CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: penyudisko

Indonesia lancar roket ke angkasa lepas

 Close [Copy link]
Post time 5-7-2009 09:52 PM | Show all posts
76# windof


Ini hanya baru permulaan saja......permulaan yang baik.
Apa yang dikemukakan oleh Menteri Pertahanan Malaysia saya ibaratkan "breaking the ice". Beliau berkata soal Panser 6x6 dan 8x8 hanyalah contoh soal saja.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 5-7-2009 09:55 PM | Show all posts
yup..kire bagusla.kite kan serumpun....sebelum ni kan malaysia ade beli pesawat pgangkut dari indon kan
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 12:26 AM | Show all posts
82# mamat2009

mana indon ni mengaku serumpun...
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 09:06 AM | Show all posts
83# Periuk_api1209

jgnla marah saudara...indon tu ade 250 juat ummah...ade yg berfikiran ekstrem,ikut perasaan...relek ar bro...kite yg Allah bagi akal yg waras,janganla terjebak sekali dlm emosi2 nih..banyak lagi masalah ummah lani
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 05:59 PM | Show all posts
belum pasti semuanya islam kan.
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 06:11 PM | Show all posts
81# kalasnhikov
ya gitu lah pak kala, semoga bukan setakat panser....mudah2an melarat ke helikopter, pesawat terbang, rudal, roket,  senapan dan berbagai lagi
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 6-7-2009 06:20 PM | Show all posts
mana tau pas ni nuklear plakkan
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 09:07 PM | Show all posts
Post Last Edit by malon at 6-7-2009 20:32
Buat roket mudah ke?.....roket yang mana satu?...
buat roket air memang mudah sekali....anak sekolah pun bisa buat. Tapi tak guna langsung.
Jika buat roket mudah, tak akan pembuatan roket ini menja ...
kalasnhikov Post at 5-7-2009 11:33
Apa sih susahnya buat roket? Buat roket macam goreng pisang lah bro..

Anak Bangsa di Balik Peluncuran Roket Prestisius di Bumi Indonesia

Para anak bangsa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang membuat proyek prestisius: roket pengantar satelit (RPS). Sesuai namanya, roket itulah yang akan mengantarkan satelit ke orbit. Kalau sukses, Indonesia masuk jajaran negeri elite di teknologi antariksa.

FAROQ ZAMZAMI, Jakarta


SEPINTAS jika melihat namanya, Pusat Teknologi Wahana Dirgantara (Pustekwagan), tentu orang akan membayangkan fasilitas menuju tempat penelitian dan pengolahan roket itu akan memadai. Namun, kenyataannya, pusat riset di Desa Mekarsari, Rumpin, Kabupaten Bogor, itu lokasinyasangat terpencil.

Tidak hanya itu, jalan menuju pusat teknologi tersebut juga sudah rusak parah. Kondisi itu terlihat ketika memasuki Kecamatan Rumpin. Hampir seluruh badan jalan berlubang dan aspalnya terkelupas. Maklum, ruas jalan tersebut digunakan untuk lalu lintas truk pengangkut materialbangunan.

Di tengah lingkungan seperti itulah, para ilmuwan dari lembaga yang berada di bawah Lapan, termasuk Dr Rika Andiarti, kepala Bidang Kendali Lapan, bekerja mengembangkan roket temuannya, RPX 420, yang rencananya diluncurkan dua bulan mendatang.

"Saat ini Lapan memang sedang memiliki program besar. Yakni, meluncurkan satelit dari bumi Indonesia," kata Rika Andiarti kepada Indo Pos (Jawa Pos Group) dengan bersemangat.

Wanita berjilbab itu lalu menjelaskan tahap-tahap pembuatan roket RPX420 yang menurutnya merupakan roket terbesar yang pernah dibuat Lapan."Roket itu diperkirakan memiliki berat 1 ton," kata wanita berkacamata yang hari itu mengenakan jilbab warna hitam tersebut.

Sembari menjelaskan, doktor lulusan Ecole Centrale de Nantes, Prancis, itu menunjukkan buku catatan yang berisi gambar tentang rangkaian roket dan hitung-hitungan daya jangkaunya. Untuk menerbangkan satelit, katadia, dibutu*kan roket yang mampu menjangkau ketinggian 300 kilometerdari permukaan bumi. Sebab, pada ketinggian itulah satelit bisa mengorbit.

"Yang sedang kami kembangkan adalah roket RX 320 dan RX 420. Gabungan roket itu kami beri nama RPX 420," kata Rika.

Meski belum bisa dilakukan di negeri sendiri, wanita kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 30 Januari 1967, itu mengakui bahwa pemerintah Indonesia sudah sering meluncurkan satelit. Tahun lalu, misalnya, pemerintah bekerja sama dengan Jerman meluncurkan satelit dengan nama Lapan-Tubsat. Yakni, kerja sama antara Lapan dengan Technische Universitat Berlin (Universitas Teknik Berlin).

Satelit Lapan-Tubsat itu berbentuk kotak berberat 57 kilogram dengandimensi 45 x 45 x 27 sentimeter. Satelit itu bertugas memantau kabakaran hutan, banjir, dan gunung berapi di wilayah Indonesia.

Ibu dua anak itu menjelaskan, RX 320 memiliki diameter 32 sentimeter, sedangkan RX 420 memiliki diameter 42 sentimeter. Roket yang sudah diujiterbangkan adalah RX 320. Saat itu dua roket RX 320 diujiterbangkan di Garut, Jawa Barat. Hasilnya, sangat memuaskan alias sesuai yang diinginkan. Sedangkan RX 420 baru dilakukan uji statis dilingkungan Pustekwagan. Uji statis juga menunjukkan hasil positif. Salah satu indikatornya adalah motor roket tidak meledak.

Sementara itu, rencana uji terbang roket pada Mei nanti terdiri atas gabungan RX 320 dan RX 420. Komposisinya, tiga rangkaian RX 420 dan satu RX 320. Skenarionya, tiga RX 420 berada dibagian bawah dan RX 320 yang di atas. Roket itu akan membawa satelit berukuran kecil atau nano satelit. Berat satelit tak lebih dari 5 kilogram.

Dari perhitungannya, jika dilontarkan dengan sudut elevasi 70 derajat,RX 420 akan memiliki daya jangkau 105 kilometer dengan ketinggian 50 kilometer. Jika sudut elevasinya 60 derajat, daya jangkaunya adalah 95 kilometer dengan ketinggian 45 kilometer.

Bagaimana kalau diluncurkan dengan posisi tegak lurus? "Roket tak pernah diterbangkan dengan sudut elevasi 90 derajat. Pasti akan jatuh kembali di tempat awal roket diterbangkan," katanya lantas tersenyum.

Rangkaian tiga roket RX 420 dan RX 320 diharapkan mampu menjangkau ketinggian 300 kilometer. Tak hanya mencapai target ketinggian yang ditetapkan, Lapan juga berharap roket tersebut memiliki kecepatan 7,7 kilometer per detik. Dengan posisi tersebut, satelit akan mampu bekerja.

Sudah cukup? Walaupun jangkauan sudah sesuai keinginan, pihaknya juga sedang mengkaji kemampuan satelit ketika berada di angkasa. Untuk itu, pihaknya akan memberi sistem pemindai elektronik dan beberapa sensor pada roket. Yakni, sensor percepatan, GPS, dan lain-lain. "Alat-alat itu akan membaca ketinggian dan perilaku roket saat terbang," katanya.

Dengan sistem seperti itu, lanjut Rika, roket tak hanya sampai ke orbit, tapi juga mampu mengirim pesan-pesan yang diinginkan ke bumi.

Rika mengakui, kemampuannya membuat roket murni didapat dari mempelajari berbagai literatur. Sangat tidak mungkin belajar membuat roket dari negara lain. Sebab, sekitar 34 negara yang menguasai teknologi ini di forum Missile Technology Control Regime (MTCR) cenderung mempertahankan eksklusivitas mereka. Teknologi roket antariksa sangat mudah diubah menjadi rudal balistik (peluru berpandu).

"Saya belajarnya, ya text book. Kalau saya belajar di luar negeri,pasti nggak boleh lagi balik ke Indonesia," katanya lantas tertawa.

Selama menjadi ilmuwan di Pustekwagan, Rika sudah menghasilkan ratusan roket. Mulai yang berdiameter kecil hingga yang besar.

Berapa dana yang dibutu*kan untuk membuat RPX 420? Menurut warga Vila Serpong, Tangerang itu, biayanya bergantung pada besar kecilnya roket. "Kalau untuk RPX 420, berapa dananya saya belum tahu. Banyak komponen yang dihitung," katanya.

http://www.mtcr.info/english/index.html
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 6-7-2009 10:51 PM | Show all posts
Sebetulnya Malaysia pun telah mendahului dalam pembangunan satelit melalui Razaksat....sedangkan indonesia menyusul dengan lapan-tubsat. Tapi tak tau lagi sejauh mana kemampuan Malaysia dalam "further development" satelit razaksat ini. Sedangkan lapan-tubsat generasi 2 sudah dapat dikatakan dibuat oleh tenaga ahli indonesia. Walaupun design masih banyak memakai model lapan-tubsat generasi sebelumnya. Keterlibatan ahli jerman sudah dapat dikatakan tak ada.
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 11:19 PM | Show all posts
85# ZENC
hanya di mekkah dan madinah saja lah kita yakin orang kita temui pasti muslim.....
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 01:52 AM | Show all posts
belum pasti semuanya islam kan.
ZENC Post at 6-7-2009 17:59


yup betul tuh,kekadang tu yg provoke2 ni org bukan islam.saje nak lage2 kan org islam
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 01:54 AM | Show all posts
Sebetulnya Malaysia pun telah mendahului dalam pembangunan satelit melalui Razaksat....sedangkan indonesia menyusul dengan lapan-tubsat. Tapi tak tau lagi sejauh mana kemampuan Malaysia dalam "further ...
kalasnhikov Post at 6-7-2009 22:51



erm razaksat tu bukan kompeni amerika ke yg buat??ade pakar tempatan yg join ker?bagusla mcm tuh :pompom::pompom:
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 10:37 AM | Show all posts
UJI COBA ROKET: Selangkah Menuju RPS
Selasa, 7 Juli 2009
Oleh YUNI IKAWATI

Bagai sekeping puzzle, keberhasilan uji terbang roket eksperimen RX-420 yang dilaksanakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (2/7), telah melengkapi gambaran tentang peta jalur menuju Roket Pengorbit Satelit.

Roket berdiameter 420 mm dan panjang 6,2 m itu merupakan roket terbesar yang dibuat dan berhasil diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam 10 tahun terakhir. Dengan bobot 1,000 kilogram, RX-420 melesat hingga jarak 101 kilometer dan ketinggian 53 kilometer dengan kecepatan 4,4 mach (4,4 x kecepatan suara).

Keberhasilan peluncuran ini menjadi pembuka jalan menuju Roket Pengorbit Satelit (RPS) atau Satellite Launch Vehicle (SLV) yang direncanakan Lapan meluncur pada tahun 2014. Dalam konfigurasi RPS ini, RX-420 merupakan struktur utama.

Untuk membawa satelit ke orbit berketinggian sekitar 300 km akan dibuat RPS terdiri dari empat tingkat propulsi, berturut-turut meliputi RX-420 (3 unit) di tingkat dasar sebagai booster atau roket pendorong. Dua propulsi RX-420 di tingkat dua dan tiga serta satu propulsi RX-320 di tingkat empat bagian puncak. Panjang total RPS ini 9.496 mm dengan berat total sekitar 3,8 ton. Satu roket RX-420 yang berbobot sekitar 2 ton memiliki jangkauan 120 km. Dengan konfigurasi itu, SLV I diharapkan dapat menjangkau ketinggian sekitar 300 km. Roket ini dapat membawa muatan 50 kg sampai orbit di ketinggian sekitar 250 km. Kecepatan horizontal roket di orbit mencapai 7 km-8 km per detik. Roket RX-420 merupakan roket keenam Lapan.

Menilai peluncuran pekan lalu, Kepala Lapan, Adi Sadewo Salatun mengungkapkan, perlu ada perbaikan pada RX-420, yaitu pada bagian sirip, nosel, dan propelan. ”Pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan adalah meningkatkan oktan atau spesifik impuls (Isp) dari 230 menjadi 300,” ujarnya. Untuk itu akan dipilih butiran amonium perklorat lebih halus.

Paduan propelan juga akan ditambah beberapa aditif untuk meningkatkan nilai impulsnya. Saat ini selain AP juga digunakan aluminium, HTPB (Hidroxy Terminated Polybutadiene) dan TDI (Toluene Diisocyanate). Dalam hal ini sebagai pembanding China menggunakan sembilan macam paduan untuk menghasilkan RPS.

Peningkatan daya dorong roket harus dilakukan dengan meningkatkan oktan atau impuls pada roket. Hal ini dapat tercapai dengan meningkatkan performasi propelan atau bahan bakar roket. Sutrisno, Kepala Bidang Propelan, menyatakan, nilai impuls spesifik (Isp) propelan akan ditingkatkan dari 230 menjadi 250.

Untuk itu, jumlah komposisi bahan bakar akan ditambah dari empat menjadi tujuh jenis. Jumlah kandungan padatan, oksidator, ataupun aditif akan ditambah untuk meningkatkan energinya. Untuk kebutu*an propelan akan dibuat pabrik AP 10 ton per tahun, dari yang sekarang 2 ton per tahun.

Perbaikan ”nosel”

Perbaikan juga akan dilakukan pada bagian nosel atau lubang tempat keluarnya gas. Menurut Kepala Teknik RX-420 Lilis Maryani, pada bagian nosel akan dilakukan pengurangan bobot hingga 40 persen. Saat ini dengan material balok grafit, bobotnya mencapai 90 kg.

Perbandingan antara berat struktur dan propelan masih 500 kg : 500 kg. Harusnya berat struktur ditekan menjadi 200 kg sehingga menyumbang percepatan hingga 3 km per detik. Pengurangan berat akan berpengaruh pada peningkatan jangkauan roket. Pada uji terbang RX-420 mencapai jarak sekitar 100 km atau lebih jauh 2,5 kali lipat ketimbang RX-320.

”Selama ini nosel dibuat dengan dibubut. Untuk menghasilkan produk lebih ringan akan dibuat nosel dari cetakan, bisa dibuat Krakatau Steel,” tambah Adi. Nosel cetakan dibuat dari paduan bahan baja stainless dan aluminium. Uji statik RX-420 hasil perbaikan akan dilakukan Desember 2009 dan uji terbang dilakukan tahun depan, yaitu roket RX-420 dua tingkat, untuk pengujian motor. Jangkauan diharapkan menjadi 150 km.

Terkait konfigurasi itu Kepala Teknik RPS Rika Andiarti mengatakan, tahun depan mulai dikembangkan sistem separasi antarroket. Juga disiapkan nosel untuk lapisan udara ketinggian di atas 20 km ketika motor tingkat dua dinyalakan.

Masalah lain, lanjut Adi, adalah sirip roket yang pada uji terbang pekan lalu retak. Pada uji terbang roket dengan kecepatan supersonik atau 4,4 Mach atau 1,2 km per detik itu terjadi pemanasan aerodinamik sehingga melemahkan material. ”Ini akan diperbaiki dengan memberi perlindungan panas,” tanggap Lilis.

Propulsi RX-520

Konfigurasi empat tingkat RX-420 dan RX-320, menurut Adi, masih memiliki kelemahan pada roket pendorong pendamping atau strap on booster. ”Jika konfigurasi ini tidak berhasil, akan dipilih konfigurasi alternatif dengan kombinasi propulsi RX-520 dan RX-420 agar berat struktur berkurang dan percepatan dapat ditingkatkan,” urai Adi.

Sementara itu, dari segi muatan roket, Kepala Teknik Muatan Roket Lapan Herma Yudhi Irwanto mengatakan, pengujian muatan roket pada RX-420 meliputi dua unit GPS, sensor suhu, sensor gerak, dan sensor kecepatan motor roket.

Pada uji terbang berikutnya akan dilakukan pengembangan peredam getaran untuk muatan roket termasuk satelit. Dalam hal ini engine test satellite sudah mulai dibangun dengan menggunakan teknologi satelit Lapan A1 dan Lapan A2.

Selain itu, dipersiapkan pula peluncur yang mobile. Untuk peluncuran RPS akan dicari lokasi selain Pameungpeuk. Pilihannya adalah daerah Ujung Kulon dan pantai selatan Bengkulu. Untuk program RPS, tahun ini Lapan mendapat alokasi anggaran Rp 50 miliar, naik dari semula Rp 30 miliar untuk optimasi RX- 420 yang mengarah ke RX-520.
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 10:57 AM | Show all posts
erm razaksat tu bukan kompeni amerika ke yg buat??
mamat2009 Post at 7-7-2009 01:54
Bukan. Ia dibangunkan oleh anak tempatan sendiri di ATSB
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 11:08 AM | Show all posts
80# kalasnhikov
Guna otak sikit la.
Malaysia baru saja berjinak-jinak dalam teknologi senjata api. Apa nak heran bila ATM pilih M-4 yang lebih sempurna hasil proses evolusi M-16 selama 30 tahun ?
Negara maju yang sudah lama hasilkan senjata infantri sendiri pun masih ada gunakan M-4 untuk unit tertentu. Tambahan pula LP-02 dibangunkan tanpa mengambilkira ciri-ciri penting yang diperlukan tentera darat malaysia. Ini salah satu sebab ia tak dilengkapi pelancar grenade.
Perkara paling penting dalam isu ini ialah kemampuan malaysia merekabentuk senapang tempur setanding dengan jenama lain yang lebih tua. Sama ada ia dipilih untuk tentera malaysia atau tidak itu bukan persoalannya.
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 03:01 PM | Show all posts
80# kalasnhikov
Guna otak sikit la.
Malaysia baru saja berjinak-jinak dalam teknologi senjata api. Apa nak heran bila ATM pilih M-4 yang lebih sempurna hasil proses evolusi M-16 selama 30 tahun ?
...
BotakChinPeng Post at 7-7-2009 11:08


Artinya??????
Artinya??????
kan...kan...kan...sudah aku bilang Malaysia/Stride masih dalam tahap license.
Aku bagi sedikit pengetahuan sebagai perbandingan Stride dan Pindad dalam hal pembuatan Assault Rifle, perhatikan baik-baik akan tampak perjalanan yang hampir sama...
Pindad sebelum mencipta AR Senjata Serbu/SS sudah mencipta Senjata yang disebut Senjata Panjang/SP dimana senjata ini sudah diuji coba dalam peperangan di Timor Timur/TL, tetapi senjata ini tidak dapat diandalkan dan membahayakan perajurit. Selanjutnya Pindad mengambil license FN sebagai dasar pembuatan senjata lokal yang disebut dengan Senjata Serbu/SS 1 dengan design dari FN tapi beberapa bagian sudah memakai bahan lokal. Perkembangan selanjutnya Pindad melakukan "further development" sehingga tercipta SS 2 dan menurut kabar Pindad sedang memasuki tahap "own design" dengan mengembangkan Senjata Serbu/SS 3.

Stride dengan LP-02 nya melakukan kesalahan yang sama dibuat Pindad dengan Senjata Panjangnya. Kemampuan baru setakat license sudah mau membuat senjata sendiri.
Industri senjata yang murah dan berkesan seharusnya melalui tahap license-ToT-further development-own design.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 7-7-2009 03:30 PM | Show all posts
selalu yer banyak pencapaian yang mesia dah lakukan cumer tak dihebohkan jer..
takkan sumer bende nak bgtau orang..tak gitu..
Reply

Use magic Report

Post time 8-7-2009 02:59 PM | Show all posts
55# cmf_tin

biasalah indon...kaya tong kosong gitu...nyaring...
indon mao kasi tao sama rakyat mereka bisa bikin itu bisa ini...tapi nol (kosong)
keupayaan indon bikin roket bisa menghiburkan rakyat indon yang gelandangan..gak ada pekerjaan...

gue pasti deh...proyek roket itu akan hanya tinggal rencana kerna ga ada dana...

yang pasti rencana..tinggal rencana...
Reply

Use magic Report

Post time 8-7-2009 03:02 PM | Show all posts
96# kalasnhikov

senapan SS itukhan lesensi juga ...kaya pesawat CN325...tak gitu malon???
Reply

Use magic Report

Post time 8-7-2009 10:39 PM | Show all posts
99# gede-bab


SS mana yang dimaksud?
SS1 memang dapat dikatakan license dari FN, tapi SS2 sudah bukan lagi tetapi bukan original design sendiri. SS2 sudah tahap further development jadi tak tergantung dan sudah berbeda dengan asal negara senjata ini.
CN-235 itu JV.........indonesia dan spain buat bersama. Not license.
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

2-10-2024 09:22 PM GMT+8 , Processed in 0.338775 second(s), 31 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list