tahun ini kami memerlukan Rp 11 triliun, tapi baru diberikan Rp 2 triliun, mudah-mudahan Rp 9 triliun bisa didapat dari APBN-P," kata Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Marsekal Muda Bonggas S. Silaen di Kementerian Pertahanan, Rabu, 1 Juni 2011.

Tahun ini, Kementerian Pertahanan telah mendapat kucuran dana Rp 47,5 triliun dalam anggaran negara. Namun, jumlah itu masih kurang, apalagi pemerintah punya rencana mempercepat pemenuhan persenjataan minimum.

Menurut Bonggas, kondisi peralatan pertahanan yang kini ada masih jauh dari ideal, dari sisi jumlah maupun kualitasnya. Mayoritas persenjataan berusia uzur, 25 tahun hingga 40 tahun. Sistem persenjataan darat di awal 2005 tingkat kesiapan rata-ratanya di bawah 35 persen, senjata udara 30 persen, dan persenjataan laut malah di bawah 30 persen.

Kementerian Pertahanan sudah menghemat dan menetapkan sistem rekrutmen tanpa pertumbuhan. Artinya, jumlah personel yang pensiun tiap tahun sama dengan jumlah orang yang direkrut. "Kami beranggapan untuk lima tahun ke depan komposisi personel sudah cukup memadai," kata Bonggas.

Belum lagi tantangan di sektor pertahanan yang kini makin kompleks. Bukan saja keutuhan wilayah yang harus dijaga, tapi juga perlu upaya ekstra untuk mencegah terorisme dan menanggulangi bencana, yang lazimnya dilakukan pula oleh tentara.
Reply

Use magic Report

Post time 1-6-2011 08:54 PM | Show all posts
Post Last Edit by rifa at 5-6-2011 11:48

foto - foto LPD yang dibuat PT.PAL






































Reply

Use magic Report

Post time 1-6-2011 09:09 PM | Show all posts
Post Last Edit by rifa at 1-6-2011 21:14

Indonesian Special Navy Force



















Reply

Use magic Report

Post time 1-6-2011 09:57 PM | Show all posts
ANOA dipakai peluncuran roket dua tingkat RX-150/120 daya jangkau 24 kilometer



roket RX D230 (RX122)

Reply

Use magic Report

Post time 1-6-2011 10:23 PM | Show all posts
Gatling Lodaya

Senapan mesin berat (SMB) system Gatling bernama "Gatling Lodaya" ini dibuat oleh Litbang Kopassus berdasarkan modifikasi senjata SMR Minimi 5,56 mm dan GPMG 7,62 mm, dengan sedikit modifikasi dan penambahan jumlah laras dengan metode revolver jadilah mini Gatling Lodaya dengan biaya pembuatan per unit antara 5 s/d 7 juta rupiah.






Reply

Use magic Report

Post time 2-6-2011 10:35 AM | Show all posts


Military to purchase 3 new radar units in 2011
Dina Indrasafitri, The Jakarta Post, Jakarta | Wed, 06/01/2011 4:05 PM


The government is planning to purchase three radars this year to boost its defense system.

"The radars will be placed in Jayapura, Manokwari and Tual [North Maluku]," Defense Ministry Director General for Defense Planning Air Vice Marshall Bonggas S. Silaen said Wednesday in Jakarta.

Between 2010 and 2014 the military plans to purchase four new radar units.

"The three [additional radars] cost a total of US$114 million," Bonggas said.

He added that the radars, purchased from France, were still being produced.

Most of Indonesia's southern areas lacked radar infrastructure, he said.

Bonggas added that at present the military had to make do with the existing system using radars at civilian airports.

The Indonesian military currently has less than 20 radars, despite the ideal total of 32, he added.


http://www.thejakartapost.com/news/2011/06/01/military-purchase-3-new-radar-units-2011.html
Reply

Use magic Report

Post time 2-6-2011 10:52 AM | Show all posts
Reply 492# rifa

Awesome ..... Do you have any other news re. the latest development of new project by LAPAN?
Reply

Use magic Report

Post time 2-6-2011 11:01 AM | Show all posts
Post Last Edit by wartakita at 2-6-2011 11:04

"The three [additional radars] cost a total of US$114 million," Bonggas said.
wongedandotcom2 Post at 2-6-2011 10:35


Do you know its spec?   The price is very-very expensive compare with this long range radar (400 km) .... Any news available re the latest development news and development of your local radar?

Ground Master 400 (GM 400)

The Ground Master 400 is part of ThalesRaytheonSystems’ fully digital 3D air defense radar family. Designed to protect key assets to forces deployed on remote operations, the Ground Master 400 is the only system of its kind to combine superior  detection of the most difficult threats at low, medium and high altitudes with an unprecedented level of availability and mobility. The Ground Master 400 has already been selected by Finland, Estonia, France, Malaysia and Slovenia.

Complies with the latest European environmental standards

The Ground Master is a family of versatile, multi-mission air defense radars, dedicated to the protection of key assets and forces deployed in remote theatres. This series of static and mobile radars provides complete air defense protection in a range greater than 400 kilometers. As ThalesRaytheonSystems delivers integrated systems, the Ground Master family radars can be delivered as simple radar systems to be integrated with existing command and control centers (C2) or with their very own integrated command and control center (radar + communications + command and control center).

At the top-end of the Ground Master Family with a detection range of over 400 kilometers, with its unique digital and redundant architecture, the Ground Master 400 radar is the most reliable and compact long-range radar on the market. It is the only radar to offer the highest operational availability, a highly simplified maintenance, and the most compact design making it easily deployable for remote operations. This enables minimum transport aircraft rotations from the national territory to the operational theatre.

The “basic” mobile configuration is fitted in a single standard 20 feet ISO container (at least two are needed for other radars of this class on the market). The mobile Ground Master 400 can also be mounted and operational from a truck. This enables instant deployment in remote theater operations and allows for quick decamp in time-critical situations



Key features:

1. Digital Beam Forming
2. MTBCF* >3.500 hours (*mean time between critical failures)
3. Operational availability > 99.9%
4. One single package (20 feet ISO standard container, 10 tons)
5. Plug, play and operate in Network Centric Operations
6. Chosen and planned maintenance with limited team
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 2-6-2011 11:31 AM | Show all posts

ANOA's Spyshot

Post Last Edit by wongedandotcom2 at 2-6-2011 11:37







Reply

Use magic Report

Post time 2-6-2011 11:45 AM | Show all posts
Do you know its spec?   The price is very-very expensive compare with this long range radar (400 ...
wartakita Post at 2-6-2011 11:01

No information yet. For the RI's local radar you can find it here http://tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/04/25/brk,20110425-329748,id.html
Reply

Use magic Report

Post time 2-6-2011 06:28 PM | Show all posts
Post Last Edit by rifa at 2-6-2011 19:07

TNI Kekurangan Radar Pantau Pesawat

Jakarta (ANTARA News) – Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyebutkan, TNI Angkatan Udara masih kekurangan radar untuk memonitor pesawat-pesawat yang masuk ke wilayah Indonesia.

“Saat ini jumlah radar yang telah dimiliki baru mencapai 21 unit, sementara idealnya untuk menjaga wilayah Indonesia kita butu* 42 unit,” kata Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemhan, Marsda TNI Bonggas S Silaen, saat jumpa pers di Kemhan, Jakarta, Rabu.

Menurut Bonggas, untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan sudah cukup memadai, sementara untuk wilayah selatan seperti Sulawesi hingga Papua masih kurang untuk ketersediaan radar.

Saat ini, lanjut dia, Kemhan terus menyiapkan pengadaan radar untuk melakukan pemantauan wilayah-wilayah Indonesia yang sangat luas ini.

“Pada tahun ini, Kemhan akan menyediakan sekitar empat unit radar untuk ditempatkan di empat lokasi, antara lain, Jayapura, Manokwari, dan Tual (Maluku Tenggara),” paparnya.

Bonggas memaparkan untuk menyediakan satu unit radar dibutu*kan biaya yang cukup besar, yakni sekitar 30 juta dolar Amerika, setara dengan Rp255 miliar.

“Untuk empat unit radar ini, disiapkan dana sekitar 114 juta dolar Amerika. Jadi, harga satu unit radar sekitar 30 juta dollar Amerika,” tuturnya.

Ia menambahkan untuk mengatasi kekurangan radar dalam melakukan pengawasan udara, maka TNI AU bekerjasama dengan penerbangan sipil.

“Jatuhnya sebuah pesawat yang ditemukan beberapa waktu lalu merupakan hasil kerja sama dengan penerbangan sipil,” ucap Bonggas S Silaen.


Pemerintah Beli Tiga Radar Buatan Prancis‎

JAKARTA--MICOM: Kementerian Pertahanan menargetkan pembelian tiga radar buatan Prancis untuk tahun 2011. Meski begitu, pemenuhan kebutu*an radar sebagai pemantau wilayah perbatasan NKRI masih jauh dari ideal.

Indonesia hingga kini baru memiliki 21 alat deteksi yang tersebar di seluruh batas negara. Padahal, kondisi geografis kepulauan Indonesia membutu*kan setidaknya 41 radar.

Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Marsekal Muda Bonggas S Silaen mengatakan hal itu di Jakarta, Rabu (1/6).

"Tahun ini, kami merencanakan pengadaan kebutu*an tiga radar untuk Jayapura, Manokwari, dan Tual (Maluku Utara)," ujar Bonggas yang ditemui di kantor Kemenhan.

Bonggas menambahkan biaya yang dibutu*kan untuk pengadaan tiga radar itu mencapai US$114 juta. Saat ini, ketiga alat pemantau tersebut masih dalam proses produksi di Prancis.


Sebagian besar daerah selatan NKRI, kata dia, masih kekurangan alat pemantau seperti radar. Pulau Kalimantan, misalnya, hanya dipantau satu radar yang beroperasi di dekat Pulau Natuna. Pesisir selatan Morotai dan Merauke juga baru memiliki satu alat pemantau.

Militer saat ini terpaksa menggunakan fasilitas radar-radar milik bandara sipil untuk memenuhi kebutu*an pemantauan.

Pada kesempatan yang sama, Kemenhan berencana mengajukan total anggaran bidang pertahanan sebesar Rp55 triliun di dalam pembahasan R-APBN 2011. Jumlah itu naik sekitar Rp11 triliun dari anggaran APBN 2011 yang dipatok pada Rp47 triliun. Sementara pada 2012, Kemenhan membidik penambahan anggaran bidang pertahanan menjadi Rp80 triliun.

"Saat ini, anggaran pertahanan baru mencapai 0,69% dari total produk domestik bruto (PDB). Pada 15 tahun mendatang, diharapkan bisa mencapai 2% dari total PDB kita," tambah Bonggas.

Dengan alokasi anggaran pertahanan di bawah 1% dari total PDB, rasio kesiapan alutsista Indonesia pun hanya mencapai di bawah 30%. Ia mengatakan peningkatan persentase sekitar 1,8%-2,2% dari PDB sekaligus melambungkan kesiapan alutsista menjadi 80-90%. (SZ/OL-3)


[center]Giraffe: Radar Intai Mobile Arhanud TNI AD[/center]






Truk Volvo Pembawa Radar Giraffe TNI AD




Giraffe dalam upacara militer, tampak Giraffe dibawa dalam platform truk Mercedes Benz


Rudal RBS-70 dalam gelar operasi

TAMBAHIN ARHANUD





Reply

Use magic Report

Post time 2-6-2011 06:56 PM | Show all posts
CV SARI BAHARI PEMASOK BOM KE TNI





BOMB P. 100 – 120


PRACTICE BOMB P. 100 – 120 Untuk SUKHOI













BOMB P. 100 – L













MOUNTING STAND GUN FOR CAL. 5.56 – 12.7 mm





Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

3-2-2025 12:00 AM GMT+8 , Processed in 0.478626 second(s), 27 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list