CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 1828|Reply: 1

Manfaat Alergik Bagi Kesehatan Yang Tidak Disedari.

[Copy link]
Post time 8-6-2012 10:04 PM | Show all posts |Read mode


Alergi dapat mengganggu hingga mematikan. Gejala-gejalanya bisa berupa gatal, batuk dan bahkan penyumbatan saluran napas. Sebenarnya, alergi merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menghalau zat berbahaya.

Para ahli mengatakan bahwa saat tubuh mengalami alergi, ada hal lain di dalam tubuh yang sedang terjadi. Alergi sebenarnya merupakan pertahanan tubuh untuk menghalau parasit penyakit. Alergi berkembang karena tubuh mersepon adanya parasit, namun berubah salah sasaran sehingga zat yang tidak berbahaya seperti serbuk sari dan debu juga dapat memicu alergi.

"Namun pemicu alergi dari lingkungan dan makanan memiliki banyak kesamaan dengan parasit. Ada penjelasan mengapa sistem kekebalan tubuh bisa sampai merespon sesuatu yang bukan mikroba berbahaya," kata Ruslan Medzhitov, profesor immunobiology di Yale School of Medicine seperti dilansir CNN, Kamis (26/4/2012).

Dalam sebuah artikel yang dimuat jurnal Nature, Medzhitov dan rekannya menyelidiki apakah ada penjelasan lain untuk alergi? Pada kesimpulannya, ia berpendapat bahwa alergi sebenarnya dimaksudkan untuk menghilangkan zat berbahaya dari tubuh.

Pada kasus alergi musiman terhadap pohon atau serbuk sari, gejala yang umum terjadi biasanya pilek, mata berair dan banyak memproduksi lendir dalam sistem pernapasan. Semua ini memiliki efek yang sama, yaitu mencoba mengusir sesuatu dari tubuh yang tidak diinginkan.

Demikian pula ketika kulit terasa gatal karena tersentuh pemicu alergi, keinginan untuk menggaruk memiliki efek menghilangkan partikel yang bersentuhan dengan kulit. Tapi terkadang kondisi ini berubah menjadi ekstrim, yaitu rasa gatal yang tak terkendali dan tak lagi bermaksud menyingkirkan zat yang berbahaya bagi kulit.

Gejala alergi makanan termasuk muntah dan diare juga berupaya mengusir zat yang tidak diinginkan. Reaksi yang paling parah dan mematikan adalah pembengkakan mulut atau tenggorokan dan bahkan gangguan pernapasan. Ini merupakan bentuk ekstrim dari reaksi alergi yang normal namun berkembang di luar kendali dan dapat menyebabkan kematian.

"Ada beberapa jenis alergi yang bermaksud menjalankan tugas penting yang bermanfaat bagi tubuh. Namun jika mekanisme ini menjadi tidak terkontrol, maka dapat menyebabkan masalah," kata Medzhitov.

Beberapa orang memiliki reaksi ekstrim sedangkan orang lainnya tidak. Menurut Medzhitov, ada komponen tertentu dari makanan yang kita makan sehari-hari dan efeknya pada tubuh masih belum diketahui dengan pasti. Mungkin ada bahan kimia tertentu dalam beberapa makanan yang memiliki efek berbahaya pada sel-sel tubuh yang sedikit beracun.

Produksi lendir pada orang yang terserang alergi meningkatkan perlindungan dari polutan di udara karena menyebabkan tubuh lebih sedikit menghirup polutan. Jika polutan bersifat karsinogenik, orang yang mengalami alergi akan lebih terlindungi terhadap beberapa jenis kanker dari waktu ke waktu. Tubuh akan bereaksi menghindari lingkungan berbahaya sehingga dapat terhindar dari risiko.

Sebuah penelitian tahun 2011 menunjukkan bahwa alergi dapat mencegah glioma, bentuk paling umum dari tumor otak. Namun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendukung kesimpulan ini.

"Kami percaya bahwa alergi berkembang untuk mengetahui adanya zat berbahaya di lingkungan. Setelah terpapar pemicu alergi pertama kali, sistem kekebalan akan mengingat pemicu alergi dan paparan berikutnya akan merangsang respon yang membantu meminimalkan efek yang berpotensi bahaya," kata Medzhitov.

Menurut Medzhitov, beberapa orang memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mendetoksifikasi zat-zat dibandingkan orang lain. Dan orang-orang yang kurang memiliki mekanisme detoksifikasi ini mengalami alergi bukan untuk sistem pertahanan diri.

              Nothing to Sneeze at: Allergies May Be Good for You
May 12, 2012; 12:06 PM ET

Ah, glorious springtime. It brings flowers, warmer temperatures—and for many, incessant sneezes and sniffles. Everybody curses allergies as annoying at best, and some allergic reactions—such as anaphylaxis, which rapidly lowers blood pressure and closes the airways—can be fatal. But a handful of researchers now propose that allergies may actually have evolved to protect us. Runny noses, coughs and itchy rashes keep toxic chemicals out of our bodies, they argue, and persuade us to steer clear of dangerous environments.

        Most immunologists consider allergies to be misdirected immune reactions to innocuous substances such as pollen or peanuts. Viral and bacterial infections invoke what are called "type 1" immune responses, whereas allergies involve "type 2" responses, which are thought to have evolved to protect against large parasites. Type 1 responses directly kill the pathogens and the human cells they infect; type 2 works by strengthening the body's protective barriers and promoting pest expulsion. The idea is that smaller pathogens can be offensively attacked and killed, but it's smarter to fight larger ones defensively.



Image: flickr/mliu92

        But Ruslan Medzhitov, an immunobiologist at Yale University, has never accepted the idea of allergies as rogue soldiers from the body's parasite-fighting army. Parasites and the substances that trigger allergies, called allergens, "share nothing in common," he says—first, there are an almost unlimited number of allergens. Second, allergic responses can be extremely fast—on the scale of seconds—and "a response to parasites doesn't have to be that fast," he says.

        In a paper published April 26 in Nature, Medzhitov and his colleagues argue that allergies are triggered by potentially dangerous substances in the environment or food to protect us. (Scientific American is part of Nature Publishing Group) As evidence, they cite research including a 2006 study published in The Journal of Clinical Investigation reporting that key cells involved in allergic responses degrade and detoxify snake and bee venom. A 2010 study published in the same journal suggests that allergic responses to tick saliva prevent the pests from attaching and feeding. This mechanism, he argues, is distinct from the classic type 2 response the body uses to defend itself against internal parasites.

        More generally, hated allergic symptoms keep unhealthy environmental irritants out of the body, Medzhitov posits. "How do you defend against something you inhale that you don't want? You make mucus. You make a runny nose, you sneeze, you cough, and so forth. Or if it's on your skin, by inducing itching, you avoid it or you try to remove it by scratching it," he explains. Likewise, if you've ingested something allergenic, your body might react with vomiting. Finally, if a particular place or circumstance ramps up your allergies, you're likely to avoid it in the future. "The thing about allergies is that as soon as you stop exposure to an allergen, all the symptoms are gone," he says.

        Importantly, Medzhitov notes that although allergies are intended to be helpful, they are sometimes excessive and detrimental—the body can go too far. And allergies don't always make sense. "I would say that food is still mostly innocuous," says Dale Umetsu, an immunologist at Children's Hospital Boston, yet "food allergies affect one in 12 kids." How is that protective? According to Medzhitov, foods may have proteins in them that are harmful or they might mimic potentially harmful substances. (With food, he says, there's often little consensus about what, exactly, the offending allergen is.) And one has to think of the evolutionary past, he adds: for our ancestors hundreds of thousands of years ago, many plants that looked like food were toxic, so allergies may have evolved to protect us from them. Finally, he says that some allergies may develop through a "guilt by association" mechanism: An individual might develop an egg allergy after eating eggs in a polluted environment, for instance.  "This is a type of detection by proxy—you use some cue, like smell, or a visual cue or taste, to indicate if a food is associated with something that's noxious. Next time you're exposed to it, you avoid it."
By Melinda Wenner Moyer
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 6-11-2012 11:18 AM | Show all posts
nice info but huhuhu...ak kurang cerah dgn artikel ini
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

Category: Kesihatan


ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

18-1-2025 08:05 PM GMT+8 , Processed in 0.051715 second(s), 14 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list