|
Seperti anai-anai, hari2ku kau mamah hingga terkulai, teguhku berderai, tegapku berkecai, meratap dalam senyap yg melambai, perlahan terhapus dan melerai, kebersamaan tercerai, menyalahkan pasrah apakah hatimu sampai, jalur yg pernah kita ukur dulu sebetulnya harapan tak bertangkai, ibarat kerikil mentertawakan badai, sayup rahsia alam mencanai dlm tandusnya damai. |
|