|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 29-1-2012 10:50
Timor Leste Akan Beli SS-2 Dan Pistol G2
SUKOHARJO - Angkatan Darat Timor Leste tertarik melengkapi peralatan militernya yang dibuat oleh PT Pindad.
Deputi Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Pindad, Triyono Andri Susilo, mengatakan pada tahap awal ada tiga jenis senjata buatan Pindad yang akan dibeli oleh Angkatan Perang Timor Leste yakni senjata serbu jenis SS2 yang juga digunakan TNI.
“Selain senjata, Angkatan Darat Timor Leste juga akan memesan amunisi buatan PT Pindad,” jelas Triyono kepada wartawan di PT Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/1/2012).
Selain itu, Angkatan Darat Timor Leste juga akan memesan pistol jenis G2 serta truk angkutan personel seberat 2,5 ton dengan harga antara Rp300 juta sampai Rp900 juta per unit.
“Untuk harga truk angkutan personel militer tergantung medan di Timor Leste,” sambungnya.
Keputusan Timor Leste membeli persenjataan buatan Pindad, terang Triyono, karena Indonesia dianggap paling dekat secara geografis.
Pindad sudah melayani pemesanan persenjataan untuk Kepolisian Timor Leste. “Kalau tidak ada halangan, pesanan dari Angkatan Darat Timor Leste ini baru yang pertama. Sebelumnya, negara itu hanya pesan untuk kepolisian saja seperti dua unit kendaraan water cannon,” urainya.
Sementara itu Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, mengatakan Timor Leste masih perlu melakukan pembenahaan di sektor pertahanan.
“Tepat 20 Mei nanti, Timor Leste genap 10 tahun, masih banyak kekurangan negara ini yang harus dibenahi,” pungkasnya.
http://news.okezone.com/read/2012/01/28/337/565292/militer-timor-leste-tertarik-beli-senjata-buatan-pindad |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 29-1-2012 14:12
Timor Leste Akan Beli SS-2 Dan Pistol G2
SUKOHARJO - Angkatan Darat Timor Leste tertarik melengkapi peralatan militernya yang dibuat oleh PT Pindad.
Deputi Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Pindad, Triyono Andri Susilo, mengatakan pada tahap awal ada tiga jenis senjata buatan Pindad yang akan dibeli oleh Angkatan Perang Timor Leste yakni senjata serbu jenis SS2 yang juga digunakan TNI.
“Selain senjata, Angkatan Darat Timor Leste juga akan memesan amunisi buatan PT Pindad,” jelas Triyono kepada wartawan di PT Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/1/2012).
Selain itu, Angkatan Darat Timor Leste juga akan memesan pistol jenis G2 serta truk angkutan personel seberat 2,5 ton dengan harga antara Rp300 juta sampai Rp900 juta per unit.
“Untuk harga truk angkutan personel militer tergantung medan di Timor Leste,” sambungnya.
Keputusan Timor Leste membeli persenjataan buatan Pindad, terang Triyono, karena Indonesia dianggap paling dekat secara geografis.
Pindad sudah melayani pemesanan persenjataan untuk Kepolisian Timor Leste. “Kalau tidak ada halangan, pesanan dari Angkatan Darat Timor Leste ini baru yang pertama. Sebelumnya, negara itu hanya pesan untuk kepolisian saja seperti dua unit kendaraan water cannon,” urainya.
Sementara itu Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, mengatakan Timor Leste masih perlu melakukan pembenahaan di sektor pertahanan.
“Tepat 20 Mei nanti, Timor Leste genap 10 tahun, masih banyak kekurangan negara ini yang harus dibenahi,” pungkasnya.
http://news.okezone.com/read/201 ... njata-buatan-pindad
PM.Xanana Borong Seragam Militer di PT. Sritex
28 Januari 2012, Sukoharjo: Perdana Menteri Timor Leste, meminta PT Sritex untuk menanamkan investasi di negaranya. Hal ini dilontarkan Xanana saat melakukan kunjungan ke PT Sritex di Sukoharjo, Sabtu (28/1/2012).
Sebelumnya Xanana datang ke PT Sritex sekitar pukul 11.45 WIB dengan dikawal sejumlah personel dari Staf Angkatan Darat Timor Leste. Sementara dari pihak tuan rumah menyiapkan sejumlah personel dari sejumlah anggota TNI dan polisi.
Dalam kesempatan itu, Xanana berkeinginan melakukan kerja sama dengan PT Sritex lebih jauh lagi. Dia berkeinganan agar PT Sritex mau melakukan investasi di negaranya. Tidak hanya itu, dia ingin PT Sritex melakukan training atau pelatihan kerja kepada warga Timor Leste di bidang tekstil.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Sritex, Iwan Setyawan Lukminto mengatakan salama 2 tahun terakhir ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Timor Leste dalam bentuk suplai pakaian seragam terutama seragam tentara. Sementara menanggapi ajakan Perdana Menteri Timor Leste itu, Iwan mengatakan pihaknya akan melakukan penjajakan terlebih dahulu.
Di sisi lain, selain ke Sritex, Xanana Gusmao dikabarkan juga mengunjungi PT Pindad di Bandung. Di sana Xanana mengaku mendapat penawaran untuk membeli senjata dan perlengkapan perang. Namun Xanana mengaku lebih tertarik untuk membeli kendaraan angkut personel.
Sumber: Solo Pos |
|
|
|
|
|
|
|
BPPT - PINDAD Siap Ekspor Ranpur APC
BANJARMASIN - Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Marzan A Iskandar mengatakan institusinya bekerjasama dengan Industri pembuat senjata Pindad siap mengekspor produk hasil kajiannya berupa kendaraan tempur 'Anoa' ke Malaysia dan Brunai Darussalam.
"Kami (BPPT) dan PT Pindad siap melakukan produksi ranpur APC pesanan Malaysia dan Brunai Darussalam," ujar Marzan saat kunjungannya ke Banjarmasin, Jumat (27/1) kemarin.
Marzan mengungkapkan BPPT sekarang ini tengah berkonsentrasi memodernisasi peralatan tempur TNI AD yang sudah tua dan perlu di perbaharui. Dia juga menambahkan kini institusi yang dipimpinnya hampir rampung menyelesaikan pengerjaan 150 ranpur APC pesanan kementrian Pertahanan untuk menggantikan ranpur TNI-AD yang obselete.
"Tidak hanya ranpur yang sedang dikembangkan BPPT, kami juga sedang mengembangkan produk bahan peledak untuk mengurangi ketergantungan impor dari luar," Ungkapnya.
Sumber : KOMPAS.COM |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 29-1-2012 15:25
Anggaran Pertahanan TNI Di Fokuskan KeAlutsista
JAKARTA– Penambahan anggaran yang diterima TNI Angkatan Udara pada 2012 akan difokuskan untuk pengadaan dan peningkatan kemampuan alat utama sistem senjata (alutsista) sesuai program kekuatan pokok minimum (MEF).
Tahun ini TNI AU yang mendapat dana total sekitar Rp8,010 triliun akan mendapat tambahan beberapa pesawat tempur, angkut,maupun pesawat tanpa awak. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, dalam rapat pimpinan TNIAngkatan Udara telah ditetapkan beberapa sasaran untuk 2012, di antaranya percepatan pengadaan alutsista dan peningkatan kesiapan pesawat.
“Untuk peningkatan kemampuan, kebutu*an jam terbang pesawat 2012 adalah 60.061 jam dan 18 jam per hari untuk radar,”katanya kemarin. Sejauh ini ada beberapa program pengadaan pesawat yang sudah mulai berjalan dan tinggal menunggu kedatangan. Diantaranya 16 pesawat tempur ringan Super Tucano dari Brasil, 6 pesawat tempur Sukhoi asal Rusia, 24 unit F16 Fighting Falcon hibah dari Amerika Serikat, dan 4 pesawat angkut Hercules hibah dari Australia.
TNI Angkatan Udara juga membeli pesawat tempur latih dari Korea Selatan yakni T-50 Golden Eagle serta program bersama pembuatan pesawat tempur antiradar KFX/IFX. Pesawat- pesawat itu akan tiba di Indonesia secara bertahap dimulai pada tahun ini hingga 2024. Terkait pesawat Hercules hibah dari Australia,KSAU menuturkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke Australia dan diketahui kondisinya masih baik.
“Ini hibah murni yang sudah disetujui Australia dan Amerika Serikat selaku produsen,”sebut dia. Tahun ini juga akan diluncurkan skuadron UAV atau pesawat tanpa awak di Lanud Supadio, Kalimantan Barat. Penempatan skuadron UAV itu melengkapi skuadron pesawat tempur Hawk 100/200 di sana.
Untuk memperluas jangkauan radar di Indonesia timur, akan dibentuk Satuan Radar 246 di Timika. Radar ini akan saling overlapping dengan jangkauan dua radar yang diresmikan November tahun lalu,yakni Satrad 245 Saumlaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Satrad 241 Buraen di Kupang.
KSAU menegaskan, setiap instansi yang terkait dengan program pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI AU harus betulbetul merencanakan dan melaksanakan program sesuai prosedur dan tataran kewenangannya. Dengan demikian,program yang dilaksanakan akan berjalan lancar dan tidak menjadi permasalahan.
“ Anggaran yang diberikan oleh negara kepada TNI AU berasal dari rakyat dan diawasi oleh rakyat sehingga harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dengan anggaran tersebut,”pesannya. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menuturkan, jangkauan radar sekarang ini belum mampu mencakup seluruh wilayah Indonesia sehingga hal ini masih harus terus ditingkatkan.
Sejauh ini baru sekitar 2/3 wilayah yang mampu di-cover radar. TNI Angkatan Darat yang total mendapat anggaran sekitar Rp30,297 triliun pada 2012 berencana untuk menambah sejumlah alutsista sesuai kebutu*an.“ Kami mem-breakdown apa saja yang dibutu*kan dan hasilnya kita ingin membeli main battle tank (MBT),MLRS, rudal antipesawat,maupun meriam,” kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
TNI Angkatan Laut yang mendapat alokasi sekitar Rp9,024 triliun juga menambah sederet kapal perang,kapal angkut, maupun helikopter. “Kita sudah memesan kapal cepat rudal 60 meter,kapal tanker,juga helikopter Nbell. Kita sudah mulai persiapan untuk produksi kapal selam,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) LaksamanaTNI Soeparno.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/464458/ |
|
|
|
|
|
|
|
Lapan Dan PT. Dahana Bangun Kerja Sama Peroketan
SUBANG-(IDB) : Lapan dan PT Dahana menandatangani nota kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan, pemanfaatan teknologi peroketan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Naskah ditandatangani oleh . Kepala Lapan, Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl. Ing. dan Direktur Utama PT Dahana, Tanto Dirgantoro. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Energetic Material Center (EMC) PT Dahana, Subang, Jawa Barat, ini disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta.
Penandatangan ini termasuk dalam rangkaian kegiatan membangun kerja sama untuk pengembangan roket nasional. Menristek menjelaskan bahwa Kementerian Riset dan Teknologi sedang mendorong kegiatan peroketan nasional dengan melibatkan peran serta BUMN, salah satunya PT Dahana sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi tinggi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Dahana mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung upaya untuk mengembangkan penelitian di bidang peroketan demi kepentingan bangsa. "Dengan kemampuan yang dimiliki, diharapkan kerangka kerja sama dapat dibangun dan diterapkan dengan baik," ujarnya.
Selain dengan PT Dahana, Lapan juga melaksanakan kerja sama di bidang kedirgantaraan dengan berbagai instansi. Beberapa pekan sebelumnya, Lapan dan PT Pindad telah menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan roket.
Sumber : Lapan
Kemarin LAPAN kerjasama Dengan PINDAD
http://indo-defense.blogspot.com ... lin-kerja-sama.html |
|
|
|
|
|
|
|
Lapan Dan PT. Dahana Bangun Kerja Sama Peroketan
SUBANG-(IDB) : Lapan dan PT Dahana menandatangani nota kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan, pemanfaatan teknologi peroketan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Naskah ditandatangani oleh . Kepala Lapan, Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl. Ing. dan Direktur Utama PT Dahana, Tanto Dirgantoro. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Energetic Material Center (EMC) PT Dahana, Subang, Jawa Barat, ini disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta.
Penandatangan ini termasuk dalam rangkaian kegiatan membangun kerja sama untuk pengembangan roket nasional. Menristek menjelaskan bahwa Kementerian Riset dan Teknologi sedang mendorong kegiatan peroketan nasional dengan melibatkan peran serta BUMN, salah satunya PT Dahana sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi tinggi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Dahana mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung upaya untuk mengembangkan penelitian di bidang peroketan demi kepentingan bangsa. "Dengan kemampuan yang dimiliki, diharapkan kerangka kerja sama dapat dibangun dan diterapkan dengan baik," ujarnya.
Selain dengan PT Dahana, Lapan juga melaksanakan kerja sama di bidang kedirgantaraan dengan berbagai instansi. Beberapa pekan sebelumnya, Lapan dan PT Pindad telah menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan roket.
Sumber : Lapan
Kemarin LAPAN kerjasama Dengan PINDAD
http://indo-defense.blogspot.com ... lin-kerja-sama.html |
|
|
|
|
|
|
|
TNI AD Akan Gelar Ekspedisi Kalimantan Khatulistiwa 2012
Tim dari TNI-AD pada April mendatang akan menggelar ekspedisi yang melintasi hutan di empat provinsi di Kalimantan yang diberi nama "Ekspedisi Kalimantan Khatulistiwa 2012".
"Sebelum memulai ekspedisi kami menurunkan sejumlah personil tim peninjau untuk menjajaki medan yang akan dilalui nanti," kata Ketua tim peninjau dari Kopassus, Letkol Inf Iwan Setiawan ketika berada di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Minggu.
Menurut Iwan, tim dari TNI AD ini akan melaksanakan peninjauan untuk rencana ekspedisi di empat provinsi yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
Tim peninjau ini akan melakukan koordinasi dengan pimpinan daerah diantaranya pangdam, korem, kodim, Koramil, kemudian gubernur dan bupati guna melaporkan kami turun kelapangan untuk melaksanakan peninjauan persiapan ekspedisi.
"Tim ekspedisi ini dilakukan ini bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat baik TNI, kalangan sipil, pecinta alam dan kalangan pemerintah dan semua pihak," katanya.
Iwan menjelaskan, tim ekspedisi beranggotakan sebanyak 1.100 orang nanti rencana melaksanakan penjelajahan di perbatasan, penelitian tentang kerusakan hutan, apa karena diakibatkan oleh alam atau diakibatkan oleh manusia.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan melakukan penghijauan pada lahan lahan yang sudah rusak. Tim juga akan mempelajari kemungkinan potensi adanya bencana, apakan potensi bencana di sana karena ulah manusia atau karena alam.
"Kami juga akan melaksanakan penyelamatan flora dan fauna yang ada di Kalimantan yang hampir punah dan juga berupaya menemukan spesies baru, karena kami bersama sama dengan personil dari LIPI dan para ahli baik dari LIPI, ITB, UNPAD akan kami libatkan semua baik dari pusat maupun dari daerah," jelas Iwan.
Sementara Sekretaris Daerah pemkab Barito Utara, Bambang Edhy Prayitno saat menerima tim peninjau mengatakan untuk mendukung kegiatan ini pemerintah daerah siap membantu tim ekspedisi apalagi wilayah Kabupaten Barito Utara akan menjadi salah satu daerah lintasan ekspedisi.
"Kami sebagai salah satu wilayah yang akan menjadi sasaran ekspedisi menyambut dengan baik. Sambutan ini akan kita teruskan kepada dinas terkait di daerah ini untuk memberikan dukungan," katanya.
Selain itu dukungan itu tidak hanya dari pemerintah daerah tapi seluruh elemen masyarakat, generasi muda, LSM yang bergerak di bidang sosial budaya, kemasyarakatan, diberi kesempatan dan berbagi sharing untuk memberikan informasi yang baik tentang kegiatan ini.
"Pada prinsipnya pemerintah dan masyarakat di daerah ini siap mendukung kegiatan ini," kata Bambang.
http://kemhan.go.id/modules.php? ... ticle&sid=10116 |
|
|
|
|
|
|
|
Naval modernisation: A sea change for Indonesia?
To meet its maritime security needs, Indonesia is slowly modernising its naval capabilities. With a better fiscal climate, hopes abound that the country can purchase or build more warships. Some obstacles, though, still prevent its navy from hoisting its sail even higher
A Javanese proverb alon-alon asal kelakon - slowly but surely - seems to reflect Indonesia's naval modernisation bid. Since 2004, Jakarta has begun to beef up its naval muscles at a modest pace. Indonesia aims to have a "Green-Water Navy" by 2024 - a navy second to none in Southeast Asia - an expectation that some may find too far-fetched. But recent increases in military spending might prove the sceptics wrong.
The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) reports that Indonesia's military expenditure has risen 28% in 2010, the largest relative increase in Asia. Furthermore, IHS Jane's forecasts that Indonesia's military spending to rise by 46% to US$9.29 billion from 2011 to 2015, with 71% increase on procurement alone. This bulkier purse could embark Indonesia on the largest naval shopping spree in 40 years.
Why modernise?
As the world's largest archipelagic state sitting astride major global shipping lanes, Indonesia puts a high premium on its maritime security. One of the main responsibilities of the Indonesian Navy (TNI-AL) is to patrol vast swathes of Indonesian waters despite Indonesia having a Sea and Coast Guard (KPLP). However, lack of resources made monitoring of Indonesian seas difficult and resulted in rampant maritime crimes, such as piracy, illegal fishing and smuggling, which annually could cost Indonesia more than US$1 billion.
Furthermore, natural disasters have stressed the versatility of naval power. Following the 2004 Aceh tsunami, TNI-AL played a major role in transporting relief workers and humanitarian aid using its amphibious assets; considering that land infrastructures, such as roads and airfields, were too severely damaged for military transport trucks and aircraft to use.
Maritime boundary disputes too have prompted urgent calls for the government to revamp Indonesia's naval defences. Indonesia still has over ten unresolved maritime boundary disputes with neighbouring states; some of them, like in Ambalat and Natuna Sea, often resulted in naval skirmishes among the disputants. Indonesia and Malaysia are currently in dispute over Ambalat waters off East Kalimantan and Sabah, known to contain huge hydrocarbon reserves. In May 2009, naval skirmishes almost led a TNI-AL vessel to fire upon a Malaysian patrol boat.
Similarly, China's "cow's tongue" claim in the South China Sea which overlapped with Indonesia's exclusive economic zone (EEZ) in the Natuna Sea is a brewing storm. In 2010, a Chinese armed vessel threatened to fire on a TNI-AL patrol boat after the latter had earlier detained a Chinese trawler suspected of fishing illegally in Indonesian EEZ. Therefore, a robust navy is a strategic imperative.
A government report states that Indonesia's naval operational readiness in 2008 was less than 50% on average. Maintenance cycles and repair works are also grossly impaired by the US arms embargo imposed in 1991 and 1999. Spare parts were scarce and some platforms were "cannibalised" in order to keep the others in service.
Green Water Navy
Hence, in 2005, TNI-AL announced its "Green-Water Navy" blueprint to achieve a 274-ship force structure by 2024, divided into a Striking Force (110 ships), Patrolling Force (66 ships), and Supporting Force (98 ships). In addition, it is also upgrading existing assets with new systems and armaments. This is Indonesia's largest naval modernisation plan in over 40 years. The last major modernisation was during 1959-1961 when Indonesia purchased a substantial number of Soviet-made naval vessels.
The blueprint has since been gradually realised with some new platforms joining the fleet. All four Sigma-class corvettes built in the Netherlands have been in service with TNI-AL since 2009. In 2011, Indonesia's amphibious capabilities were also boosted with the commissioning of the fourth Makassar-class Landing Platform Dock (LPD) vessel. One of them even participated in a hostage rescue operation in the Gulf of Aden in March 2010.
For its patrol muscle, Indonesia's naval shipyard, PT PAL, has been able to manufacture fast attack craft and arm them with Chinese C-802 anti-ship missiles. PT PAL is also keen to integrate various naval weapon systems into different platforms. In April 2011, a Russian Yakhont missile mounted aboard an ex-Dutch Van Speijk frigate was successfully test-fired. Such integration of "hybrid" systems would most likely characterise Indonesia's naval shipbuilding capacity in the near term, rather than the more ambitious whole-platform construction of submarines or frigates.
Regardless, TNI-AL also has plans for a major procurement for this decade. PT PAL is about to jointly construct frigates and submarines with foreign naval shipbuilding companies. In August 2010, a project was agreed to locally construct four to 16 guided missile escorts (Perusak Kawal Rudal, PKR) in cooperation with Dutch Damen Schelde.
This 2,400 tonne 105m multi-purpose frigate will be fitted with an array of anti-submarine, anti-surface, anti-air, and electronic warfare systems. TNI-AL's two Cakra-class (Type-209/1300) submarines will also be complemented with three Type-209 Chang Bogo procured from South Korea. With the procurement budget recently increased from Rp.47.5 trillion (US$5.28 billion) in 2011 to Rp.64.4 trillion (US$ 7.15 billion) in 2012, TNI-AL's future fleet might be one step closer to fruition.
Obstacle Course
Nevertheless, Indonesia still has to face several obstacles. Corruption, a hodgepodge of platforms and systems, and a continental-based defence strategy have often plagued Indonesia's naval modernisation schemes and warfighting effectiveness. Former Defence Minister Juwono Sudarsono acknowledged corruption practices, in that up to 40 percent of procurement proposals could be mark-ups.
Standardisation is also a significant challenge as the Indonesian Defence Forces (TNI) operates 173 main weapon systems from seventeen different countries. Lastly, Indonesia still retains its "Total Defence" strategy which puts heavy emphasis on manpower and land operations.
For the Navy to be effective, an overarching maritime defence strategy is required. This means that the sea, rather than the land, should become TNI's main operational environment. As the Senior Service, the Army would be strenuously opposed to such a shift. Given that these obstacles remain unaddressed, Indonesia's naval modernisation is not something for other countries to get nervous about. Though not a sea change yet, it is still quite a change to be reckoned with.
Ristian Atriandi Supriyanto is a research analyst in the Maritime Security Programme at the S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University and a former researcher at the Centre for East Asian Cooperation Studies, University of Indonesia.
http://www.nationmultimedia.com/ ... nesia-30174719.html |
|
|
|
|
|
|
|
Indonesia Siap Gunakan Satelit Terbaru AS
Antena telah dipasang di Bogor dan Parepare. Dana sekitar Rp40 miliar untuk persiapan ini.
VIVAnews - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ke-40 operator stasiun bumi, Landsat. Pertemuan tersebut berlangsung sejak tanggal 30 Januari hingga 3 Februari di Hotel Padma, Kuta, Bali.
Menurut Kepala Bagian Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Elly Kuntjahyowati, pertemuan tersebut dihadiri oleh 19 negara pengguna satelit, termasuk pemilik satelit Amerika Serikat.
"Indonesia sendiri diwakili oleh LAPAN yang merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berkiprah melakukan penelitian kedirgantaraan," ujar Elly di Kuta, Bali, 29 Januari 2012.
Landsat merupakan penginderaan jarak jauh milik Amerika Serikat. Sejak diluncurkan pada tahun 1972, Landsat telah menghasilkan jutaan citra yang disimpan dalam stasiun-stasiun bumi penerima Landsat di seluruh dunia. Citra Landsat telah digunakan di seluruh dunia untuk berbagai penelitian di bidang pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah dan pendidikan.
Sementara itu, Kepala LAPAN, BS Tejakusmana mengatakan, pertemuan tersebut diikuti oleh lembaga antariksa dari berbagai negara yang mengoperasikan stasiun bumi satelit Landsat.
Negara-negara yang dimaksud adalah Indonesia, Amerika, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, China, Jepang, Rusia, Thailand, Equador, Arab, Afrika Selatan, Taiwan, India, Italy, Swedia, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya.
"Dalam pertemuan tersebut, peserta akan membahas tentang aktifitas dan persiapan akuisisi data Landsat oleh operator-operator bumi di dunia termasuk Indonesia," ujar Tejakusmana. Saat ini sudah ada beberapa negara di Asia yang menggunakan satelit Amerika di antaranya Indonesia, Thailand, Taiwan, China, India dan Australia.
"Dalam pertemuan ini, Amerika sebagai pemilik satelit akan meluncurkan Landsat 8. Tetapi sebelum peluncuran tersebut para negara pengguna ingin mendengar langsung tentang laporan perkembangan jadwal, software perekam dan olah data dan sebagainya," kata Tejakusmana.
Indonesia sendiri sudah siap untuk mengopetrasikan satelit generasi terbaru Landsat 8. Antena sudah dibangun di Bogor dan Parepare untuk mengcover Indonesia Timur. Biaya keseluruhan sebesar Rp40 miliar.
• VIVAnews
http://teknologi.vivanews.com/ne ... -satelit-terbaru-as |
|
|
|
|
|
|
|
Menhan: Peningkatan Anggaran TNI untuk Belanja Alutsista Produksi Ddalam Negeri
Senayan - Peningkatan anggaran Kementerian Pertahanan ditujukan untuk melakukan modernisasi alutsista TNI yang ideal, baik dari sumber keuangan pinjaman dalam dan luar negeri. Selain itu, akan diprioritaskan untuk belanja alutsista hasil produksi industri pertahanan dalam negeri.
demikian ditegaskan Menhan Purnomo Yusgiyantoro, dalam raker gabungan dengan Menkeu, Kepala Bappenas di Komisi I DPR, Senin (30/1).
"Ini sesungguhnya tekad yang dicanangkan pemerintah. Dengan demikian modernisasi alutsista TNI ini juga mendorong bagi berkembangnya industri pertahanan dalam negeri," tegas Menhan.
Purnomo mengatakan, anggaran Kemenhan dari tahun-ketahun terus ditingkatkan oleh pemerintah dan didukung oleh DPR, sebagai upaya nyata untuk melaksanakan atas rencana perwuju dan sistem pertahanan negara yang ideal dalam beberapa tahun mendatang.
"Pada tahun 2012 ini, Kemenhan mendapat alokasi anggaran Rp 72,5 trilun ditambah alokasi Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar US$ 6,5 miliar," tegasnya.
Menurut Menhan, pinjaman luar negeri (PLN) sebesar US$ 6,5 miliar itu untuk belanja alutsista dari 2010 hingga 2014.
"PLN sebesar itu, US$ 4,8 milar di antaranya akan dipergunakan belanja alutsista TNI yang bergerak. Dan belanja alutsista bagi TNI yang tidak bergerak sebesar USD 1,7 miliar. Alokasi ini sudah ditetapkan oleh Menteri Bappenas pada 31 Oktober 2011 lalu, dalam daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah hingga 2014," tegasnya.end
Mentri keuangan Dukung Industri Pertahanan Dalam Negeri Produksi Alutsista TNI
Senayan - Menkeu Agus Martowardojo menegaskan, anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada 2012 ini sebesar Rp 72,5 triliun. Anggaran sebesar itu terdiri dari anggaran dari rupiah murni sebesar Rp 56,2 triliun, anggaran rupiah murni pendamping Rp 4,2 triliun.
"Sementara anggaran yang bersumber dari pinjaman dalam dan luar negeri pada tahun ini sebesar Rp 11,9 triliun," ujar Menkeu dalam raker gabungan dengan Menhan, Kepala Bappenas, Panglima TNI, dan jajarannya di Komisi I DPR, Senin (30/1).
Menkeu menjelaskan, dari alokasi pinjaman luar negeri (PLN) untuk belanja atau modernisasi alutsis TNI hingga 2014 mendatang sebesar US$ 6,5 miliar, yang telah setejui untuk alokasi PLN itu sebesar US$ 5,7 miliar.
"Sementara Bappenas hingga kini masih mengkaji atas alokasi PLN yang teralokasi, yang belum dimanfaatkan secara maksimal itu," tegas Menkeu.
Menurut Menkeu, terhadap harapan DPR agar peningkatan anggaran belanja alutsista, juga dapat diserap untuk kalangan industri pertahanan dalam negeri. Dan, Menkeu mendukung hal ini.
"Karenanya, telah di anggaran untuk dialokasikan berbagai kepentingan belanja alutsista bagi TNI, AD, AU dan AL, dari industri pertahanan dalam negeri. Dimana pemerintah pun mengalokasikan anggaran untuk penguatan modal bagi kepentingan BUMN industri strategis nasional tersebut," tegaskan.end |
|
|
|
|
|
|
|
DPR Pertanyakan Rencana Pembelian Pesawat tanpa Awak dari Filipina
INI UAVNYA:
JAKARTA--MICOM: Komisi I DPR mempertanyakan rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Filipina.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani meminta TNI memberikan alasan logis di balik rencana ini. Ia menilai, kemampuan industri pertahanan dalam negeri Indonesia lebih baik daripada Filipina.
"Setahu kami (Komisi I), Filipina itu negara yang industri pertahanannya ada di bawah negara kita, khususnya secara dirgantara. Lalu tiba-tiba kita akan beli pesawat dari Filipina. Tolong diyakinkan kepada kami, apa alasannya," ujar Muzani dalam rapat kerja bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/1).
Sebelumnya, dalam paparan di depan Komisi I, Menhan Purnomo mengatakan adanya rencana TNI untuk membeli pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) dari Filipina. UAV dianggap penting untuk dimiliki untuk menjaga keamanan wilayah Indonesia.
Menurut Muzani, pengadaan UAV dari Filipina tidak perlu karena industri pertahanan dalam negeri mampu bersaing dengan negara tetangga. Ia mencontohkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini masih terus mengembangkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).
"TNI bisa bekerja sama dengan BPPT untuk mengadakan atau memproduksi pesawat jenis ini. Kalau kita tidak bisa bikin, jelaskan kenapa kita pilih pesawat dari Filipina. Lama-lama kita bisa impor dari Timor-Timur atau Vietnam, negara yang justru kita bantu teknologi pertahanannya," tandasnya.
http://www.mediaindonesia.com/re ... -Awak-dari-Filipina
MADE IN FILIPINA..PRODUKSI MADE IN......????SILENT OPERATION |
|
|
|
|
|
|
|
Kopaska Dan Pasukan Khusus AL Rusia “LATIHAN” di KM Multi Prima-1
Foto: Latihan Pembebasan Sandera
30 Januari 2012, Surabaya: Kesibukan aktifitas pelayaran di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) terganggu dengan adanya aksi “perompakan” di KM Multi Prima-1 yang sedang lego jangkar di sekitar pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, belum lama ini Jum’at (20/01). Setelah mendapat kontak, aksi “perompakan” itu direspon oleh Satuan komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim dengan menerjunkan satu tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS), tim ini didukung oleh pasukan khusus AL Rusia dari kapal perang Russian Navy RFS Admiral Panteleev-548 yang sedang bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Tim VBSS Kopaska yang dibekali dengan senjata lengkap meluncur ke arah KM Multi Prima-1 menggunakan kendaraan air cepat yang biasa disebut Sea Rider, demikian juga tim VBSS dari pasukan Khusus AL Rusia bergerak bersama-sama menuju kapal yang sedang dibajak tersebut.
Dua tim pasukan khusus AL dua negara tersebut bergerak mendekati kapal dari arah bunyikan lambung kanan dan kiri. Penyergapan mendadak dan sangat cepat itu mengejutkan para perompak yang ada di atas kapal. Hal itu menimbulkan konsentrasi mereka menjadi terpecah, sehingga tim Kopaska dan pasukan khusus AL Rusia dapat dengan mudah menaiki kapal.
Tidak membutu*kan waktu yang lama bagi tim gabungan untuk melumpuhkan 6 orang perompak yang menyandera awak kapal KM Multi Prima-1. Sekitar 5 menit tim Kopaska dan pasukan khusus AL Rusia dapat menguasai obyek-obyek vital yang ada dikapal seperti Anjungan, Ruang Mesin dan Kemudi Darurat. Nahkoda kapal dan seluruh Anak Buah Kapal (ABK) dapat dibebaskan dengan selamat dan 6 orang perompak tersebut berhasil dilumpuhkan.
Kejadian tersebut merupakan skenario latihan bersama antara Kopaska Koarmatim dan Russian Navy dalam rangka kunjungan persahabatan selama tiga hari kapal perang Rusia RFS Admiral Panteleev di Surabaya. Latihan bersama itu disaksikan oleh Perwira Staf Operasi (Pasops) Satkopaska Koarmatim Letnan Kolonel Laut (P) Sri Gunanto, Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, Atase Pertahanan (Athan) Rusia untuk Indonesia Vladimir Avanasenkov. Selain itu, kedua pasukan khusus AL kedua negara juga menampilkan pameran persenjataan yang mereka gunakan di dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak.
Tentara AL Rusia itu menunjukan persenjataan yang mereka gunakan dalam operasi anti pembajakan dan terorisme di laut, seperti dalam pelaksanaan operasi pembebasan kapal tanker Moscow University pertengahan 2010. Kapal Tanker tersebut milik Rusia yang di bajak perompak Somalia di sekitar Teluk Aden. Kapal Tanker ini membawa muatan minyak mentah sebanyak 86 ribu ton bernilai USD50 juta atau sekitar Rp. 454 miliar (Rp. 9,080 per dolar). Pasukan khusus Rusia yang berada di RFS Admiral Panteleev, berhasil membebaskan 23 pelaut Rusia dan menangkap para pembajak. |
|
|
|
|
|
|
|
Fokus Di Kapal Perang, PAL Kejar Laba 2012 Rp 46 M
JAKARTA. PT PAL Indonesia menargetkan laba perusahaan mencapai Rp 46 miliar pada 2012 ini. Target ini setelah serangkaian restrukturisasi yang dilakukan produsen kapal plat merah ini.
"Dari kalkulasi kami, tahun ini optimistis akan meraih laba. Targetnya Rp 46 miliar," ujar Direktur Utama PT PAL Indonesia Harsusanto, Senin (30/1).
Harsusanto mengatakan, proses restrukturisasi terus bergulir dan mencapai tahap krusial pada tahun ini. Dalam proses restrukturisasi, lanjutnya, PAL fokus pada pengerjaan dan modernisasi kapal perang. "Dengan dua bisnis utama itu, tahun ini kami menargetkan pendapatan perusahaan hingga Rp 1,3 triliun," ujarnya.
Menurutnya, proyek pembuatan kapal perang lebih cerah ketimbang kapal komersial. Saat ini, PAL sedang menyelesaikan pemesanan 12 kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, satu unit kapal tanker Pertamina dan satu unit kapal tanker pesanan Italia. Pemesanan kapal itu akan selesai pada 2013 mendatang.
PAL akan memakai Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 648,3 miliar untuk modal kerja perseroan. Menurut Harsusanto, dana tersebut akan dipakai untuk memperbaiki tempat reparasi bagi kapal-kapal yang menggunakan jasa galangan, mesin derek berat, dan mesin-mesin lainnya (floating dock). Dia beralasan, peralatan tersebut sudah ada yang berumur 30 tahun.
http://industri.kontan.co.id/new ... -rp-46-m/2012/01/30 |
|
|
|
|
|
|
|
DPR Pertanyakan Rencana Pembelian Pesawat tanpa Awak dari Filipina
INI UAVNYA:
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani meminta TNI memberikan alasan logis di balik rencana ini. Ia menilai, kemampuan industri pertahanan dalam negeri Indonesia lebih baik daripada Filipina.
"Setahu kami (Komisi I), Filipina itu negara yang industri pertahanannya ada di bawah negara kita, khususnya secara dirgantara. Lalu tiba-tiba kita akan beli pesawat dari Filipina. Tolong diyakinkan kepada kami, apa alasannya," ujar Muzani dalam rapat kerja bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/1).
MADE IN ...
rifa Post at 30-1-2012 20:47
itu heron male uav buatan israel
pinoy cuma jadi broker......uav yg udah di beli di tempatkan di pontianak juga buatan israel searcher |
|
|
|
|
|
|
|
itu heron male uav buatan israel
pinoy cuma jadi broker......uav yg udah di beli di tempatkan d ...
eltoro Post at 30-1-2012 22:54
ntar beli dari israel langsung, ditanya juga... "Jelaskan kenapa beli dari israel.???" :hammer: |
|
|
|
|
|
|
| |
|