|
Sy ada bincang dgn member pasal kewujudan thread ni. Dia mempersoalkan "perlukah kita tau tentang makhluk sebelum Adam ni?"
Perlukah? |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by intrepidity at 20-4-2012 02:52
Baru jelas setelah ke sana - ke mari berbincang, bahawa bro thessaily/acescriptesr ingin menyampaikan bahawa teori bro yang mungkinkah jin = UFO/alien (extraterrestrial being) - inilah intipati yang dapat diambil setelah begitu panjang berdiskusi. Cuba cakap terang2, dan boleh bincang secara saintifik dulu sebelum melibatkan agama. Ini adalah kerana perihal UFO/alien ini sendiri telah banyak membuahkan agamanya sendiri, yang justeru mensyirikkan Allah, seperti yang telah banyak berlaku di Barat dan Jepun.
Now, kalo nak jugak bincang hal ini, harusnya kita kena anggap sebagai diskusion terbuka dahulu, tanpa cuba menyogok bahawa perihal alien=jin ini dan dikaitkan dengan agama kita. Contohnya terang-terangan melabelkan alien sebagai jin. Ini adalah kerana: JIN itu sendiri merupakan makhluk ghaib, dan ini mmg nyata disebut. Bagi hal UFO/alien pula, halnya cukup berbeza kerana tidak ada sebutan langsung tentang perihal mereka. So, mereka yang melalui agama berlandaskan terus pada Quran dan Hadis boleh mampu terpesong akan bahawa jin itu adalah MEMANG UFO/alien lalu dikaitkan dengan proses penciptaan dari Allah - dan alien mereka gambarkan merupakan seperti gambaran filem Barat. (ala makhluk kerdil kelabu kpale besar). Sekarang sendiri sudah terjadi dengan adanya syaitan digambarkan bertanduk, ekor runcing, bawak trident - dan Malaikat ada armor, pedang, sayap - dan ini telah digambarkan oleh manusia dalam lukisan. So, apabila mereka anggap ini jin=alien, maka sudah mampu membayangkan rupa jin, walhal itu perkara ghaib. Mudah tergelincir dari ajaran akidah menurut Quran.
Kembali kepada alien/UFO, perbincangan terbuka tanpa agama dahulu. Adakah mereka ini jauh lebih advance seperti digambarkan dalam filem2 kepada kita? Benarkah mereka ini penduduk bumi suatu masa dahulu? Mana kita tahu bahawa mungkin mereka ada home planet mereka sendiri dalam cakrawala lain, dan mereka ini tiada kena mengena langsung dengan jin? Sejauh mana manusia menganggap apa yang aneh di langit itu alien? adakah ini disebabkan sogokan para pencipta filem Barat dan imaginasi mereka bertahun lamanya? Ataupun ada kebenarannya?
Kehadapan, semua bukti yang aneh (contoh peta batu 120 juta tahun) mungkin melambangkan makhluk yang advance boleh buat 3D map dengan alatan canggih, aerial view lagi. Minda kita automatically melompat kepada bahan yang memang disogok oleh kisah UFO dari dulu dari Barat = advance race, ada pistol laser, piring terbang dan sebagainya - mampu melihat dunia dari atas lantas membuat peta tersebut (ini salah satu contoh). Atau mungkinkah ada explanation/teori lain dahulu sebelum kita terus ke prasangka itu?
Kisah peta di batu = bro suruh saya check kandungannya peta yang tepat, down to scale, 3D lagi serta seolah aerial view.
Satu je persoalan saya: Kalau betul makhluk itu mampu terbang ke udara dan membina peta itu dengan tepat (kata alien, so guna spaceship la) yang peliknya kenapa lakar atas batu? kenapa tidak guna alat hologram, nano-matter, atau setidak-tidaknya kepingan logam with etchings dan bahan pengawet bersesuaian? Selalunya peta dibuat untuk mobiliti - batu seberat 1 tan (xsilap saya) tu agak sukar nak masuk dalam poket. So, ada irony di sini, yang boleh menyangkal teori tersebut, sebelum diterima secara mutlak. Tidak perlu DAHULU mengaitkan agama, kita cuba saintifik thought dulu, sebagai manusia zaman teknologi moden dan canggih.
Saya tidak menidakkan (kuasa Allah amat besar, semuaya Dia mampu buat) hal `benda dilangit' ini kerana dalam surah Ezekiel dalam Injil ada disebutkan, tapi setelah keluar Al_Quran segala kitab terdahulu telah terbatal dengan sendirinya.
So, ada fine line sini: kerana takutnya tergelincir akidah (walaupun perihal ada disebutkan dalam kitab yang 3 sebelum ini) kita wajib percaya kepada Quran, kerana turunnya Quran telah menjadi batal kitab yang lain.
Sebenarnya, saya juga amat fascinated dengan kes alien/UFO ini. Lihat saja jawapan saya pada acescripters di thread belakang tentang kisah Apollo Program dan segala kejadian yang menyelubunginya.
Apabila membahas perihal alien, saya cuma mengkaji secara duniawi dahulu apabila berbincang atau berteori perihal UFO/alien ini, saya tidak akan memasukkan hal agama, kerana `fine line' yang saya sebutkan tadi mudah amat kita melintasinya. Lagipun tiada bukti kukuh yang amat sangat untuk saya cuba mencari penjelasan melalui agama, kerana kajian saintifik/logik akal masih mampu menyangkal atau mengkaji lebih dalam tanpa perlu melibatkan agama buat waktu ini. |
|
|
|
|
|
|
|
Baru jelas setelah ke sana - ke mari berbincang, bahawa bro thessaily/acescriptesr ingin menyampaika ...
intrepidity Post at 20-4-2012 01:32
Well said bro... Sy stuju sangat2.... |
|
|
|
|
|
|
|
Jin memiliki jasad dengan berbagai bentuk. Dalam hadits Abu Tsa’labah radiyallohu anhu, yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani (22/214-215) No. 573, Al Baihaqi dalam “Al Asma wa Ash Shifat” (827), Al Hakim (2/456) dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam ta’liqnya terhadap Kitab “Al Misykaat” (4148) dan Syaikh Kami Al Wadi’i Rahimahullah dalam “Ash Shahiih Al Musnad Mimma Laisa Fii Ash Shahihain” (1213) bahwa Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam, bersabda:
الْجِنُّ عَلَى ثَلاثَةِ
أَصْنَافٍ: صِنْفٌ لَهُمْ
أَجْنِحَةٌ يَطِيرُونَ فِي
الْهَوَاءِ، وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ،
وَصِنْفٌ يَحِلُّونَ
وَيَظْعَنُونَ.
” Jin terdiri dari tiga kelompok; satu kelompok memiliki sayap dan mereka terbang di udara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok tidak menetap dan berpindah-pindah.”
Hadits ini merupakan dalil bahwa jin memiliki jasad dan tidak mungkin dipahami dari lafazh “satu kelompok memiliki sayap dan terbang di udara” bahwa jin tidak memiliki jasad karena sayap itu berjasad dan tidak mungkin sayap itu ada kecuali pada yang berjasad. Para malaikat pun memiliki sayap. Ada yang memiliki 2, 3, atau 4 sayap dan terbang ke langit yang tinggi dan dia memiliki jasad. Demikian pula Al Qur’an Al Karim menunjukkan bahwa jin yang terbang itu berjasad. Rabb kami berfirman mengabarkan tentang apa yang dikatakan oleh Ifrith kepada Sulaiman ‘alaihissalam
قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ
أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ
تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ
وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ
أَمِينٌ
“Berkata Ifrith dari kalangan jin bahwa saya akan mendatangimu dengannya (dengan membawa singgasana Ratu Saba) sebelum engkau bangkit dari tempat dudukmu dan sesungguhnya saya kuat lagi terpercaya.” (QS. An Naml : 39).
Kalau Ifrith itu tidak memiliki jasad, maka dia tidak akan mampu untuk memikul apa yang dibawa dan tidak mampu pula untuk menjaganya. Demikian pula jin yang terbang di udara diciptakan dalam keadaan memiliki jasad yang sebenarnya berjalan di muka bumi. Jika mereka ingin terbang, maka mereka berubah bentuk lebih dahulu, kemudian terbanglah mereka. Adapun jin dan setan yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk memberikan waswas dan yang lainnya, mereka berubah bentuk seperti udara. Perkara ini sudah diketahui dan merupakan dalil bahwa mereka berjasad.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin itu memiliki jasad dan orang yang berpendapat bahwa mereka seperti udara, tidak memiliki dalil dari Al Kitab dan As Sunnah. Dalil terkuat yang mereka jadikan sebagai hujjah adalah riwayat yang datang dari Wahb bin Munabbih sebagaimana yang disebutkan oleh Asy Syibly dalam kitab “Aakaamu Al Mirjaan fii Ahkaami Al Jaan” bahwa dia berkata: “Jin itu berjenis-jenis dan jenis jin yang asli adalah angin, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak berketurunan. Diantara mereka ada jenis yang makan, minum, berketurunan dan menikah seperti As Sialy, Al Ghuul, Al Qathrub dan yang semisalnya.”
Jika riwayat tersebut shahih, maka sudah diketahui bahwa Wahb adalah seorang ahli sejarah dan dia menukilkan dari kitab ahli kitab, sedangkan kitab ahli kitab itu penuh dengan perubahan dan pengkaburan (antara yang haq dan yang batil, pen).
Sebagian mereka berdalil bahwa jin itu seperti udara yaitu angin, dengan sabda Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي
مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى
الدَّمِ
“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah.” (HR. Al Bukhari (6219) dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha)
Hadits ini bukan merupakan dalil bagi orang yang berpendapat demikian karena mereka berjalan di tempat peredaran darah, bukan karena pada asalnya mereka adalah udara. Akan tetapi, Allah Subhaanahu wa ta’ala, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk. Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa jin itu angin dan tidak berjasad, batil dan sangat jelas kebatilannya karena bertentangan dan bertabrakan dengan dalil-dalil yang banyak dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahih dan telah diketahui secara pasti dari Islam, ijma, akal dan kenyataan yang kita saksikan.
Berikut ini akan saya sebutkan dalil-dalil secara global:
1. Jin itu makan dan minum.
2. Jin menikah dan berketurunan.
3. Jin berbentuk dan berubah bentuk menjadi bentuk manusia dan hewan.
4. Jin melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lain seperti mengangkat beban berat dan yang lainnya.
5. Jin merasakan berbagai keadaan seperti sakit, takut, kuat, lemah, hidup, mati dan yang lainnya.
6. Jin dilihat oleh sebagian makhluk seperti keledai. Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam, bersabda :
إذا سمعتم نهيق الحمار فتعوذوا
بالله من الشيطان فإنه رأى
شيطانا
“Jika kalian mendengar ringkikan keledai, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” (HR. Al Bukhari : 3303 dan Muslim : 2729)
7. Ketika jin itu mampu untuk berubah bentuk menjadi bentuk manusia, maka dia mampu menyakiti manusia baik dengan memukulnya, membunuhnya maupun mencegahnya untuk bergerak dan yang lainnya.
Pada pasal ini kami telah memaparkan dalil-dalil dari para ulama dalam berbagai tulisan yang khusus membahas tentang jin dan setan seperti kitab “Aakaamu Al Mirjaan fi Ahkaami Al Jaan” karya Asy Syibly dan “Luqat Al Mirjaan fi Ahkaami Al Jaan” karya As Suyuthi dan yang lainnya.
Orang-orang yang berpendapat bahwa jin itu berbentuk angin menganggap bahwa jin itu masuk ke dalam tubuh manusia dan berjalan di tempat peredaran darahnya, sehingga mereka menyangka bahwa mereka itu angin. Padahal tidak demikian, karena bisa diambil faedah dari ” berjalannya mereka pada tempat peredaran darah manusia” bahwa Allah Subhaanahu wata’ala, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk sehingga mereka menjadi udara karena jin yang masuk ke dalam tubuh manusia mampu untuk membesarkan diri dalam tubuh manusia sampai dia mampu menguasai seluruh badan manusia.
Berdasarkan penjelasan ini, maka jelaslah bagi pembaca bahwa kita tidak mungkin mengingkari bahwa jin itu memiliki jasad.
Diterjemahkan Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi Hafizhahulloh, dari kitab : Ahkaamul Ta’ammul Ma’aal Jin wa aa’daaburroqo’ Asy Syar’iyyah (Hukum Berinteraksi Dengan JIN dan Adab-Adab Ruqyah yang Syar’i)
Sumber |
|
|
|
|
|
|
|
Apakah jin boleh dilihat oleh manusia?
Allah SWT berfirman yang artinya, “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al-A’raf: 27).
Ayat ini dipahami oleh sekian banyak ulama sebagai dalil ketidakmungkinannya manusia melihat jin. Imam Syafii menegaskan, bahwa berdasarkan ayat di atas, manusia tidak mungkin melihat jin. “Siapa yang mengaku dapat melihat jin, maka kami tolak kesaksiannya, kecuali nabi.” (Maksud ucapan ini adalah yang mengaku melihat jin dalam bentuk yang aslinya. Adapun yang mengaku melihat jin setelah berubah bentuk dengan aneka bentuk makhluk, maka kesaksiannya dapat diterima).
Sebagian yang lain mengakui bahwa jin dapat dilihat oleh manusia jika jin berubah dengan bentuk makhluk yang dapat dilihat oleh manusia. Pendapat ini didukung oleh riwayat-riwayat yang menginformasikan bahwa para sahabat Nabi saw., tabi’in, dan banyak ulama pernah melihat makhluk-makhluk halus, tetapi dalam bentuk manusia atau binatang.
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab sahihnya bahwa sahabat-sahabat Nabi saw. pernah melihat Malaikat Jibril ketika ia datang dalambentuk manusia. Umar bin Khattab menuturkan bahwa suatu ketika datang seorang yang tidak dikenal, berpakaian sangat putih, rambut teratur rapi, tidak nampak dari penampilannya tanda-tanda bahwa ia datang dari perjalanan jauh. Orang itu bertanya kepada Nabi saw. tentang Islam, iman, dan ihsan. Setiap Nabi saw. menjawab, dia membenarkannya. Dia juga bertanya tentang kiamat dan tanda-tandanya. Umar r.a. dan juga sahabat-sahabat Nabi saw. yang mendengarnya terheran-heran. Bagaimana seorang yang berpenampilan rapi, berpakaian bersih, yang berarti bahwa yang bersngkutan tidak datang dari tempat jauh atau dengan kata lain ia adalah penduduk setempat tetapi tidak mereka kenal? Mereka juga terheran-heran mengapa setiap pertanyaannya yang dijawab oleh Nabi saw., selalu yang bertanya itu sendiri yang membenarkannya. Ketika percakapan Nabi saw. dan pendatang itu selesai, Nabi saw. bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian, siapa yang datang tadi?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Nabi saw. menjelaskan, “Itulah Jibril datang mengajar kalian agama kalian.” Mendengar penjelasan Nabi saw. itu, Umar r.a. bergegas keluar hendak melihatnya, tetapi ia telah menghilang.
Nah, jika demikian, malaikat dapat dilihat, tetapi bukan dalam bentuk aslinya. Ia dapat dilihat apabila mengambil bentuk yang memungkinkan untuk dilihat manusia.
Demikian halnya dengan jin, ia dapat dilihat bukan dalam bentuk aslinya, tetapi bila ia mengambil bentuk yang sesuai dengan potensi penglihatan manusia. Riwayat-riwayat tentang hal ini sangat banyak. Bahkan, tidak hanya ulama, orang-orang biasa yang tidak ahli agama pun banyak yang mengalami melihat jin dalam bentuk makhluk (manusia atau lainnya). Dan, di antara mereka ada yang sengaja dengan sunguh-sungguh ingin melihat jin, mereka mengamalkan amalan dari orang-orang yang dianggap ahli dalam hal itu, dan mereka ada yang berhasil mendapatinya bahwa jin dapat dilihat dalam bentuk makhluk.
Selain itu, ada beberapa hadis Nabi saw. yang menginformasikan bahwa ada binatang yang dapat melihat jin. Dalam sahih Bukhari dan Muslim, sahabat Nabi Abu Hurairah menyampaikan bahwa Nabi saw. bersabda, “Kalau kalian mendengar suara ayam jantan berkokok, maka mohonlah kepada Allah anugerah-Nya, karena ketika itu dia melihat malaikat, dan jika kalian mendengar teriakan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan setan, karena ketika itu dia melihat setan.” |
|
|
|
|
|
|
|
Allah s.w.t. berfirman
"Jika kamu bertelingkah pendapat pada sesuatu, maka kembalilah dia kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, kerana itulah yang lebih baik, dan lebih bagus kesudahannya"
(Surah An-Nisa:59) |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 1471# thessailly
adakah jin mampu mengubah alam fizikal TANPA arahan manusia??
jawapannya ialah YA. tapi itu sebelum penciptaan Adam.
-selepas wujudnya Adam/khalifah/manusia, jin tak lagi bebas di alam fizikal.
jgn belit2.. = kasi tau ape yg dorang 'ubah'??? buat piramid ker?? |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 1491# muda_nerq
tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii... menurut abu sail dgn ketuanan UFO.... pyramid tu UFO/Jin yg buat... = dorang buat pyramid je.. kaabah dorang tak buat |
|
|
|
|
|
|
|
rasanya kalau tak tercetus perkataan 'ADAM-ADAM SEBELUM ADAM' mesti tak jadi kontroversi sangat kat benang ni. sepatutnya 'MAKHLUK SEBELUM ADAM' barulah orang tak keliru. pendapat saya saja.... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 1495# thessailly
so.. jin X MAMPU buat ape2 laa kan??? ape lagi nak angkat batu tanpe perintah manusia.. rite?? rite??? |
|
|
|
|
|
|
|
banyak cakap.. prong preng prong preng = last2 x mampu nk ckp apebende yg konon jin 'ubah' |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 1493# muda_nerq
ni bukan 'orang' cine yg buat.... ni JIN cine yg buat |
|
|
|
|
|
|
| |
|