|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Post Last Edit by rifa at 3-2-2012 22:49
Reply 2076# audreyhepburn
Nambah Ah heheheh
Indonesia Membeli UAV Searcher II Israel
3 November 2006
UAV Searcher II buatan Israel (photo : Global Security)
Fox AT-1 yang pernah dibeli pada tahun 1997 (photo : UAV)
Bank Leumi dari Inggris dan Bank Union dari Filipina akan menjadi penyandang dana untuk kredit ekspor (KE) pesawat tanpa awak (unmanned aero vehicle/UAV) Searcher Mk II produk Israel bagi kebutu*an TNI. Saat ini, Departemen Pertahanan (Dephan) masih melakukan negosiasi spesifikasi teknis dan harga dengan Kital Philipines Corp selaku pemenang tender.
''Pembiayaan paling besar dari bank Inggris itu. Tapi kita masih melihat dulu untung ruginya, mana yang lebih murah,'' kata Dirjen Sarana Pertahanan Dephan, Marsekal Muda Slamet Prihatino, Jumat (20/10).
Slamet menjamin pengadaan UAV -- yang mengundang protes kelompok anti zionis Israel -- kali ini sesuai prosedur. Bahkan tim pengadaan Dephan sudah meninjau langsung ke Filipina, Belanda, dan Rusia. Namun hanya UAV dari agen Filipina itu saja yang bisa ditampilkan, diuji terbang, dan memenuhi syarat. UAV Hermes yang diageni perusahaan Belanda sebenarnya bagus namun barangnya tidak bisa ditampilkan.
Pembelian ini menggunakan KE 2005 senilai 6 juta dolar AS. Harga satu unit pesawat UAV juga sekitar 6 juta dolar. Maka, Slamet memperkirakan, pembelian sistem UAV lengkap dengan empat pesawat masih memerlukan KE untuk 2-3 tahun lagi.
Kebutu*an akan UAV diajukan oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI sekitar Februari 2006. UAV ini akan digunakan BAIS untuk kegiatan pengawasan seperti di Selat Malaka. Dalam babak terakhir tender yang diikuti 432 peserta, UAV Seracher Mk II buatan Divisi Malat Israeli Aircraft Industries (IAI), mengalahkan pesaingnya dari Irkut Rusia dan UAV Hermes buatan Elbit Israel yang diageni ELS Ventures, Belanda.
Menurut Slamet, Searcher Mk II digunakan oleh banyak negara. Bahkan sejak peristiwa WTC 9/11, Amerika Serikat mengunakannya untuk memantau keamanan dalam negeri.
Saat peristiwa penculikan peneliti asing oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua (1996), Singapura meminjami TNI satu Searcher untuk mencari lokasi penyanderaan.
Dephan berharap pabrikan Searcher bisa melakukan transfrer teknologi kepada industri pertahanan di Indonesia. Namun, lanjut Slamet, itu tergantung seberapa banyak kita membeli dan seberapa besar mereka mau memberi. Setidaknya, Indonesia tak hanya bisa merakit namun bisa membuat komponennya.
Yang paling canggih adalah alat indera yang dibawa UAV. Slamet belum yakin apakah industri dalam negeri siap menerima transfer teknologinya. UAV ini akan dilengkapi kamera, penjejak panas, dan sensor infra merah. Negosiasi untuk pemasangan laser masih berlangsung.
Pada 1997 BAIS pernah membeli UAV dari Prancis. Namun ketika dilakukan pengujian di Lapangan Udara Kalijati, Subang, Jawa Barat, kemampuannya mengecewakan. ''Baru diterbangkan sebentar sudah jatuh. Ini jadi pelajaran kita dalam membeli UAV,'' kata Slamet. Saat ini UAV Prancis itu teronggok tak terpakai di Kalijati.
Beberapa tahun lalu juga ada rencana pengadaan UAV dari Afrika Selatan namun dibatalkan karena teknologinya sudah ketinggalan 10 tahun. Sedangkan UAV Searcher Mk II mempunyai kemampuan terbang hingga 20 ribu kaki dengan lama terbang (endurance) 18 jam. Daya angkutnya mencapai 100 kilogram.
India tercatat telah membeli 100 unit Searcher Mk II senilai 750 juta dolar AS. Sekitar 25 unitnya telah dioperasikan di wilayah Himalaya. Pesawat dengan panjang 6,5 meter itu beberapa waktu lalu digunakan Israel secara ekstensif juga menggunakannya selama agresi ke Lebanon untuk memata-matai dan mencari sasaran pejuang Hizbullah. Kini Indonesia akan membelinya dengan KE dari bank negara yang menjadi salah satu sekutu dekat Israel, yaitu Inggris.
Latar Belakang
* Israel secara ekstensif menggunakan UAV selama agresinya ke Lebanon untuk memata-matai dan mencari sasaran pejuang Hizbullah.
* Saat peristiwa penculikan peneliti asing oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua (1996), Singapura meminjami TNI satu UAV Searcher untuk mencari lokasi penyanderaan.
www.republika.co.id
http://en.wikipedia.org/wiki/IAI_Searcher
:?: |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 3-2-2012 23:37
Daftar Belanja alutsista 2012
kementerian pertahanan memutuskan selama tahun 2012 membeli sejumlah peralatan temput untuk ketiga angkatan
TNI AD:
1.satu batalyon tank leopard
2.satu batalyon multyple musterrock system
3.heli serang
4.meriam 155 dengan jarak tembak 40km
5.modernisasi roket penangkal udara untuk menembak pesawat
TNI AL:
1.4 kapal(kapal selam buatan korea, kapal cepat rudal, kapal PKR, BCR kapal latih)
2.4 pesawat(pesawat patroli maritim, pesawat antikapal selam, pesawat angkut, pesawat antikapal permukaan).
3.menambah pembentukan pangkalan komando wilayah laut dan pos angkatan laut.
4.menambah 1 divisi marinir
5.satu batalyon tank amfibi BMP3F
6.amunisi roket dan meriam
TNI AU:
1.menambah 6 pesawat tempur sukhoi
2.hibah 30unit f-16(24 diupgrade dan 6 pesawat cadangan)
3.16 pesawat air strike T50 korsel
4.9 hercules(4 hibah dan 5 beli)
5.9 c295
6.mengganti pesawat ovitent dengan EMB 314/A-29 Super tucano dari brazil
7.upgrade 3 boeing 737
8.mendapat cn235 patroli maritim
9.9 helicopter co guard EC 275
10.24 unit pesawat LOB jerman
11.24 unit KT one untuk aerobatic
12.Rudal orlicon dan air to air shoot ring missile (asram)
koran jakarta 24 januari 2012 halaman 3 |
|
|
|
|
|
|
|
KRI Nanggala Tiba Di Surabaya Pada 6 Februari 2012
Jakarta (ANTARA News) - Kapal selam TNI-AL, KRI Nanggala/402 dalam pelayaran kembali ke Tanah Air setelah dua tahun direparasi total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. Direncanakan dia akan merapat ke pangkalannya di Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL, Surabaya, pada 6 Februari nanti.
Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, dan sejumlah besar pimpinan TNI-AL beserta pimpinan DPR akan menyambut kehadiran kembali kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu. Dengan kehadiran kembali KRI Nanggala/402 maka lengkap kekuatan kapal selam Indonesia karena KRI Cakra/401 telah lebih dahulu memperkuat arsenal bawah laut Tanah Air.
Selama perawatan total di Korea Selatan itu, KRI Nanggala/402 bermesin diesel-listrik buatan galangan kapal di Kiel, Jerman, itu diperkuat struktur kapal, "kulit" bajanya, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonarnya. Yang terakhir ini sangat vital dan bisa dibilang menjadi mata, telinga, dan indra peraba kapal selam untuk menghantam ataupun penghindari lawan.
Kali ini, KRI Nanggala/402 dikomandani Letnan Kolonel Pelaut Purwanto, melayari perairan di selatan Korea Selatan hingga memasuki perairan Nusantara. Kapal berkelir hitam dengan beberapa menara pengintai dan penghisap udaranya itu telah meninggalkan Indonesia sejak Desember 2009 dan menjalani pelayaran percobaan pasca perawatan besar di Korea Selatan pada Desember 2011.
Sebelum KRI Nanggala/402, galangan kapal sama di Okpo, Korea Selatan, itu juga sukses merawat secara menyeluruh terhadap KRI Cakra/401, kapal selam identik dengan dia mulai Mei 2004 hingga 13 Februari 2006. Dengan kedua proses perawatan berat itu, Indonesia juga menyerap pengetahuan dan penguasaan teknologi perkapalselaman dari negara maju.
Sejak pertama kali memiliki kapal-kapal selam pada masa Orde Lama, TNI-AL menamai flotila kapal selamnya dengan nama-nama senjata perwayangan. KRI Nanggala-402 mengambil nama dari senjata pewayangan "Nanggala", sebagaimana halnya dengan KRI Cakra/401, dibuat galangan kapal Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada 1981 tipe U-209/1300.
Kapal selam ini memiliki bobot mati 1.395 ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot di dalam air, menyelam di kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan lut, dan diawaki 35 anak buah kapal termasuk komandannya.
Indonesia merupakan negara pertama di ASEAN yang memiliki kapal selam, sejak masa pemerintahan Soekarno. Tercatat Indonesia pernah memiliki hingga 12 kapal selam kelas Whiskey dari Rusia, bahkan sebagian sempat "dipinjamkan" secara diam-diam kepada Pakistan untuk menghadapi armada laut India pada dasawarsa '60-an.
Dalam banyak buku ajar dan praktik peperangan laut dan maritim, kepemilikan dan pengerahan kapal selam bernilai amat sangat strategis. Kapal selam juga mampu menjadi alat pemunah akhir yang sangat sulit diprakirakan manuvrabilitasnya dalam banyak peperangan laut dunia.
Walau saat itu Indonesia merupakan negara baru, namun Presiden Soekarno sangat paham akan peran strategis flotila kapal selam itu, sehingga pendekatan dengan Blok Timur menghasilkan kehadiran 12 kapal selam kelas Whiskey dari Rusia itu.
Di ASEAN, belakangan Singapura memiliki empat kapal selam bekas Kerajaan Swedia dari kelas Sjoormen (di Inggris dikenal sebagai kelas Challenger); diikuti Malaysia yang membeli kapal selam baru kelas Scorpene dari Perancis. (ANT)
http://www.antaranews.com/berita ... embali-di-tanah-air |
|
|
|
|
|
|
|
Peace Keeping Center Juga untuk Siaga Kekuatan (standby force)
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan) berbincang dengan (dari kanan-kiri) Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala BIN Mayjen TNI Marciano Norman dan KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo sebelum mengikuti sidang kabinet terbatas bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/2).
Sidang tersebut membahas soal rencana kelanjutan pengembangan pembangunan Indonesian Peace and Security Centre (IPSC) di kawasan Canti Dharma, Sentul, Bogor, Jawa Barat. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/mes/12)
2 Februari 2012, Jakarta: Kompleks Pusat Keamanan dan Perdamaian 'Santi Dharma' di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, mengalami perkembangan menjadi tujuh fungsi. Selain fungsi utama sebagai pusat pemeliharaan perdamaan dan keamanan, juga ada pusat siaga kekuatan (standby force) dan olahraga militer.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan hal ini di Kantor Presiden, usai rapat terbatas kabinet, Kamis (2/2) sore.
"Dengan adanya dinamika perubahan, center yang tadinya hanya untuk dua kegiatan, sekarang menjadi tujuh kegiatan. Maka kita laporkan langkah-langkah yang harus kita lakukan, terutama mengenai tata ruang, kemudian juga masalah pertanahannya juga berubah, lalu juga beberapa masalah koordinasi," Menhan Purnomo menjelaskan.
Menurut Purnomo, setidaknya akan ada lima lembaga kementerian terlibat atau akan terlibat dalam pembangunan kawasan Santi Dharma ini, sehingg koordinasi menjadi perihal penting. Beberapa lembaga yang terlibat, antara lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kemendikbud, dan Kementerian Pekerjaan Umum. Purnomo juga menegaskkan bahwa target penyelesaian kawasan ini tetap tahun 2014
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/02/02/7635.html |
|
|
|
|
|
|
|
Perintis LAPAN RJ Salatun wafat
Innalillaihi wa innailaihi roji'un......selamat jalan pak.LAPAN TETAP AKAN JAYA
|
|
|
|
|
|
|
|
Melihat perkembangan militer indonesia jadi terharu dan pengen nangis , kini saya bisa berkata : hai...... negara asean lainnya yang sombong yang dulu meremehkan kami, sekarang kami bangkit, ini dada kami mana dada kalian, ini pedang kami mana pedang kalian, kalian jual akan kami beli |
|
|
|
|
|
|
|
Ternyata RI sudah punya LEOPARD....
|
|
|
|
|
|
|
|
UAV Alap-Alap dalam sebuah pengujian
oleh BPPT (photo : BPPT)
Canggih, Pesawat Intai BPPT tak
Terdeteksi Radar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi
pesawat intai tanpa awak alias unmanned
aerial vehicle (UAV), buatan Badan
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
(BPPT) tidak bisa dideteksi radar pesawat.
Kepala Program Pesawat Udara Nir Awak
(PUNA) BPPT Joko Puwono, mengatakan
prototipe pesawat terbang produksinya
dijamin tidak terdeteksi radar musuh.
Pasalnya seluruh bahan pesawat terbuat
dari komposit murni tidak mengandung
unsur metal. Meski begitu, pihaknya
menyatakan pesawat intai Wulung, Gagak,
Pelatuk, Alap-alap, hingga Slipi, tetap butu*
pengembangan dan inovasi untuk
menyiasati semakin canggihnya
pendeteksian teknologi radar lawan.
"Pesawat kami dijamin tidak terdeteksi
radar, tapi kalau memuai sedikit karena
panas mesin bisa jadi terdeteksi radar.
Masih butu* pengembangan," beber Joko
kepada Republika, Sabtu (4/2) .
Karena pengembangan pesawat intai butu*
modal, pihaknya menyarankan Kementerian
Pertahanan (Kemenhan) agar tidak perlu
jauh-jauh membeli produk Israel Aerospace
Industries (IAI). Selain bisa memperkuat
industri pertahanan dalam negeri, lanjut
Joko, anggaran pembelian pesawat dapat
digunakan untuk inovasi dan
pengembangan pesawat intai karya BPPT.
Berdasarkan catatan Republika, harga
pesawat intai IAI dengan teknologi terbaru
rata-rata 6 juta dolar AS atau Rp 54 miliar.
Adapun PUNA BPPT hanya menghabiskan
anggaran Rp 1,3 miliar per unit.
Memang diakuinya produk Israel lebih
canggih, namun kalau pesawat intai BPPT
semakin sering diutak-atik maka butu*
beberapa tahun untuk mengejar
ketertinggalan teknologi. Ini lantaran
sumber daya manusia (SDM) BPPT hanya
kurang mendapat kesempatan dan
pembelajaran sebab Kemenhan maupun
user lain tidak pernah mengajak pihaknya
untuk mengembangkan pesawat intai
terbaru. "Pesawat kami ada yang jenis
patroli keamanan di lautan hingga untuk
membuat hujan buatan, tinggal
dimodernisasi saja," papar Joko.
(Republika ) |
|
|
|
|
|
|
|
Panser Anoa dan Pesawat N219 Dipamerkan di ITB
Pesawat N219. (Foto: BBPT)
4 Februari 2012, Jakarta: Sebuah panser Anoa buatan PT Pindad menutup Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu, 4 Februari 2012. Mobil komando itu dipamerkan pada ITB Fair yang berlangsung 3-5 Februari 2012.
Puluhan pengunjung terlihat mengerumuni kendaraan berbahan baja tersebut yang ditempatkan tepat di seberang gerbang kampus ITB. Sebagian memanfaatkan untuk memotret dan menaiki kabin belakang panser yang dibuka.
Tak jauh dari situ, PT Dirgantara Indonesia memamerkan purwarupa pesawat N219. Pesawat berpenumpang 19 orang itu dirancang untuk digunakan di daerah terpencil sekaligus sebagai pengangkut barang.
ITB Fair merupakan acara rutin dua tahunan. Acara ini menampilkan berbagai karya mahasiswa ITB yang tergabung dalam puluhan himpunan kampus, dosen, juga sejumlah produk BUMN dan swasta.
Menurut salah seorang panitia acara, Adelia, beberapa wahana yang bisa dinikmati pengunjung tanpa tiket itu adalah planetarium kecil, gua ITB, dan alunan musik angklung yang dimainkan oleh robot alias Klungbot. "Ada juga festival kuliner mulai jam makan siang nanti," ujarnya, Sabtu, 4 Februari 2012.
Acara yang dimulai pukul 10 pagi hingga 10 malam itu tersebar dari depan gerbang hingga tengah kampus. Malam nanti, juga akan digelar Pasar Malam dengan iringan musik.
Sumber: TEMPO |
|
|
|
|
|
|
|
Ternyata RI sudah punya LEOPARD....
wongedandotcom2 Post at 5-2-2012 07:19
Itu mah kompresor tambal ban. |
|
|
|
|
|
|
|
Setelah Overhaul, Nanggala mampu di dalam air selama 52 Hari
Liputan6.com, Surabaya: Setelah diperbaiki total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korsel selama 2 tahun, KRI Nanggala kini sudah menjelma menjadi sebuah Kapal Selam Modern.
Kapal bernomor lambung 402 ini dilengkap dengan Torpedo yang mampu mengejar kebisingan. Kapal ini juga bisa dilengkap oleh beberapa misil seperti Exocet, Harpoon dsb. Tak hanya itu dengan kekuatan sonar baru yang bisa kapal ini mampu mendeteksi kapal perang musuh hingga 40 kilometer dengan catatan laut dalam kondisi clear atau jernih. KRI Nanggala diawaki oleh 48 awak, dalam kondisi 100 persen Nanggala bisa berada didalam air hingga 52 hari.
Kolonel (P) Tunggul Suropati, mantan Komandan Satgas Overhoul KRI Nanggala mengungkapkan kapal ini memliki kemampuan menyelam yang cukup baik. " Dalam uji coba kami bisa turun hingga 257 meter didalam laut, dalam keadaan terpaksa maksimal 300 meter " ujarnya.
Kapal selam ini sendiri mampu melaksakan tugas penyusupan, peperangan atas air dan bawah air, penyebaran ranjau terbatas. dan emergensi VIP.
KSAL dan sejumlah pejabat yang menyambut kehadiran kapal selam RI ini menyempatkan diri meninjau bagian dalam kapal.
Kembalinya kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu, memantapkan kekuatan TNI AL dan bergabung dengan satu kapal selam lainnya KRI Cakra-401. Seperti halnya KRI Nanggala, kapal selam KRI Cakra juga sudah lebih dulu menjalani "overhoul" di galangan yang sama di Korsel pada 2004-2006.
Perbaikan total yang dijalani KRI Nanggala meliputi, struktur kapal, lapisan baja, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonar berteknologi terkini.
Kapal selam tersebut berbobot mati 1.395 ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dengan mesin diesel elektrik yang mampu melaju hingga kecepatan 25 knot di dalam air. (ARI)
sumber: http://berita.liputan6.com/read/3759...selama-52-hari
wooooooooooow..semakin berotot..semakin jaguh tentunya..semoga gak jadi kapal permukaan. |
|
|
|
|
|
|
|
[Ekslusif Kim Nanggala ] Balik dari Korea selatan..Semakin sexy
|
|
|
|
|
|
|
KASAL: Idealnya Indonesia Punya 12 Kapal Selam
6 Februari 2012, Surabaya: Luas laut Indonesia sekitar lima juta kilometer persegi dengan tiga alur laut kepulauan Indonesia yang terbuka untuk kepentingan pelayaran damai. Kini Indonesia memiliki 155 kapal perang berbagai tipe dan jenis dan khusus untuk kapal selam, diperlukan minimal enam unit dalam status siap operasi tempur.
"Begini, kekuatan minimal kita itu enam. Dengan perhitungan dua kapal selam disiagakan bertugas, dua siaga operasi, dan dua lagi servis berkala," kata Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, Senin, seusai menyambut kehadiran kembali KRI Nanggala-402 dari pelayaran 17 hari selepas perbaikan menyeluruh di Korea Selatan.
Kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu diperbaiki menyeluruh di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Okpo, Korea Selatan, sejak dua tahun lalu. Kini kapal selam itu semakin berotot dan makin awas semua "panca indera"-nya setelah banyak sistemnya diperbarui memakai teknologi terkini di kelasnya.
Salah satunya adalah teknologi sistem manajemen tempur dan operasi secara digital dari Norwegia menggantikan sistem Sinbad buatan Belanda hasil teknologi dasawarsa '80-an. Kapal selam berkelir hitam ini sudah mampu meluncurkan empat torpedo sekaligus secara salvo dalam tempo sangat rapat adalah salah satu bentuk kemampuan yang ditingkatkan itu.
Pemimpin pelayaran pulang KRI Nanggala-402 itu adalah Letnan Kolonel Pelaut Purwanto, didampingi belasan perwira dan belasan bintara serta tamtamanya. Masih ada dalam pelayaran itu beberapa teknisi kunci dari pihak Daewoo untuk mengawasi kinerja instrumen-instrumen dan program komputer yang diadopsi.
Dengan begitu, TNI-AL kini memiliki dua kapal selam siap operasi tempur dan misi khusus lain, yaitu KRI Nanggala -402 dan KRI Cakra-401 dari kelas yang sama dan tergabung dalam Satuan Kapal Selam Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL.
Menyinggung keperluan ideal kapal selam Indonesia, Soeparno yang didampingi Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan, "Yang ideal, Indonesia memiliki 12 kapal selam seperti waktu dasawarsa '60-an itu."
Jika tiada halangan, tiga tahun ke depan Indonesia akan menambah lagi kekuatan flotila kapal selammnya menjadi lima secara keseluruhan. Ada wacana pangkalan kapal selam ini akan ditempatkan di lokasi baru di Indonesia bagian tengah.
Komisi I DPR, kata Siddiq, menghendaki pemerintah menambah anggaran belanja arsenal militer nasional hingga angka Rp78 triliun dari sekitar Rp1.300 triliun APBN tahun depan. "Kerugian negara akibat ketidakmampuan kita menjaga wilayah maritim bangsa ini sebanyak Rp40 triliun memakai data pada 2007. Kini angka itu bisa bertambah lagi," katanya.
Sumber: ANTARA News |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 6-2-2012 21:20
Menhan: Pada Tahun 2014 Kohanudnas Akan Dilengkapi Dengan 70 Pesawat Tempur
Jakarta, DMC - Salah satu unsur penting didalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Negara Indonesia (NKRI) salah satunya terletak pada kiprah dan peran dari Kohanudnas. Hal tersebut lebih dikhususkan dalam memberikan perlindungan dan patroli udara serta pertahanan strategis mengawal yuridiksi wilayah udara nasional Indonesia.
Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro saat berbicara pada lokakarya dalam rangka HUT ke 50 Komando Pertahanan Udara Nasional (KOHANUDNAS), Senin (6/1) di Halim, Jakarta.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menhan mengharapkan bahwa kamampuan Kohanudnas perlu terus ditingkatkan agar memiliki kemampuan pertahanan udara dengan efek tangkalnya.
Lebih lanjut Menhan menjelaskan, sejalan dengan itu pemerintah telah menetapkan kebijakan pertahanan udara yang disusun dalam cetak biru (Blue Print) untuk mewujudkan kekuatan pokok pertahanan.
Pada cetak biru tersebut secara bertahap kemampuan Kohanudnas akan ditingkatkan, dengan melengkapi alutsista dan peralatan yang diperlukan. Hingga tahun 2014 nanti Kohanudnas akan dilengkapi oleh 70 pesawat. Diantaranya sekitar 3 Skuadron penuh Ligth Fighter, Super Tucano, Sukhoi dan Pesawat tempur F 16 setara Block 52.
Ditambahkan Menhan untuk lima tahun 2010-2014 sebagai renstra pertama pembangunan Kekuatan Pokok Minimum pertahanan, pemerintah akan mengucurkan dana sebesar 150 Triliun Rupiah. Salah satunya anggaran ini digunakan untuk mendukung belanja barang dan belanja modal alutsista TNI Angkatan Udara.
Selain modernisasi alutsista, menurut Menhan peningkatan kemampuan dan profesionalime unsur SDM dan Organisasi yang efektif juga harus terus ditingkatkan agar tidak tertinggal didalam perkembangan di bidang Revolution In Military Affairs. Karena sesuai dengan karakteristikanya kekuatan matra udara sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Sementara itu Panglima Kohanudnas, Marsda TNI J.F.P Sitompul mengatakan Kohanudnas memiliki tugas menyelenggarakan pertahanan terpadu atas wilayah udara nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan menjaga keutuhan serta kepentingan dari NKRI.
Memasuki usia 50 tahun dengan sesuai kemampuan yang ada sekarang ini Kohanudnas terus berupaya secara maksimal dan terus menerus untuk tetap mewujudkan kedaulatan Negara diudara. Pangkohanudnas menekankan hal ini terbukti dengan adanya beberapa kejadian intersepsi, pengusiran, hingga pemaksaan mendarat kepada pesawat asing yang memasuki wilayah Negara tanpa ijin.
Diungkapkan Pangkohanudnas belajar dari sejarah di era 60 an dimana Kohanudnas pernah menjadi yang terkuat diwilayah bumi di bagian selatan. Kohanudnas juga mampu membawa wibawa Indonesia di tingkat regional maupun internasional.
Belajar dari pengalaman tersebut diharapkan menjadi starting point bagi Kohanudnas untuk menata organisasi, Alutsista, Doktrin dan Siskodal sehingga dimasa depan Kohanudnas mampu melaksanakan tugas dengan lebih optimal.
Lokakarya berlangsung selama dua hari dengan tema “ Strategi Pengembangan Kohanudnas Kedepan” mengundang beberapa pembicara seperti Wakil Ketua Komisi I DPR, T.B Hasanudin, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Harryanto, Direktur SDM Universitas Pertahanan Marsma TNI, Suparman Djapri, dan Panglima Komando Sektor Hanudnas III, Marsma TNI Bonar Hutagaol.
http://www.dmc.kemhan.go.id/inde ... -a-hanneg&Itemid=59
Semoga Tercapai
LIST:
Jumlah 70 pesawat
24 = F16 hibah -US
16 = T 50 GE -KOREA SELATAN
16 = Super Tucano -BRASIL
6 = Sukhoi 30 MK - RUSIA
TOTAL= 62 unit
sisa nya apalagi ya? |
|
|
|
|
|
|
|
RI submarines on par with neighbors after overhaul
Wahyoe Boediwardhana, The Jakarta Post, Surabaya | Mon, 02/06/2012 7:47 PM
Welcome aboard: A number of the KRI Nenggala’s crew members stand on the ship’s deck as it arrives at the Navy's Eastern Fleet (Koarmatim) headquarters in Surabaya, East Java on Monday. The submarine just underwent an overhaul at the Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering in Okpo, South Korea. (Antara/M Risyal Hidayat) Welcome aboard: A number of the KRI Nenggala’s crew members stand on the ship’s deck as it arrives at the Navy's Eastern Fleet (Koarmatim) headquarters in Surabaya, East Java on Monday. The submarine just underwent an overhaul at the Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering in Okpo, South Korea. (Antara/M Risyal Hidayat)
The capabilities of Indonesian submarines are now on par with those fielded by neighboring countries after undergoing an overhaul in South Korea, Navy chief of staff Adm. Soeparno said Monday.
He was speaking at a ceremony welcoming the return of KRI Nanggala 402, which had been undergoing an overhaul process for the past 24 months by Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) in Busan, South Korea.
Made in 1981 by German shipbuilder Howaldtswerke-Deutsche Werft in Kiel, the Type 209/1300 KRI Nanggala was the second submarine after being overhauled at DSME facilities after KRI Cakra 401 was overhauled in 2006.
“With the completion of the overhaul, now the capabilities of our submarines are on par with submarines deployed by our neighbors,” Soeparno told reporters after the ceremony at the Navy Eastern Fleet Command pier in Surabaya.
Malaysia has two French-made Scorpene class submarines. Singapore operates four Challenger-class submarines and two Archer-class submarines that were acquired from the Swedish Navy. Australia operates six Collins-class submarines that were built under cooperation with Sweden. Australia will modernize its submarine fleet by building 12 new larger submarines still in cooperation with Sweden. Vietnam will begin to receive four Russian-made Kilo class submarines from 2015.
During the overhaul process, KRI Nanggala was undergoing a retrofit, including replacing the upper structure from bow to stern, some parts of the propulsion system, sonar, radar, weapons system and combat management system (CMS).
KRI Nanggala can now submerge to a depth of 257-meters with a top speed of 25 knots, increasing from 21.5 knots.
Commanded by Lt. Col. Purwanto, the submarine has a complement of 50 personnel, including a special force unit for infiltration.
The implementation of the latest CMS allows the submarine to simultaneously fire four wire-guided surface underwater torpedoes (SUTs) in a salvo at four different targets. The 1,395-ton submarine can also fire eight torpedoes at the same time if needed. The CMS upgrade also allows the submarine to launch sub-missiles at surface or air targets.
“There are several types of missiles that can be launched, including Harpoon, Exocet, SUT or other types,” said Col. Tunggul Suropati, former taskforce chief from the Cakra-Nanggala overhaul in South Korea.
The Defense Ministry and DSME had signed a contract to procure three submarines worth about US$1.1 billion. The first two submarines will be manufactured in Busan, while the third at state shipyard PT PAL facilities in Surabaya through a transfer-of-technology mechanism. Indonesian engineers will also be involved in the production of the first two submarines. (nvn) |
|
|
|
|
|
|
| |
|