|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
[quote]
LANGKAWI, KOMPAS.com- Rusia dikabarkan akan menjual tambahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2 kepada Indonesia. Pembicaraan tentang detail pembelian itu sedang dilakukan di sela-sela pameran dirgantara LIMA-2011 di Pulau Langkawi, Malaysia, pekan ini.
Demikian diungkapkan surat kabar bisnis Rusia, Kommersant, Rabu (7/12/2011). Pejabat pemerintah Rusia yang dikutip surat kabar tersebut tidak menyebutkan nilai kontrak pembelian enam pesawat baru tersebut. Ia hanya mengatakan, kontrak pembelian akan ditandatangani paling cepat akhir 2011 ini.
Menurut pejabat tersebut, harga pesawat ditentukan oleh paket persenjataan yang dibutu*kan Indonesia untuk dipasang di pesawat-pesawat tersebut. Surat kabar itu mengutip seorang anggota delegasi Indonesia yang mengatakan, nilai kontrak pembelian lima Su-30MK2 ini kurang lebih berada di kisaran 500 juta dollar AS (Rp 4,5 triliun).
Kantor berita RIA Novosti menyebutkan, pihak eksportir senjata milik pemerintah Rusia, Rosoboronexport, menolak mengomentari kabar perundingan pembelian pesawat oleh Indonesia ini.
Rusia saat ini sedang merampungkan pesanan enam pesawat dari Indonesia, yakni tiga Su-30MK2 dan tiga Su-27SKM. Kontrak pembelian senilai 300 juta dollar AS ini ditandatangani tahun 2007. Pesawat-pesawat tersebut akan melengkapi empat Sukhoi yang telah dibeli Indonesia pada 2003.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro pernah mengatakan, Indonesia membutu*kan satu skuadron berisi 16 pesawat Sukhoi. Pesawat Su-30MK2 adalah pengembangan dari pesawat tempur jarak jauh Su-30 dengan peningkatan kemampuan khusus untuk menjalankan misi antikapal. (RIA Novosti) |
|
|
|
|
|
|
|
SAF-TNI AD Gelar Latma Safkar Indopura 2011 di Singapura
Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh menyerahkan obor SAFKAR ke KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo menandai pembukaan Latma Safkar Indopura 2011.
6 Desember 2011, Singapura (Berita HanKam): Angkatan Darat Singapura dan Indonesia mengelar latihan bersama tahunan bersandi Safkar Indopura dari 1 hingga 12 Desember 2011 di Singapura. Panglima SAF Mayor Jenderal Ravinder Singh dan KASAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo membuka secara resmi latihan bersama di Amoy Quee Camp. Latma Safkar Indopura 2011 merupakan latihan ke-23.
SAF menyertakan 400 prajurit dari Headquarters 3rd Singapore Infantry Brigade dan 5th Battalion, Singapore Infantry Regiment sedangkan TNI AD mengirimkan 200 prajurit dari Brigade Infantri ke-6 KOSTRAD.
Para prajurit akan berlatih selama 12 hari meliputi pertukaran pengalaman, operasi perang perkotaan, latihan penembakan peluru tajam serta latihan terakhir yang melibatkan seluruh prajurit. |
|
|
|
|
|
|
|
CTRM Aero, NSB ink marine vessel deal
CTRM Aero Composites Sdn Bhd got the thumbs up today as an internationally recognised expert in composites research and technology by Indonesia-based North Sea Boats (NSB).
Their track record landed them in a synergy with NSB to develop, produce, market, sell and service advanced technology composites marine vessels.
In a statement here, NSB managing director John Ivar Allan Lundin said the vessels would be for the defence and security market in the Asean region in particular as well as the international market.
The partnership agreement signing between CTRM subsidiary CTRM Composites Engineering (CTRM CE) and NSB were held today at the on-going Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA) 2011.
Expanding on this synergy, CTRM CE chief executive officer Mohd Shafee Mohd Ali said the partnership would fuse regional technology expertise and foster greater co-operation between regional industry players like CTRM CE and NSB.
This, he said, would pave the way for superior production of high performance marine vessels.
" With NSB’s expertise in designing and developing high performance marine vessels for defence and security purposes and CTRM’s cutting edge in composites fabrication, we expect to achieve a superior production, " he said.
CTRM specialises in the manufacture of composites components for commercial and military aircraft.
NSB, based in East Java, has been actively engaged in the design and development of boats used by the Indonesian Special Forces.
- Bernama/ Borneo Times -
|
|
|
|
|
|
|
|
Indonesia-Korsel Teken MoU Military Supplies
SEOUL, Dec. 7 (Yonhap) -- South Korea and Indonesia on Wednesday reached an agreement on sharing military supplies in peacekeeping and rescue operations, the defense ministry here said Wednesday.
In Jakarta, South Korean Army Maj. Gen. Jeon Dong-woon, head of the defense ministry's logistics management bureau, and Indonesian Army Maj. Gen. Hari Krisnomo, the deputy chief of staff for logistics for the Indonesian Army, signed the memorandum of understanding (MOU) on the bilateral cooperation.
Under the agreement, the two countries will share military supplies as necessary during their joint exercises, U.N. peacekeeping operations, humanitarian assistance and disaster relief, the ministry explained.
"The need for inter-state support and cooperation in military logistics is increasing amid the growing activities of U.N. peacekeepers and frequent natural disasters," the ministry said in a statement. "We expect this MOU with Indonesia will help increase logistics cooperation between the two countries and also make a major contribution to world peace and humanitarian assistance."
South Korea and Indonesia have been seeking to bolster their defense and defense industrial cooperation. In May this year, the South's state-run Korea Aerospace Industries (KAI) agreed to export the T-50 Golden Eagle supersonic trainer jets to Indonesia.
In July, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, a South Korean company, was picked among the final candidates to negotiate the exporting of submarines to Jakarta. The Indonesian project to acquire three submarines is said to be worth about US$1 billion.
President Lee Myung-bak met with Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono last month on the sidelines of annual regional summits, and they agreed to further strengthen their cooperation. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 9-12-2011 18:38
TNI Gelar Latihan Perang Di Dumai Pada 10 Desember 2011
Karimun, Kepri (ANTARA News) - Enam kapal perang TNI Angkatan Laut singgah di perairan Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis untuk mengecek kesiapan armada dan logistik yang akan digunakan dalam latihan perang di Dumai, Riau, Sabtu (10/12).
Enam kapal perang lego jangkar berjejer mulai dari perairan depan Markas Komandan Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun hingga perairan depan Proyek Coastal Area atau Jalan Lingkar, masing-masing Kapal Republik Indonesia (KRI) Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877 dan KRI Silaspapare 386.
"Kami singgah di Karimun untuk memeriksa kesiapan armada, personel dan logistik yang akan disertakan dalam latihan perang di Dumai Sabtu," kata Komandan Gugus Tempur Armada Bagian Timur Laksamana Pertama Sulaeman BN kepada para wartawan di atas KRI Makassar 590 yang lego jangkar persis di perairan depan Proyek Coastal Area.
KRI Makassar 590 dikomandani Letkol Laut (P) Fadelan. Kapal ini memiliki panjang 122 meter dengan bobot sekitar 7.800 ton.
Selain mengangkut ratusan prajurit TNI-AL, KRI Makassar juga membawa 11 tank, lima amphibi dan 6 tank untuk angkutan personel.
Kapal ini juga dilengkapi sarana prasarana olahraga, seperti lapangan bulutangkis, peralatan senam dan kebugaran dan lainnya.
"Seluruh sarana prasarana kita periksa dan uji coba agar benar-benar siap digunakan dalam latihan perang itu," ucap Sulaeman.
Latihan perang di Dumai akan melibatkan prajurit TNI-AU dan TNI-AD yang dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dia mengungkapkan tujuan latihan perang di Dumai adalah untuk mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.
Ditanya apakah tujuan latihan perang untuk mengoptimalkan pengamanan daerah perbatasan, dia mengatakan tujuan utama adalah mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.
"Terpenting adalah menguji kesiapan prajurit sehingga siap tempur kapan saja. Negara tetangga juga tahu bahwa kita memiliki armada dan peralatan tempur," ucapnya.
Komandan KRI Makassar 590 Letkol Laut (P) Fadelan mengatakan kapal yang dikomandaninya memiliki fungsi sebagai alat angkut atau "Landing Platform Dock".
"Kapal ini diproduksi pada 2005 oleh Daesun Shipbuildings & Engineering, Korea Selatan. Dan ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibuat oleh perusahaan tersebut," ucapnya.
KRI Makassar, jelas dia, mampu menampung sekitar 700 prajurit, 13 peralatan temput dengan dilengkapi dua landasan helikopter atau helipad.
"Karena berfungsi sebagai kapal pengangkut, KRI Makassar tidak memiliki peralatan tempur canggih selain hanya dilengkapi meriam," kata seraya mengatakan KRI Makassar memiliki kecepatan 13 knot.
Sejumlah marinir di KRI Makassar dengan senjata lengkap tampak melakukan uji coba dan pengecekan senjata serta mendalami strategi yang akan diterapkan di dumai.
Para prajurit tampak sangat terampil menggunakan peralatan tempur seperti keluar masuk tank amphibi yang di atas KRI Makassar. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 9-12-2011 18:56
TanjungPinang di jaga F-16 dan Rudal
Dari 17 Satuan Radar di Indonesia, Satuan Radar 213 Kepulauan Riau termasuk memiliki peralatan radar tercanggih. Selain pesawat tempur F-16 block 52, di pertengahan 2012 mendatang, Satrad ini akan dilengkapi peralatan rudal yang dapat mengamankan ibu kota.
Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) I, Marsekal Pertama TNI M Barkah,menyampaikan ada penambahan rudal itu usai serah terima jabatan Dansatrad 213 dari Letkol Lek Wichid Alchamdani Zen kepada Mayor Lek Budi, Rabu (7/12) di Markas Satrad 213 di Sri Bintan, Teluk Sebong.
Menurut Barkah, peralatan radar di Kepulauan Riau sudah paling bagus karena dapat memantau penerbangan baik lokal maupun internasional dengan jarak 240 meter per mil.
‘’Kita bekerja sama dengan Singapura dan lainnya. Jadi bila radar sipil tidak terpantau maka akan terpantau dengan radar militer,” tuturnya.
Bila ada pesawat tak berizin, Satuan Radar akan melakukan prosedur yang sudah ada. Seperti mengingatkan untuk kembali ke jalurnya. Tapi, bisa juga dilakukan pengusiran melalui radio dan jika tidak digubris bisa diterbangkan pesawat F-16.
‘’Namun, bila masuk tidak teridentifikasi, maka sasaran tersebut akan diserahkan ke Kosek II,” terang Barkah sembari menambahkan kalau di kawasan timur TNI memiliki Sukhoi.
Ditanya rencana penambahan personel di Satuan Radar 213 Kepri, menurutnya belum perlu. ‘’Personelnya tetap hanya profesionalisme kita tingkatkan lagi,’’ ungkap
Pangkosekhanudnas I mengimbau kepada Satuan Radar 213 lebih meningkatkan menjaga wilayah karena sangat strategis dan berdekatan dengan negara lain.
Sertijab Dansatrad
Serah terima jabatan Komandan Satuan Radar 213 dilakukan kemarin, dari Letkol Lek Wichid Alchamdani Zen kepada Mayor Lek Budi. Mayor Lek Budi sebelumnya menjabat di Pusat Operasi Komando Pertahanan Udara di Jakarta, sedangkan Letkol Lek Wichid Alchamdani Zen akan menjabat sebagai Direktur Diklat di Surabaya.
Pergantian jabatan dikatakan merupakan suatu hal yang dinamis dan merupakan sebuah penyeragan di sebuah organisasi. Namun dari pergantian itu, yang terpenting adanya peningkatan kinerja untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Mayor Lek Budi yang baru diangkat menjadi Komandan Satuan Radar 213 mengatakan, ia bertekad akan menambah jam operasi Satuan Radar 213 Kepri dari 1/2 hari atau 12 jam menjadi 18 jam.
‘’Jam penerbangan akan kita tambah karena jalur penerbangan semakin banyak,” tegasnya.
Hadir dalam serah terima, Bupati Bintan Ansar Ahmad, Ketua DPRD Bintan Lamen Sarihi, Kapolres Bintan AKBP Octo Budhi Prasetyo S,ik dan Kadis UKM, Koperasi dan Perindag Dioan Nusa serta pejabat lainnya yang ada di Tanjungpinang.(noc) |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 9-12-2011 22:36
Indonesia Beli Senapan Dan Sistem Sonar Dari Jerman
berikut data ekspor senjata yang dirilis Pemerintah Jerman
http://www.bmwi.de/BMWi/Redaktion/PDF/Publikationen/ruestungsexportbericht-2010,property=pdf,bereich=bmwi,sprache=de,rwb=true.pdf |
|
|
|
|
|
|
|
Enam Pesawat Hibah Dari AS Bakal di Kanibal
NUSA DUA — Selain memberikan hibah berupa 24 pesawat bekas jenis F-16 kepada Indonesia, Amerika Serikat juga akan memberi tambahan 6 pesawat F-16 bekas lainnya yang khusus untuk dipereteli atau dikanibal untuk diambili beberapa suku cadangnya.
"Saya pastikan biaya perbaikan akan jauh lebih rendah daripada membeli pesawat yang baru," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel, Kamis (8/12), dalam jumpa pers sebelum pembukaan Bali Democracy Forum (DBF) di Nusa Dua, Bali. Adapun DBF sudah resmi dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Scot, pesawat yang diberikan itu bukan sampah dan kondisinya masih bagus. Scot juga menegaskan bahwa AS tidak memaksa Indonesia untuk menerima pesawat tersebut, tetapi Indonesia-lah yang lebih dulu meminta.
Kini, pembicaraan lebih mendetail soal hibah pesawat ini masih dilakukan. Rencananya pesawat itu akan tiba di Indonesia sekitar tahun 2014. |
|
|
|
|
|
|
|
US offered F-16s ‘to anticipate rising China’
The United States has reportedly asked for Indonesia’s help to counter the increasing influence of China, particularly in the South China Sea, which some foreign policy analysts say reflects the US’ strategy of “proxy by war”.
An Indonesian source, who closely followed the contacts between the two countries, recently told The Jakarta Post that the US had asked Indonesia to receive 24 used F-16 fighter jets from the US, rather than purchasing new ones that would come in a fourth number of the granted units. The Indonesian Military (TNI) could operate the 24 jets much earlier than waiting for the new units, to boost Indonesia’s capabilities, including to monitor the situation in the South China Sea.
“The US expects Indonesia to help them counter China if anything bad happens in the South China Sea,” said the source, who requested for anonymity due to the sensitivity of the issue.
The US government, however, strongly denies that.
“The United States has not made any requests to the Indonesian government regarding any specific use of the F-16s that are planned to be granted to Indonesia,” press attaché from the US Embassy in Jakarta, Troy Pederson, told the Post on Tuesday.
The Defense Ministry’s spokesman Brig. Gen. Hartind Asrin said he did not know about anything the source referred to.
“[Our plan to take the used F-16s] has nothing to do with [any request made by the US to help it deal with China], but it’s simply because it corresponds to our posture,” he told the Post.
Aside from the US request, the two future squadrons of F-16s would definitely boost the Air Force’s strength, he said, adding that Indonesia was waiting for the US response on the price deal for refurbishment of the used F-16s expected to arrive here by 2014.
The US has offered US$760 million for that cost, while Indonesia bargains at $669 million, according to Hartind.
An Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) lawmaker and a deputy head of the House of Representatives’ defense commission, Maj. Gen. (ret) TB Hasanuddin, said he did not know of the information either.
“But whatever the case is, we have to keep our sovereignty in one piece, making our own decisions by using our own money. We don’t have any reason to assist one country to deal with another head-to-head either,” he told the Post.
While having no knowledge of the US request, the retired two-star general said the used F-16s would be coming from the US National Guard, not from the US Air Force, thus those aircraft would only have the ability for interception, not battle.
In response to the US request, University of Indonesia security expert Andi Widjajanto said what the US was doing was passing the buck, where a country fought for the interest of the US.
“This can mean two things: the US is weakening so that it can no longer apply its hard-balancing strategy with direct military confrontation; or the US is being a smart power, using the entire spectrum of power by engineering a strategic competition far beyond US territory,” he told the Post.
“If Indonesia becomes the next US target of passing the buck, Indonesia would find itself in a situation of strategic entrapment and [would be forced] to compete with China, not for its own national interests, but for the US.” Indonesia is an effective target of the US preference because of its power gap with the US, which means it has no chance to escape entrapment. It is powerless to unilaterally anticipate the rise of China, so it has to get closer with the US, like it or not, according to Andi, adding Australia also fits the first criteria.
The US also plans to establish a military base in Darwin, Australia, and deploy 2,500 marines there — a move analysts say is intended to counter China. The US says it will not be building any US bases there, but will use existing Australia military facilities and that the presence is an expansion of US training activities with its ally.
Indonesia Center of Democracy, Diplomacy and Defense executive director Teuku Rezasyah said Indonesia should not let the US allow a “war by proxy” by using Indonesia, as it did in Timor Leste (then East Timor) in 1975. He said that during that time the US made Indonesia occupy Timor Leste over its fear that a new base of communism would find a new home to grow there. |
|
|
|
|
|
|
|
US offered F-16s ‘to anticipate rising China’
rifa Post at 9-12-2011 23:08
Waduh gila nih masa perang lawan cina harusnya kita temenan |
|
|
|
|
|
|
|
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi mengatakan bahwa negaranya senantiasa ingin menjalin hubungan lebih baik dan erat dengan Indonesia.
"Dan itu semua perlu dukungan dan komitmen dari semua elemen bangsa, baik Malaysia maupun Indonesia," katanya usai mengikuti pelatihan sumber daya manusia "ESQ" di Jakarta, Minggu (11/12) malam.
Ahmad Zahid mengakui banyak persoalan yang dihadapi kedua negara, terutama masalah perbatasan kedua negara dan tenaga kerja Indonesia atau tenaga kerja wanita.
"Namun, jangan sampai segala persoalan itu terlalu dibesar-besarkan hingga mengganggu hubungan baik kedua negara. Bahkan, persoalan itu dipolitisasi pihak ketiga yang tidak senang dengan hubungan baik Malaysia-Indonesia," tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Menhan Malaysia, perlu ada komitmen dari seluruh elemen, baik di Malaysia maupun Indonesia, untuk memperkuat hubungan kedua negara di berbagai bidang.
"Tidak saja goverment to goverment, tetapi juga politician to politician, bussines to bussines, dan people to people kedua negara juga harus memiliki komitmen untuk memperkuat hubungan kedua negara semakin erat dan baik," ujar Ahmad Zahid.
Jika itu terjalin kuat, segala persoalan yang dihadapi kedua negara dapat diselesaikan dengan baik tanpa harus dibesar-besarkan, katanya menambahkan.
Ahmad Zahid menegaskan, meski ada berbagai persoalan yang dihadapi, Malaysia dan Indonesia tidak akan berperang.
"Dulu saat Indonesia melancarkan konfrontasi dengan Malaysia, Adam Malik pernah berkata Indonesia dan Malaysia tidak akan pernah berperang jika salah satu pihak tidak setuju perang dilakukan," katanya.
Ahmad Zahid menegaskan,"Jangan segala persoalan yang ada terlalu dibesar-besarkan hingga melupakan bahwa kita adalah negara serumpun yang memiliki bahasa, budaya yang hampir sama."
ANTARA |
|
|
|
|
|
|
|
Latgab TNI Tingkat Batalyon, 2-14 Desember 2011
Dumai, DMC - Rangkaian Puncak Peringatan Hari Nusantara Tahun 2011 yang dilaksanakan di Kota Dumai, Provinsi Riau diwarnai dengan kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Batalyon. Kegiatan Latgab TNI yang dilaksanakan mulai tanggal 2 sampai dengan 14 Desember 2011 ini ditinjau oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Sabtu Pagi (10/12) di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI didampingi Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus dan sejumlah pejabat Mabes TNI dan Mabes Angkatan meninjau secara langsung kegiatan Operasi Lintas Udara (Linud).
Operasi lintas udara merupakan operasi gabungan yang melibatkan dua matra yaitu Angkatan Udara dan Angkatan Darat. Operasi Linud kali menggunakan 9 pesawat C130 Hercules dari Angkatan Udara terdiri dari enam pesawat dari Skuadron 32 Abdurrahman Saleh, Malang dan tiga pesawat dari Skuadron 31 Udara Halim Perdanan Kusuma, Jakarta. Sembilan pesawat tersebut menerjunkan 416 prajurit dari Batalyon Infanteri Lintas Udara 503/MAYANGKARA TNI Angkatan Darat.
Penenjunan dilakukan dengan taktik Tactical Formation atau formasi dimana jarak antar pesawat kurang lebih 600 meter dan dipandu oleh Tim Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL) yang merupakan tim gabungan pasukan dari satu tim Dalpur Paskas Angkatan Udara dan tim Pandu Angkatan Darat.
Operasi Linud yang dimulai pukul 05.50 WIB tersebut, didahului dengan serangan udara ke darat yang dilakukan oleh tiga pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skuadron Udara 12 Pekan Baru yang meluncurkan roket ke sasaran yang telah ditentukan.
Pada Operasi Linud kali ini diskenariokan situasi keamanan yang terjadi di wilayah Riau dan sekitarnya semakin memburuk, dimana aksi bersenjata yang dilaksanakan oleh pihak musuh telah berhasil mengusai sebagian objek vital di wilayah Dumai dan sekitarnya.
Operasi lintas udara bertujuan untuk menghancurkan musuh, yang karena jumlah kekuatan dan lokasinya memerlukan pendadakan dan penghancurkan secara cepat. Para Prajurit Linud melakukan pendaratan dan kemudian secara taktis segera melaksanakan pelipatan payung secara cepat dan segera secara berkelompok saling mengamankan, bergerak menuju titik berkumpul yang sudah ditentukan.
Bersamaan dengan penerjunan Prajurit Linud, dilaksanakan pula serbuan serangan Ampfibi oleh Batalyon Infanteri Marinir. Beberapa hari sebelum Pasukan Linud melaksanakan terjun taktis, telah diterjunkan pasukan KDOL dengan menggunakan penerjunan Free Fall di daerah Drop Zone sebagai team pendahulu yang menyiapkan berbagai kepentingan dalam rangka menunjang keberhasilan Operasi Linud. Pasukan KDOL merupakan gabungan dari team Pandu dari Angkatan Darat dan team Dalpur dari Angkatan Udara.
Latihan Gabungan TNI Tahun 2011 mengambil tema “Komando Operasi Gabungan melaksanakan di wilayah darat dan laut serta udara nasional dalam rangka menegakan kedaulatan NKRI”. Latgab meliputi gerakan menuju sasaran (lintas laut), pengintaian dan pengamatan udara, penerjunan Taipur, KDOL dan Taifib, serangan Amfibi, perebutan tumpuan pantai, serangan udara langsung, operasi Linud, perebutan tumpuan udara, operasi perlintasan, operasi penggabungan dan operasi darat lanjutan.
Terkait dengan Latgab TNI Tahun ini, Panglima TNI mengatakan Latgab TNI ini intinya dilaksanakan dengan tujuan untuk mensinergikan kemampuan yang dimiliki oleh ketiga Angkatan dalam suatu konteks operasi gabungan. Latgab TNI kali ini, diupayakan dilaksanakan secara nyata dan tidak ada yang di pre-memory-kan.
Peringatan Hari Nusantara tidak Ganggu Pelabuhan Dumai karena ada kapal perang
DUMAI--MICOM: Kepala Bidang Lalu Lintas Laut Kantor Administator Pelabuhan Dumai, Riau, Syafaruddin mengatakan, pelaksanaan Peringatan Hari Nusantara ke-12 pada 13 Desember 2011 tidak berpengaruh terhadap aktivitas lalu lintas pelayaran di pelabuhan itu.
"Meski nantinya di Pelabuhan Dumai bakal ada kapal perang negara yang bersandar dan melakukan latihan perang, seluruh pelayaran domestik dan luar negeri dipastikan tetap berjalan sebagaimana biasa," katanya, Minggu (11/12).
Namun, dalam rangka mendukung kegiatan Harni Nusantara (Harnus) yang dipusatkan di Terminal Agri Bisnis, Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat, pihaknya sudah men-steril-kan Dermaga C untuk dipergunakan sandar puluhan kapal KRI dan Latihan Gabungan (Latgab) TNI.
Sedangkan dermaga A,B dan D tetap akan difungsikan untuk kepentingan aktivitas pelabuhan penumpang, bongkar-muat dan industri yang ada di Dumai. Artinya, tiga dermaga ini tidak ada permintaan untuk dipakai sehingga aktivitas perekonomian daerah setempat dan warga tidak berhenti kendati ada kegiatan penting berskala nasional di daerah itu.
"Kita telah menerima penegasan dari Lanal Dumai dan Pelindo bahwa hanya Dermaga C yang dipakai sebagai tempat sandar KRI untuk latihan gabungan Hari Nusantara. Selain itu, difungsikan sebagai akomodasi bagi ribuan pasukan TNI yang mengikuti kegiatan latgab," katanya.
Ia menyatakan, kendati kegiatan latihan gabungan TNI nantinya akan berlangsung di sekitar perairan Dumai, aktivitas lalu lintas umum tidak terganggu dan berjalan lancar.
Pihaknya telah membuat sebuah pengaturan. Lokasi kegiatan Harnus juga berjarak jauh dari aktivitas pelabuhan.
Hal ini untuk mewaspadai kejadian dan insiden kapal yang tidak diinginkan di atas perairan Dumai serta terciptanya kondisi yang tertib dan aman selama pelaksanaan Harnus.
Dalam kegiatan Latgab Harnus, yang dibuka oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Pelabuhan Dumai akan penuh oleh kapal perang KRI dengan jumlah diperkirakan mencapai 55 unit. Nantinya, armada kekuatan militer laut ini akan diikutsertakan dalam peragaan latihan perang bersama pasukan TNI dari tiga angkatan, yaitu AL, AD, AU.
Selain kapal perang, Latgab juga akan memamerkan peralatan militer, di antaranya, 8 pesawat tempur jenis Hawk, 9 pesawat Hercules, 8 jet tempur F16, 17 armada tempur darat dengan keterlibatan 3.500 tentara. |
|
|
|
|
|
|
|
Wakasad: Setiap Tahun Alutsista Ditambah
Cimahi (ANTARA News) - Setiap tahun anggaran baru, TNI Angkatan Darat akan terus menambah Alutsista (alat utama sistem persenjataan) guna menuju minimum esensial (essential force).
Demikian ditegaskan oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Budiman kepada wartawan usai menghadiri gladi kotor upacara Hari Juang Kartika 2011 di Lapangan Mako Brigif 15 Kujang Cimahi, Jawa Barat, Senin.
"Untuk tahun 2012 kita akan mendatangkan 100 tank Leopard 2A6 buatan Jerman. Kita sengaja membeli tank jenis itu, karena saat ini jenis itu merupakan tank terbaik yang ada di dunia. Dan kemampuan alat tempur kita harus terus dibenahi," ujarnya.
Menurutnya, salah satu alasan TNI AD membeli alutsista dari luar negeri karena sejumlah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang ada seperti PT Pindad, LEN, PAL, dan Kojabahari belum mampu menciptakan sistem persenjataan serupa. Meskipun terpaksa membeli Alutsista produk asing, pihaknya selalu menerapkan persyaratan transfer of technology.
"Kalau pun kita terpaksa harus membeli persenjataan dari luar, kita syarakatkan kepada produsennya untuk mau transfer ilmu pengetahuan kepada kita. Makanya, saat melakukan pembelian kita sengaja bawa tenaga ahli dari Pindad dan BUMN lainnya agar bisa mengadopsi teknologi yang telah negara lain gunakan," ujarnya.
Ia menargetkan bahwa hingga 2014 mendatang sejumlah alutsista penting yang dibutu*kan TNI AD sudah bisa terpenuhi secara bertahap tiap tahunnya.
Menurutnya, pemenuhan alutsista merupakan tahap terakhir yang dilakukan TNI AD setelah fase pembangunan dan peningkatan SDM (sumber daya manusia) dilakukan dan kesejahteraan prajurit terpenuhi.
"Dalam rangka meningkatkan SDM kita benahi dengan peningkatan lembaga pendidikan yang ada. Latihan tempur dan anggaran pendidikan untuk hal ini sudah kita tambah. Meski demikian mengenai anggaran detail untuk pendidikannya tidak bisa saya sebutkan," ujarnya.
Begitu juga dengan kesejahteraan sudah dipenuhi oleh pemerintah. Prajurit telah diberi remunerasi yang cukup termasuk memperhitungkan bagi mereka yang telah berkeluarga dan biaya pendidikan anaknya.
Sedangkan mengenai peringatan Hari Juang Kartika 2011 yang digelar di Cimahi, menurutnya akan melibatkan sedikitnya 4.000 prajurit termasuk dari kalangan sipil seperti FKPPI dan Angkatan Muda Siliwangi. Hari Juang Kartika merupakan peringatan Hari Jadi Angkatan Darat.
"Meskipun hari jadi, dalam pelaksanaannya kita akan lakukan secara sederhana di berbagai bidang. Apa yang ada dan miliki akan kita tampilkan tanpa harus melebih-lebihkan dengan memaksa memanggail satuan di luar Cimahi," ujarnya. |
|
|
|
|
|
|
|
Major Projects in LAPAN
Aeronautical Design
2010 UAV Flight Test Project Manager
– HSFTB v2 (jet based uav with rocket booster)
- MOYAV-1
Participate as Project Manager amd Lead Designer. Responsibilities : Design Configuration, Flight Dynamics and System Integrator
2010 Design and test Autopilot System for Rocket and UAV using HWIL, and Wind Tunnel. Participate as Lead Designer and Engineer. Responsibilities including development of X-Plane, Matlab and Microcontroller communication, Deriving Function Transfer using Misdat, DATCOM and Qxfoil. Testing UAV vehicle : Wing Dragon small RC airplane, Quadrotor, Hobbico NexStar, Jet-based HSFTB v1, and HSFTB v2
Testing Autopilot : Ardupilot, Arduino, Roll Stabilization and Waypoint
2008 Flight Test of UAV Sengkelat Launching using Roket RX-100 (diameter 100mm, L=20mm). Participate as lead engineer. Responsibilities : Flight Dynamics, Booster Rocket Separation, Moment Inertia testing, Flight Handling
2008 Flight Test of UAV Sengkelat Launching using Roket RX-70 (diameter 70mm, L=20mm, L=40mm). participate as lead engineer. Responsibilities : Flight
2008 Flight Dynamics Modelization of RKX-100 T-03 using Matlab-Datcom and validating Using Flight Simulator X-Plane. Participate as lead engineer. Responsibilities : Flight Dynamics and Stability Criterion
2008 Conceptual Design Satellite Launcher Vehicle RPS-420 (diameter=420mm, L=5m). Participate as junior engineer. Responsibilities : Flight Dynamics Literature
http://larasmoyo.blogspot.com/ |
|
|
|
|
|
|
|
Menhan: Indonesia Tidak Ingin Tergantung Pada Satu Negara Dalam Pengadaan Alutsista
DUMAI--MICOM: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia akan bekerja sama dengan banyak negara untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) dan agar tidak tergantung hanya pada satu negara.
Kerja sama multinegara tersebut juga untuk antisipasi embargo dari satu negara. "Kerja sama dengan luar negeri prinsip kita adalah kepentingan negara. Dari pengalaman, kita tidak ingin hanya bergantung dari salah satu sumber," ujar Purnomo seusai membuka pameran alutsista dalam rangka memperingati hari Nusantara XII di Dumai, Provinsi Riau, Senin (12/12).
Bekerja sama dengan banyak negara seperti AS, Rusia, Korea, Inggris dan negara lain, lanjut Purnomo, merupakan strategi Indonesia untuk bisa tetap meningkatkan alutsista saat salah satu negara melakukan embargo. Indonesia masih bisa menjalankan sistem pertahanan bila diembargo oleh salah satu negara dengan tetap bekerja sama dengan beberapa negara.
Persoalannya, bekerja sama mendatangkan alutsista dengan multinegara mengharuskan Indonesia menyediakan SDM yang cukup. Namun, menurut Menhan, kendala tersebut bukan tantangan berat.
Dalam beberapa kejadian, Indonesia sudah mempraktikkan penggunaan pesawat tempur yang berbeda dari beberapa negara. Misalnya, sukoi dari Rusia, F16 dari AS, dan Hawk dari Inggris. "Itu bisa kita atasi. Prinsip kita adalah tidak tergantung pada satu negara. Dengan demikian, tidak heran di masa mendatang kita akan gunakan berbagai teknologi dari beberapa negara," ujarnya.
Namun, ujar Purnomo, Indonesia saat ini tetap menginginkan peningkatan industri pertahanan untuk kesejahteraan. "Contohnya saja pada panser buatan Pindad dan penggunaannya sudah dilakukan di Indonesia. Kita ingin alutsista kita kembangkan dan itu juga bisa membangun perekonomian negara," ujarnya. |
|
|
|
|
|
|
|
Rombongan Pejabat AL China Berkunjung ke PT. PAL...
PEJABAT ANGKATAN LAUT CINA KUNJUNGI MABES TNI AL
Pejabat Perwira Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China yang dipimpin oleh Laksamana Muda Wei Zongpei mengadakan kunjungan kehormatan ke Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin, (12/12/11). Delegasi para perwira pejabat Angkatan Laut China yang berjumlah 28 orang tersebut diterima oleh Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda (Laksda) TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno.
Dalam kunjungannya ke Mabesal ditandai dengan pembicaraan resmi, pertukaran plakat antara kedua pejabat, penyajian dan penjelasan tentang profil TNI Angkatan Laut, penyajian dan penjelasan tentang profil Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, dilanjutkan dengan diskusi, serta diakhiri dengan ramah tamah.
Pada kunjungan tersebut, Laksamana Muda Wei Zongpei menyampaikan rasa terima kasihnya atas sambutan ramah dan hangat selama berada di Indonesia, dan berharap dengan kedatangannya ini ke depan akan meningkatkan kerja sama antara kedua Angkatan Laut. “Melalui pertemuan ini diharapkan ke depan muncul kerja sama yang lebih luas di beberapa bidang kemiliteran, khususnya bagi kedua Angkatan Laut,” katanya.
Sementara itu Aspam Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana saat menerima tamunya menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan delegasi para perwira Angkatan Laut China ke Mabesal serta mengharapkan kunjungan ini makin mempererat hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Laut. “Kegiatan paparan profil mengenai kedua Angkatan Laut masing-masing serta adanya personal interaction yang tengah dilaksanakan hari ini adalah merupakan bukti eratnya hubungan tersebut,” katanya.
Selain ke Mabesal, direncanakan seusai mengunjungi itu, rombongan delegasi perwira Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China tersebut akan bertolak menuju Surabaya untuk melaksanakan kunjungan dan peninjauan ke Markas Komando Armada Kawasan Timur RI (Koarmatim) padaa hari Rabu (14/12), serta dilanjutkan mengunjungi perusahanan galangan kapal milik pemerintah PT. PAL Surabaya, Jawa Timur.
Turut hadir mendampingi Aspam Kasal dalam penerimaan tamu dari delegasi China tersebut antara lain Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, Wadan Seskoal Laksamana Pertama TNI Sri Mohammad Darojatim, Waasops Kasal Laksamana Pertama TNI Ari Soedewo, Kepala Dinas Pengamanan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Teguh Prihantono. |
|
|
|
|
|
|
| |
|