View: 15916|Reply: 25
|
Pengakuan Soraya, `Budak Nafsu` Moammar Khadafi
[Copy link]
|
|
Pengakuan Soraya, `Budak Nafsu` Moammar Khadafi
Elin Yunita Kristanti

Moammar Khadafi, mantan diktator Libya sudah lama tewas, pada Kamis 20 Oktober 2011, setelah jadi bulan-bulanan rakyatnya sendiri -- ditarik dari gorong-gorong limbah tempatnya bersembunyi, dihakimi massa, dengan luka tembak di bagian punggungnya.
Namun, kehidupan "Singa Afrika" yang flamboyan, dikelilingi perempuan dan barisan pengawal perawan baru-baru ini kembali mencuat. Ini gara-gara pengakuan seorang wanita bernama Soraya. Ia mengaku sebagai budak seks Khadafi.
Soraya mengaku berusia 15 tahun pada April 2004 saat dipilih Khadafi untuk menjadi salah satu budak nafsunya. Kisah nestapa Soraya, oleh jurnalis Prancis Annick Cojean diangkat dalam buku berjudul "Gaddafi’s Harem: The Story of a Young Woman and the Abuses of Power in Libya" -- "Harem Khadafi: Kisah Gadis Muda dan Penyalahgunaan Kekuasaan di Libya".
Pertemuan pertamanya dengan Khadafi terjadi saat sang diktator mengunjungi sekolahnya. Soraya yang kala itu masih gadis muda itu ditugaskan untuk mempersembahkan buket bunga pada penguasa Libya itu.
"Bayangkan bagaimana senangnya saya saat itu," kata Soraya, seperti dimuat Daily Mail, 7 Juli 2013. "Melihat Khadafi secara langsung...Wajahnya bahkan sudah aku kenal sejak lahir."
Kontak pertama itu berlangsung wajar. Jantung soraya berdebar saat menyerahkan buket bunga itu ke Khadafi, lalu berlutut, dan mencium tangannya. Sang diktator balas menepuk kepalanya. Hanya itu.
Namun yang tak diketahui Soraya, tepukan Khadafi di kepalanya punya arti lain: ia memilihnya sebagai pemuas nafsu.
Hari berikutnya, tiga anggota pengawal Amazon -- pengawal Khadafi, yang semuanya perempuan dan harus masih perawan saat bergabung, mendatangi salon kelas atas milik ibunya. Mereka mengatakan, Khadafi ingin bertemu Soraya. Sang ibu setuju, ia tak punya pilihan lain saat itu.
Dan kemudian, Soraya menaiki mobil SUV menuju ke pos terpencil di mana ia kemudian dibawa ke tenda untuk bertemu Khadafi. Ia diminta bersiap-siap.
Persiapan itu termasuk tes darah, berdandan, dan berganti pakaian, termasuk pakaian dalam. Saat siap, Soraya dibawa ke kamar tidur Khadafi. "Jangan takut," kata Khadafi saat itu. "Aku papamu, kau akan memanggilku seperti itu, aku juga saudaramu, dan segera jadi kekasihmu. Kau akan tinggal di sini dan bersamaku selamanya."
Dan itu adalah hari pertama Soraya menjadi budak nafsu Khadafi, tak dibolehkan pulang dan keluar, hingga saat kematian pria yang kekuasaannya bercokol di Libya hingga 42 tahun itu.
Bersama perempuan budak nafsu lain, Soraya tinggal di ruang bawang tanah tanpa jendela yang pengap, menunggu panggilan dari Khadafi.
Berlagak Feminis
Apa yang terjadi dengan Soraya dan gadis lain, yang tinggal dalam haremnya, bertolak belakang dengan imej Khadafi yang "feminis".
Ia membentuk resimen Khusus Pengawal Amazon, yang anggotanya adalah perempuan. Khadafi juga menulis "Buku Hijau" yang mengadvokasi hak-hak perempuan, dan rajin mengkritik cara Barat memperlakukan kaum hawa.
Salah satu pengawalnya mengaku, Khadafi membuka peluang lebar bagi perempuan di negerinya. "Itu mengapa kami setiap padanya, mencintainya. Ia memberikan kebebasan penuh pada perempuan untuk bergabung dalam kepolisian, menjadi insinyur, pilot, hakim, pengacara, apapun," kata pengawal itu.
Namun, faktanya, banyak pengawalnya yang diperlakukan sebagai budak nafsu. Khadafi bahkan mengincar calon korbannya di acara pernikahan, sekolah-sekolah dan pertemuan politilk. Bahkan ada unit apartemen khusus di University of Tripoli yang ia gunakan untuk memerkosa mahasiswi.
Perlakuannya pada Soraya juga jauh dari kesan feminis. Perempuan malang itu membenci apapun soal Khadafi: kebiasaannya makan bawang putih saat sarapan, ia yang tak henti-hentinya merokok, dan bagaimana ia mabuk saat menenggak Johnnie Walker Black, dan melayang akibat kokain. "Dia menjijikkan dan dia adalah presiden negaraku," kata Soraya.
Di luar Libya tidak ada yang bisa memahami betapa gila Khadafi. Soraya ingat kunjungan mantan PM Inggris Tony Blair.
Blair keluar dari tenda Khadafi dengan hati gembira dan berteriak "Hai, para gadis!" Kepada para perempuan muda yang berkumpul di luar, tidak tahu mereka adalah budak seks.
Soraya mengaku setelah beberapa tahun ia mendapatkan sedikit kebebasan, seperti pulang ke rumah dan memakai telepon selular. Kesempatan itu digunakan banyak budak nafsu melarikan diri, tapi kebanyakan dari mereka tertangkap dan dibawa pulang.
"Sementara aku bahkan tidak berpikir untuk melarikan diri lagi. Aku adalah seorang gadis yang sudah lama terlupakan tanpa apapun di masa depan. "
Setelah Khadafi jatuh dan tewas, pasukan revolusioner mengambil alih istananya, menemukan ribuan material pornografi, poster Jake Gyllenhaal, dan album foto Condoleezza Rice yang disebut Khadafi sebagai "perempuan Afrika-ku tersayang". Juga menemukan labirin bawah tanah tempat Soraya dan rekan-rekannya ditahan. Hari itu para budak seks memperoleh kebebasan.
Bahkan setelah dibebaskan, Soraya belum lepas dari masa lalu yang menghantuinya. Kini ia tinggal di Tripoli, mengisap 3 bungkus rokok tiap hari, sikapnya bersahabat. Ia terus bertanya-tanya apakah orang lain percaya akan kisahnya. "Aku sama sekali tak mengada-ada," kata dia. (Ein/Yus)
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Kolonel Khadafi, Doyan Seks dengan Gadis ABG dan Operasi Plastik
Melly Febrida

Tak hanya wanita yang gemar melakukan operasi plastik demi mempercantik diri. Pria pun demikian halnya. Salah satunya diktator sekelas Muammaf Khadafi. Hebatnya lagi, sang koloner ini melakukan operasi ini saat dini hari dan tanpa anastesi (pembiusan).
Semasa hidupnya, banyak yang segan dan takut dengan Kolonel Khadafi. Tapi rupanya pria yang gemar wanita itu ternyata memperhatikan penampilannya.
Hal itu diungkapkan Ahli Bedah Plastik yang menangani Khadafi, Dr Liacya Ribeiro, dalam dokumenter di BBC Mad Dog : Gaddafi Secret World seperti dikutip Dailymail, Senin (3/2/2014),
Dr Ribeiro saja dibuat bingung karena Khadafi melakukan operasi pada dini hari tanpa anastesi. "Dia ingin lipo fillingkarena seorang pria gurun memiliki kulit jelek dan kami juga melakukan implan rambut," ujar pria yang juga spesialis pembesaran payudara di Rio de Janeiro.
Menurut dr Ribeiro, operasi itu dilakukan hanya dengan anastesi lokal. Tanpa ada obat penenang. Ternyata, itu semua ada alasannya. "Dia (Khadafi) takut seseorang akan membunuhnya," ujar Dr Ribeiro.
Meski banyak kejahatan yang terkuak dari kehidupan Khadafi, dr Ribeiro mengatakan sebaliknya. Ia memiliki sebagian besar kenangan yang baik bersama Khadafi. Tapi ia mengeluh karena desakan agar melakukan prosedur kecantikan tersebut dalam waktu yang sempit. "Dia orang yang sangat baik, ia seorang pria televisi," kata dokter itu.
"Tapi, kami melakukan operasi pada pukul 02.00 dini hari," katanya lagi.
Dr Ribeiro menjelaskan, operasi yang dilakukannya dilakukan di terowongan bawah tanah di istana Tripoli. "Rasanya seperti rumah sakit besar," katanya seraya mengingat. "Ruang operasi di bunker itu sangat bagus."
|
|
|
|
|
|
|
|
Editor : Ferro Maulana |Senin , 26 Agustus 2013 - 02:46:44 WIB | Dibaca : 2111 Kali |
 Kolonel Muammar Khadafi (Muammar al-Qaddafi) (Kanan) Bersama Pengawal Pribadinya, Perempuan Cantik yang diduga sebagai gundik sang diktator Libia Tersebut | Ist
@IRNewscom I Libia: DIBALIK buku biografi Kolonel Muammar Khadafi (Muammar al-Qaddafi), mengungkapkan aksi bejat sang dikatator Libya tersebut, dengan banyak melakukan aksi pelecehan seksual, serta mengurung banyak gadis remaja di bawah umur (Anak SMA), di sebuah ruang bawah tanah di benteng yang terkunci.
Ya, Kolonel Khadafi sewaktu berkuasa dulu, memerintahkan penculikan terhadap siswi tersebut, yang kemudian disimpan menjadi budak seks di sebuah kompleks Istana Khadafi, demikian menurut buku sang Diktator tersebut.
Gadis yang diketahui bernama Soraya ini, diculik saat dia berumur 15 tahun dan ditahan selama lima tahun di sebuah ruang bawah tanah di benteng, yang letaknya enam mil di luar Tripoli, Libya.
Soraya mengatakan, bahwa dirinya diperkosa, dipukuli dan dianiaya setiap harinya. Dan, dia melihat pelecehan serupa terhadap gadis-gadis lain dan anak laki-laki juga turut disekap.
Kisah biadab ini, dan saksi mata yang juga mengetahui, dengan mengatakan, bahwa mereka diperkosa secara zalim, yang dituangkan ke dalam buku biografi Kolonel Khadafi (Gaddafi's Harem): 'The Story Of A Young Woman And The Abuses Of Power In Libya' yang ditulis oleh wartawan Prancis Annick Cojean.
Buku itu telah terjual lebih dari 100 ribu eksemplar sejak diterbitkan dalam bahasa Prancis tahun lalu dan terjemahan bahasa Inggrisnya akan dirilis bulan depan.
Annick Cojean mengatakan, bahwa pria dan anak laki-laki lain juga ikut diperkosa. Khadafi juga mengejar selebriti dan istri-istri Pejabat asing (Diplomat).
Dari hasil investigasi dan penyelidikannya, Ms Cojean mengatakan, bahwa pengawal perempuan berparas cantik yang populer yang selalu mengelinginya, pada kenyataannya adalah seorang gundik yang tidak memiliki pengetahuan akan senjata api.
Ms Cojean juga menyelidiki pelanggaran Khadafi lainnya saat berkuasa, setelah bertemu Soraya (yang namanya telah diubah), yang menceritakan kisah mengerikan tersebut.
Setelah memberikan bunga, Kolonel yang memiliki delapan anak ini, menepuk kepalanya. Dia mengatakan, ini adalah simbol untuk bantuan dan penghormatannya, bahwa dia menginginkan dirinya.
Selanjutnya, Soraya dipanggil ke Istana Khadafi yang berjarak enam mil di dekat Tripoli, Bab al-Azizia, dimana dia langsung dilucuti pakaiannya, dicukur kemaluan dan dibawa ke hadapan Khadafi.
Soraya mengatakan, dia berbaring telanjang (tanpa mengenakan sehelai pakaian pun) di tempat tidur, dan sang Kolonel langsung memperkosanya.
Ketika Soraya memberontak melawan Khadafi, dia dibawa pergi oleh kepala pengawal Mabrouka untuk diberi 'pelajaran'.
Dikutip dari buku tersebut, Soraya mengatakan: "Dia (Khadafi) memegang tangan saya dan memaksa saya untuk duduk di sampingnya di tempat tidur. Saya tidak berani menatapnya."
"Dia (Khadafi) berkata," Jangan takut. Saya papamu."
Siswi SMU itu juga diberikan buku porno. Dan, juga diharuskan menonton sang Kolonel berhubungan seks dengan wanita lain sehingga dia bisa 'meniru'.
Anak laki-laki dan penjaga prianya juga diperkosa oleh sang Tirani tersebut, menurut buku biografi Khadafi.
Lalu, Soraya akhirnya diizinkan pulang pada tahun 2009, namun dia mengatakan, bahwa dirinya merasa malu terhadap keluarganya karena dia melakukan hubungan seks di luar nikah.
Dia menambahkan, bahwa dia akhirnya 'bebas', dengan kematian Kolonel Khadafi pada tahun 2011 lalu, dan berakhirnya perang saudara di Libia
Buku ini juga menampilkan wawancara dengan seorang wanita yang membawa anak-anak di bawah umur ke dalam komplek Istana Khadafi, yang selanjutnya menjadi korban kebuasan seksual sang diktator tersebut.
Cojean juga menuduh Khadafi, telah menikah dengan Safia Farkash, yang berprofesi sebagai mahasiswi. Serta Kolonel itu juga mengejar istri-istri diplomat asing yang cantik untuk menjadi selirnya.
Dikutip dari New York Daily News, Cojean menulis, " Meski, dia (Khadafi) jarang merayu wanita, namun dia sering mempermalukan wanita. Dia harus bertanggung jawab terhadap para korbannya."
Korban perempuan kebiadaban Khadafi secara rutin harus menjalani tes darah oleh perawat pribadi sang Kolonel, untuk memastikan mereka (para korban) bebas penyakit (HIV), jika Khadafi ingin berhubungan seks dengan para korbannya.
Marie Colvin, jurnalis Sunday Times yang tewas di Suriah pada tahun 2012 lalu, juga melaporkan, bahwa perawat pribadi Khadafi mencoba mendekatinya menyuntiknya dengan jarum saat dia berada di Tripoli untuk mewawancarai eksklusif sang Kolonel. Namun beruntung, dia menolak untuk memberikan sampel darahnya. [Dailymail, Fer-12]
|
|
|
|
|
|
|
|
Khadafy kept enemies on ice, ran university rape dungeon By Ian Mohr
The late Libyan dictator Moammar Khadafy in 2011.Photo: Reuters
An upcoming documentary on late Libyan dictator Moammar Khadafy reveals shocking new details of the ruler’s brutal regime, including keeping his enemies’ corpses in freezers and maintaining a secret sex den on the Tripoli University campus where he’d rape coeds. In Christopher Olgiati’s “Mad Dog: Inside the Secret World of Muammar Gaddafi,” the director uncovers the leader’s depraved sexual predilections, barbaric revenge tactics and lifestyle he led making $1 billion per week, by interviewing those who were closest to him. The Showtime doc airs this coming Friday, days before a Libyan trial of Khadafy’s sons, Al-Saadi and Seif Al Islam, and his spy chief, Abdullah Senussi. Among those interviewed, Olgiati tracked down Khadafy henchman Frank Terpil, a rogue CIA agent in Cuba after being sentenced to 53 years in Manhattan State Supreme Court for illegal arms dealing. Terpil, according to the doc, ran what Khadafy called his “Murder Incorporated,” a “murder for hire” team with fellow former CIA operative Edwin Wilson. Terpil recalls one hit in which the leader demanded that the head of his intended target be brought to him in a cooler. “I was in Geneva with Wilson. [A Khadafy relative] opened up a letter of credit for a million dollars for [the target’s] demise, on the caveat that his head be delivered back in a cooler to Libya so Khadafy could actually look at the results of the work,” he says. Another source in the doc explains how Khadafy liked to visit his dead enemies. “He’d keep his victims in the [freezer] and visit their bodies frozen” for 25 years. Olgiati and producer Michael Chrisman also gained access to the leader’s secret sex den where he’d rape women after his rambling speeches at the local university. The untouched room contains a bed, Jacuzzi and area where the women were checked for STDs, with surgical instruments, rubber masks and anaesthesia. Olgiati told us of Khadafy, “He was utterly charming, utterly ruthless and stupendously rich. He was driven solely by his lust for power.”
Gaddafi kept the head of an enemy in his freezer and had a dungeon built below a university where he would rape students, new documentary reveals
- [size=1.4em]Gaddafi ordered the hit men to decapitate one of his victims to prove he was killed
- [size=1.4em]The head was stored in a freezer for decades and viewed periodically by the despot
- [size=1.4em]He also ran a sex dungeon at Tripoli University where he would rape coed after giving speeches
- [size=1.4em]These disturbing revelations were made in the documentary 'Mad Dog: Inside the Secret World of Muammar Gaddafi'
[size=1.2em]PUBLISHED: 15:20 GMT, 6 April 2014 | UPDATED: 17:03 GMT, 6 April 2014 [size=1.2em]s
[size=1.2em][size=1.2em]More disturbing details have emerged telling of former dictator Muammar Gaddafi’s iron-fisted rule over Libya.
[size=1.2em][size=1.2em]The despot kept the severed head of one of his enemies in a freezer for 25 years and built a secret sex dungeon on the campus of a college specifically to rape coeds, according to a new documentary on his brutal regime.
[size=1.2em][size=1.2em]He also stored the bodies of other rivals he had killed and would visit them occasionally at a walk-in freezer. The sex chamber was built on the campus of Tripoli University.
[backcolor=rgba(0, 0, 0, 0.4)]
+2
[size=1.2em]Dictator: Former Libyan leader Col. Muammar Gaddafi gestures as he enters the U.N. headquarters in 2009 for the United Nations General Assembly
[size=1.2em][size=1.2em]The barbaric horrors are revealed in British filmmaker Christopher Olgiati’s new documentary called ‘Mad Dog: Inside the Secret World of Muammar Gaddafi.’
[size=1.2em][size=1.2em]The film includes an interview with a renegade CIA operative Frank Terpil who ran a ‘murder for hire’ team used by Ghaddafi. The dictator dubbed it ‘Murder Incorporated.’
[size=1.2em][size=1.2em]Terpil says in the film he was given $1m to kill one of the dictator's rivals and deliver his head back to Libya.
[size=1.2em][size=1.2em]Terpil claims Ghaddafi, who was killed by rebels two years ago after his regime was overthrown, kept the head in a freezer along with the bodies of other victims he had murdered.
[size=1.2em][size=1.2em]‘I was in Geneva… [a Ghadaffi relative] opened up a letter of credit for a million dollars for [the target's] demise, on the caveat that his head be delivered back in a cooler to Libya so Gaddafi could actually look at the results of the work,’ he says in the biopic, according to the Post.
[backcolor=rgba(0, 0, 0, 0.4)]
+2
[size=1.2em]Safer now: Libyan students at the University of Tripoli, formerly Al-Fateh University, gather for an open day at the Engineering Department on October 9, 2011 -- the school not long ago housed a rape dungeon run by Gaddafi, according to a new documentary
[size=1.2em][size=1.2em]Terpil fled to Cuba after being sentenced to 53 years in prison for illegal arms deals, according to theNew York Post.
[size=1.2em][size=1.2em]A separate source claims the depraved dictator would often visit the frozen bodies of his enemies, sometimes as much as 25 years later.’
[size=1.2em][size=1.2em]The documentary team also found evidence of the depraved dictator's secret sex den at Tripoli University he had built to rape students after giving speeches on the campus.
[size=1.2em][size=1.2em]‘The untouched room contains a bed, Jacuzzi and area where the women were checked for STDs, with surgical instruments, rubber masks and anaesthesia,’ Olgiati told the Post.
[size=1.2em][size=1.2em]‘[Gaddafi] was utterly charming, utterly ruthless and stupendously rich,’ Olgiati continued. ‘He was driven solely by his lust for power.’
[size=1.2em][size=1.2em]‘Mad Dog’ will air Friday on Showtime.
|
|
|
|
|
|
|
|
Cerita Mendiang Khadafi Jalani Operasi Plastik Pukul 2 Dini Hari

Muammar Gaddafi (sumber: istimewa)
Sosok Presiden Libya, mendiang Muamar Khadafi sampai saat ini masih menyita perhatian dunia. Sang diktator meskipun sudah meninggal dunia masih menyimpan misteri soal kehidupan pribadi yang saat ini perlahan mulai terkuak dari testimoni orang-orang yang pernah bekerja dengannya. Dari sikapnya yang dikenal tegas dan keras, Khadafi ternyata sosok yang sangat memperhatikan penampilan. Dari hal busana, jubah yang ia kenakan harus terbuat dari bahan terbaik dan dibuat oleh seorang penjahit khusus. Tak hanya itu, rupanya sang presiden juga sering menjalani prosedur operasi plastik dan implan rambut. Hal itu tentu demi menjaga tampilannya tetap berwibawa di depan rakyat, kolega dan musuh-musuhnya. Untuk prosedur operasi plasti Khadafi secara khusus mendatangkan ahli dari Brasil, Dr Liacya Ribeiro. Operasi juga bukan dilakukan di rumah sakit atau klinik biasa. Di rumah Khadafi terdapat ruangan yang disulap layaknya rumah sakit lengkap dengan peralatannya. Ruangan tersebut khusus digunakan Khadafi untuk menjalani prosedur medis, termasuk operasi plastik. "Khadafi ingin melakukan lipo filling untuk mengencangkan kulitnya, kami juga melakukan prosedur implan rambut,' kata dr. Ribeiro. Dalam tiap prosedur operasi, Khadafi tak pernah bersedia untuk dianastesi secara total. Anastesi pun dilakukan hanya di area tertentu saja atau bius lokal. Hal itu bukan tanpa alasan. Menurut dr. Ribeiro, Khadafi takut seseorang membunuhnya saat ia dalam keadaan tak sadar. Rasa sakit berusaha ditahan Khadafi. Lagipula, kata Ribeiro, sang diktator tak takut pada alat-alat kedokteran dan selalu didampingi ajudan selama 24 jam. Tantangan bagi Ribeiro tak selesai sampai di situ. Permintaan Khadafi seringkali adalah prosedur operasi dilakukan pukul 2 dini hari. Sehinga mau tak mau Ribeiro mendatangi Libya pada pagi-pagi buta. Ruangan tempat operasi juga bukan di atas tanah. Melainkan, di lorong bawah tanah istana Khadafi di Tripoli. "Meskipun permintaannya tak biasa, tapi saya melihatnya sebagai sosok yang ramah dan berwibawa," ujar dr. Ribeiro.
Penulis: Mutia Nugraheni/MUT Sumber aily Mail
|
|
|
|
|
|
|
|
FOTO: Masa Jaya Moammar KhadafiKhadafi berkuasa di Libya selama 42 tahun. Hidupnya selalu berjumpa dengan maut.ddd
Jum'at, 21 Oktober 2011, 10:48Eko Huda S
Pengawal molek Khadafi di Prancis(danbymp.com)
Follow @vivanews
VIVAnews -- Dulu, sebagian besar rakyat Libya menyebutnya pemimpin. Dia dielu-elukan dan ditunggu haru di seluruh penjuru negeri. Dialah Moammar Abu Minyar al-Khadafi alias Moammar Khadafi. Lahir di Surt tanggal 7 Juni 1942. Mati pada usia 69 tahun.
Ayah delapan anak ini meroket ke pucuk negeri kaya minyak itu pada tahun 1969, sesudah melakukan kudeta tidak berdarah. Empat puluh dua tahun menguasai negeri itu, Khadafi kerap kali berjumpa dengan mautdan rajin menghimpun harta. Khadafi mengoleksi begitu banyak mobil mewah dari berbagai merk dan model. Tapi di setiap istana dan vila mewahnya selalu ada ruang bawah tanah untuk berlindung dari musuh. (Baca: Mobil-mobil mewah Khadafi) Khadafi adalah pemimpin yang hidup di dua titik ekstrim. Kemewahan berlimpah ruah di satu sisi dan ketakutan yang luar biasa pada sisi yang lain. (Baca: Kemewahan di Balik Jubah Sang Kolonel) Harta berlimpah dan hidup mewah juga dinikmati oleh anak-anak dan orang-orang di sekitar kekuasaan selama 42 tahun itu. Ada anaknya yang melimpahi pacar, seoang model Inggris, dengan berlian dan perhiasan rupa-rupa bentuk. (Baca: Orang-orang di sekitar Khadafi) Sejak tahun 1973, negerinya dikurung oleh dunia. Namun, Khadafi tetap kokoh. Ia sering tampil dengan jubah khasnya. Berpeci dan berkaca mata hitam. Namun, tak jarang dia tampil dengan seragam militer lengkap dengan segala atribut. Ia tampak gagah dan jaya di hadapan rakyatnya.
Namun, kejayaan itu mulai runtuh sejak Februari 2011. Rakyatnya terpecah. Sebagian dari mereka mulai berani menyebutnya sebagai diktator, mengikuti nomenklatur yang disematkan negara-negara Barat dan Amerika Serikat.
Perlawanan terhadap Khadafi itu terus berlanjut. Hingga pada akhirnya Khadafi tewas tertembak di Sirte, Kamis 20 Oktober 2011.
Lihat foto masa jaya Khadafi di sini.
© VIVA.co.id
|
|
|
|
|
|
|
|
hermmm.. mcm2
byk bebeno artikel pening aku nak baca
aapa2pon aku rasa dia kelihatan weird sgt |
|
|
|
|
|
|
|
Mogilnoye, Ukraine (CNN) -- In the Ukraine house where she grew up, Oksana Balinskaya's hazel eyes transfixed on television images of Moammar Gadhafi.
He was now a fallen leader, a fugitive sought for justice. He had been known as the ruthless leader of a pariah state, a butcher, a delusional man divorced from reality.
But Balinskaya, 25, who served as one of Gadhafi's five Ukrainian nurses for nearly two years, had always seen him in a different light.
She had checked his blood pressure, monitored his heart, stuck him with a needle to draw blood, gave him vitamins and pills for his ailments, though he didn't seem to have many. He was a healthy man.
She even called him "Daddy." All the Ukrainian nurses did. It was a nickname they used to speak about him among themselves, without attracting attention.
"Daddy gave us jobs, money and a good life," she said.
Far removed now from the sands of Libya, Balinskaya sat at the kitchen table with her Serbian husband, looking upward at the boxy TV set atop the refrigerator. Images of Gadhafi's fiery defiance flashed in the face of ouster.
She would feel sorry for him if he were killed or captured, she said.
"Gadhafi was quite considerate to us," she said. "He would ask us whether we are happy and whether we have everything that we need."
Every September, on the anniversary of his rise to power, Gadhafi presented souvenirs to his Ukrainian nurses and other members of his inner circle. Balinskaya received a medallion and a watch etched with his picture.
She took turns with the other nurses accompanying him on foreign trips, sometimes sparking rumors spread in the media about Gadhafi's harem.
All of what was being said about Gadhafi seemed contrary to what she knew about the man -- including the allegations by Gadhafi family nannies and domestic staff that they were tortured and abused.
Gadhafi, she said, always treated her very well.
Her job now lost to Libya's civil war, she pitied the nation.
"If it were not for Gadhafi, who else would have built it?" she said. "It was he who constructed it. He has transferred Libyans from camelbacks into cars."
The rules were strict: No lipstick
By the time Gadhafi visited Ukraine in October 2009, Balinskaya had graduated from nursing school in Kiev and been working in the area of her native Mogilnoye for three years. But life was not easy in Ukraine; she was making only $125 a month.
She knew of opportunities in Libya and had already submitted an application for work there. It was an opportunity to make a better life for herself. Salaries were higher in Libya and she would receive housing and other perks.
She had been waiting for about a month to hear back when Gadhafi arrived on his state visit to Ukraine.
A meeting was arranged for him to meet six personal nurse candidates. Balinskaya was one of them.
She knew little about Gadhafi then and felt nervous at their first meeting. Three of the six nurses had already worked in Libya and knew Arabic. Balinskaya thought she did not have a chance.
Gadhafi greeted them but Balinskaya found nothing special in the selection process.
"I don't know how he made the choice; perhaps he was a good psychologist," she said.
She learned later that he understood people from that first handshake, from that first gaze into their eyes.
Soon, she was on her way to Tripoli. Her job was solely to treat Gadhafi and his large family.
The rules were strict. The attractive Ukrainian nurses wore no flashy makeup or revealing clothes.
"Our appearance was very humble so as to not attract anybody's attention," she said. "We would never put on lipstick going to his house and have vivid colors in our clothes."
She was always surrounded by others -- Gadhafi's wife, children, grandchildren, officials within his inner circle.
"None of us had ever been one on one with him," she said. "There wasn't even a single room in his household where we could have possibly been left alone with him."
That's why she was shocked by the gossip that Gadhafi had sexual relationships with his foreign nurses.
Veteran Ukrainian nurse, Galina Kolonitskaya, 38, who had worked with Gadhafi for nearly a decade, was described in a U.S. diplomatic cable posted by WikiLeaks as a "voluptuous blonde" who "knows his routine." It said the Libyan dictator was deeply attached to her.
"Galina was the same kind of nurse as we all were," Balinskaya said. "She is of course a glamorous and very kind woman with a big heart. She helped me a lot.
"I don't know who created this image about us nurses, as well as about his female bodyguards," she said. "How could anyone in sane mind assume that we could have had any intimate relationship with Gadhafi?"
Hoping to return to Libya
Both Balinskaya and Kolonitskaya left Libya in February when the uprising against Gadhafi took root.
But it was not just the threat of war that prompted Balinskaya to leave.
She was pregnant then and had started showing. She returned to her native Mogilnoye, a village south of Kiev. Her husband Dejan, a 38-year-old Serbian businessman, joined her there.
A month ago, as Gadhafi's regime teetered, Balinskaya gave birth to a baby boy.
Journalists were also eager to hear Kolonitskaya's tales of Gadhafi, lining up at her apartment door. But she has avoided publicity.
"All that gossip about her is untrue," Balinskaya said. "She was totally fed up. There was too much attention on her for no reason."
The nurses, she said, had no personal relationship with Gadhafi.
"I can only say good things about him," she said, thinking of the comfortable life she had in Libya, dreaming of how to make it happen again.
"I very much hope that we will return to Libya," she said, flipping through an album with photographs of herself in Libya.
Only, it will be a different Libya now. One without Gadhafi. Without "Daddy." |
|
|
|
|
|
|
|
pening aku baca artikel google translate tu, sikit je aku dpat hadam |
|
|
|
|
|
|
|
mmg syaitonnnn betol dia nih.... |
|
|
|
|
|
|
|
erkk... peliknye muke... sepelik perangai die...
 |
|
|
|
|
|
|
|
apesal semua pemimpin negara islam macam haramjad? |
|
|
|
|
|
|
|
Propaganda Barat..Sekarang lihat sendiri apa jadi dengan negara Libya..Punah..dia org hanya mahu 'emas hitam' (Minyak), sebelum ini segala kemudahan raayatnya seperti pelajaran & perubatan percuma, sekarang berperang sesama sendiri x habis-habis, sama juga di Iraq, yang kaya raya syarikat minyak depa..kita org Islam percaya bulat-bulat apa yg disogokkan. |
|
|
|
|
|
|
|
"Dia menjijikkan dan dia adalah presiden negaraku," kata Soraya.
this is sad..... |
|
|
|
|
|
|
|
I x percayalaaaa... ni semua propa Barat nk menghalalkan tindakan mereka memecah masuk Negara org... Malaysia kalo x berhati2 pon bakal jd mcm ni |
|
|
|
|
|
|
|
Apa pula pandangan anda semua mengenai Syria? Adakah berbeza dengan Libya? |
|
|
|
|
|
|
|
sejarah ditulis oleh pihak yang menang. |
|
|
|
|
|
|
| |
|